BAB 3 - Jauhi Temanmu Itu!

Adel masih berada di butiknya yang seperti kapal pecah tapi hanya di lantai 2 karena disanalah para pegawainya membuat baju dari pengukuran sampai menggunting pola dan lainnya, kalau jahitnya di lantai 3 dan 4.

Ruko 4 lantai itu disulapnya menjadi butik dan juga tempat membuat baju yang hanya ada 4 dalam 1 model dengan ukuran XS S M dan L. Jika ada ukuran khusus dapat memesan langsung.

Merek Line juga makin terkenal sejak salah satu artis dari StarE memakai gaun malam darinya yang dibuat khusus tahun lalu saat Adel baru meresmikan butiknya. Meskipun cuma 1 tahun tapi Line merupakan butik yang cukup di pandang apalagi Adeline terkenal dengan kecantikan dan designer muda berbakat.

"Cindy.. ini udah selesai semua?" Tanya Adel pada asistennya di butik sambil menyodorkan catatannya.

"Udah kok, semua ada di mobil dan kita langsung berangkat yuk.." Jawab Cindy lalu mereka menuju ke studio StarE.

Adel tampak santai, dia tidak takut untuk bertemu Ansel disana karena dia juga sudah berkali-kali mengunjungi studio itu, bahkan Ansel tidak pernah terlihat, bayangannya sekalipun.

"Adel.. ini bagus banget, sumpah..." Ujar sang sutradara yang adalah wanita setengah baya.

"Makasih.." Jawab Adel malu-malu dan dia masih belum terbiasa dengan banyak pujian apalagi oleh orang yang sangat berpengaruh.

"Cindy.. laper nih, cafe bawah yuk." Ajak Adel tapi Cindy yang masih harus membereskan kerjaannya menolak karena dia harus cepat dan kembali. Langganannya akan datang 1 jam lagi.

"Aku titip barang itu yah.. tinggal 1 tas itu aja kok, sisanya aku udah bawa. Bye.. kamu pulang naik taxi aja ya..." Teriak Cindy sambil jalan cepat setengah berlari dan Adel hanya mengangguk pasrah sambil membawa tas ukuan sedang berisi pernak pernik tambahan.

"Ah.. sambil nunggu selesai makan dulu deh." Adel turun ke lobi dan memilih makan sandwich dulu untuk mengganjal perutnya yang belum sarapan dan ini sudah jam 11 siang.

"Maaf mba, hari ini sandwich dan rotinya libur dulu, hanya ada minuman." Jawab pelayan cafe itu dan Adel menghela kecil dan masih tersenyum.

"Baiklah, makasih mba.." Adel menjauh dari sana sambil menyeruput es kopinya, tapi ada yang menarik es kopi tersebut yang membuat Adel terkejut.

"Kakak!" Ujarnya kaget melihat sang kakak ada disampingnya dan meminum es kopi itu.

"Jangan minum kopi kalau belum sarapan. Nih.." Aksa menyodorkan sekotak bento.

"Aahh kak Aksa emang yang terbaik." Adel merangkul lengan Aksa dan berjalan bersama menuju kantor Aksa yang ada di lantai 25.

"Tapi gak apa-apa aku disini?" Tanya Adel sedikit tidak enak dan takut. Dia takut bertemu seseorang yang tidak mau dia temui dulu saat ini.

"Gak apa-apa, Ansel lagi tidur siang dan biasanya jam 1 dia baru balik. Dia kurang tidur tadi malam dan untungnya ga sibuk." Jelas Aksa dan Adel lalu mengangguk mengerti.

"Dia sehat kok, tenang aja." Lanjutnya yang tau kalau Adel sedang memikirkan Ansel.

"Apaan sih kak.. gak tanya juga." Adel cemberut tapi tetap memakan bentonya dengan lahap.

"Kalau masih cinta yah ngomong lah.. jangan di pendam dan kucing-kucingan gitu, kalian berdua memang aneh." Ucap Aksa tapi Adel hanya diam, dia cuma kecewa dengan Ansel yang tidak mau mencari tau kebenaran tentang dirinya.

"Jangan sampe Ansel diambil cewe lain loh.." Goda Aksa lagi dan Adel makin cemberut. Aksa mengelus kepala sang adik yang mempunyai kisah cinta yang aneh, bukan rumit karena mereka sendirilah yang bikin rumit, itu pikir Aksa selama ini.

"Sudah kak, Adel mau balik ke studio.. trus mau pergi." Pamit Adel yang telah membersihkan sisa makananya.

"Langsung ke butik atau mau pergi kemana?" Tanya Aksa yang tau kalau Adel akan pulang naik taxi.

