Rencana Karin

Daniel angguk beri jaminan akan perlakukan Citra sebagai adik. Tidak lebih dari itu. Daniel hanya iba pada nasib sial Citra ketemu Alvan. Laki tak punya hati nurani.

"Gue jamin takkan macam. Lihat tampang imutnya hati gue meleleh. Kalau lhu lepasin dia kelak gue siap tampung. Gue akan tunggu jandanya."

"Tunggu saja sampai kiamat. Dia tetap jadi bini gue dalam hukum, tapi Karin bini gue dalam hati." ujar Alvan santai tak jaga perasaan Citra.

Andai Citra dengar kata-kata Alvan bagaimanakah reaksinya? Apa anak itu masih sanggup bertahan di rumah penuh kepedihan ini. Daniel memuji mental Citra berlapis baja sanggup hadapi sikap buruk Alvan dan Karin.

Di mata Daniel perlakuan Alvan pada Citra tak lebih antara majikan dan pembantu. Citra melakukan semua pekerjaan rumah tangga termasuk melayani keperluan Karin yang layak nyonya besar.

"Van...jangan kebangetan! Jelek-jelek Citra itu jauh lebih dari Karin. Cuma dia tak pandai bergaul. Suatu saat anak itu akan tumbuh besar menjadi orang. Kau akan menyesal atas sikapmu ini." sinis Daniel kurang suka Alvan hina Citra.

"Amin saja. Habis ini lhu pulang saja. Bikin otakku mumet asyik bahas anak pembantu itu."

"Gue pulang sekarang. Mulai besok gue akan datang sini temani Citra. Kau jangan ngelarang ya!" Daniel bangkit dari meja makan walau nasinya belum habis. Daniel tidak suka Alvan asyik hina Citra sebagai anak tak berguna.

Bagi Daniel Citra jauh lebih berharga dari Karin si ratu dugem. Apa yang dilihat Alvan dari Karin. Dari kecantikan atau sikap murahan Karin menjerat Alvan. Namun Daniel tak berhak memaksa Alvan alihkan perhatian dari Karin ke Citra. Itu wilayah Alvan.

"Hei Dan..kok kabur? Katanya mau tunggu Karin pulang." Alvan panik sobat kentalnya tiba-tiba minta pamit padahal tadi dia cuma asal omong.

"Tadi ngusir. Tunggu saja sendiri. Bangga toh punya calon bini ratu jalanan! Karin si ratu dugem yang kaya raya. Tiap malam traktir teman-teman minum sampai teler. Kau kan suka wanita model bar-bar. Lebih hot di ranjang kan? Permisi." Daniel pergi tinggalkan Alvan dongkol hati. Dibilang dikit langsung ngambek kayak anak cewek.

Selera makan Alvan ikut hilang bersama perginya Daniel. Alvan heran mengapa Daniel bisa suka pada ikan teri macam Citra. Di mana kelebihan Citra sampai seniman itu membela Citra mati-matian.

Alvan meletakkan sendok nasi dengan kasar. Gara Daniel sialan dia tak bisa nikmati tumis kangkung terasi dengan baik. Padahal itu masakan favorit Alvan. Makan selagi hangat bersama nasi panas merupakan nikmat mulut luar biasa. Alvan akui masakan Citra cocok dengan selera mulutnya. Pas memanjakan pulau tengah tubuhnya alias perut.

"Citra..." teriak Alvan tak ada lembutnya.

Sekian detik Citra sudah muncul menundukkan wajah tak mau menatap Alvan. Ntah takut atau benci tatap wajah bengis itu.

"Ya pak?"

"Bereskan meja makan! Antar teh ke ruang kerjaku!"

"Iya pak!" Citra meringsut ke sudut meja ambil bekas makan Daniel duluan. Alvan masih duduk di meja maka Citra memilih mulai dari jauh. Tak ada sedikitpun niat Citra ingin dekati laki yang jadi suaminya secara hukum dan agama. Citra malah jijik lihat laki itu tak ubah seperti lihat limbah sampah. Bau busuk undang lalat jorok. Alvan itu limbah dan Karin itu lalat. Pasangan serasi.

