ISTERI CEO YANG TERLUPAKAN

ISTERI CEO YANG TERLUPAKAN

Alvan

Alvan Lingga ayunkan langkah besarnya melewati semua orang yang lalu lalang seputar rumah sakit ternama di kota. Keangkuhan terpatri di wajah ganteng cool itu. Wajah itu jelas cerminkan orang berkelas tak punya rasa humor. Kaku layak bongkahan es batu.

Di belakang laki tinggi besar itu berjalan cowok lain bertubuh sedikit subur berkaca mata minus. Wajahnya lebih manusiawi. Kontras dengan bosnya yang mirip dewa kematian.

Keduanya beriringan menuju ke salah satu ruang dokter. Langkah cowok dingin itu besar dan panjang sesuai dengan postur tubuhnya yang lumayan tinggi untuk ukuran orang Asia. Mungkin seratus sembilan puluh sentimeter atau kurang. Begitulah kira-kira.

Tiba di depan pintu salah satu ruang laki itu langsung masuk tanpa ketok pintu atau beri salam layak manusia beradab. Laki ini mungkin keturunan manusia primitif tak kenal tata Krama dan sopan santun. Main nyelonong bebas hambatan.

Orang berada dalam ruangan berpakaian putih bersih berkacamata gagang hitam tak sempat keluarkan suara protes tingkah tak sopan laki itu.

Perawat cewek yang sedang membereskan kasur untuk pasien kaget tiba-tiba ada orang masuk tanpa ijin. Setiap pasien yang masuk harus lalui prosedur antri tunggu giliran dipanggil. Ini belum apa-apa sudah masuk perlihatkan sikap angkuh.

Laki itu duduk di depan dokter tanpa bersuara. Dr. Hans menutup mata tak percaya sahabatnya secepat itu muncul di hadapannya. Rasanya baru setengah jam lalu dia kabari Alvan tentang permasalahan laki itu. Kini sudah di depan mata.

"Suster Ira...kau keluar sebentar dulu! Atur pasien yang bakal berobat." Dr. Hans mengusir perawat yang bantu dia secara halus. Tampaknya ada rahasia akan dibicarakan dengan laki sangar itu.

Suster Ira tahu diri mengangguk mundur diri keluar dari ruang pengobatan. Kini tinggal Alvan dan Hans duduk saling berhadapan. Hans mengeluarkan amplop dari laci serahkan pada Alvan. Amplop warna putih itu berada di atas meja menanti Alvan membukanya.

"Maaf Van...hasilnya seperti dugaanku! Bibit spermamu nol. Tak ada bisa buahi sel telur binimu. Artinya kau mandul total."

Wajah Alvan berkerut-kerut tanda kesal. Harga diri sebagai seorang lelaki terkoyak sudah. Pengusaha kaya raya berwajah ganteng tak bisa punya keturunan. Sungguh suatu cerita tragis. Punya gunung

emaspun tak ada guna bila tak ada penerus. Apa artinya segudang emas permata bila tak bisa diberikan pada anak-anak kelak.

"Tapi dulu Karin pernah hamil walau keguguran." ucap Alvan dengan suara empuk digilai para wanita.

"Kuakui itu. Kurasa kasusmu berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi empat tahun lalu. Aku ingat tulang ************ mu terluka parah. Kurasa ada syarafmu terjepit halangi bibitmu turun ke *****. Kita harus lakukan scan untuk pastikan hal ini. Kalau memang cuma itu kasus mu masih ada kemungkinan tertolong. Tinggal operasi perbaiki syaraf yang terjepit. Selanjutnya akan ok."

"Operasi? Apa berhasil?"

"Berhasil atau tidak itu tergantung seberapa berat kasus mu. Asal syarafnya tak putus saja."

"Gimana bayi tabung?" tanya Alvan datar.

"Kamu ini lucu Van! Bayi tabung tetap harus ada bibitmu. Bibitmu nol dari mana bisa ada bayi? Bibit aku mau?"

"Sialan kau...diajak serius malah ngejek! Solusi lhu apa?"

