Masa Lalu

Pak Jono dan Bu Dewi tak bisa berbuat apa-apa selain ikut ke meja makan. Karin tertegun lihat reaksi Alvan jauh dari harapannya. Karin mengira Alvan memberi pelukan mesra berseru girang. Bahkan Karin sudah bayangkan Alvan akan mengangkatnya tinggi-tinggi beri penghargaan atas jasanya beri anak pada laki itu.

Sayang seribu sayang Alvan hanya beri tanggapan dingin. Ada apa dengan suaminya itu? Sudah hilang rasa cinta atau sudah ada wanita lain di hati Alvan. Karin takkan biarkan siapapun menyentuh suaminya. Tambang emasnya.

Acara makan siang berjalan kaku. Tak ada sentuhan sayang dari Alvan sebagaimana biasa. Justru Alvan beri reaksi dingin seperti yang dia berikan pada orang lain. Biasa Alvan selalu hangat pada Karin tanpa batas waktu. Alvan dibutakan cinta pada wanita berkelas itu.

"Sayang...ada apa? Kurang sehat? Atau perlu Karin panggil tukang urut. Kerja boleh tapi jangan dipaksa! Karin sedih lho sayang tak kasih ucapan pada calon anak kita!" Karin pasang wajah sendu. Senjata ampuh luluhkan hati Alvan. Alvan paling tak bisa lihat wajah cantik Karin berlipat penuh garis. Bisa kurangi nilai kecantikan wanita itu.

"Kerjaku banyak. Mungkin malam ini aku lembur. Jaga kesehatan dan makan yang banyak agar bayinya sehat. Oya ma! Kalau perlu mama nginap sini saja kawani Karin. Malam ini aku pulang telat."

"Oh tak perlu merepotkan mama. Kan sudah ada Bik Ani dan Iyem. Terima kasih sayang. Aku akan jaga anak kita dengan baik."

Alvan mangut kecil. Tak ada kata lanjutan selain dentingan sendok garpu. Pak Jono merasakan ada keanehan dengan kelakuan Alvan. Tak biasa Alvan bersikap negatif terhadap Karin. Pak Jono bukan terlalu suka pada Karin. Menurut Pak Jono Karin terlalu royal foya-foya uang hasil keringat anaknya. Gaya hidup Karin tak ubah selebritis terkenal. Berpesta sana sini, tour manca negara demi menunjang nama selebgram banyak follower. Tapi karena Alvan nyaman maka Pak Jono tak komentar.

"Aku langsung balik kantor. Untung sudah duluan karena ada tugas penting. Permisi." Alvan pergi tanpa mencium Karin sebagaimana biasa. Karin merasa ada sesuatu yang hilang dari Alvan. Hari ini Alvan berubah drastis. Pas pula di hari Karin umumkan hamil. Apa Alvan sudah tak pingin punya anak?

"Nak Karin tak usah banyak pikir! Alvan mungkin menemukan kendala di lapangan. Yang penting jaga kesehatan. Mama tak sabar ingin lihat cucu segera lahir. Tujuh bulan lagi akan hadir permata hati kita." Bu Dewi menghibur Karin agar tak sedih ditinggal kerja oleh Alvan.

"Sudah biasa ma! Alvan sering tak pulang kalau kantor lagi deadline. Yok kita lanjut makan!"

"Ayok! Nanti mama kawani belanja perlengkapan bayi. Mungkin sudah saatnya sediakan kamar bayi. Warna apa ya?"

Karin tertawa senang lihat antusias mertuanya. Belum apa-apa sudah memikirkan perlengkapan bayi dan kamar. Jenis kelamin belum jelas bagaimana mau persiapkan. Nanti salah kaprah. Bayi cewek perlengkapan cowok. Demikian sebaliknya.

"Kita tunggu dapat hasil USG jenis kelamin dulu ma! Waktu kita masih panjang."

"Oya kau betul...mama yang pikun tak sabaran."

Tak urung kedua wanita itu terbahak-bahak gembira. Dalam keluarga kehadiran seorang anak jadi penerang hati. Semua kegundahan terselesaikan bila melihat mata tanpa dosa dan tubuh mungil minta digendong. Rasa letih seharian kerja terbayar disambut tangan mungil sang buah hati.