Alvan pindah dari meja makan karena tak ingin ganggu Citra bekerja sebagai kacung dia dan Karin. Siapa suruh Citra bodoh mau masuk dalam hidup Alvan. Coba dari awal dia tolak ide Pak Wira menjadi isteri Alvan. Hidupnya pasti tak sengsara. Ini cari penyakit sendiri namanya. Sudah tahu Alvan bukan levelnya masih saja ingin masuk dalam hidup laki itu. Terima saja nasib.

Citra tak katakan apapun walau Alvan bersikap buruk. Citra hanya cepat selesaikan kuliah dan pergi jauh dari laki yang tak punya hati itu. Masa bodoh dengan Karin dan Alvan. Yang penting Citra masih bisa lanjutkan kuliah. Mengejar cita-cita mulia jadi dokter mengabdi pada masyarakat.

Besoknya Daniel datang sesuai janji. Pagi-pagi seniman itu sudah nongkrong di depan rumah Alvan menanti Citra. Tujuan Daniel bukan jumpa Alvan maupun Karin. Tapi mencari gadis kecil bermata indah itu. Daniel yakin Citra akan berangkat kuliah pagi hari seperti biasa.

Daniel nangkring di atas motor antik hasil modifikasi tangan kreatif. Sekilas mirip motor mahal Harley-Davidson cuma kw ntah berapa. Untuk bergaya laki type Daniel sangat cocok. Aura seniman antik mencuat ke permukaan.

Benar dugaan Daniel. Sekitar pukul delapan Citra keluar rumah dengan pakaian ala remaja. Rambut diikat ekor kuda dan berpakaian sopan kemeja berlengan panjang warna kuning muda dan celana kulot warna coklat muda. Sejuk di mata.

"Pak Daniel...mau jumpa Pak Alvan?" mata Citra berbinar lihat Daniel di depan rumah duduk santai jemuran matahari pagi.

"Sebelum kita ngobrol aku mau ralat sedikit. Pertama aku keberatan dipanggil bapak. Kedua aku datang bukan untuk Alvan tapi untuk kamu."

Citra tidak besar kepala dihargai Daniel. Citra sudah lelah berhadapan dengan orang kaya yang sok elite. Manusia dari kalangan bawah tak ubah semut di mata mereka. Bisa diinjak kapan saja.

"Terima kasih sudah datang. Sayang aku harus buru waktu. Nanti terlambat." Citra mengunci pintu lalu berjalan lewati Daniel.

"Ini ojek sudah siap antar tuan Puteri ke kampus. Hari ini gratis! Test keterampilan ojek baru." Daniel menahan Citra pakai rentang tangan.

"Ke kampus naik motor gini?" Citra terbelalak melihat kondisi motor tak layak untuk dibawa ke kampus. Apa kata orang Citra yang terkenal alim naik motor koboi.

"Kenapa motorku? Ini hasil karyaku. Hargai dong jerih payah aku!" Daniel merengut Citra tak melihat betapa antiknya motor yang dipermaknya. Kocek Daniel hampir jebol dikuras modifikasi motor itu.

"Bapak...maaf ya! Aku belum mau dianggap anak bengal. Terima kasih niatmu antar aku. Permisi..."

"Stop...protes! Jangan panggil bapak! Uban di kepalaku berlomba nongol unjuk gigi! Panggil Kak Daniel! Boleh ditambah Kak Daniel yang ganteng. Aura gantengku pasti muncul." gurau Daniel menghibur gadis muda yang tentu tiap hari berduka itu.

Citra terpancing keluarkan tawa kecil yang merdu di kuping Daniel. Citra makin manis bisa buat orang lihat kena diabetes akut. Daniel terhibur saksikan guratan senyum tergaris di bibir tipis Citra. Anak gadis seharusnya memang begitu. Ceria nikmati masa remaja.

"Ya sudah kak. Aku pergi kuliah dulu. Ada angkot siap antar aku ke kampus. Doain lancar ya!"

"Amin..." Daniel tak memaksa Citra harus ikut dengannya ke kampus. Gadis manis dan alim macam Citra mana mau cari sensasi ikut motor ukuran anak motor. Bukan gaya Citra bikin heboh.