"Aku sudah diskusi dengan seorang dokter muda pakar syaraf. Dia lulusan S2 dari China. Bisa teknik akupuntur lagi. Dia bersedia bantu." cerita Hans dengan semangat. Dari ekspresi wajah jelas banget Hans memuja dokter muda yang dimaksud. Tak usah dijabarkan Alvan bisa duga dokter itu seorang cewek.

Tak ada cowok akan berbinar bila cerita sesama cowok. Tak yang bisa dibanggakan dari sesama pemilik burung.

"Lalu?"

"Dia sedang dalam perjalanan ke sini. Mungkin kita bisa undang dia makan siang. Ya sambil diskusi soal penyakitmu."

"Apa itu perlu? Bukankah itu tugasnya sebagai seorang dokter? Membantu orang sakit." cetus Alvan tajam tak tertarik pada dokter yang dimaksud Hans.

"Dia cantik, baik, peramah, putih mulus, pintar, cuma sayang statusnya janda." keluh Hans seakan menyesali dokter itu bercerai dengan suaminya.

Alvan menyeringai jengkel pada sahabat sekaligus dokter rumah sakit miliknya. Orang yang janda kok dia yang susah. Nasib wanita itu yang apes. Masih muda sudah janda. Alvan tak perlu tahu mengapa dokter itu jadi janda. Dia cuma perlu pengobatan untuk punya keturunan.

"Kapan dia datang? Kok lama?"

"Bentar...coba kuteleponi dia! Mungkin sedang ada pasien. Dia pakar orang stroke. Pasiennya berjibun." Hans meraih hp di atas meja lalu geser layar cari nama dokter yang akan bantu Alvan.

Belum sempat Hans klik layar pintu diketok orang dari luar. Wajah Hans kontan cerah. Dokter ini menduga dokter yang ditunggu sudah nongol.

"Masuk!" seru Hans semangat.

Dari balik pintu muncul satu sosok wanita bertubuh mungil berpakaian serba putih. Wajahnya teduh bersih tanpa noda bekas jerawat atau flek hitam. Mata indah bak mata ikan koki siap hipnotis orang yang adu pandang. Bibir tipis dipolesi lipstik warna pink muda. Dokter itu tak ubah anak SMU sedang belajar ilmu pengobatan. Hans beri nilai sembilan untuk orang yang baru datang.

"Dokter Citra...kenalkan ini pasien kita Pak Alvan!" Hans berdiri perkenalkan Alvan yang duduk belakangi dokter muda itu.

Alvan bangkit memutar berhadapan langsung dengan dokter yang dimaksud Hans. Keduanya sama-sama terpaku sampai tak bisa berkata-kata. Mata dokter muda itu membesar tak percaya orang di hadapannya adalah orang yang paling ingin dia hindari.

"Maaf! Aku ada jadwal operasi." Dokter itu balik badan langsung pergi tanpa menanti jawaban kedua laki dalam ruang praktek dokter Hans. Hans melongo tak yakin yang pergi itu dokter yang dia kagumi.

Alvan terpana tak menyangka akan jumpa dengan wanita dalam kondisi berbeda. Alvan terbengong ikuti Hans yang tak bisa pindah mata dari daun pintu yang sudah tertutup. Wanita itu sudah pergi.

"Siapa dia?" tanya Alvan rata.

"Dokter Citra Ayu. Sudah setengah tahun gabung di rumah sakit ini. Dia lulusan UGM kedokteran. Dapat beasiswa ke Tiongkok ambil S2. Orangnya peramah tapi tertutup masalah pribadi." Hans bercerita dengan mulus.

"Kasih datanya. Sekalian alamat lengkapnya." ujar Alvan tampakkan tertarik pada wanita itu.

"Van...kamu sudah punya bini super cantik. Jangan kau rebut stok untuk aku! Rakus amat!" Hans kontan loyo Alvan tertarik pada dokter pujaannya. Hans mana sanggup lawan pesona orang punya gunung emas tapi bernasib sial. Kaya tapi tak bisa punya anak.

"Cerewet..."

Hans dibuat tak berdaya oleh gaya bos Alvan. Membantah sama saja bunuh diri. Rumah sakit tempat dia bekerja punyaan Alvan. Hans menjabat sebagai direktur atas rekom Alvan.

