Obat

Alvan merasa kesepian tanpa Karin. Kalau dari Citra memang tak ada apa diharap. Gadis itu selalu menghindari Alvan di manapun. Tak ada tanda-tanda Citra berusaha rebut perhatian Alvan. Gadis itu cuma laksanakan tugas sebagai isteri umumnya. Memasak, nyuci dan bereskan rumah. Tugas umum ibu rumah tangga. Dari sini Citra dapat ponten sembilan karena Alvan tak pernah komplain kerja Citra. Gadis itu bekerja dengan baik.

Cuma satu yang tak Citra laksanakan sebagai isteri yakni melayani Alvan di tempat tidur. Citra tak perlu pusing soal itu karena ada Karin wanita simpanan Alvan siap menjadi sparing partner laki itu. Citra justru bahagia tak perlu repot memikirkan urusan ranjang.

Alvan mencari sesuatu bisa ganjal perut yang mulai berdendang segala jenis genre musik. Dari dangdut nyasar ke rock. Untung belum ke arah seriosa.

Alvan gerutu dalam hati. Kenapa Citra tak sisakan makanan di meja. Mie goreng pagi tadi ludes. Sisanya pasti disapu Karin si pemalas. Wanita itu hanya tahu terima beres. Apapun Citra yang kerjakan. Alvan tak masalahkan itu. Cintanya lebih kental dari amarah. Pokoknya Karin adalah wanita perfect di mata Alvan. Persetan dengan kekurangan.

Alvan yakin lambat laun Karin akan berubah seiring bertambah usia. Apa lagi kelak punya anak. Alvan harus segera bertindak agar Karin mendapat posisi di keluarga walau hanya sebagai isteri kedua. Orang tuanya pasti takkan menolak Karin kalau sudah hamil. Citra pasti tak bisa hamil karena Alvan tak berniat menyentuh gadis itu.

Citra tak pantas jadi wanitanya. Dasar apa Citra harus dapat kasih sayang Alvan. Tak ada secuil cinta dalam hati untuk Citra. Yang ada rasa jengkel tingkat dewa.

Terakhir Alvan menemukan segelas teh segar dalam kulkas. Teh berwarna agak kehijauan menggoda mata Alvan untuk segarkan kerongkongan. Peduli punyaan siapa. Semua barang di rumah punyaan dia. Alvan berhak atas seisi rumah. Siapa berani protes.

Tanpa ragu Alvan menegak gelas berisi seduhan teh hijau milik Citra. Ada sedikit rasa manis menyegarkan kerongkongan. Nyes melegakan leher sekaligus memanjakan lambung walau hanya segelas teh.

Laki ini meletakkan gelas kosong di atas meja. Tak perlu dicuci karena ada tukang beres-beres rumah. Alvan yakin tak lama lagi Citra akan pulang.

Alvan merebahkan tubuh di sofa warna maron dari bahan kulit mahal. Siapapun yang lihat tahu itu barang mahal. Wajar seorang pengusaha muda macam Alvan miliki segala kemewahan. Keluarga Lingga juga termasuk orang kaya di tanah air. Harta berlimpah tak habis dimakan tujuh turunan.

Alvan merasa badannya meriang panas di sofa. Ada rasa aneh menjalari seluruh badan. Sesuatu mendesak dari dalam mengharuskan laki berbuat sesuatu untuk redamkan gejolak yang tiba-tiba menggila. Panggilan birahi tak tertahan menguasai Alvan.

"Sialan..." desah Alvan beranjak masuk kamar. Laki ini segera buka pakaian basahi diri di bawah curahan air shower untuk redam gejolak aneh di dada.

Disiram sampai berkali-kali rasa itu tetap tak mau pergi. Bahkan makin menggila permainkan pikiran Alvan. Laki ini mencoba olah raga ringan buang pikiran buruk terhadap nafsu yang sedang membara.

Push up, jalan di tempat tak kurangi angkara yang sedang menembus titik batas. Alvan makin gelisah. Mau tak mau Alvan ambil ponsel coba hubungi Karin. Ke mana wanita itu? Saat genting gini malah hilang bagai maling dikejar polisi.