Sosok mungil dengan tinggi badan tak sampai semester enam puluh itu perlahan bergerak meninggalkan rumah Alvan. Mata Daniel ikuti gerak tubuh Citra sampai hilang di mata.

Daniel stater motor tinggalkan rumah Alvan berjanji akan balik bawa motor pantas bonceng bidadari di mata Daniel itu. Tak pungkiri Daniel suka gadis imut yang rasanya tak tumbuh dewasa. Selamanya tujuh belas tahun.

Di dalam rumah Karin belum bangun karena telat pulang. Wanita itu pulang jelang pagi. Alvan tak kuasa memarahi wanita cantik itu. Dimarahin Karin pasti ngambek minta pulang ke Jakarta. Alvan belum siap hidup berpisah dengan Karin. Seluruh hidup Alvan berserah pada Karin.

Alvan menghela nafas perhatikan wanita yang tertidur berantakan. Tidak ganti baju tidur dan seluruh tubuh berbau alkohol. Berapa banyak Karin minum sampai tak tahu arah pulang. Karin diantar temannya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk berat. Sampai kapan Karin akan hidup begini.

"Karin...bangun! Aku mau ke kantor!" Alvan mengguncang tubuh Karin. Wanita itu mengintip Alvan lewat kedipan mata.

"Aduh sayang! Aku masih ngantuk. Pergi saja! Kan ada anak sialan itu urus aku."

"Dia sudah berangkat kuliah. Sampai kapan kau mau gini? Tiap malam mabukan. Apa tak malu dilihat Citra?"

"Malu? Anak setan itu sudah hancurkan mimpi kita. Aku akan berhenti kalau kau ceraikan dia dan usir dia dari hidup kita. Dia pangkal kesedihanku!"

"Dia tak ganggu kita. Malah kau beruntung dilayani dia dengan baik. Anggap dia kacungmu!" ujar Alvan tanpa rasa iba.

"Kau yang bilang lho! Kau lihat akan kubuat hidupnya berada di neraka." Karin menyeringai puas dapat ijin siksa Citra.

"Kamu jangan kelewatan! Kalau terjadi sesuatu padanya kakek takkan maafkan aku! Kita bisa jadi gembel."

"Ngak asyik...maunya ke siram air keras ke wajahnya biar tak bisa jumpa orang lagi." omel Karin geram pada Citra yang dapat kasih sayang dari Pak Wira.

"Kuingatkan jangan lukai dia! Dia juga menderita bahkan lebih dari kita. Kau cuma tak punya status. Kau miliki segalanya jadi Kuingatkan jangan lewat batas!"

"Terserah! Pokoknya aku benci pada anak setan itu."

Alvan tak mau berdebat lagi. Jam kantor sudah tiba. Makin lama berdiri di kamar makin macet jalan. Alvan tak punya banyak waktu dengar ocehan Karin. Banyak pekerjaan di kantor menanti Alvan. Alvan tak mungkin abaikan pekerjaan hanya dengar omelan Karin.

Alvan bergegas keluar cari sarapan. Citra selalu sediakan makan pagi sebelum berangkat kuliah. Kerja Citra beres tak ada yang perlu dicela. Tepat waktu serta disiplin. Itu harus Alvan akui keunggulan Citra. Masih muda tapi akal dewasa.

Alvan mendapat mie goreng telor. Dari tataan saja sudah terbayang betapa lezat mie goreng dengan telor orak arik. Bau sambal bawang makin mengundang selera Alvan. Tidak rugi Alvan piara Citra selama ini. Hampir setahun tinggal bersama membuat Alvan makin akrab dengan masakan Citra. Alvan tak bisa bayangkan kalau suatu saat mereka berpisah.

Alvan pasti rindu pada masakan gadis ini. Alvan tidak munafik soal keahlian Citra godok makanan. Gadis itu terlalu pintar meracik selera Alvan.

Alvan bergegas pergi setelah sarapan. Tinggal Karin bergulung dalam selimut melanjutkan mimpinya.

Kring...ponsel Karin berbunyi. Ponsel keluarkan baru jaman itu berdering tak henti minta di angkat. Karin menutup kuping tak mau dengar. Rasa ngantuk masih menggila.

