Bab.4

Di meja makan sebuah Apartemen mewah senyum bahagia tak dapat disembunyikan nya, Claudia curi-curi pandang pada Dewa yang tetap dengan ekspresinya. Cool abis dengan santun sedang menikmati makanannya.

"Kenapa, tidak berselera?" tanya Dewa mengagetkan si gadis rupawan yang duduk tepat di sampingnya. Dewa mengusap bibirnya dengan tisu, sepertinya dia telah selesai makan. Akhirnya acara santap malam setelah jam menunjukkan angka 00.15 wib dini hari.

Bagi Claudia yang super model, memang pantang makan di atas jam delapan malam. Apalagi yang berat karbo dan kalori, tapi kali ini terpaksa harus dilanggar, perutnya benar-benar keroncongan.

Namun tiba-tiba jadi tidak berselera karena hatinya gundah kepikiran Dewa yang akan berangkat ke negara J, Model dan artis dari negara itu terkenal lebih seksi dan berani. Siapa tau bertemu dengan perempuan yang lebih agresif dan lihai darinya, terus Dewa gak tahan, ah. Haruskan ia nyusul diam-diam dengan alasan job yang tiba-tiba, Claudia parno sendiri.

Sebenarnya Dewa juga gak biasa makan malam di atas jam 19.00wib. Dari kecil hidupnya sudah teratur, masuk kamar jam 20.00wib. Di atas itu sudah tidak ada urusan lagi dengan makanan, walaupun setelah diberi tanggung jawab memimpin salah satu cabang perusahaan keluarganya, Dewa tidak pernah keluar makan malam bersama karyawan. Semua pertemuan bisnis dilakukan dari pagi sampai sore hari, malam hari no way jangan harap dia mau. Dewa akan tidur jam 21.00wib teng malam agar bisa bangun lagi jam 00.02wib dini hari, melanjutkan kerja di ruang bacanya.

"Kakak sudah selesai, tunggu Claudi ya."

"Hm," angguk Dewa. Si gadis makannya pelan sedikit-sedikit, kapan habisnya nyi ratu. Butuh kesabaran tingkat tinggi menghadapi sikap manjanya batin Dewa.

Sambil ngunyah Claudia melirik Dewa. Makannya lumayan banyak, tapi kok gak gemuk ya si Dewa. Body mantan yang profesi aktor aja kalah, hm. "Jumpa model seksi dari negara J, jangan kepincut ya Kak."

Claudia menunjukkan sikap posesifnya, Dewa menoleh. Jadi pada pandangan gadis ini dia lelaki mata keranjang. "Kalau ada yang agresif seperti kamu, siapa yang tahan," balas nya.

Aaaa! Claudia terperangah mendengar jawaban Dewa, ntah itu bercanda tapi kok hatinya sakit ya. "Idih, jahat!" Claudia manyun.

Hm, senyum Dewa menghanyutkan. "Ya, enggaklah. Kamu satu sudah cukup untuk saat ini."

Ck. "Dewa! Awas saja kalau kamu berani selingkuh." Dengan garpu Claudia menusuk tofu yang tak berdaya di atas piringnya, dicincang-cincang pakai pisau sampai hancur. Tatapannya mendelik pada Dewa dengan mata besarnya.

Meski ekspresi horor gitu, wajah Claudia tetap cantik dalam pandangan Dewa. "Apa aku lelaki seperti itu?" tanya nya.

Ah, emang enggak sih. Aduh Claudi, jangan kumat deh. Jelas-jelas si Dewa manusia kutub, masih saja cemburu gak jelas kamu. "Udah ah, aku kenyang." Claudia meletakkan alat makannya lalu minum seteguk air, saat hendak berdiri ditahan oleh Dewa.

"Kalau kamu tau aku pria hidung belang, kenapa masih mau menyerahkan dirimu padaku."

A-apa, aku? Menyerahkan diri! Memang iya sih tapi itu karena aku mencintaimu Kak dalam hati Claudia menciut merasa dirinya telah salah bicara.

"Atau kita berkencan saja dulu selama dua tahun, sepertinya kamu belum siap ja...."

Uhm, Claudia menutup mulut Dewa dengan bibirnya. Cis, Dewa mendorong nya, tatapan yang membuat Claudia mewek. "Kak Dewa kok gitu sih ngomong nya! Claudi cuma takut kehilangan Kakak, cemburu itu tandanya cinta, tau gak sih! Sumpah, Claudi siap banget jadi istrimu lahir batin."

Hais, menyusahkan diri sendiri kamu Claudi, jangan sampai Dewa berubah pikiran.

"Kak please, jangan marah. Claudi janji akan berubah, suer. Tapi sekali-sekali boleh kan Claudi cemburu," keluar gaya merajuk imut ala Claudia.

