The Crane Dan Lima Bayi Kembar
Di sebuah kamar mewah hotel berbintang.
"Apa yang kau lakukan padaku?" bentak Dewa pada gadis telnjang disampingnya.
Brengsek!
Maki dalam hati pria jangkung itu, habis sudah mahkota kesucian yang selama ini dijaganya. Dengan perempuan gak jelas lagi, emosi Dewa sudah sampai ubun-ubun.
Si gadis pucat pasi, namun masih berani menjawab. "Seharusnya saya yang marah pada bapak, karena Bapak telah merenggut kehormatan saya," ujarnya terbata dengan tubuh yang gemetar.
Ha.
Dewa melihat ada bercak darah di kasur, syukurlah dalam hatinya lega. Setidaknya dia tidak dapat barang bekas. "Katakan dimana rumahmu, siapa orang tuamu!" Dewa masih membentak.
Ah, apa dia pikun! Bukankah semalam Pak Dewa dinner bareng keluargaku, oh my gosh.
Hm.
Dewa memandang Claudia cantik juga, banget malah. Kebetulan sudah dituntut untuk menikah. "Aku akan bertanggungjawab," lanjutnya.
Ha, apa?
"Bapak akan menikahi saya?" tanya Claudia takut gagal paham.
Bertanggung jawab maksudnya menikah kan?
"Kenapa? kamu gak mau!" Dewa berkata ketus.
"Mau, mau Pak. Mau banget malah."
Ternyata rencana mendapatkan Dewa berjalan lancar...aaaaaa...
Claudia menjerit kegirangan dalam hati, oh yes!
Selesai merapikan diri, Dewa keluar meninggalkan Claudia yang masih berselimut di kasur.
Cekrek! Cekrek! Spot light yang menyilaukan mata.
Beberapa wartawan mengambil gambar dengan seberondong pertanyaan klise. Saat itu juga, Direktur muda, tampan dan sukses kepergok dengan Claudia Santoso di sebuah hotel telah menggemparkan dunia perghibahan tanah air.
Dewa baru tau kalau gadis yang menghabiskan malam dengannya adalah super model top papan atas, hah.
Di mobil menuju pulang ke rumahnya yang sepi. "Baim, selidiki orang-orang terdekat gadis itu. Jangan lupa selidiki juga mantan-mantannya!" Berkata tegas Dewa pada asistennya.
Ha, apa si bos pikun.
Baim melirik Dewa dari spion. "Dia adik dari Manager bagian, Bos. Arya Wiguna, masa Pak Dewa lupa. Gadis itu yang duduk di samping anda saat dinner semalam," jelas Baim heran.
Benar-benar si bos seumur hidup tak pernah dinner tiba-tiba dinner.
"Begitu? Kenapa aku tidak ingat."
Karena anda tidak pernah mau memandang wanita Pak Dewa batin Baim. "Rumornya dia pernah menjalin hubungan dengan salah seorang aktor papan atas namun tidak ada yang pernah melihat mereka berkencan. Punya asisten seorang transgender bernama Sonia."
Hm, Dewa menghela nafas. "Panggil Arya menghadap, segera!"
"Baik, bos!"
*
Minggu siang selesai lunch di sebuah hunian indah milik keluarga Santoso, beberapa orang sedang nge-teh bareng. Tamu agung Dewa Erlangga berkunjung mendapat perhatian khusus dari Tuan rumah
"Dewa, apa tidak sebaiknya kunjungan ke negara J kali ini kamu wakilkan saja pada Arya," usul Tuan Santoso pada Dewa, calon menantu idaman.
"Iya kak, benar kata Papa. Minggu depan kita nikah, gimana kalau urusan Kaka jadi panjang dan gak bisa pulang..." Claudia benar-benar cemas, ia tidak mau pernikahannya terancam batal.
Susah payah mendapatkan Dewa, sampai-sampai mengorbankan karier dan harga dirinya. Kalau bukan karena rencana keluarganya, tidak mungkin ia seberuntung ini. Dimana pria idamannya itu tidak pernah mau memandang yang namanya wanita.
"Ke negara J hanya empat jam, saya janji akan pulang tepat waktu. Kalau urusan belum kelar juga sampai tanggal menikah, biar Baim yang tinggal meneruskan."
Mewakilkan pada Arya, yang benar saja dalam hati Dewa memandang Claudia. Calon istrinya ini memang sangat cantik. Tidak pernah terpikir, dirinya akan menikahi seorang model, hm. Dewa menghela nafas pelan, semua mata tertuju padanya.
"Atau Kak Arya ikut juga menemani, hm." Claudia merayu lagi. Ia benar-benar khawatir melepas kepergian Dewa disaat tanggal menikah sudah mepet.
"Kalau Arya mau ikut, terserah saja asal tidak mengganggu tugas utama." Jawaban Dewa disambut helaan nafas lega dari orang-orang yang ikut berkumpul.