Di luar sana Alvan menjalankan mobil tanpa tujuan. Alvan syok hari ini. Pertama dapat kabar dia mandul, lantas jumpa wanita yang pernah jadi isterinya dan terakhir Karin hamil ntah anak siapa. Kalau dirinya mandul dari mana muncul bayi di perut Karin kalau bukan dia selingkuh. Karin belum tahu kalau dia divonis tak bisa punya anak. Lantas anak siapa itu? Alvan tak bisa bayangkan isteri yang dia cintai segenap hati main hati.

Alvan arahkan mobil ke cafe nongkrong temannya yang lain di pinggir kota. Tempat itu nyaman buat tenangkan otak. Suasana asri bernuansa alam. Yang datang ke sana orang-orang yang cari ketenangan sendirian maupun pasangan. Alvan sering ke sana kalau lagi banyak masalah kantor. Hari ini Alvan datang bukan karena kerja tapi pusing dihantam kejadian beruntun.

Satu jam berkendaraan Alvan tiba di cafe yang dimaksud. Tak butuh waktu lama Alvan masuk mencari bos cafe sekaligus teman dekatnya selain Hans. Cafe bernuansa alam itu agak sepi dari pengunjung. Mungkin masih jam kerja. Sorean baru ramai ataupun hari libur.

Alvan melewati sapaan pelayan cafe yang sudah kenal Alvan sebagai kawan bos. Tak ada larangan bagi Alvan langsung masuk ke belakang cafe tempat bos hitung duit.

Daniel sang pemilik cafe berleha di kursi rotan besar beralas busa lembut. Laki itu pasang headset di kuping sambil pejamkan mata menikmati musik yang jadi rahasia anak itu. Alvan menghela nafas iri pada kenyamanan Daniel nikmati hidup. Tak ada keruwetan seperti dirinya. Santuy sampai kiamat.

Tangan besar Alvan bergerak mencolek Daniel. Colekan Alvan cukup keras memaksa Daniel buka mata. Daniel hanya melirik sekilas lalu pejamkan mata lagi. Musiknya terlalu merdu ditinggalin maka tak ada hasrat Daniel ladeni Alvan.

Alvan tak memaksa. Laki ini ikutan rebahan di kursi satu lagi mengharap bisa sesantai Daniel. Belajar legowo seperti Daniel. Itu yang terpikir di benak Alvan.

Lama kedua cowok itu tak tegur sapa. Alvan coba tiduran buang pikiran buruk di kepala. Daniel tak usah ditanya. Tetap Santuy walau ada sirene perang. Hidup harus dimaknai dengan keikhlasan agar tidak tegang kayak kawat listrik. Terlalu tegang sampai nyetrum. Endingnya tewas.

Daniel duluan bangun perhatikan temannya yang tepar di kursi malas. Badai apa tiup laki super sibuk itu datang ke cafe? Tender gagal atau investor kabur. Daniel colek kaki Alvan pakai kaki agar laki itu sadar tidur di cafe orang.

Alvan balas tendang kaki Daniel tak ingin buka mata untuk ingat lagi kejadian hari ini. Alvan ingin melupakan seluruh kisah sedih hari ini. Kisah yang menyayat kalbu. Melukai harga diri sebagai lelaki. Mandul, isteri hamil dengan orang lain, jumpa mantan isteri yang acuh padanya. Ketiga hal menoreh luka mendalam.

"Woi...bangun! Ini bukan hotel buat numpang tidur. Ngak bayar lagi." Daniel dekatkan wajah ke wajah ganteng yang punya dekik di pipi. Dekik itu akan tampak bila Alvan tersenyum cuma sayang laki itu mahal senyum.

"Bisa diam ngak?" bentak Alvan geram tidurnya diusik laki berambut gondrong itu.

"Patah hati ya? Karin kabur dibawa Om Sangklek?"

"Sembarangan...emang Karin wanita apa?"

"Emang wanita apa? Ayo tebak?" balas Daniel cuek tak peduli Alvan sakit hati isterinya tak dihargai.