Hans terpaksa buka komputer perlihatkan semua data dokter Citra. Mata liar Alvan mencatat semua data tentang dokter kebanggaan Hans. Dari nomor ponsel sampai alamat rumah. Alvan menyimpan semua data Citra dalam memo ponselnya. Ntah apa rencana laki sangar itu pada Citra. Semoga bukan rencana yang merugikan Citra.

"Besok aku balik. Katakan pada rekanmu untuk jadi dokter bertanggung jawab. Jangan tinggalkan pasien tanpa sebab!" Alvan bangkit dengan wajah tak sedap di pandang.

Hans berusaha maklumi suasana hati sahabatnya. Divonis mandul dan ditolak secara mentah oleh dokter yang baru dikenal. Di mana harga diri Alvan sebagai orang terpandang.

Alvan keluar dari rumah sakit diikuti pemuda berwajah ramah. Pemuda yang disebut asisten Alvan jauh berbeda dengan bosnya yang sangar.

Untung demikianlah panggilan asisten Alvan. Laki muda ini sudah cukup lama ikut Alvan. Mungkin sudah hampir sepuluh tahun jadi ekor Alvan. Semua sifat Alvan dari yang baik hingga terburuk berada dalam buku Untung.

Dilihat dari tampang Alvan saat ini bukanlah angin baik. Siapa demikian berani usik bos yang berapa waktu ini moodnya sedang berada di tepi jurang. Buruk.

Untung memilih tutup mulut serapat mungkin agar terhindar dari bencana sport jantung. Kalau lagi bad mood setiap kalimat keluar dari bibir sexy Alvan mampu remukkan hati.

Keduanya masuk ke mobil tanpa bersuara. Untung duduk di belakang stiur menanti perintah selanjutnya. Balik kantor atau pulang menemui isteri cantik sang big bos.

"Pulang..." keluar juga perintah big bos. Singkat padat.

"Ya pak.." dengan sigap Untung stater mobil matic produk tahun terbaru berharga em em.

Mobil meluncur mulus tinggalkan rumah sakit menuju ke rumah bos yang tak terbayang mewahnya. Tak ada deru kasar mesin mobil mahal itu. Halus nyaris tak bersuara.

Tak ada musik ringan bergema dalam mobil. Hanya ada desis suara AC mobil menjadi penghibur sepi. Untung pusatkan perhatian ke jalan berharap tak berbuat salah kena imbas wajah rata bos.

Dari balik kaca pion mobil Untung lihat wajah Alvan berkerut seperti memikirkan sesuatu. Untung belum punya nyali untuk ikut campur urusan pribadi bos bila tak ada perintah. Menanti adalah jawaban terbaik.

Mobil berhenti di depan pagar rumah bak istana raja. Seluruh cat rumah didominasi warna gold warna kesayangan isteri tercinta sang big bos. Semua permintaan Karin harus dituruti saking sayangnya Alvan pada bini cantik itu.

Karin seorang selebgram yang followernya mencapai jutaan orang. Kecantikan wanita itu tak bisa dilukis pakai kata. Suami kaya raya makin menunjang penampilan wanita yang sering muncul di layar ponsel. Wajar Alvan sayang pada wanita cantik itu.

Untung bunyikan klakson minta satpam buka pintu gerbang. Pintu gerbang otomatis terbuka undang pemilik rumah masuk. Mobil meluncur masuk parkiran di tempat teduh. Untung segera turun buka pintu mobil untuk bos sekalian bawa tas kerja Alvan. Sikap Untung sopan penuh pengabdian.

"Aku tak balik kantor. Kau ke kantor pakai taksi." titah Alvan tertuju pada Untung.

"Iya pak! Nanti sore saya buat laporan."

"Tidak usah! Besok kau pagi sedikit datang. Kita harus balik rumah sakit."

"Iya pak! Saya permisi." Untung berikan tas kerja Alvan pada satpam yang menanti dengan sabar di pinggir mobil.

Alvan tinggalkan Untung dan satpam masuk ke dalam rumah. Pintu rumah terbuka lebar seolah sudah tahu Alvan akan pulang.