"Halo...berisik!" seru Karin tak sopan.

"Baby...belum bangun?"

"Ngapain telepon pagi banget?"

"Gue masih kangen! Acara kita belum selesai. Gue masih pingin."

"Jangan gila kau! Ketahuan Alvan bisa tamat kita. Kita jumpa besok saja."

"Tapi gue masih pingin. Ada stok buat gue?"

"Stok? Cari sendiri! Emang aku germo."

"Duh yang cemburu! Gara semalam kelewat banyak minum obat kuat. Efeknya sampai sekarang. Maunya gitu terusan."

"Sinting...malam ini gue ngak berani keluar! Alvan mulai marah gue dugem terusan. Eh..di rumah gue ada perawan tingting! Tertarik?"

"Mau dong asal gratis!"

"Ok...lhu cari obat perangsang! Selanjutnya serahkan pada gue! Kalau sudah bereaksi lhu datang habisin pengacau di rumah gue ini. Hitung-hitung gue beramal umpan anak perawan buat lhu!"

"Yakin lhu? Gue sih mau aja! Belum pernah rasakan perawan sih! Semua rem bolong."

"Sialan lhu! Ejek gue ya!"

"Mana berani? Lhu tunggu gue! Satu jam gue datang. Lhu tunggu gue di depan rumah! Gue ngak berani masuk rumah lhu! Takut dihajar Alvan."

"Sip."

Sebelum satu jam orang yang janjian dengan Karin muncul pakai motor. Laki itu pakai helm sembunyikan wajah takut ketahuan sama tetangga atau yang punya rumah. Karin menerima pesanan langsung masuk untuk hindari kecurigaan tetangga.

Karin susun rencana jebak Citra dalam masalah. Kalau tidak selamanya Citra takkan enyah dari hidup Alvan. Tunggu kakek meninggal baru bisa bersatu. Tunggu sampai kapan. Gimana kalau kakek Alvan berumur panjang capai ratusan. Waktu itu Karin mungkin sudah keriput.

Karin tak bisa menunggu lebih lama untuk menjadi bini utama Alvan. Harus ada trik jitu usir Citra. Untunglah laki misterius simpanan Karin kasih jalan untuk lancarkan misi Karin.

Karin campur obat perangsang ke gelas teh Citra. Karin hafal Citra suka minum teh dingin simpan di kulkas. Setiap pulang kampus gadis itu minum teh tersebut. Ini mudahkan Karin memuluskan rencana jebak Citra buruk di depan Alvan.

Karin akan foto Citra sedang main dengan laki simpanannya. Alvan pasti berang dan mengusir gadis itu. Rencana jahat yang di otak kotor Karin.

Setelah membereskan tahap pertama Karin keluar rumah agar tak tampak itu rencana jahatnya. Karin harus punya alibi bersama kawan lain agar tidak dituduh jadi dalang perzinahan Citra.

Manusia berencana Tuhan yang menentukan. Tuhan berpihak pada orang baik mungkin itu kunci berbuat baik. Sebelum jam dua belas Alvan pulang karena kurang sehat. Ditambah masih teringat Karin belum sadar betul dari mabukan. Alvan ingin Karin tinggalkan kebiasaan minum minuman beralkohol. Itu akan merusak kesehatan. Maka itu Alvan pulang cepat.

Suasana rumah yang sepi. Karin tak ada sedang Citra belum pulang kuliah. Mungkin ada mata pelajaran tambahan mengingat gadis itu ambil jurusan cukup peras otak. Alvan sendiri tak yakin bisa kuliah di fakultas kedokteran.

Gadis sederhana macam Citra justru maju mengambil jurusan rumit itu. Di sini Alvan memuji tekad Citra. Orangnya sederhana tapi semangat patut dapat acung jempol..