"Kau tahu sesuatu?" Alvan kontan buka mata menyadari nada Daniel agak berubah menyebut nama Karin.

Daniel mengedik bahu sok bersih tak ngerti arah omongan Alvan.

"Tak tahu apa-apa. Ngapain nongol jam gini? Emang kantormu sedang pose boleh libur?" Daniel berjalan ke arah kulkas mengeluarkan dua kaleng minuman bersoda. Laki itu serahkan satu kaleng buat Alvan.

Alvan menerima tanpa gairah. Semangat juang yang biasa berkobar seolah padam kena angin ****** beliung. Redam tak menyala.

"Aku jumpa Citra."

"Citra si mungil jelita? Masih mungil atau sudah tambah gede? Aku kangen pada masakannya. Di mana dia?" Daniel teringat isteri pertama Alvan yang dicerai pakai mulut. Secara hukum wanita itu masih isteri Alvan tapi dalam agama mereka bukan suami isteri lagi karena terucap talak dari mulut Alvan.

Alvan memainkan kaleng di tangan tanpa niat mereguk minuman tersebut.

"Dia bukan Citra dulu! Dia sudah jadi dokter."

"Wah...cocok itu! Kusarankan urus proses hukum biar kamu bisa nikahi Karin secara hukum. Bukan bini siri. Kasihan Karin digantung sebagai bini tidak sah."

"Maksudmu cocok apa?"

"Ya cocok saja! Gue pingin jumpa cewek mungil yang kulitnya selembut bayi itu. Citra imut banget."

"Waras ngak sih lhu? Sudah sembilan tahun kami pisah. Banyak kejadian di belakang kita. Mungkin dia sudah punya suami. Sembilan tahun bukan waktu singkat."

"Singkat panjang ngak masalah. Gue cuma mau pastiin Citra sudah punya keluarga belum. Kalau belum berarti jalan ke Roma dipersingkat."

"Lhu suka Citra?"

"Suka banget! Citra cantiknya beda dengan Karin. Citra itu cantik alami sedang Karin cantik karena bedak. Karin dewasa sedang Citraku selamanya anak kecil bagiku." Daniel mengangankan satu sosok mungil kayak anak SD. Selamanya takkan tumbuh dewasa.

"Dia telah dewasa. Tak usah angankan mimpi kosong. Secara hukum dia masih isteriku. Kami belum resmi bercerai. Kalaupun dia menikah pasti di bawah tangan. Tidak sah."

"Siapa peduli. Kasih tahu di mana dia buka praktek? Besok

kusamperin." Daniel yakin bisa jumpa Citra yang dia kagumi sejak dulu. Cuma sayang Citra bini Alvan.

Berulang kisah sembilan tahun lalu.

Pak Wira kakek kandung Alvan pulang ke rumah membawa seorang gadis yang menurut Alvan dan keluarga hanya anak kecil. Gadis kecil itu bernama Citra Ayu anak Suroso supir Pak Wira yang berkorban menolong Pak Wira tak terjebak dalam mobil terbakar di jalan tol.

Suroso berhasil mengeluarkan Pak Wira dari mobil namun dia sendiri terpanggang karena mobil keburu meledak begitu Pak Wira berhasil didorong oleh Suroso. Suroso meninggal di tempat terpanggang hangus.

Suroso meninggalkan seorang anak perempuan di rumah kontrakan. Isteri Suroso meninggal bertahun-tahun lalu maka anaknya otomatis jadi anak yatim piatu. Demi membalas budi Suroso yang tak dapat dinilai dengan uang Pak Wira memaksa cucunya menikahi anak Suroso yang waktu sedang kuliah di UGM jurusan kedokteran.

Alvan yang waktu itu berumur dua puluh tujuh tahun keberatan nikahi anak kecil yang tak dia kenal sama sekali. Kakek Alvan gunakan semua ancaman akhirnya Alvan bersedia menikah dengan Citra tanpa cinta. Waktu Alvan sudah pacaran dengan Karin teman kuliahnya.

Menikahi Citra tak membuat Alvan dan Karin putus. Mereka terang-terangan berselingkuh di depan hidung Citra. Apa lagi Pak Wira sengaja kasih tugas pada Alvan urus perusahaan di Jogja agar bisa jaga Citra yang sedang kuliah di sana.