"Butik dulu balikin baju, trus mau keluar sama Rena." Jawabnya dan Aksa mendengus kesal mendengar nama Rena.

"Dia sudah balik? Kamu masih temenan sama dia? Kenapa harus sama dia mulu sih?" Tanya Aksa dan tak berapa lama yang dibicarakan telah masuk ke kantor Aksa.

"Selamat siang Pak Aksa, ini sekretaris baru." Ucap kepala HRD dan memperkenalkan Rena.

"Rena.." Ucap Adel sumringah, berbeda dengan Aksa yang tidak suka melihat wanita itu.

"Saya Rena Federica." Ucap Rena memperkenalkan diri dan tersenyum melihat Adel disana.

"Sekretaris?"

"Iya, awalnya Rena ada di tim perencanaan tapi karena salah satu sekretaris direktur sedang cuti melahirkan dan mendadak dari waktu seharusnya jadi kita terpaksa membawa Rena untuk menggantikan sementara." Jelas kepala HRD itu karena tau kalau Aksa sedang tidak dalam keadaan mood yang baik.

"Baiklah antarkan dia ke ruangannya dan jangan masuk ke ruang Dirut." Tegas Aksa. Kepala HRD itu lalu keluar dari ruangan Aksa dengan Rena.

"Kamu, Adel.. jangan terlalu dekat dengannya kalau bisa putuskan hubungan apapun dengannya." Perintah Aksa tapi Adel malah meliriknya tidak suka.

"Apaan sih kak, Rena itu teman Adel satu-satunya dari SMA, setelah kejadian dulu gak ada lagi yang mau temenan sama Adel, lagian kan Rena bukan teman yang baru kita kenal. Kakak juga dah kenal dia dari kami SMA kan.."

"Tapi dia itulah yang mempengaruhimu dan membuatmu sering ke club, jangan lupa itu dan jangan harap papa akan maafkan kamu kalau kamu masih bandel."

Aksa begitu kesal karena adik satu-satunya ini sangat percaya pada Rena yang Aksa tau kalau Rena bagai ular yang bisa mematuk Adel kapan saja. "Dan apa maksudnya masuk ke perusahaan ini?" Batin Aksa.

Aksa selalu memantau Adel dan memang Rena lah yang sudah mempengaruhi Adel sehingga sering ke club waktu sekolah dulu dan Aksa sangat tidak suka dengan Rena. Apalagi Rena juga adalah teman baik Dennis saat itu.

"Sudah ya kak.. Adel mau pergi dulu, mau shopping." Adel membalikkan badannya setelah di membuka pintu.

Bughhhh...

"Duh sorry..." Lirih Adel dan di melihat di depannya telah ada seseorang yang selama ini dia hindari sambil memegang keningnya yang mungkin di terkena bibir oleh orang itu.

"Ah ka kak Ansel.. sorry." Adel terbata-bata lalu dia segera meninggalkan ruangan itu.

"Ah.. Adel, kau masih membuatku tidak tenang Del.. aku sangat merindukanmu." Kata Ansel dalam hati sambil memegang bibirnya yang tadi tidak sengaja mencium kening Adel.

"Hei.. kalau masih cinta bilang aja, jangan nanti Adel diambil orang loh.." Ucap Aksa terkekeh pelan melihat Ansel yang seperti orang bodoh melamun sambil memegang bibirnya sendiri.

"Kau mau apa kesini? Tumben Dirut samperin anak buahnya." Tanya Aksa dan Ansel masih diam hanya menghela napasnya berat.

"Tidak sopan." Tegur Ansel dengan wajah datarnya setelah dia sadar.

"Hahahah ini jam istirabat bro.. udah jam 12:05 jadi aku bebas tugas." Balas Aksa yang sudah kembali ke mode jahilnya pada Ansel.

"Ck.. ayo makan siang." Ajak Ansel lalu mereka keluar bersama, Ansel berjalan santai menuju lobi untuk pergi ke restoran terdekat di daerah sana, seperti biasanya Dirut dan asistennya selalu membuat heboh. Para pegawai wanita akan terpesona melihat wajah tampan dan gagah Ansel lalu wajah tampan dan manis dari Aksa yang sangat mirip dengan Arkana dulu.

Meskipun mereka berdua terkesan dingin dan tidak pernah berinteraksi dengan orang lain tapi tetap saja barisan fans mereka sangat banyak dan setia.

Pas di lobi Aksa berhenti sejenak dan menghampiri Adel yang sedang menunggu Rena, "Adel.. kenapa gak balik?" Tanya Aksa dan melihat Adel yang cemberut membuatnya gemas dan mencubit adiknya itu.