Di ruang tamu maha luas berisi perabotan luks warna gold. Jelas sekali pemilik rumah adalah orang berselera tinggi. Seluruh rumah dibuat warna emas, warna orang kaya. Warna menyilau mata. Selera orang siapa bisa larang? Mana lagi yang punya rumah mampu membeli semua keinginan hobi.

Di ruang tamu sudah ada beberapa orang yang sangat dikenal Alvan. Kedua orang tua Alvan dan isteri super luks Alvan yakni Karin.

Melihat suaminya datang wajah cantik Karin makin cantik berbunga-bunga. Pancaran aura wanita berkelas langsung terciprat bikin Alvan tak bisa berkutik. Alvan selalu terpesona oleh kecantikan Karin. Dari dulu hingga sekarang.

"Sayangku...pulang kok tak kasih kabar?" Karin menempel manja pada Alvan.

"Dari kantor pingin makan siang di rumah. Ternyata ada papa dan mama. Tumben mampir?" Alvan hampiri sang mama seraya cium pipi mulai keriput itu.

Dewi Lingga sang mama tersenyum kecil dapat kecupan dari anak semata wayang. Alvan selalu jadi pujaan sang mama walau laki itu tingginya melebihi sang mama. Di mata Bu Dewi Alvan selamanya tetap anak kecil yang butuh perhatian.

"Mama dan papa datang temani Karin ke dokter kandungan." jelas Bu Dewi senang.

Jantung Alvan menciut dengar Karin ke dokter kandungan. Mungkin Karin mengira dia yang bermasalah sampai ceking ke dokter. Sebenarnya yang bermasalah itu Alvan sendiri. Bukan salah Karin.

"Lalu?" tanya Alvan lemas.

"Karin hamil dua bulan. Mama lihat jelas bayinya di monitor. Masih segede biji jagung." Bu Dewi berkata full energi. Siapa tak bahagia bakal punya cucu.

Alvan dan Karin menikah hampir tujuh tahun. Di awal pernikahan Karin sempat hamil tapi sayang keguguran. Sejak itu Karin tak pernah hamil lagi sampai hari ini Alvan dapat kabar isterinya hamil.

Seharusnya Alvan gembira bakal jadi bapak. Penantian selama tujuh tahun berbuah hasil. Akhirnya Karin berhasil jadi ibu setelah vakum sekian lama. Tapi Alvan teringat diagnosa Hans tentang kesuburannya. Spermanya kosong. Dari mana Karin bisa hamil bila memang dirinya infertilitas. Hans salah diagnosa atau ada sandiwara tersembunyi.

Alvan membeku tak beri ekspresi dikabari berita bagus ini. Tak ada euforia berkembang dalam dada. Alvan malah sakit hati dapatkan Karin hamil. Anak dalam kandungan wanita yang dicintainya siapa bapaknya? Teganya Karin berkhianat demi anak.

Alvan tak katakan apapun sebelum semuanya jelas. Bagusnya besok dia jumpai Hans cross cek masalah kesuburannya. Siapa yang bermasalah di sini. Dirinya atau Karin yang berselingkuh.

"Sayang...kok diam? Tak senang jadi Daddy?" Karin menggoyang lengan Alvan dengan manja. Alvan yang terlanjur ilfil berusaha meredam emosi agar tak tampak buruk di depan orang tua dan isterinya.

"Maaf! Aku lelah...kita makan dulu! Aku masih ada kerja belum selesai. Setelah makan aku harus balik kantor." Alvan melepaskan tangan Karin menuju ke ruang makan.

Pak Jono dan Bu Dewi saling berpandangan tak ngerti mengapa Alvan tak tampak bahagia dapat kabar isteri hamil. Seisi rumah tahu Alvan sangat mendambakan kehadiran anak di antara mereka. Tapi reaksi Alvan bertolak belakang dengan harapan selama ini.