Alvan malah senang bisa bebas dengan Karin di Jogja tanpa takut ketahuan Pak Wira. Karin ikut tinggal bersama Citra dan Alvan di Jogja. Di sana Citra diperlakukan sebagai pembantu oleh Karin. Tidak sekalipun Citra mengadu maupun mengeluh kelakuan Alvan dan Karin. Gadis mungil itu tabah ikuti permainan Alvan.

Malam itu Alvan datang bersama laki berambut gondrong berwajah lucu. Tampang penuh persahabatan menghargai Citra walau Alvan sudah cerita kalau Citra hanya anak supir. Di mata Alvan posisi supir hanya pekerjaan orang kecil. Laki itu tak sadar kalau supir juga punya nilai sendiri terbukti seorang supir berhasil selamatkan nyawa bos. Terbukti Suroso korban jiwa demi lindungi majikan.

Citra hidangkan masakan khas kampung untuk jamu Daniel sebagai tamu Alvan. Waktu itu Karin tidak di rumah karena sibuk berpesta dengan teman-teman lain. Wanita itu tak peduli Alvan punya isteri sah soalnya Karin tahu Citra bukan selera Alvan. Citra terlalu kampungan untuk laki berkelas macam Alvan.

Tak ada sedikitpun keraguan Alvan akan berpaling darinya untuk Citra. Karin pede saja biarkan Alvan berada di rumah bersama Citra. Dari pertama nikah sampai detik ini Alvan tak menyentuh Citra. Jangan menyentuh, lirik saja Alvan berat mata.

Dalam diri Citra tak ada yang pantas dilirik. Tubuh kurus kering tinggal tulang. Penampilan buruk tak pandai urus wajah. Bibir pucat tak mengundang selera orang untuk mengecup bibir mungil itu. Pendek kata tak ada nilai jual Citra yang masih muda itu.

Selesai hidangkan makanan di meja Citra mengundurkan diri ke belakang tahu diri tak pantas ikut makan di meja. Alvan bersyukur Citra tahu diri tak rewel cari perhatian.

Daniel menggeleng iba pada Citra. Laki ini tahu Citra juga tak bahagia menjadi isteri Alvan. Wajah cantik alami itu sendu menanggung beban batin. Ingin rasanya Daniel bantu Citra keluar dari pernikahan semu ini. Tapi Alvan terikat janji dengan sang kakek harus rawat Citra sampai tua.

"Van...Citra itu juga korban! Berbaik hati dikit napa? Dia juga manusia pura perasaan. Kau dan Karin sudah berbuat maksiat di depan bini sah jadi keluarkan rasa empati lhu!"

"Salah sendiri mengapa hadir di antara kami. Kau kan tahu aku dan Karin pacaran sudah berapa tahun. Kalau tak ada Citra kami sudah menikah." ujar Alvan cuek menyendok nasi ke piring. Masakan Citra memang enak walau tidak semewah masakan restoran. Masakan kampung yang sehat tanpa banyak lemak jahat.

"Iya gue ngerti! Citra masih muda. Dia juga butuh teman bicara. Apa kau tak lihat betapa kusam wajahnya? Atau gini saja! Aku yang akan urus dia! Serahkan dia padaku!"

"Kau mau apa? Dia masih kecil untuk kau bawa jadi nakal. Umurnya ntah tujuh belas atau delapan belas. Kau tega perkosa anak kecil?"

"Sialan lhu Van! Lhu pikir otak gue habis di makan virus? Gue tahu situasi. Gue cuma mau jadi temannya. Ajak main dan ngobrol. Ngasih perhatian biar ada semangat belajar."

"Ok tapi tak boleh kau ajak keluar rumah. Dia itu kesayangan kakek."