Hm. Dewa merasa kasihan, Claudia benar-benar takut padanya. Bukan itu yang dia inginkan. "Cepat habiskan, kamu baru makan dua suap. Tidak baik tidur dengan perut kosong, kamu tau jam berapa ini? Besok aku dan Baim, subuh sudah harus gerak ke Bandara," ujar Dewa lembut mengusap pipi Claudia yang basah, cepat juga air matanya jatuh atau cuma acting. Bukan susah bagi gadis ini memerankan berbagai ekspresi batin Dewa.

Hm, Claudia menggeleng lalu berbisik di telinga Dewa. What? "Masih sanggup kamu?"

"Pokoknya malam ini kita gak usah tidur atau Claudi ikut Kakak ke negara J!" Ancam gadis berparas rupawan itu. Malam ini ia harus menyervis Dewa sampai puas, agar tidak kepikiran melakukan dengan perempuan lain. Di samping keinginannya untuk secepatnya bisa hamil anak Dewa, jadi harus dikebut.

Cis.

Dewa mencubit hidung si gadis bernafsu badak. Saat bekerja Claudia bisa serius, dewasa dan profesional tapi sekarang dengannya, manjanya minta ampun. "Cinta bukan hanya hubungan badan, kejujuran dan kepercayaan juga harus ada."

Claudia jengah takut semakin salah. "Iya, tau. Ayo tidur, oaaamhh!" Ia pura-pura menguap padahal tidak mengantuk sedikit pun.

Hm. "Kamu masuk dulu, aku beresin meja," ujar Dewa.

Oh, astaga!

Claudia menyadari lagi satu kesalahannya, bukankah beres-beres tugas perempuan. Hais cari mati. "Biar Claudi yang beresin Ka," ujarnya cepat, dia takut dipecat jadi istri.

"Tidak usah, pergilah tidur! Aku serius." cegah Dewa menepis tangan cantik Claudia.

Suami idaman banget si Dewa. "Baik, kakak." Claudia manut, masuk kamar duluan. Astaga! Kayak kapal pecah. Ia melihat kasur Dewa berantakan, lalu inisiatif membereskan. Bantal-bantal yang berserakan di lantai disusun di bagian kepala. Claudia memungut selimut tebal lalu menciumnya dalam-dalam, ah. Halus, lembut dan harum. Bau Dewa banget ini mah, bau pria jantan dewasa. Ganti sprei gak ya? Tidak usah dulu deh, kan mau main lagi ntar biar sekalian kotor, hihi. Si Dewa harus dipacu biar aku cepat hamil. Yang bulan lalu gak topcer mungkin karena cuma sekali, baiklah! Sekali ini berkali-kali semoga jadi. Lalu Claudia naik ke kasur, bobo cantik menunggu Dewa.

*

Saat Dewa masuk kamar, terlihat Claudia di dalam selimut dengan mata terpejam lalu ia menghampirinya. "Sudah sikat gigi kamu?" tanyanya, Dewa tau Claudia hanya pura-pura tidur.

"Ah!" seketika Claudia membuka mata, si Dewa ini ya paling bisa menjatuhkan harga dirinya. "Hehe, belum." Senyumnya malu. Dikira penjorok kan, ah salah lagi batin Claudia kesal kenapa dia lola sih.

"Ayo sikat gigi bareng," ajak Dewa.

A, sikat gigi bareng seperti adegan di dalam drama romantis.

"Baiklah Kakak." Claudia mengulurkan tangan.

Hais, manjanya.

Dalam hati Dewa membantu Claudia bangun.

Bergandengan masuk ke kamar mandi, so sweet banget sikat gigi berdua.

Bukan Claudia namanya kalau gak jail ngusilin Dewa, dengan sengaja ia memercik air ke wajahnya dengan air kran. Dewa kaget, memalingkan wajahnya membelakangi Claudia. Dasar genit!

Hihi, dikasi punggung Claudi semakin jail menyiram lagi ke badan Dewa.

"Astaga Claudia, jangan main air!"

"Aaaaa!"

Jeritan Claudia terdengar nyaring memekakkan telinga, ternyata Dewa balas menyiram tubuhnya.

Acara sikat gigi berakhir ricuh, perang siram-siraman sambil tertawa-tawa. Gak cukup air, sabun pencuci tangan ikut jadi senjata. Kamar mandi hancur begitu juga pakaian dan tubuh mereka habis basah kuyup. Lantai yang licin menambah suasana semakin romantis, karena mereka berdiri harus sambil berpelukan kalau gak mau jatuh terjerembab.

***tbc.

Hai, readers. Jangan lupa like dan komen serta share ke teman ya, klik Favorit juga biar terus ter-update. Jumpa lagi, 🙏.

Terpopuler

Comments

🌜𝕷𝖔𝖛𝖊2022🌛

🌜𝕷𝖔𝖛𝖊2022🌛

next, 👍

2022-03-10

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!