Nomor Karin di luar jangkauan. Tidak tersambung. Alvan merutuk dalam hati. Kini Alvan butuh pelampiasan untuk buang gairah yang terlanjur membakar otak.

Tak lama terdengar suara di dapur. Alvan menduga isteri pertamanya sudah pulang. Cuma sayang itu takkan banyak membantu. Alvan tak berhasrat pada gadis itu. Alvan lebih berharap Karin segera pulang bantu dia salurkan nafsu gila.

Alvan keluar kamar melihat sosok mungil sedang menata belanjaan di kulkas. Pantesan Citra telat pulang. Ternyata belanja maka terlambat sampai rumah.

Samar-samar terdengar dendangan halus keluar dari bibir kecil Citra. Alvan jelas. dengar itu lagu Rossa berjudul Tegar. Suara Citra tidak merdu namun cukup asyik di telinga sebagai hiburan di kala suntuk.

Citra sedang menghibur sendiri di kala sepi gini. Suasana gini sudah dijalani hampir setahun. Jadi pembantu dari suami sendiri. Citra tak keberatan selama Alvan tak mengusik ketenangannya.

Alvan mendehem memaksa Citra putar badan mencari sumber suara. Citra kaget melihat Alvan berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah merah padam. Citra mana tahu kalau laki itu sedang menahan gejolak nafsu.

"Pak Alvan...sudah pulang? Maaf aku belum masak." Citra gelagapan ketahuan tidak sediakan makan siang. Kadang disediakan tak ada yang makan. Alvan jarang pulang jam siang. Paling Alvan sarapan pagi dan makan malam.

"Tidak perlu masak." ujar Alvan tersendat. Keringat dingin bercucuran di dahi saking kuatnya obat perangsang yang dibuat Karin. Rencana hendak jebak Citra malah Alvan yang nyangkut.

"Bapak sakit? Muka kok merah?" Citra segera menyadari ada yang tak beres dengan suaminya. Citra menuang segelas air putih untuk meredakan demam Alvan. Bagi Citra Alvan sedang kurang sehat badan.

"Aku kurang sehat. Maukah kau gosok badanku?" tanya Alvan sedikit bergetar.

Citra tak langsung iyakan. Citra merasa tak berhak menyentuh laki itu walau suaminya. Karin yang sudah terbiasa dengan laki itu.

"Aku telepon kak Karin dulu." Citra berjalan ke arah telepon rumah berniat hubungi Karin. Citra tak punya ponsel maka komunikasi tetap pakai telepon rumah. Ponsel barang mewah saat itu. Tak semua orang punya rezeki barang mewah itu. Citra termasuk orang kurang beruntung tak memiliki barang itu.

"Tak usah...ponselnya tak aktif. Kamu saja. Aku ini suamimu. Tak perlu malu." Kalimat itu meluncur mulus dari bibir Alvan. Kalau bukan terbakar nafsu Alvan tak Sudi disentuh gadis kampungan itu.

"Tapi pak..." Citra masih berusaha menolak.

"Cepat sini!" bentak Alvan makin tak terkontrol. Gairah makin menggigit kepala Alvan sampai tak mampu menahan. Apa yang harus terjadi terjadilah. Yang penting dia butuh tempat pelampiasan.

Citra terpaksa dekati Alvan dengan wajah pucat. Gadis muda itu merasa ada yang tak beres pada Alvan. Tak biasa Alvan bersedia dekat dengannya. Selama tinggal bersama di mata Alvan gadis muda itu hanya beban. Orang yang telah rengut kebahagiaan nyatanya.

Alvan mencekal lengan Citra dengan kencang dibarengi tatapan mata bak serigala lapar lihat setumpuk daging segar. Citra sampai mundur ke belakang takut Alvan berbuat tak senonoh terhadapnya. Citra tak rela disentuh laki yang membencinya.

Citra tidak benci Alvan hanya tak mau intim dengan orang yang suka menghinanya. Citra punya harga diri walau sangat kecil. Dia orang kecil tak punya power lawan tuan tirani. Setiap kata Alvan adalah sabda yang harus dipatuhi Citra.