Terpopuler

Comments

Serena Oficall

Serena Oficall

rada gjls

2024-07-22

0

suci saipul

suci saipul

bahasa nya kurang abdol maaf ya Thor 🙏🙏

2023-08-14

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

kasian citra

2023-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Alvan
2 Masa Lalu
3 Rencana Karin
4 Obat
5 Ketangkap Basah
6 Ke Cafe Daniel
7 Menyesal
8 Kejar Citra
9 Kenalan
10 Mundur Cari Kesempatan
11 Cari Fakta
12 Batal Pergi
13 Balik Ke RS
14 Afifa Demam
15 Afifa Opname
16 Diakui Afifa
17 Kesempatan Emas
18 Suap-suapan
19 Afifa Membaik
20 Tuntut Cerai
21 Pasien Nakal
22 Isteri CEO
23 Afisa
24 Perbincangan
25 Pengakuan Citra
26 Sekamar
27 Diktator
28 Sayang Anak
29 Saingan Baru
30 Dokter Pujaan
31 Suami Siapa
32 Aib Karin
33 Siapa Yang Durhaka
34 Misi Selamatkan Mama
35 Pengumuman
36 Pelukan Teletubbies
37 Perdamaian
38 Azzam Mulai Luluh
39 Alvan Pusing
40 Menjadi Papa Sejati
41 Jumpa Afisa
42 Afisa Si Judes
43 Andi Masuk Kerja
44 Karin Kena Batu
45 Afifa Pulang
46 Pulang Ke Rumah
47 Bu Dewi berangkat
48 Alvan Sejuta Masalah
49 Nasib Karin
50 Pelajaran Berharga
51 Hasil Test Karin
52 Karin Penyebar Penyakit
53 Siapa Yang Sakit
54 Taring Azzam
55 Makan Sekeluarga
56 Kesempatan Alvan
57 Papi Idaman
58 Akalan Heru
59 Heru Pulang
60 Makan Malam
61 Nasehat Daniel
62 Ancaman Karin
63 Sholat Bersama
64 Tantangan
65 Jumpa Karin
66 Tersangka Baru
67 Bertugas ke Daerah
68 Pamitan
69 Makan Keluarga
70 Andi Tunjuk Skill
71 Restoran Warteg
72 Malam Damai
73 Citra Berangkat
74 Isteri Semu Korupsi
75 Tokoh Baru
76 Daerah Bencana
77 Jumpa Citra
78 Pengacau
79 Pemborosan
80 Malam Romantis
81 Tabir Mulai Terkuak
82 Tokcer
83 Api Cemburu
84 Agen Pekerja
85 Cari Citra
86 Jumpa Citra
87 Bayar Rindu
88 Memulai Perang
89 Singa vs Singa
90 Saling Adu
91 Saling Curhat
92 Pulang
93 Unjuk Jati Diri
94 Kena Zonk
95 Pelakor Kondang
96 Kembali Ke Rumah
97 Galau
98 Keluarga Utuh
99 Cobaan Baru
100 Alvan Ingkar Janji
101 Jalan-jalan
102 Serangan di Mal
103 Azzam Luluh
104 Insiden Pagi
105 Pagi Kelabu
106 Siapa Ayahku?
107 Cerita Tak Terduga
108 Alvan si Singa
109 Wanita Bunglon
110 Test DNA
111 Balik Rumah Sakit
112 Keangkuhan Karin
113 Opa Jono
114 Kucing Untuk Azzam
115 Ke Rumah Papi
116 Curi Perhatian Azzam
117 Isteri Sah
118 Fitnahan
119 Dalang Kerusuhan
120 Sejuta Maaf
121 Dalang Perusuh
122 Menginap
123 Makelar Job
124 Malam Indah
125 Penggelapan Dana
126 Tersangka
127 Sandiwara Selvia
128 Jemput Oma
129 Jemput Oma 2
130 Insiden Kecil
131 Menjenguk Pak Jono
132 Bahagia
133 Keluarga Perkasa
134 Menunda Hukuman
135 Malam Bermakna
136 Keturunan Perkasa
137 Cinta Alvan
138 Mertua Galak
139 Citra Tersinggung
140 Mengejar Cinta Citra
141 Liburan
142 Saling Menyayangi
143 Udang di balik Batu