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

lanjut

2023-08-04

0

abang A🦋💜🐰🐹

abang A🦋💜🐰🐹

ga bisa bayangi penderitaan citra 😭😭🤧 di sekitarnya orang jahat semua🤧🤧

2022-06-10

2

Sur Anastasya

Sur Anastasya

aknkah dia mnyesal

2022-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Alvan
2 Masa Lalu
3 Rencana Karin
4 Obat
5 Ketangkap Basah
6 Ke Cafe Daniel
7 Menyesal
8 Kejar Citra
9 Kenalan
10 Mundur Cari Kesempatan
11 Cari Fakta
12 Batal Pergi
13 Balik Ke RS
14 Afifa Demam
15 Afifa Opname
16 Diakui Afifa
17 Kesempatan Emas
18 Suap-suapan
19 Afifa Membaik
20 Tuntut Cerai
21 Pasien Nakal
22 Isteri CEO
23 Afisa
24 Perbincangan
25 Pengakuan Citra
26 Sekamar
27 Diktator
28 Sayang Anak
29 Saingan Baru
30 Dokter Pujaan
31 Suami Siapa
32 Aib Karin
33 Siapa Yang Durhaka
34 Misi Selamatkan Mama
35 Pengumuman
36 Pelukan Teletubbies
37 Perdamaian
38 Azzam Mulai Luluh
39 Alvan Pusing
40 Menjadi Papa Sejati
41 Jumpa Afisa
42 Afisa Si Judes
43 Andi Masuk Kerja
44 Karin Kena Batu
45 Afifa Pulang
46 Pulang Ke Rumah
47 Bu Dewi berangkat
48 Alvan Sejuta Masalah
49 Nasib Karin
50 Pelajaran Berharga
51 Hasil Test Karin
52 Karin Penyebar Penyakit
53 Siapa Yang Sakit
54 Taring Azzam
55 Makan Sekeluarga
56 Kesempatan Alvan
57 Papi Idaman
58 Akalan Heru
59 Heru Pulang
60 Makan Malam
61 Nasehat Daniel
62 Ancaman Karin
63 Sholat Bersama
64 Tantangan
65 Jumpa Karin
66 Tersangka Baru
67 Bertugas ke Daerah
68 Pamitan
69 Makan Keluarga
70 Andi Tunjuk Skill
71 Restoran Warteg
72 Malam Damai
73 Citra Berangkat
74 Isteri Semu Korupsi
75 Tokoh Baru
76 Daerah Bencana
77 Jumpa Citra
78 Pengacau
79 Pemborosan
80 Malam Romantis
81 Tabir Mulai Terkuak
82 Tokcer
83 Api Cemburu
84 Agen Pekerja
85 Cari Citra
86 Jumpa Citra
87 Bayar Rindu
88 Memulai Perang
89 Singa vs Singa
90 Saling Adu
91 Saling Curhat
92 Pulang
93 Unjuk Jati Diri
94 Kena Zonk
95 Pelakor Kondang
96 Kembali Ke Rumah
97 Galau
98 Keluarga Utuh
99 Cobaan Baru
100 Alvan Ingkar Janji
101 Jalan-jalan
102 Serangan di Mal
103 Azzam Luluh
104 Insiden Pagi
105 Pagi Kelabu
106 Siapa Ayahku?
107 Cerita Tak Terduga
108 Alvan si Singa
109 Wanita Bunglon
110 Test DNA
111 Balik Rumah Sakit
112 Keangkuhan Karin
113 Opa Jono
114 Kucing Untuk Azzam
115 Ke Rumah Papi
116 Curi Perhatian Azzam
117 Isteri Sah
118 Fitnahan
119 Dalang Kerusuhan
120 Sejuta Maaf
121 Dalang Perusuh
122 Menginap
123 Makelar Job
124 Malam Indah
125 Penggelapan Dana
126 Tersangka
127 Sandiwara Selvia
128 Jemput Oma
129 Jemput Oma 2
130 Insiden Kecil
131 Menjenguk Pak Jono
132 Bahagia
133 Keluarga Perkasa
134 Menunda Hukuman
135 Malam Bermakna
136 Keturunan Perkasa
137 Cinta Alvan
138 Mertua Galak
139 Citra Tersinggung
140 Mengejar Cinta Citra
141 Liburan
142 Saling Menyayangi