Tapi untuk yang ini Citra tak ingin mengalah. Citra harus jaga kehormatan sampai tangan berhak menyentuhnya.

"Pak...sadar! Tunggu kak Karin datang! Bapak berbaring di kamar saja. Aku akan masak bubur kalau bapak kurang sehat." Citra masih berdalih.

Alvan menggeram tak sanggup menahan diri lagi. Birahi sialan telah menjadi raja di badan Alvan. Akal sehat Alvan pudar ditelan obat perangsang hasil karya Karin.

Alvan menarik Citra dengan kasar masuk ke kamar. Tubuh mungil Citra mana bisa melawan tenaga super besar Alvan. Gadis ini tak berdaya di bawah Kungkungan Alvan. Alvan menindih Citra tak peduli seberapa kuat gadis itu melawan pertahankan mahkota kebanggaannya.

Sekali tarik pakaian Citra lepas berceceran di lantai. Saat genting gini Citra masih melawan coba menyadarkan Alvan kalau dia bukan Karin. Wanita yang siap dipakai. Citra hanya tameng tutupi perzinahan Alvan dan Karin. Bukan wanita siap hiasi ranjang Alvan.

"Pak...sadar! Aku ini Citra." seru Citra menutupi dadanya dengan lengan. Dua bukit kembar berdiri kokoh makin merusak syaraf Alvan yang kacau.

"Hhhmmm..." hanya itu keluar dari mulut Alvan. Pakaian laki itu sudah lepas ntah sejak kapan. Mengapa Citra tak sadar berada di pinggir jurang maut. Alvan makin menuntut hak sebagai suami.

Perjuangan Citra hanya sia-sia. Alvan lebih kuat menuntaskan libido lakinya. Citra tak berdaya dipaksa Alvan bercinta. Mahkota yang dia jaga selama ini hancur di terjang laki di bawah pengaruh obat perangsang itu. Lunglai tubuh Citra menerima kenyataan Alvan telah merebut barang paling berharga dalam hidupnya. Rasa sakit di hati setara dengan nyeri di bawah perut.

************ Citra perasa pedih setelah dipaksa Alvan bercinta. Citra ingin menangis tapi ditahan. Citra tak boleh tampak lemah di depan Alvan walau laki itu menang. Masa depan Citra tertutup gara-gara nafsu bejat Alvan.

Citra berharap bercerai dengan Alvan kelak dia masih punya harga di mata pasangan baru. Tapi angan itu sirna menguap karena ulah Karin. Mau jebak Citra dengan laki lain malah Alvan yang terjebak.

Alvan tergolek puas telah berhasil salurkan gairah yang membara. Apa lagi Citra gadis suci bersih. Alvan tak sangkal kalau dia bangga menjadi orang pertama bagi Citra. Citra toh isterinya bercinta tak dilarang agama.

Citra menatap laki di samping dengan hati remuk. Citra dendam pada laki yang kurang ajar salurkan nafsu padanya. Citra tak rela walau itu sebagian dari tanggung jawab sebagai isteri. Alvan berhak melakukannya tapi itu bukan datang secara tulus. Alvan hanya buang nafsu merusak angan indah Citra.

Citra mengumpulkan pakaian segera berlalu dari kamar Alvan dan Karin. Citra tak mau Karin kepergok mereka berada dalam satu kamar. Kamar Karin pula. Ntah tuduhan apa akan dilontarkan wanita itu pada Citra. Wanita murahan atau yang lebih pedih di kuping pelacur.

"Kau mau ke mana?"

"Ini bukan kamarku!" Citra segera berpakaian tak peduli tatapan nanar Alvan terhadap tubuhnya yang tidak berpakaian.

"Bersihkan tempat tidur baru pergi! Aku tak mau Karin lihat bercak darah di seprei ini!" kata Alvan tak berperasaan.

Citra merapikan pakaian walau bagian bawah perutnya masih nyeri. Manusia apa laki ini? Telah berbuat kurang ajar seenak dengkul perintah dia bersihkan kamar Karin dari sisa percintaan mereka. Hati kecil Alvan pasti sudah dimakan anjing liar.