Kecuali Baim tentunya, dia menghela nafas berat. Asisten setia Direktur Utama TC grup itu benar-benar khawatir dengan kepolosan bosnya dalam urusan wanita. Sejak mengenal Dewa, tidak pernah bosnya itu bicara dengan perempuan selain ibunya. Sekalinya berurusan, langsung terjebak cinta satu malam di kamar sebuah hotel berbintang. Dengan seorang model papan atas yang telah go internasional pula, tentu saja jadi santapan bagi pemburu berita. Ditambah lagi si model merupakan adik dari Manager bagian dalam perusahaannya sendiri.
"Tentu saja saya mau adik ipar, menimba ilmu dan pengalaman dari seorang dewa bisnis merupakan berkah yang tidak ternilai bagi Arya Wiguna." Arya menunduk sallute pada Dewa dengan kedua tangannya ala-ala pangeran dracin.
"Ayee, terima kasih Ka Dewa." Ucap Claudia senang. "Arya! Tugas kamu ngingatin Pak Dewa pulang tepat waktu, ngerti!"
"Asiaap Tuan Putri tapi kenapa kamu malah ngelunjak jadi gak sopan gitu, cuma manggil nama. Begini tampan aku ini kakakmu tau!" Arya pasang tampang galak.
Cis, Claudia mencibir. "Aku ini Nyonya Bos kamu, jadi pangkat aku lebih tinggi, uwek!" Semua tertawa melihat tingkahnya.
"Baiklah Nyonya Direktur, hamba undur diri dulu mau packing, bye. Pa, Ma, Arya pulang ke Apart dulu ya. Permisi Bos, sampai jumpa di bandara. Yuk Baim," Arya mengecup pipi Nyonya Santoso lalu pergi sambil bersiul-siul memutar-mutar kunci mobil di jarinya. Lebih baik aku habiskan waktu bersama my darling, hihi.
Sementara itu, Tuan Santoso memandang segan pada si calon menantu, wibawa setingkat Dewa benar-benar mengintimidasinya.
"Baiklah Nak Dewa, saya dan istri juga mohon pamit ke dalam dulu. Ayo Ma, kita jangan mengganggu urusan anak muda." Tuan Santoso mengajak istrinya, memberi waktu dan tempat pada Claudia berduaan dengan Dewa. Melihat kesibukannya, baru ini mereka ada waktu berjumpa setelah berita scandal tersebar luas di media. Sungguh sangat beruntung mendapatkan menantu seperti Dewa dalam hati Santoso.
"Makasih Pa, atas pengertiannya." Ucap Claudia sumringah tersenyum malu pada Mama Irene. Nyonya Santoso berharap yang terbaik untuk putri manjanya itu, jenis manusia yang kalau ada maunya harus dapet, hah.
"Baim, kamu mau jadi nyamuk?" Tuan Santoso menepuk pundak Asisten Ibrahim yang masih berdiri mematung dekat Dewa.
"Ah, tidak Tuan." Ibrahim memandang bosnya.
"Kamu boleh pulang Baim, istirahatlah kalau urusan sudah beres."
"Terimakasih Bos, jam berapa mau dijemput?"
"Gak usah dijemput Baim, Pak Dewa nginap. Iya kan, Ka." Claudia yang jawab sambil bergelayut manja di lengan Dewa.
Hm. "Nanti saya kabari, Baim."
"Baik Pak Dewa, permisi."
Claudia tersenyum lebar, Dewa mau meluangkan waktu untuknya. Ini bukan mimpi, semakin ia berani menyandarkan kepalanya di pundak calon suaminya. "Terimakasih Kakak," ucapnya.
"Terimakasih untuk apa?" Dewa mengusap jemari indah Claudia di dalam genggamannya.
"Kakak sudah mau tanggungjawab," jawab Claudia dengan jantung berdebar.
Apakah Dewa sepolos kelihatannya, percaya begitu saja padaku.
Dalam hati Claudia.
"Hm, sudahlah. Saya juga beruntung dapat bidadari secantik kamu."
Dewa menatap Claudia yang juga sedang menatapnya, memang sangat cantik. Dewa ingat beberapa kali diberi oleh teman bisnisnya bermacam-macam bentuk model top dalam dan luar negeri setiap kali ada pertemuan, tidak pernah ia gubris. Apa aku terlalu memandang rendah profesi seorang model, jadi kena karma dalam hatinya.
Cis.
Claudia tersenyum malu dipuji cantik oleh pujaan hatinya. "Ka Dewa tau gak, sudah berapa kali kita ketemu?"
Hm, setelah malam itu, "dua kali." jawab Dewa.
***tbc
Like, komen and share 👍.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
lanjut
2022-10-11
1
syafridawati
lanjutt
2022-05-20
2
Acheuom Rahmawatie
lanjut
2022-03-06
2