Apa yang sedang terjadi pada putra semata wayang itu. Dapat tekanan di kantor atau perusahaan sedang bermasalah.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

mampir thor

2023-07-28

1

Sur Anastasya

Sur Anastasya

😭😭

2022-06-04

2

Alya Yuni

Alya Yuni

Penasarn

2022-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Alvan
2 Masa Lalu
3 Rencana Karin
4 Obat
5 Ketangkap Basah
6 Ke Cafe Daniel
7 Menyesal
8 Kejar Citra
9 Kenalan
10 Mundur Cari Kesempatan
11 Cari Fakta
12 Batal Pergi
13 Balik Ke RS
14 Afifa Demam
15 Afifa Opname
16 Diakui Afifa
17 Kesempatan Emas
18 Suap-suapan
19 Afifa Membaik
20 Tuntut Cerai
21 Pasien Nakal
22 Isteri CEO
23 Afisa
24 Perbincangan
25 Pengakuan Citra
26 Sekamar
27 Diktator
28 Sayang Anak
29 Saingan Baru
30 Dokter Pujaan
31 Suami Siapa
32 Aib Karin
33 Siapa Yang Durhaka
34 Misi Selamatkan Mama
35 Pengumuman
36 Pelukan Teletubbies
37 Perdamaian
38 Azzam Mulai Luluh
39 Alvan Pusing
40 Menjadi Papa Sejati
41 Jumpa Afisa
42 Afisa Si Judes
43 Andi Masuk Kerja
44 Karin Kena Batu
45 Afifa Pulang
46 Pulang Ke Rumah
47 Bu Dewi berangkat
48 Alvan Sejuta Masalah
49 Nasib Karin
50 Pelajaran Berharga
51 Hasil Test Karin
52 Karin Penyebar Penyakit
53 Siapa Yang Sakit
54 Taring Azzam
55 Makan Sekeluarga
56 Kesempatan Alvan
57 Papi Idaman
58 Akalan Heru
59 Heru Pulang
60 Makan Malam
61 Nasehat Daniel
62 Ancaman Karin
63 Sholat Bersama
64 Tantangan
65 Jumpa Karin
66 Tersangka Baru
67 Bertugas ke Daerah
68 Pamitan
69 Makan Keluarga
70 Andi Tunjuk Skill
71 Restoran Warteg
72 Malam Damai
73 Citra Berangkat
74 Isteri Semu Korupsi
75 Tokoh Baru
76 Daerah Bencana
77 Jumpa Citra
78 Pengacau
79 Pemborosan
80 Malam Romantis
81 Tabir Mulai Terkuak
82 Tokcer
83 Api Cemburu
84 Agen Pekerja
85 Cari Citra
86 Jumpa Citra
87 Bayar Rindu
88 Memulai Perang
89 Singa vs Singa
90 Saling Adu
91 Saling Curhat
92 Pulang
93 Unjuk Jati Diri
94 Kena Zonk
95 Pelakor Kondang
96 Kembali Ke Rumah
97 Galau
98 Keluarga Utuh
99 Cobaan Baru
100 Alvan Ingkar Janji
101 Jalan-jalan
102 Serangan di Mal
103 Azzam Luluh
104 Insiden Pagi
105 Pagi Kelabu
106 Siapa Ayahku?
107 Cerita Tak Terduga
108 Alvan si Singa
109 Wanita Bunglon
110 Test DNA
111 Balik Rumah Sakit
112 Keangkuhan Karin
113 Opa Jono
114 Kucing Untuk Azzam
115 Ke Rumah Papi
116 Curi Perhatian Azzam
117 Isteri Sah
118 Fitnahan
119 Dalang Kerusuhan
120 Sejuta Maaf
121 Dalang Perusuh
122 Menginap
123 Makelar Job
124 Malam Indah
125 Penggelapan Dana
126 Tersangka
127 Sandiwara Selvia
128 Jemput Oma
129 Jemput Oma 2
130 Insiden Kecil
131 Menjenguk Pak Jono
132 Bahagia
133 Keluarga Perkasa
134 Menunda Hukuman
135 Malam Bermakna
136 Keturunan Perkasa
137 Cinta Alvan
138 Mertua Galak
139 Citra Tersinggung
140 Mengejar Cinta Citra
141 Liburan
142 Saling Menyayangi