Tanpa berkata apapun Citra menarik seprei tak open Alvan masih di atas kasur. Sikap Citra tidak sopan bahkan agak kasar. Amarah dan benci terlukis jelas di wajah mungil itu. Kalau Citra punya kekuatan sihir rasanya ingin sihir laki itu hilang dari permukaan bumi. Kirim ke alam gaib lain biar bersatu dengan para demit.

Alvan bangkit dari ranjang dengan santai tidak malu masih telanjang bulat. Tubuh tinggi besar pujaan Karin berjalan ke kamar mandi.

Sementara itu tangan mungil Citra bergerak cepat bongkar seprei Karin. Di atas seprei berhias bercak darah warna merah jambu. Itulah mahkota Citra yang direngut paksa oleh Alvan. Tidak ada tuntutan karena laki itu memang punya hak.

Citra ingin menangis darah tapi tak di sini. Citra tak boleh tampak lemah agar tak dilecehkan Alvan selanjutnya.

"Citra..." terdengar panggilan Alvan dari kamar mandi.

Citra sengaja tak menyahut biar Alvan tak besar kepala telah nikmati sesuatu yang paling berharga dalam hidup Citra sebagai anak gadis. Citra bergegas keluar dari kamar Karin sambil bawa gulungan seprei kotor.

Gadis ini bawa seprei ke belakang untuk dicuci pakai mesin cuci. Alvan benar. Mereka tak boleh tinggalkan jejak untuk Karin. Wanita itu bisa bunuh Citra bila ketahuan bercinta dengan Alvan.

Lucunya isteri sah tak boleh bercinta dengan Alvan sedang selingkuhan bebas. Kisahnya seolah Citra jadi pelakor sedang Karin bini resmi. Dunia terbalik. Isteri sah tak berhak tapi selingkuhan yang berkuasa.

Citra sembunyi di belakang menetes air mata. Jadi orang kecil sangatlah tidak enak. Sudah di bawah digencet sampai gepeng.

Citra tak boleh cengeng. Dia harus kuat sampai selesai kuliah menggapai cita-cita menjadi dokter idaman semua orang. Penderitaan ini anggap sebagai kerikil untuk makin kuat melangkah.

"Citra..." terdengar seruan parau Alvan lagi.

Citra cepat-cepat hapus air mata supaya Alvan tak melihat dia menangis. Citra tak boleh cengeng. Harus lebih tegar walau badai telah menghempas. Pasang pagar tinggi agar sanggup lewati hembusan angin badai.

"Ada apa lagi?" sinis Citra tak keluar dari tempat cuci pakaian.

Alvan yang datang ke belakang tak berpakaian. Laki itu hanya kenakan celana training warna biru tua. Wajah tak segar kembali bertengger di wajah laki itu. Reaksi obat kembali gerogoti tubuh laki itu. Ternyata pelepasan tadi belum cukup cuci dosis obat perangsang. Laki itu kembali bergairah.

"Kenapa lama cucinya?" tegur Alvan dengan suara serak mulai tak terkendali.

"Cuci bukan segampang umbar nafsu! Pergilah! Jangan ganggu aku!" usir Citra gelisah Alvan tak beranjak pergi. Mata laki itu kembali nyalang seperti tadi. Citra berdoa dalam hati agar setan di tubuh Alvan segera enyah.

"Aku butuh kamu!"

"Tunggu kak Karin! Please jangan ganggu kerjaku! Nanti kak Karin pulang pikir macam-macam."

"Macam gimana? Kita sudah aneka macam!" Alvan maju makin dekat dengan Citra.

Citra mundur merapatkan tubuh ke tembok sambil silang tangan melarang Alvan mendekat. Laki yang sudah terbakar nafsu mana peduli penolakan Citra. Laki itu meringsek makin merapat ke tubuh Citra.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

kasian citra

2023-08-04

1

Meisritaulu

Meisritaulu

sabarlah citra

2022-05-10

2

Alya Yuni

Alya Yuni

Aneh si Citra kuliah kedoktern msa gk tau it obat prangsang
dsar Alva pantas gk ada ank