143 Udang di balik Batu
144 Azzam Anakku
145 Tamu Malam Hari
146 Cicit Berlian
147 Demo Jilid Dua
148 Bantuan Karin
149 Bahas Poliandri
150 Penculikan
151 Diciduk
152 Permohonan Bu Dewi
153 Pindah
154 Pindah Ke Rumah Baru
155 Afisa Kembali
156 Amarah Afisa
157 Pak Jono Kolaps
158 Cekcok
159 Konflik
160 Kumpul Keluarga
161 Bu Dewi pingsan
162 Bu Dewi Di Operasi
163 Azzam Si Bijak
164 Membeli Hati Afisa
165 Daniel Cemburu
166 Operasi Sukses
167 Damai
168 Afisa Balik
169 Alvan Buka Cerita
170 Ngobrol
171 Selvia Runtuh
172 Kejujuran Karin
173 Bu Dewi Sadar
174 Citra Patah Arang
175 Kesadaran Bu Dewi
176 Debat Cinta
177 Jalan Keluar
178 Jodoh Untung
179 Rencana Daniel
180 Rencana Berantakan
181 Natasha Pindah
182 Tokcer Natasha
183 Kisah Anak Muda
184 Kisah Tokcer
185 Natasha Pulang
186 Tamu Luar Negeri
187 Mimpi Menghajar
188 Heru Pacaran
189 Kabar Duka
190 Karin Bertobat
191 Mencari Jati Diri
192 Heru pulang
193 Calon Heru
194 Tamu Heru
195 Tembak Afung
196 Malam Romantis
197 Kenalan
198 Acara lamaran
199 Aku Cinta Padamu
200 Pertemuan
201 Karin Berangkat
202 Kenangan Karin
203 Nasehat Daniel
204 Bujukan Azzam
205 Rencana Indah
206 Berangkat Berobat
207 Gombalan Heru
208 Rencana Liburan
209 Berpisah
210 Pengakuan
211 Murid Teladan
212 Berkunjung ke Kantor
213 Ketangkap Basah
214 Kumpul
215 Kepintaran Warisan
216 Kencan
217 Pengampunan
218 Jujur
219 Pembimbing
220 Bimbingan Awal
221 Junior Koplak
222 Pengagum Daniel
223 Kisah Sedih
224 Jasmine Tunangan Andi
225 Cinta Alvan
226 Alvan Dirawat
227 Laura Kecelakaan
228 Laura Dioperasi
229 Operasi Sukses
230 Pasangan Muda
231 Ingkar Janji
232 Pulang kampung
233 Pesta Penyambutan
234 Ke Bali
235 Kenalan Orang Hebat
236 Pulang
237 Pesawat Pribadi Afifa
238 Rencana Pesta
239 Kado Luar Biasa
240 Acara Meriah
241 Anak Hamka
242 Analisa Ngawur
243 DNA Ayam
244 Hasil Luar Biasa
245 Misi Baru
246 Kembali Ke Sekolah
247 Anak Alvan??
248 Pengakuan
249 Liburan Berakhir
250 Terbang
251 Bu Dewi Bisu
252 Menebar Kasih sayang
253 Berdandan
254 Alvan Jatuh Hati
255 Jumpa Kawan Lama
256 Alvan Sakit
257 Hamil
258 Ngidam Parah
259 Semua Salah
260 Afung Terjatuh
261 Kabar baik
262 Adopsi
263 Oma Uyut Pulang
264 Jumpa Uyut
265 Cek Up
266 Pengacau Baru
267 Jalan keluar
268 Pesta Heru
269 Teror dari Beijing
270 Ke Dokter Hans
271 Bonar Minta Kawin
272 Bahagia
273 Pesta Bonar
274 Kabar Bahagia
275 Pesta Karin
276 Citra Jatuh
277 Selamat
278 Sidang Dara
279 Dalang Kejahatan
280 Pengakuan Wenda
281 Bu Dewi pulang
282 Alvan Yang Malang
283 Citra Lahiran
284 Nama Bayi
285 Debat Nama
286 Daniel Sang Provokator
287 Gercep
288 Diskusi Azzam
289 Memancing Azzam
290 Surprise
291 Kilas Balik
292 Rencana Pindah
293 Pindah Rumah
294 Deal Pindah
295 Sukses
296 Akhir Kisah
Episodes