143 Udang di balik Batu
144 Azzam Anakku
145 Tamu Malam Hari
146 Cicit Berlian
147 Demo Jilid Dua
148 Bantuan Karin
149 Bahas Poliandri
150 Penculikan
151 Diciduk
152 Permohonan Bu Dewi
153 Pindah
154 Pindah Ke Rumah Baru
155 Afisa Kembali
156 Amarah Afisa
157 Pak Jono Kolaps
158 Cekcok
159 Konflik
160 Kumpul Keluarga
161 Bu Dewi pingsan
162 Bu Dewi Di Operasi
163 Azzam Si Bijak
164 Membeli Hati Afisa
165 Daniel Cemburu
166 Operasi Sukses
167 Damai
168 Afisa Balik
169 Alvan Buka Cerita
170 Ngobrol
171 Selvia Runtuh
172 Kejujuran Karin
173 Bu Dewi Sadar
174 Citra Patah Arang
175 Kesadaran Bu Dewi
176 Debat Cinta
177 Jalan Keluar
178 Jodoh Untung
179 Rencana Daniel
180 Rencana Berantakan
181 Natasha Pindah
182 Tokcer Natasha
183 Kisah Anak Muda
184 Kisah Tokcer
185 Natasha Pulang
186 Tamu Luar Negeri
187 Mimpi Menghajar
188 Heru Pacaran
189 Kabar Duka
190 Karin Bertobat
191 Mencari Jati Diri
192 Heru pulang
193 Calon Heru
194 Tamu Heru
195 Tembak Afung
196 Malam Romantis
197 Kenalan
198 Acara lamaran
199 Aku Cinta Padamu
200 Pertemuan
201 Karin Berangkat
202 Kenangan Karin
203 Nasehat Daniel
204 Bujukan Azzam
205 Rencana Indah
206 Berangkat Berobat
207 Gombalan Heru
208 Rencana Liburan
209 Berpisah
210 Pengakuan
211 Murid Teladan
212 Berkunjung ke Kantor
213 Ketangkap Basah
214 Kumpul
215 Kepintaran Warisan
216 Kencan
217 Pengampunan
218 Jujur
219 Pembimbing
220 Bimbingan Awal
221 Junior Koplak
222 Pengagum Daniel
223 Kisah Sedih
224 Jasmine Tunangan Andi
225 Cinta Alvan
226 Alvan Dirawat
227 Laura Kecelakaan
228 Laura Dioperasi
229 Operasi Sukses
230 Pasangan Muda
231 Ingkar Janji
232 Pulang kampung
233 Pesta Penyambutan
234 Ke Bali
235 Kenalan Orang Hebat
236 Pulang
237 Pesawat Pribadi Afifa
238 Rencana Pesta
239 Kado Luar Biasa
240 Acara Meriah
241 Anak Hamka
242 Analisa Ngawur
243 DNA Ayam
244 Hasil Luar Biasa
245 Misi Baru
246 Kembali Ke Sekolah
247 Anak Alvan??
248 Pengakuan
249 Liburan Berakhir
250 Terbang
251 Bu Dewi Bisu
252 Menebar Kasih sayang
253 Berdandan
254 Alvan Jatuh Hati
255 Jumpa Kawan Lama
256 Alvan Sakit
257 Hamil
258 Ngidam Parah
259 Semua Salah
260 Afung Terjatuh
261 Kabar baik
262 Adopsi
263 Oma Uyut Pulang
264 Jumpa Uyut
265 Cek Up
266 Pengacau Baru
267 Jalan keluar
268 Pesta Heru
269 Teror dari Beijing
270 Ke Dokter Hans
271 Bonar Minta Kawin
272 Bahagia
273 Pesta Bonar
274 Kabar Bahagia
275 Pesta Karin
276 Citra Jatuh
277 Selamat
278 Sidang Dara
279 Dalang Kejahatan
280 Pengakuan Wenda
281 Bu Dewi pulang
282 Alvan Yang Malang
283 Citra Lahiran
284 Nama Bayi
285 Debat Nama
286 Daniel Sang Provokator
287 Gercep
288 Diskusi Azzam
289 Memancing Azzam
290 Surprise
291 Kilas Balik
292 Rencana Pindah
293 Pindah Rumah
294 Deal Pindah
295 Sukses
296 Akhir Kisah
Episodes