2022-05-05

3

lihat semua
Episodes
1 Alvan
2 Masa Lalu
3 Rencana Karin
4 Obat
5 Ketangkap Basah
6 Ke Cafe Daniel
7 Menyesal
8 Kejar Citra
9 Kenalan
10 Mundur Cari Kesempatan
11 Cari Fakta
12 Batal Pergi
13 Balik Ke RS
14 Afifa Demam
15 Afifa Opname
16 Diakui Afifa
17 Kesempatan Emas
18 Suap-suapan
19 Afifa Membaik
20 Tuntut Cerai
21 Pasien Nakal
22 Isteri CEO
23 Afisa
24 Perbincangan
25 Pengakuan Citra
26 Sekamar
27 Diktator
28 Sayang Anak
29 Saingan Baru
30 Dokter Pujaan
31 Suami Siapa
32 Aib Karin
33 Siapa Yang Durhaka
34 Misi Selamatkan Mama
35 Pengumuman
36 Pelukan Teletubbies
37 Perdamaian
38 Azzam Mulai Luluh
39 Alvan Pusing
40 Menjadi Papa Sejati
41 Jumpa Afisa
42 Afisa Si Judes
43 Andi Masuk Kerja
44 Karin Kena Batu
45 Afifa Pulang
46 Pulang Ke Rumah
47 Bu Dewi berangkat
48 Alvan Sejuta Masalah
49 Nasib Karin
50 Pelajaran Berharga
51 Hasil Test Karin
52 Karin Penyebar Penyakit
53 Siapa Yang Sakit
54 Taring Azzam
55 Makan Sekeluarga
56 Kesempatan Alvan
57 Papi Idaman
58 Akalan Heru
59 Heru Pulang
60 Makan Malam
61 Nasehat Daniel
62 Ancaman Karin
63 Sholat Bersama
64 Tantangan
65 Jumpa Karin
66 Tersangka Baru
67 Bertugas ke Daerah
68 Pamitan
69 Makan Keluarga
70 Andi Tunjuk Skill
71 Restoran Warteg
72 Malam Damai
73 Citra Berangkat
74 Isteri Semu Korupsi
75 Tokoh Baru
76 Daerah Bencana
77 Jumpa Citra
78 Pengacau
79 Pemborosan
80 Malam Romantis
81 Tabir Mulai Terkuak
82 Tokcer
83 Api Cemburu
84 Agen Pekerja
85 Cari Citra
86 Jumpa Citra
87 Bayar Rindu
88 Memulai Perang
89 Singa vs Singa
90 Saling Adu
91 Saling Curhat
92 Pulang
93 Unjuk Jati Diri
94 Kena Zonk
95 Pelakor Kondang
96 Kembali Ke Rumah
97 Galau
98 Keluarga Utuh
99 Cobaan Baru
100 Alvan Ingkar Janji
101 Jalan-jalan
102 Serangan di Mal
103 Azzam Luluh
104 Insiden Pagi
105 Pagi Kelabu
106 Siapa Ayahku?
107 Cerita Tak Terduga
108 Alvan si Singa
109 Wanita Bunglon
110 Test DNA
111 Balik Rumah Sakit
112 Keangkuhan Karin
113 Opa Jono
114 Kucing Untuk Azzam
115 Ke Rumah Papi
116 Curi Perhatian Azzam
117 Isteri Sah
118 Fitnahan
119 Dalang Kerusuhan
120 Sejuta Maaf
121 Dalang Perusuh
122 Menginap
123 Makelar Job
124 Malam Indah
125 Penggelapan Dana
126 Tersangka
127 Sandiwara Selvia
128 Jemput Oma
129 Jemput Oma 2
130 Insiden Kecil
131 Menjenguk Pak Jono
132 Bahagia
133 Keluarga Perkasa
134 Menunda Hukuman
135 Malam Bermakna
136 Keturunan Perkasa
137 Cinta Alvan
138 Mertua Galak
139 Citra Tersinggung
140 Mengejar Cinta Citra
141 Liburan
142 Saling Menyayangi
143 Udang di balik Batu
144 Azzam Anakku
145 Tamu Malam Hari
146 Cicit Berlian
147 Demo Jilid Dua
148 Bantuan Karin
149 Bahas Poliandri