"Tunggu Rena.. bentar lagi turun." Jawabnya lalu melirik sejenak ke arah Ansel yang masih memandanginya dengan wajah dingin.

"Udah kakak bilang jauhi dia.. dia itu gak baik buat kamu." Geram Aksa sedikit berbisik, jika tidak ada yang tau mereka akan dikira sedang berpacaran, karena Aksa dan Adel tidak mirip sama sekali.

Aksa lebih ke wajah oriental sedikit bule, tapi Adel benar-benar mirip Leticia neneknya yang cantik dan seksi, bahkan wajahnya terkesan imut tapi sensual. Padahal waktu kecil Aksa sangat mirip Eve ibunya tapi bertambah dewasa dia malah lebih mirip Arkana.

"Jangan ngatur deh kak, Rena itu temen Adel ah, kakak aja terlalu paranoid sama temen Adel, dari dulu.." Gerutu Adel lalu Aksa hanya menggeleng pelan.

"Pokoknya hati-hati dan jangan percaya teman-temanmu itu." Aksa mengingatkan, karena Adel termasuk bodoh dalam memilih teman bahkan tidak ada temannya yang tulus dalam berteman dengannya.

"Iya aku tau.." Jawab Adel pasrah dan dia tidak mau berlama-lama disana sebab ada Ansel yang sejak tadi menatap tajam padanya.