Updated 296 Episodes

1
Alvan
2
Masa Lalu
3
Rencana Karin
4
Obat
5
Ketangkap Basah
6
Ke Cafe Daniel
7
Menyesal
8
Kejar Citra
9
Kenalan
10
Mundur Cari Kesempatan
11
Cari Fakta
12
Batal Pergi
13
Balik Ke RS
14
Afifa Demam
15
Afifa Opname
16
Diakui Afifa
17
Kesempatan Emas
18
Suap-suapan
19
Afifa Membaik
20
Tuntut Cerai
21
Pasien Nakal
22
Isteri CEO
23
Afisa
24
Perbincangan
25
Pengakuan Citra
26
Sekamar
27
Diktator
28
Sayang Anak
29
Saingan Baru
30
Dokter Pujaan
31
Suami Siapa
32
Aib Karin
33
Siapa Yang Durhaka
34
Misi Selamatkan Mama
35
Pengumuman
36
Pelukan Teletubbies
37
Perdamaian
38
Azzam Mulai Luluh
39
Alvan Pusing
40
Menjadi Papa Sejati
41
Jumpa Afisa
42
Afisa Si Judes
43
Andi Masuk Kerja
44
Karin Kena Batu
45
Afifa Pulang
46
Pulang Ke Rumah
47
Bu Dewi berangkat
48
Alvan Sejuta Masalah
49
Nasib Karin
50
Pelajaran Berharga
51
Hasil Test Karin
52
Karin Penyebar Penyakit
53
Siapa Yang Sakit
54
Taring Azzam
55
Makan Sekeluarga
56
Kesempatan Alvan
57
Papi Idaman
58
Akalan Heru
59
Heru Pulang
60
Makan Malam
61
Nasehat Daniel
62
Ancaman Karin
63
Sholat Bersama
64
Tantangan
65
Jumpa Karin
66
Tersangka Baru
67
Bertugas ke Daerah
68
Pamitan
69
Makan Keluarga
70
Andi Tunjuk Skill
71
Restoran Warteg
72
Malam Damai
73
Citra Berangkat
74
Isteri Semu Korupsi
75
Tokoh Baru
76
Daerah Bencana
77
Jumpa Citra
78
Pengacau
79
Pemborosan
80
Malam Romantis
81
Tabir Mulai Terkuak
82
Tokcer
83
Api Cemburu
84
Agen Pekerja
85
Cari Citra
86
Jumpa Citra
87
Bayar Rindu
88
Memulai Perang
89
Singa vs Singa
90
Saling Adu
91
Saling Curhat
92
Pulang
93
Unjuk Jati Diri
94
Kena Zonk
95
Pelakor Kondang
96
Kembali Ke Rumah
97
Galau
98
Keluarga Utuh
99
Cobaan Baru
100
Alvan Ingkar Janji
101
Jalan-jalan
102
Serangan di Mal
103
Azzam Luluh
104
Insiden Pagi
105
Pagi Kelabu
106
Siapa Ayahku?
107
Cerita Tak Terduga
108
Alvan si Singa
109
Wanita Bunglon
110
Test DNA
111
Balik Rumah Sakit
112
Keangkuhan Karin
113
Opa Jono
114
Kucing Untuk Azzam
115
Ke Rumah Papi
116
Curi Perhatian Azzam
117
Isteri Sah
118
Fitnahan
119
Dalang Kerusuhan
120
Sejuta Maaf
121
Dalang Perusuh
122
Menginap
123
Makelar Job
124
Malam Indah
125
Penggelapan Dana
126
Tersangka
127
Sandiwara Selvia
128
Jemput Oma
129
Jemput Oma 2
130
Insiden Kecil
131
Menjenguk Pak Jono
132
Bahagia
133
Keluarga Perkasa
134
Menunda Hukuman
135
Malam Bermakna
136
Keturunan Perkasa
137
Cinta Alvan
138
Mertua Galak
139
Citra Tersinggung
140
Mengejar Cinta Citra
141
Liburan
142
Saling Menyayangi
143
Udang di balik Batu
144
Azzam Anakku
145
Tamu Malam Hari
146
Cicit Berlian
147
Demo Jilid Dua
148
Bantuan Karin
149
Bahas Poliandri
150
Penculikan
151
Diciduk