150 Penculikan
151 Diciduk
152 Permohonan Bu Dewi
153 Pindah
154 Pindah Ke Rumah Baru
155 Afisa Kembali
156 Amarah Afisa
157 Pak Jono Kolaps
158 Cekcok
159 Konflik
160 Kumpul Keluarga
161 Bu Dewi pingsan
162 Bu Dewi Di Operasi
163 Azzam Si Bijak
164 Membeli Hati Afisa
165 Daniel Cemburu
166 Operasi Sukses
167 Damai
168 Afisa Balik
169 Alvan Buka Cerita
170 Ngobrol
171 Selvia Runtuh
172 Kejujuran Karin
173 Bu Dewi Sadar
174 Citra Patah Arang
175 Kesadaran Bu Dewi
176 Debat Cinta
177 Jalan Keluar
178 Jodoh Untung
179 Rencana Daniel
180 Rencana Berantakan
181 Natasha Pindah
182 Tokcer Natasha
183 Kisah Anak Muda
184 Kisah Tokcer
185 Natasha Pulang
186 Tamu Luar Negeri
187 Mimpi Menghajar
188 Heru Pacaran
189 Kabar Duka
190 Karin Bertobat
191 Mencari Jati Diri
192 Heru pulang
193 Calon Heru
194 Tamu Heru
195 Tembak Afung
196 Malam Romantis
197 Kenalan
198 Acara lamaran
199 Aku Cinta Padamu
200 Pertemuan
201 Karin Berangkat
202 Kenangan Karin
203 Nasehat Daniel
204 Bujukan Azzam
205 Rencana Indah
206 Berangkat Berobat
207 Gombalan Heru
208 Rencana Liburan
209 Berpisah
210 Pengakuan
211 Murid Teladan
212 Berkunjung ke Kantor
213 Ketangkap Basah
214 Kumpul
215 Kepintaran Warisan
216 Kencan
217 Pengampunan
218 Jujur
219 Pembimbing
220 Bimbingan Awal
221 Junior Koplak
222 Pengagum Daniel
223 Kisah Sedih
224 Jasmine Tunangan Andi
225 Cinta Alvan
226 Alvan Dirawat
227 Laura Kecelakaan
228 Laura Dioperasi
229 Operasi Sukses
230 Pasangan Muda
231 Ingkar Janji
232 Pulang kampung
233 Pesta Penyambutan
234 Ke Bali
235 Kenalan Orang Hebat
236 Pulang
237 Pesawat Pribadi Afifa
238 Rencana Pesta
239 Kado Luar Biasa
240 Acara Meriah
241 Anak Hamka
242 Analisa Ngawur
243 DNA Ayam
244 Hasil Luar Biasa
245 Misi Baru
246 Kembali Ke Sekolah
247 Anak Alvan??
248 Pengakuan
249 Liburan Berakhir
250 Terbang
251 Bu Dewi Bisu
252 Menebar Kasih sayang
253 Berdandan
254 Alvan Jatuh Hati
255 Jumpa Kawan Lama
256 Alvan Sakit
257 Hamil
258 Ngidam Parah
259 Semua Salah
260 Afung Terjatuh
261 Kabar baik
262 Adopsi
263 Oma Uyut Pulang
264 Jumpa Uyut
265 Cek Up
266 Pengacau Baru
267 Jalan keluar
268 Pesta Heru
269 Teror dari Beijing
270 Ke Dokter Hans
271 Bonar Minta Kawin
272 Bahagia
273 Pesta Bonar
274 Kabar Bahagia
275 Pesta Karin
276 Citra Jatuh
277 Selamat
278 Sidang Dara
279 Dalang Kejahatan
280 Pengakuan Wenda
281 Bu Dewi pulang
282 Alvan Yang Malang
283 Citra Lahiran
284 Nama Bayi
285 Debat Nama
286 Daniel Sang Provokator
287 Gercep
288 Diskusi Azzam
289 Memancing Azzam
290 Surprise
291 Kilas Balik
292 Rencana Pindah
293 Pindah Rumah
294 Deal Pindah
295 Sukses
296 Akhir Kisah
Episodes