TBC~

Episodes
1 BAB 1 - Kecewa
2 BAB 2 - Aku Masih Mencintainya
3 BAB 3 - Jauhi Temanmu Itu!
4 BAB 4 - Akan Dijodohkan
5 BAB 5 - Rencana Para Mommy
6 BAB 6 - Kemana Kamu Adeline...
7 BAB 7 - Kekacauan Ansel
8 BAB 8 - Ansel Kenapa?
9 BAB 9 - Senyum Ceria Adel
10 BAB 10 - Sayang yang Berbeda
11 BAB 11 - Mereka Anakku
12 BAB 12 - Menikah dan Malam Kedua.
13 BAB 13 - Aileen
14 BAB 14 - Gadis Itu Sangat Cantik
15 BAB 15 - Tertipu
16 BAB 16 - Dia Gadis Itu!!
17 BAB 17 - Kalian Harus Menikah
18 BAB 18 - Kau Pasti Akan Mencintaiku
19 BAB 19 - Dia Pria Baik
20 BAB 20 - Tertangkap Basah
21 BAB 21 - Pagi Panas Setelah Pernikahan
22 BAB 22 - Mantan Tunangan
23 BAB 23 - Mantan Yang Meresahkan
24 BAB 24 - Panasnya Mantan
25 BAB 25 - Hamil!!
26 BAB 26 - Dijodohkan
27 BAB 27 - Siapa Julie?
28 BAB 28 - Kasihan Julie
29 BAB 29 - Mantan Menyerah
30 BAB 30 - Taruhan Si Jomblo
31 BAB 31 - Sekretaris Baru
32 BAB 32 - Kamu Siapa?
33 BAB 33 - Pendek dan gendut
34 BAB 34 - Siapa Yang Menikah!!
35 BAB 35 - Saling Mencintai
36 BAB 36 - Kalah Taruhan
37 BAB 37 - Pagi Pertama
38 BAB 38 - Jangan Buat Suamiku Lelah!
39 BAB 39 - Upik Abu Jadi Putri
40 BAB 40 - Mulai Sekarang Kau Pacarku
41 BAB 41 - Cuma Tidur dan Jagain
42 BAB 42 - Terlalu Cepat
43 BAB 43 - Sakit Bulanan
44 BAB 44 - Kita Belum Menikah
45 BAB 45 - Sangat Sexy dan Tampan
46 BAB 46 - Ayo Kita Nikah
47 BAB 47 - Dimana Vio?
48 BAB 48 - Dia Calon Istriku!
49 BAB 49 - Akhirnya Menikah
50 BAB 50 - Malam Pertama Anson dan Vio
51 BAB 51 - Arion (Pria Kesepian)
52 BAB 52 - Vinsa
53 BAB 53 - Dijual oleh Suami
54 BAB 54 - Keputusan Vinsa
55 BAB 55 - Kabur
56 BAB 56 - Mohon Selamatkan Vinsa
57 BAB 57 - Gadis Manis Bermata Biru
58 BAB 58 - Kekejaman Arion
59 BAB 59 - Om Arion
60 BAB 60 - Ingatan Arion
61 BAB 61 - Permintaan Leon
62 BAB 62 - Perjalanan Ayah dan Anak
63 BAB 63 - Gelisah
64 BAB 64 - Pencarian Sasa 1
65 BAB 65 - Pencarian Sasa 2
66 BAB 66 - Kenakalan Leon
67 BAB 67 - Tassa
68 BAB 68 - Rasanya Sama
69 BAB 69 - Om Sudah Tua
70 BAB 70 - 2 Anak Nakal
71 BAB 71 - MAMI..!!
72 BAB 72 - Jangan Ingat Lagi
73 BAB 73 - Tidak ada bantahan!
74 BAB 74 - Pulang
75 BAB 75 - Sangat Kaya
76 BAB 76 - Keluarga Besar
77 BAB 77 - Calon Pengantin
78 BAB 78 - Akhirnya Nikah
79 BAB 79 - Gadis Nakal
80 BAB 80 - END
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 - Kecewa
2
BAB 2 - Aku Masih Mencintainya
3
BAB 3 - Jauhi Temanmu Itu!
4
BAB 4 - Akan Dijodohkan
5
BAB 5 - Rencana Para Mommy
6
BAB 6 - Kemana Kamu Adeline...
7
BAB 7 - Kekacauan Ansel
8
BAB 8 - Ansel Kenapa?
9
BAB 9 - Senyum Ceria Adel
10
BAB 10 - Sayang yang Berbeda
11
BAB 11 - Mereka Anakku
12
BAB 12 - Menikah dan Malam Kedua.
13
BAB 13 - Aileen
14
BAB 14 - Gadis Itu Sangat Cantik
15
BAB 15 - Tertipu
16
BAB 16 - Dia Gadis Itu!!
17
BAB 17 - Kalian Harus Menikah
18
BAB 18 - Kau Pasti Akan Mencintaiku
19
BAB 19 - Dia Pria Baik
20
BAB 20 - Tertangkap Basah
21
BAB 21 - Pagi Panas Setelah Pernikahan
22
BAB 22 - Mantan Tunangan
23
BAB 23 - Mantan Yang Meresahkan
24
BAB 24 - Panasnya Mantan
25
BAB 25 - Hamil!!
26
BAB 26 - Dijodohkan
27
BAB 27 - Siapa Julie?
28
BAB 28 - Kasihan Julie
29
BAB 29 - Mantan Menyerah
30
BAB 30 - Taruhan Si Jomblo
31
BAB 31 - Sekretaris Baru
32
BAB 32 - Kamu Siapa?
33
BAB 33 - Pendek dan gendut
34
BAB 34 - Siapa Yang Menikah!!
35
BAB 35 - Saling Mencintai
36
BAB 36 - Kalah Taruhan
37
BAB 37 - Pagi Pertama
38
BAB 38 - Jangan Buat Suamiku Lelah!
39
BAB 39 - Upik Abu Jadi Putri
40
BAB 40 - Mulai Sekarang Kau Pacarku
41
BAB 41 - Cuma Tidur dan Jagain
42
BAB 42 - Terlalu Cepat
43
BAB 43 - Sakit Bulanan
44
BAB 44 - Kita Belum Menikah
45
BAB 45 - Sangat Sexy dan Tampan
46
BAB 46 - Ayo Kita Nikah
47
BAB 47 - Dimana Vio?
48
BAB 48 - Dia Calon Istriku!
49
BAB 49 - Akhirnya Menikah
50
BAB 50 - Malam Pertama Anson dan Vio
51
BAB 51 - Arion (Pria Kesepian)
52
BAB 52 - Vinsa
53
BAB 53 - Dijual oleh Suami
54
BAB 54 - Keputusan Vinsa
55
BAB 55 - Kabur
56
BAB 56 - Mohon Selamatkan Vinsa
57
BAB 57 - Gadis Manis Bermata Biru
58
BAB 58 - Kekejaman Arion
59
BAB 59 - Om Arion
60
BAB 60 - Ingatan Arion
61
BAB 61 - Permintaan Leon
62
BAB 62 - Perjalanan Ayah dan Anak
63
BAB 63 - Gelisah
64
BAB 64 - Pencarian Sasa 1
65
BAB 65 - Pencarian Sasa 2
66
BAB 66 - Kenakalan Leon
67
BAB 67 - Tassa
68
BAB 68 - Rasanya Sama
69
BAB 69 - Om Sudah Tua
70
BAB 70 - 2 Anak Nakal
71
BAB 71 - MAMI..!!
72
BAB 72 - Jangan Ingat Lagi
73
BAB 73 - Tidak ada bantahan!
74
BAB 74 - Pulang
75
BAB 75 - Sangat Kaya
76
BAB 76 - Keluarga Besar
77
BAB 77 - Calon Pengantin
78
BAB 78 - Akhirnya Nikah
79
BAB 79 - Gadis Nakal
80
BAB 80 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!