Updated 296 Episodes

1
Alvan
2
Masa Lalu
3
Rencana Karin
4
Obat
5
Ketangkap Basah
6
Ke Cafe Daniel
7
Menyesal
8
Kejar Citra
9
Kenalan
10
Mundur Cari Kesempatan
11
Cari Fakta
12
Batal Pergi
13
Balik Ke RS
14
Afifa Demam
15
Afifa Opname
16
Diakui Afifa
17
Kesempatan Emas
18
Suap-suapan
19
Afifa Membaik
20
Tuntut Cerai
21
Pasien Nakal
22
Isteri CEO
23
Afisa
24
Perbincangan
25
Pengakuan Citra
26
Sekamar
27
Diktator
28
Sayang Anak
29
Saingan Baru
30
Dokter Pujaan
31
Suami Siapa
32
Aib Karin
33
Siapa Yang Durhaka
34
Misi Selamatkan Mama
35
Pengumuman
36
Pelukan Teletubbies
37
Perdamaian
38
Azzam Mulai Luluh
39
Alvan Pusing
40
Menjadi Papa Sejati
41
Jumpa Afisa
42
Afisa Si Judes
43
Andi Masuk Kerja
44
Karin Kena Batu
45
Afifa Pulang
46
Pulang Ke Rumah
47
Bu Dewi berangkat
48
Alvan Sejuta Masalah
49
Nasib Karin
50
Pelajaran Berharga
51
Hasil Test Karin
52
Karin Penyebar Penyakit
53
Siapa Yang Sakit
54
Taring Azzam
55
Makan Sekeluarga
56
Kesempatan Alvan
57
Papi Idaman
58
Akalan Heru
59
Heru Pulang
60
Makan Malam
61
Nasehat Daniel
62
Ancaman Karin
63
Sholat Bersama
64
Tantangan
65
Jumpa Karin
66
Tersangka Baru
67
Bertugas ke Daerah
68
Pamitan
69
Makan Keluarga
70
Andi Tunjuk Skill
71
Restoran Warteg
72
Malam Damai
73
Citra Berangkat
74
Isteri Semu Korupsi
75
Tokoh Baru
76
Daerah Bencana
77
Jumpa Citra
78
Pengacau
79
Pemborosan
80
Malam Romantis
81
Tabir Mulai Terkuak
82
Tokcer
83
Api Cemburu
84
Agen Pekerja
85
Cari Citra
86
Jumpa Citra
87
Bayar Rindu
88
Memulai Perang
89
Singa vs Singa
90
Saling Adu
91
Saling Curhat
92
Pulang
93
Unjuk Jati Diri
94
Kena Zonk
95
Pelakor Kondang
96
Kembali Ke Rumah
97
Galau
98
Keluarga Utuh
99
Cobaan Baru
100
Alvan Ingkar Janji
101
Jalan-jalan
102
Serangan di Mal
103
Azzam Luluh
104
Insiden Pagi
105
Pagi Kelabu
106
Siapa Ayahku?
107
Cerita Tak Terduga
108
Alvan si Singa
109
Wanita Bunglon
110
Test DNA
111
Balik Rumah Sakit
112
Keangkuhan Karin
113
Opa Jono
114
Kucing Untuk Azzam
115
Ke Rumah Papi
116
Curi Perhatian Azzam
117
Isteri Sah
118
Fitnahan
119
Dalang Kerusuhan
120
Sejuta Maaf
121
Dalang Perusuh
122
Menginap
123
Makelar Job
124
Malam Indah
125
Penggelapan Dana
126
Tersangka
127
Sandiwara Selvia
128
Jemput Oma
129
Jemput Oma 2
130
Insiden Kecil
131
Menjenguk Pak Jono
132
Bahagia
133
Keluarga Perkasa
134
Menunda Hukuman
135
Malam Bermakna
136
Keturunan Perkasa
137
Cinta Alvan
138
Mertua Galak
139
Citra Tersinggung
140
Mengejar Cinta Citra
141
Liburan
142
Saling Menyayangi
143
Udang di balik Batu
144
Azzam Anakku
145
Tamu Malam Hari
146
Cicit Berlian
147
Demo Jilid Dua
148
Bantuan Karin
149
Bahas Poliandri
150
Penculikan
151
Diciduk