144 Azzam Anakku
145 Tamu Malam Hari
146 Cicit Berlian
147 Demo Jilid Dua
148 Bantuan Karin
149 Bahas Poliandri
150 Penculikan
151 Diciduk
152 Permohonan Bu Dewi
153 Pindah
154 Pindah Ke Rumah Baru
155 Afisa Kembali
156 Amarah Afisa
157 Pak Jono Kolaps
158 Cekcok
159 Konflik
160 Kumpul Keluarga
161 Bu Dewi pingsan
162 Bu Dewi Di Operasi
163 Azzam Si Bijak
164 Membeli Hati Afisa
165 Daniel Cemburu
166 Operasi Sukses
167 Damai
168 Afisa Balik
169 Alvan Buka Cerita
170 Ngobrol
171 Selvia Runtuh
172 Kejujuran Karin
173 Bu Dewi Sadar
174 Citra Patah Arang
175 Kesadaran Bu Dewi
176 Debat Cinta
177 Jalan Keluar
178 Jodoh Untung
179 Rencana Daniel
180 Rencana Berantakan
181 Natasha Pindah
182 Tokcer Natasha
183 Kisah Anak Muda
184 Kisah Tokcer
185 Natasha Pulang
186 Tamu Luar Negeri
187 Mimpi Menghajar
188 Heru Pacaran
189 Kabar Duka
190 Karin Bertobat
191 Mencari Jati Diri
192 Heru pulang
193 Calon Heru
194 Tamu Heru
195 Tembak Afung
196 Malam Romantis
197 Kenalan
198 Acara lamaran
199 Aku Cinta Padamu
200 Pertemuan
201 Karin Berangkat
202 Kenangan Karin
203 Nasehat Daniel
204 Bujukan Azzam
205 Rencana Indah
206 Berangkat Berobat
207 Gombalan Heru
208 Rencana Liburan
209 Berpisah
210 Pengakuan
211 Murid Teladan
212 Berkunjung ke Kantor
213 Ketangkap Basah
214 Kumpul
215 Kepintaran Warisan
216 Kencan
217 Pengampunan
218 Jujur
219 Pembimbing
220 Bimbingan Awal
221 Junior Koplak
222 Pengagum Daniel
223 Kisah Sedih
224 Jasmine Tunangan Andi
225 Cinta Alvan
226 Alvan Dirawat
227 Laura Kecelakaan
228 Laura Dioperasi
229 Operasi Sukses
230 Pasangan Muda
231 Ingkar Janji
232 Pulang kampung
233 Pesta Penyambutan
234 Ke Bali
235 Kenalan Orang Hebat
236 Pulang
237 Pesawat Pribadi Afifa
238 Rencana Pesta
239 Kado Luar Biasa
240 Acara Meriah
241 Anak Hamka
242 Analisa Ngawur
243 DNA Ayam
244 Hasil Luar Biasa
245 Misi Baru
246 Kembali Ke Sekolah
247 Anak Alvan??
248 Pengakuan
249 Liburan Berakhir
250 Terbang
251 Bu Dewi Bisu
252 Menebar Kasih sayang
253 Berdandan
254 Alvan Jatuh Hati
255 Jumpa Kawan Lama
256 Alvan Sakit
257 Hamil
258 Ngidam Parah
259 Semua Salah
260 Afung Terjatuh
261 Kabar baik
262 Adopsi
263 Oma Uyut Pulang
264 Jumpa Uyut
265 Cek Up
266 Pengacau Baru
267 Jalan keluar
268 Pesta Heru
269 Teror dari Beijing
270 Ke Dokter Hans
271 Bonar Minta Kawin
272 Bahagia
273 Pesta Bonar
274 Kabar Bahagia
275 Pesta Karin
276 Citra Jatuh
277 Selamat
278 Sidang Dara
279 Dalang Kejahatan
280 Pengakuan Wenda
281 Bu Dewi pulang
282 Alvan Yang Malang
283 Citra Lahiran
284 Nama Bayi
285 Debat Nama
286 Daniel Sang Provokator
287 Gercep
288 Diskusi Azzam
289 Memancing Azzam
290 Surprise
291 Kilas Balik
292 Rencana Pindah
293 Pindah Rumah
294 Deal Pindah
295 Sukses
296 Akhir Kisah
Episodes