152
Permohonan Bu Dewi
153
Pindah
154
Pindah Ke Rumah Baru
155
Afisa Kembali
156
Amarah Afisa
157
Pak Jono Kolaps
158
Cekcok
159
Konflik
160
Kumpul Keluarga
161
Bu Dewi pingsan
162
Bu Dewi Di Operasi
163
Azzam Si Bijak
164
Membeli Hati Afisa
165
Daniel Cemburu
166
Operasi Sukses
167
Damai
168
Afisa Balik
169
Alvan Buka Cerita
170
Ngobrol
171
Selvia Runtuh
172
Kejujuran Karin
173
Bu Dewi Sadar
174
Citra Patah Arang
175
Kesadaran Bu Dewi
176
Debat Cinta
177
Jalan Keluar
178
Jodoh Untung
179
Rencana Daniel
180
Rencana Berantakan
181
Natasha Pindah
182
Tokcer Natasha
183
Kisah Anak Muda
184
Kisah Tokcer
185
Natasha Pulang
186
Tamu Luar Negeri
187
Mimpi Menghajar
188
Heru Pacaran
189
Kabar Duka
190
Karin Bertobat
191
Mencari Jati Diri
192
Heru pulang
193
Calon Heru
194
Tamu Heru
195
Tembak Afung
196
Malam Romantis
197
Kenalan
198
Acara lamaran
199
Aku Cinta Padamu
200
Pertemuan
201
Karin Berangkat
202
Kenangan Karin
203
Nasehat Daniel
204
Bujukan Azzam
205
Rencana Indah
206
Berangkat Berobat
207
Gombalan Heru
208
Rencana Liburan
209
Berpisah
210
Pengakuan
211
Murid Teladan
212
Berkunjung ke Kantor
213
Ketangkap Basah
214
Kumpul
215
Kepintaran Warisan
216
Kencan
217
Pengampunan
218
Jujur
219
Pembimbing
220
Bimbingan Awal
221
Junior Koplak
222
Pengagum Daniel
223
Kisah Sedih
224
Jasmine Tunangan Andi
225
Cinta Alvan
226
Alvan Dirawat
227
Laura Kecelakaan
228
Laura Dioperasi
229
Operasi Sukses
230
Pasangan Muda
231
Ingkar Janji
232
Pulang kampung
233
Pesta Penyambutan
234
Ke Bali
235
Kenalan Orang Hebat
236
Pulang
237
Pesawat Pribadi Afifa
238
Rencana Pesta
239
Kado Luar Biasa
240
Acara Meriah
241
Anak Hamka
242
Analisa Ngawur
243
DNA Ayam
244
Hasil Luar Biasa
245
Misi Baru
246
Kembali Ke Sekolah
247
Anak Alvan??
248
Pengakuan
249
Liburan Berakhir
250
Terbang
251
Bu Dewi Bisu
252
Menebar Kasih sayang
253
Berdandan
254
Alvan Jatuh Hati
255
Jumpa Kawan Lama
256
Alvan Sakit
257
Hamil
258
Ngidam Parah
259
Semua Salah
260
Afung Terjatuh
261
Kabar baik
262
Adopsi
263
Oma Uyut Pulang
264
Jumpa Uyut
265
Cek Up
266
Pengacau Baru
267
Jalan keluar
268
Pesta Heru
269
Teror dari Beijing
270
Ke Dokter Hans
271
Bonar Minta Kawin
272
Bahagia
273
Pesta Bonar
274
Kabar Bahagia
275
Pesta Karin
276
Citra Jatuh
277
Selamat
278
Sidang Dara
279
Dalang Kejahatan
280
Pengakuan Wenda
281
Bu Dewi pulang
282
Alvan Yang Malang
283
Citra Lahiran
284
Nama Bayi
285
Debat Nama
286
Daniel Sang Provokator
287
Gercep
288
Diskusi Azzam
289
Memancing Azzam
290
Surprise
291
Kilas Balik
292
Rencana Pindah
293
Pindah Rumah
294
Deal Pindah
295
Sukses
296
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!