152
Permohonan Bu Dewi
153
Pindah
154
Pindah Ke Rumah Baru
155
Afisa Kembali
156
Amarah Afisa
157
Pak Jono Kolaps
158
Cekcok
159
Konflik
160
Kumpul Keluarga
161
Bu Dewi pingsan
162
Bu Dewi Di Operasi
163
Azzam Si Bijak
164
Membeli Hati Afisa
165
Daniel Cemburu
166
Operasi Sukses
167
Damai
168
Afisa Balik
169
Alvan Buka Cerita
170
Ngobrol
171
Selvia Runtuh
172
Kejujuran Karin
173
Bu Dewi Sadar
174
Citra Patah Arang
175
Kesadaran Bu Dewi
176
Debat Cinta
177
Jalan Keluar
178
Jodoh Untung
179
Rencana Daniel
180
Rencana Berantakan
181
Natasha Pindah
182
Tokcer Natasha
183
Kisah Anak Muda
184
Kisah Tokcer
185
Natasha Pulang
186
Tamu Luar Negeri
187
Mimpi Menghajar
188
Heru Pacaran
189
Kabar Duka
190
Karin Bertobat
191
Mencari Jati Diri
192
Heru pulang
193
Calon Heru
194
Tamu Heru
195
Tembak Afung
196
Malam Romantis
197
Kenalan
198
Acara lamaran
199
Aku Cinta Padamu
200
Pertemuan
201
Karin Berangkat
202
Kenangan Karin
203
Nasehat Daniel
204
Bujukan Azzam
205
Rencana Indah
206
Berangkat Berobat
207
Gombalan Heru
208
Rencana Liburan
209
Berpisah
210
Pengakuan
211
Murid Teladan
212
Berkunjung ke Kantor
213
Ketangkap Basah
214
Kumpul
215
Kepintaran Warisan
216
Kencan
217
Pengampunan
218
Jujur
219
Pembimbing
220
Bimbingan Awal
221
Junior Koplak
222
Pengagum Daniel
223
Kisah Sedih
224
Jasmine Tunangan Andi
225
Cinta Alvan
226
Alvan Dirawat
227
Laura Kecelakaan
228
Laura Dioperasi
229
Operasi Sukses
230
Pasangan Muda
231
Ingkar Janji
232
Pulang kampung
233
Pesta Penyambutan
234
Ke Bali
235
Kenalan Orang Hebat
236
Pulang
237
Pesawat Pribadi Afifa
238
Rencana Pesta
239
Kado Luar Biasa
240
Acara Meriah
241
Anak Hamka
242
Analisa Ngawur
243
DNA Ayam
244
Hasil Luar Biasa
245
Misi Baru
246
Kembali Ke Sekolah
247
Anak Alvan??
248
Pengakuan
249
Liburan Berakhir
250
Terbang
251
Bu Dewi Bisu
252
Menebar Kasih sayang
253
Berdandan
254
Alvan Jatuh Hati
255
Jumpa Kawan Lama
256
Alvan Sakit
257
Hamil
258
Ngidam Parah
259
Semua Salah
260
Afung Terjatuh
261
Kabar baik
262
Adopsi
263
Oma Uyut Pulang
264
Jumpa Uyut
265
Cek Up
266
Pengacau Baru
267
Jalan keluar
268
Pesta Heru
269
Teror dari Beijing
270
Ke Dokter Hans
271
Bonar Minta Kawin
272
Bahagia
273
Pesta Bonar
274
Kabar Bahagia
275
Pesta Karin
276
Citra Jatuh
277
Selamat
278
Sidang Dara
279
Dalang Kejahatan
280
Pengakuan Wenda
281
Bu Dewi pulang
282
Alvan Yang Malang
283
Citra Lahiran
284
Nama Bayi
285
Debat Nama
286
Daniel Sang Provokator
287
Gercep
288
Diskusi Azzam
289
Memancing Azzam
290
Surprise
291
Kilas Balik
292
Rencana Pindah
293
Pindah Rumah
294
Deal Pindah
295
Sukses
296
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!