Updated 296 Episodes

1
Alvan
2
Masa Lalu
3
Rencana Karin
4
Obat
5
Ketangkap Basah
6
Ke Cafe Daniel
7
Menyesal
8
Kejar Citra
9
Kenalan
10
Mundur Cari Kesempatan
11
Cari Fakta
12
Batal Pergi
13
Balik Ke RS
14
Afifa Demam
15
Afifa Opname
16
Diakui Afifa
17
Kesempatan Emas
18
Suap-suapan
19
Afifa Membaik
20
Tuntut Cerai
21
Pasien Nakal
22
Isteri CEO
23
Afisa
24
Perbincangan
25
Pengakuan Citra
26
Sekamar
27
Diktator
28
Sayang Anak
29
Saingan Baru
30
Dokter Pujaan
31
Suami Siapa
32
Aib Karin
33
Siapa Yang Durhaka
34
Misi Selamatkan Mama
35
Pengumuman
36
Pelukan Teletubbies
37
Perdamaian
38
Azzam Mulai Luluh
39
Alvan Pusing
40
Menjadi Papa Sejati
41
Jumpa Afisa
42
Afisa Si Judes
43
Andi Masuk Kerja
44
Karin Kena Batu
45
Afifa Pulang
46
Pulang Ke Rumah
47
Bu Dewi berangkat
48
Alvan Sejuta Masalah
49
Nasib Karin
50
Pelajaran Berharga
51
Hasil Test Karin
52
Karin Penyebar Penyakit
53
Siapa Yang Sakit
54
Taring Azzam
55
Makan Sekeluarga
56
Kesempatan Alvan
57
Papi Idaman
58
Akalan Heru
59
Heru Pulang
60
Makan Malam
61
Nasehat Daniel
62
Ancaman Karin
63
Sholat Bersama
64
Tantangan
65
Jumpa Karin
66
Tersangka Baru
67
Bertugas ke Daerah
68
Pamitan
69
Makan Keluarga
70
Andi Tunjuk Skill
71
Restoran Warteg
72
Malam Damai
73
Citra Berangkat
74
Isteri Semu Korupsi
75
Tokoh Baru
76
Daerah Bencana
77
Jumpa Citra
78
Pengacau
79
Pemborosan
80
Malam Romantis
81
Tabir Mulai Terkuak
82
Tokcer
83
Api Cemburu
84
Agen Pekerja
85
Cari Citra
86
Jumpa Citra
87
Bayar Rindu
88
Memulai Perang
89
Singa vs Singa
90
Saling Adu
91
Saling Curhat
92
Pulang
93
Unjuk Jati Diri
94
Kena Zonk
95
Pelakor Kondang
96
Kembali Ke Rumah
97
Galau
98
Keluarga Utuh
99
Cobaan Baru
100
Alvan Ingkar Janji
101
Jalan-jalan
102
Serangan di Mal
103
Azzam Luluh
104
Insiden Pagi
105
Pagi Kelabu
106
Siapa Ayahku?
107
Cerita Tak Terduga
108
Alvan si Singa
109
Wanita Bunglon
110
Test DNA
111
Balik Rumah Sakit
112
Keangkuhan Karin
113
Opa Jono
114
Kucing Untuk Azzam
115
Ke Rumah Papi
116
Curi Perhatian Azzam
117
Isteri Sah
118
Fitnahan
119
Dalang Kerusuhan
120
Sejuta Maaf
121
Dalang Perusuh
122
Menginap
123
Makelar Job
124
Malam Indah
125
Penggelapan Dana
126
Tersangka
127
Sandiwara Selvia
128
Jemput Oma
129
Jemput Oma 2
130
Insiden Kecil
131
Menjenguk Pak Jono
132
Bahagia
133
Keluarga Perkasa
134
Menunda Hukuman
135
Malam Bermakna
136
Keturunan Perkasa
137
Cinta Alvan
138
Mertua Galak
139
Citra Tersinggung
140
Mengejar Cinta Citra
141
Liburan
142
Saling Menyayangi
143
Udang di balik Batu
144
Azzam Anakku
145
Tamu Malam Hari
146
Cicit Berlian
147
Demo Jilid Dua
148
Bantuan Karin
149
Bahas Poliandri
150
Penculikan
151
Diciduk