Updated 296 Episodes

1
Alvan
2
Masa Lalu
3
Rencana Karin
4
Obat
5
Ketangkap Basah
6
Ke Cafe Daniel
7
Menyesal
8
Kejar Citra
9
Kenalan
10
Mundur Cari Kesempatan
11
Cari Fakta
12
Batal Pergi
13
Balik Ke RS
14
Afifa Demam
15
Afifa Opname
16
Diakui Afifa
17
Kesempatan Emas
18
Suap-suapan
19
Afifa Membaik
20
Tuntut Cerai
21
Pasien Nakal
22
Isteri CEO
23
Afisa
24
Perbincangan
25
Pengakuan Citra
26
Sekamar
27
Diktator
28
Sayang Anak
29
Saingan Baru
30
Dokter Pujaan
31
Suami Siapa
32
Aib Karin
33
Siapa Yang Durhaka
34
Misi Selamatkan Mama
35
Pengumuman
36
Pelukan Teletubbies
37
Perdamaian
38
Azzam Mulai Luluh
39
Alvan Pusing
40
Menjadi Papa Sejati
41
Jumpa Afisa
42
Afisa Si Judes
43
Andi Masuk Kerja
44
Karin Kena Batu
45
Afifa Pulang
46
Pulang Ke Rumah
47
Bu Dewi berangkat
48
Alvan Sejuta Masalah
49
Nasib Karin
50
Pelajaran Berharga
51
Hasil Test Karin
52
Karin Penyebar Penyakit
53
Siapa Yang Sakit
54
Taring Azzam
55
Makan Sekeluarga
56
Kesempatan Alvan
57
Papi Idaman
58
Akalan Heru
59
Heru Pulang
60
Makan Malam
61
Nasehat Daniel
62
Ancaman Karin
63
Sholat Bersama
64
Tantangan
65
Jumpa Karin
66
Tersangka Baru
67
Bertugas ke Daerah
68
Pamitan
69
Makan Keluarga
70
Andi Tunjuk Skill
71
Restoran Warteg
72
Malam Damai
73
Citra Berangkat
74
Isteri Semu Korupsi
75
Tokoh Baru
76
Daerah Bencana
77
Jumpa Citra
78
Pengacau
79
Pemborosan
80
Malam Romantis
81
Tabir Mulai Terkuak
82
Tokcer
83
Api Cemburu
84
Agen Pekerja
85
Cari Citra
86
Jumpa Citra
87
Bayar Rindu
88
Memulai Perang
89
Singa vs Singa
90
Saling Adu
91
Saling Curhat
92
Pulang
93
Unjuk Jati Diri
94
Kena Zonk
95
Pelakor Kondang
96
Kembali Ke Rumah
97
Galau
98
Keluarga Utuh
99
Cobaan Baru
100
Alvan Ingkar Janji
101
Jalan-jalan
102
Serangan di Mal
103
Azzam Luluh
104
Insiden Pagi
105
Pagi Kelabu
106
Siapa Ayahku?
107
Cerita Tak Terduga
108
Alvan si Singa
109
Wanita Bunglon
110
Test DNA
111
Balik Rumah Sakit
112
Keangkuhan Karin
113
Opa Jono
114
Kucing Untuk Azzam
115
Ke Rumah Papi
116
Curi Perhatian Azzam
117
Isteri Sah
118
Fitnahan
119
Dalang Kerusuhan
120
Sejuta Maaf
121
Dalang Perusuh
122
Menginap
123
Makelar Job
124
Malam Indah
125
Penggelapan Dana
126
Tersangka
127
Sandiwara Selvia
128
Jemput Oma
129
Jemput Oma 2
130
Insiden Kecil
131
Menjenguk Pak Jono
132
Bahagia
133
Keluarga Perkasa
134
Menunda Hukuman
135
Malam Bermakna
136
Keturunan Perkasa
137
Cinta Alvan
138
Mertua Galak
139
Citra Tersinggung
140
Mengejar Cinta Citra
141
Liburan
142
Saling Menyayangi
143
Udang di balik Batu
144
Azzam Anakku
145
Tamu Malam Hari
146
Cicit Berlian
147
Demo Jilid Dua
148
Bantuan Karin
149
Bahas Poliandri
150
Penculikan
151
Diciduk