152
Permohonan Bu Dewi
153
Pindah
154
Pindah Ke Rumah Baru
155
Afisa Kembali
156
Amarah Afisa
157
Pak Jono Kolaps
158
Cekcok
159
Konflik
160
Kumpul Keluarga
161
Bu Dewi pingsan
162
Bu Dewi Di Operasi
163
Azzam Si Bijak
164
Membeli Hati Afisa
165
Daniel Cemburu
166
Operasi Sukses
167
Damai
168
Afisa Balik
169
Alvan Buka Cerita
170
Ngobrol
171
Selvia Runtuh
172
Kejujuran Karin
173
Bu Dewi Sadar
174
Citra Patah Arang
175
Kesadaran Bu Dewi
176
Debat Cinta
177
Jalan Keluar
178
Jodoh Untung
179
Rencana Daniel
180
Rencana Berantakan
181
Natasha Pindah
182
Tokcer Natasha
183
Kisah Anak Muda
184
Kisah Tokcer
185
Natasha Pulang
186
Tamu Luar Negeri
187
Mimpi Menghajar
188
Heru Pacaran
189
Kabar Duka
190
Karin Bertobat
191
Mencari Jati Diri
192
Heru pulang
193
Calon Heru
194
Tamu Heru
195
Tembak Afung
196
Malam Romantis
197
Kenalan
198
Acara lamaran
199
Aku Cinta Padamu
200
Pertemuan
201
Karin Berangkat
202
Kenangan Karin
203
Nasehat Daniel
204
Bujukan Azzam
205
Rencana Indah
206
Berangkat Berobat
207
Gombalan Heru
208
Rencana Liburan
209
Berpisah
210
Pengakuan
211
Murid Teladan
212
Berkunjung ke Kantor
213
Ketangkap Basah
214
Kumpul
215
Kepintaran Warisan
216
Kencan
217
Pengampunan
218
Jujur
219
Pembimbing
220
Bimbingan Awal
221
Junior Koplak
222
Pengagum Daniel
223
Kisah Sedih
224
Jasmine Tunangan Andi
225
Cinta Alvan
226
Alvan Dirawat
227
Laura Kecelakaan
228
Laura Dioperasi
229
Operasi Sukses
230
Pasangan Muda
231
Ingkar Janji
232
Pulang kampung
233
Pesta Penyambutan
234
Ke Bali
235
Kenalan Orang Hebat
236
Pulang
237
Pesawat Pribadi Afifa
238
Rencana Pesta
239
Kado Luar Biasa
240
Acara Meriah
241
Anak Hamka
242
Analisa Ngawur
243
DNA Ayam
244
Hasil Luar Biasa
245
Misi Baru
246
Kembali Ke Sekolah
247
Anak Alvan??
248
Pengakuan
249
Liburan Berakhir
250
Terbang
251
Bu Dewi Bisu
252
Menebar Kasih sayang
253
Berdandan
254
Alvan Jatuh Hati
255
Jumpa Kawan Lama
256
Alvan Sakit
257
Hamil
258
Ngidam Parah
259
Semua Salah
260
Afung Terjatuh
261
Kabar baik
262
Adopsi
263
Oma Uyut Pulang
264
Jumpa Uyut
265
Cek Up
266
Pengacau Baru
267
Jalan keluar
268
Pesta Heru
269
Teror dari Beijing
270
Ke Dokter Hans
271
Bonar Minta Kawin
272
Bahagia
273
Pesta Bonar
274
Kabar Bahagia
275
Pesta Karin
276
Citra Jatuh
277
Selamat
278
Sidang Dara
279
Dalang Kejahatan
280
Pengakuan Wenda
281
Bu Dewi pulang
282
Alvan Yang Malang
283
Citra Lahiran
284
Nama Bayi
285
Debat Nama
286
Daniel Sang Provokator
287
Gercep
288
Diskusi Azzam
289
Memancing Azzam
290
Surprise
291
Kilas Balik
292
Rencana Pindah
293
Pindah Rumah
294
Deal Pindah
295
Sukses
296
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!