152
Permohonan Bu Dewi
153
Pindah
154
Pindah Ke Rumah Baru
155
Afisa Kembali
156
Amarah Afisa
157
Pak Jono Kolaps
158
Cekcok
159
Konflik
160
Kumpul Keluarga
161
Bu Dewi pingsan
162
Bu Dewi Di Operasi
163
Azzam Si Bijak
164
Membeli Hati Afisa
165
Daniel Cemburu
166
Operasi Sukses
167
Damai
168
Afisa Balik
169
Alvan Buka Cerita
170
Ngobrol
171
Selvia Runtuh
172
Kejujuran Karin
173
Bu Dewi Sadar
174
Citra Patah Arang
175
Kesadaran Bu Dewi
176
Debat Cinta
177
Jalan Keluar
178
Jodoh Untung
179
Rencana Daniel
180
Rencana Berantakan
181
Natasha Pindah
182
Tokcer Natasha
183
Kisah Anak Muda
184
Kisah Tokcer
185
Natasha Pulang
186
Tamu Luar Negeri
187
Mimpi Menghajar
188
Heru Pacaran
189
Kabar Duka
190
Karin Bertobat
191
Mencari Jati Diri
192
Heru pulang
193
Calon Heru
194
Tamu Heru
195
Tembak Afung
196
Malam Romantis
197
Kenalan
198
Acara lamaran
199
Aku Cinta Padamu
200
Pertemuan
201
Karin Berangkat
202
Kenangan Karin
203
Nasehat Daniel
204
Bujukan Azzam
205
Rencana Indah
206
Berangkat Berobat
207
Gombalan Heru
208
Rencana Liburan
209
Berpisah
210
Pengakuan
211
Murid Teladan
212
Berkunjung ke Kantor
213
Ketangkap Basah
214
Kumpul
215
Kepintaran Warisan
216
Kencan
217
Pengampunan
218
Jujur
219
Pembimbing
220
Bimbingan Awal
221
Junior Koplak
222
Pengagum Daniel
223
Kisah Sedih
224
Jasmine Tunangan Andi
225
Cinta Alvan
226
Alvan Dirawat
227
Laura Kecelakaan
228
Laura Dioperasi
229
Operasi Sukses
230
Pasangan Muda
231
Ingkar Janji
232
Pulang kampung
233
Pesta Penyambutan
234
Ke Bali
235
Kenalan Orang Hebat
236
Pulang
237
Pesawat Pribadi Afifa
238
Rencana Pesta
239
Kado Luar Biasa
240
Acara Meriah
241
Anak Hamka
242
Analisa Ngawur
243
DNA Ayam
244
Hasil Luar Biasa
245
Misi Baru
246
Kembali Ke Sekolah
247
Anak Alvan??
248
Pengakuan
249
Liburan Berakhir
250
Terbang
251
Bu Dewi Bisu
252
Menebar Kasih sayang
253
Berdandan
254
Alvan Jatuh Hati
255
Jumpa Kawan Lama
256
Alvan Sakit
257
Hamil
258
Ngidam Parah
259
Semua Salah
260
Afung Terjatuh
261
Kabar baik
262
Adopsi
263
Oma Uyut Pulang
264
Jumpa Uyut
265
Cek Up
266
Pengacau Baru
267
Jalan keluar
268
Pesta Heru
269
Teror dari Beijing
270
Ke Dokter Hans
271
Bonar Minta Kawin
272
Bahagia
273
Pesta Bonar
274
Kabar Bahagia
275
Pesta Karin
276
Citra Jatuh
277
Selamat
278
Sidang Dara
279
Dalang Kejahatan
280
Pengakuan Wenda
281
Bu Dewi pulang
282
Alvan Yang Malang
283
Citra Lahiran
284
Nama Bayi
285
Debat Nama
286
Daniel Sang Provokator
287
Gercep
288
Diskusi Azzam
289
Memancing Azzam
290
Surprise
291
Kilas Balik
292
Rencana Pindah
293
Pindah Rumah
294
Deal Pindah
295
Sukses
296
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!