Penipu Hati

Penipu Hati

Bab 1 Dimanja Cinta

Azalea Nuraini seorang gadis sebatang kara, dia memiliki seorang kekasih yang kadang sifat dan karakternya berubah-ubah, seolah ada tiga orang yang berbeda di dalam diri kekasihnya itu, bagaimana perjuangan Lea mengungkap keanehan dalan diri kekasihnya dan siapa sebenarnya pujaan hatinya, dan bagaimana ia bisa lepas dari semuanya? Dan meraih kebahagiaan yang ia inginkan?

***

Jam kerjanya sudah berakhir, Lea pun sudah aplusan dengan temannya, jam tangannya menunjukan pukul 9 malam, ia menghembuskan nafas kasar.

'Telat 30 menit.' batinnya.

Tak lama datang lah kekasihnya dengan terburu-buru.

"Maaf sayang, aku harus mengantar klienku dulu."

"Hhmmm..."

"Ayo pulang."

"Hhhmm..."

Kekasihnya mengandeng tangannya untuk masuk mobil.

"Jangan cemberut gitu dong sayang, aku benar-benar sibuk tadi."

"Ya harusnya kamu bilang mas, aku bisa pulang duluan tanpa menunggumu."

"Tidak, tidak boleh, kamu cantik kalau kamu di bawa orang yang bertanggung jawab gimana? aku bisa gila."

"Huh dasar posesif."

"Biar yang penting aku sayang kamu, hehehe..senyum dong."

Lea pun memaksakan senyumnya.

"Sayang akhir pekan nanti jalan-jalan yuk?"

"Yakin??"

"Yakin lah, mulai sekarang aku akan selalu ada untukmu." kata kekasihnya itu seolah mengerti kalau dia selalu saja sibuk dan selalu membatalkan janjinya.

"Kalau batal lagi gimana?"

"Kau boleh menghukum ku."

"Selalu!!"

"Aku yakin kali ini sayang."

"Oke, kalau kamu batalin lagi, maka aku akan nikah dengan orang lain, aku tak akan menunggumu!"

"Tidak....tidak boleh...tidak bisa begitu, cari hukuman lain lah sayang, mati aku kalau kamu nikah dengan orang lain."

"Harus begitu, supaya kamu tak main batal-batalin janji terus."

"Oke aku janji kali ini tak akan batalin janji lagi." sambil menunjukan tautan jarinya seperti orang yang bersumpah.

"Hhhhmmm."

Saking asyiknya berbincang tak terasa sampailah mereka di rumah Lea.

Rumah minimalis yang Lea beli dari hasil keringat dia sendiri.

"Sudah malam mas, Lea tidak ajak mas masuk ya, mas langsung pulang saja."

"Baiklah, aku pamit sayang, assalamu alaikum."

"Wa alaikumsalam."

Kekasihnya pun melajukan mobilnya menuju ke rumahnya.

Melihat kepergian kekasihnya Lea tersenyum, kekasihnya memang memperlihatkan kasih sayang padanya, kecuali suka main batalin janji sesukanya.

Sambil masuk ke dalam rumahnya dia berdo'a semoga janji kali ini kekasihnya itu tak membatalkannya lagi.

Untung dia sudah makan malam bersama teman-teman tadi di rumah sakit kalau tidak dia akan kelaparan malam ini, dia pun langsung mandi dan berganti pakaian tidur, dan langsung tidur.

***

Keesokan harinya, hari ini dia dinas malam, jadi pagi sampai siang dia gunakan untuk membersihkan rumahnya.

Kemudian memasak untuk sarapannya sendiri.

Lea memang anak yang mandiri, dia hidup sebatang kara semenjak kepergian orang tuanya sewaktu dia tengah menjalani pendidikannya sebagai seorang perawat, ayah ibunya mengalami kecelakaan, dan hanya meninggalkan harta rumah dan sebuah toko obat milik ayahnya, dengan hasil dari toko obat itulah dia melanjutkan hidupnya, hingga ketika lulus dari sekolah perawat itu dia bertemu dengan kekasihnya .

Setelah selesai masak, dia mendengar pintu rumahnya di ketuk seseorang.

Segera ia berjalan ke depan dan membukakan pintu.

"Assalamualaikum sayang."

"Wa alaikumsalam mas, ada apa pagi-pagi sudah kemari?"

"Ih kamu ini kok tanya begitu, aku kangen laaaah sama kamu, hmm bau wangi masakan, kamu sedang masak.?" tanya kekasihnya main nyelonong saja ke dapur tanpa di persilahkan.

"Mas ih, ijin dulu kek, main nyelonong aja!"

"Iiiish kamu kelamaan, aku laper, aku sarapan di sini ya pleeeeease." jawab kekasihnya itu memelas.

"Ya sudah, ayo, untung aku masak agak banyak, kalau tidak bisa-bisa kurang kalau cuma buat makan kamu." kata Lea sambil mengambilkan piring untuk kekasihnya.

"Setelah ini kamu ada acara gak sayang, kita jalan-jalan sebentar yuk? Kamu kan dinas malam."

"Gak ada sih, tapi kayaknya aku mau ngecek toko ayah dulu, habis tu bisa jalan-jalan."

"Oke aku temani, aku janji akan selalu ada di dekatmu."

"Janji teruuuuuuus, Hayati lelah baaaang." sahut Lea bercanda.

"Ah kamu, dua rius aku niiih....ayo cepat makannya."

"He ehm.."sahut Lea sambil mengunyah makanan nya.

Mereka pun menyelesaikan sarapan paginya.

Selesai sarapan Lea membersihkan bekas makan mereka setelah menyuruh kekasihnya untuk menunggunya di ruang tamu.

Samar-samar ia mendengar kekasihnya berbicara dengan seseorang di telpon genggamnya.

Setelah selesai membersihkan ruang makan, ia ke ruang tamu karena penasaran.

"Bicara dengan siapa mas?"

"Ya?? oh dengan kakakku."

"Kamu tak pernah kenalkan aku dengan saudara-saudara mu mas, hanya orang tuamu saja yang kau kenalkan, memang mereka dimana?"

Mereka di luar pulau jadi belum bisa aku kenalkan padamu, sudah ah ayo siap-siap."

"Iya mas sebentar."

Lea pun masuk kamar dan bersiap-siap, tak berapa lama diapun keluar kamarnya.

Kekasihnya takjub pada penampilan sederhana Lea.

"Ada apa mas? apa penampilanku buruk?"

"Enggak kamu memang cantik alami Lea, mas suka dengan penampilan mu yang apa adanya."

"Terimakasih mas." sahut Lea tersenyum.

Kekasihnya tetap memandangnya tak bergerak.

"Jadi gak mas?"

"Ah iya, aduh....hehehe..." sahutnya sambil garuk-garuk kepalanya yang gak gatal.

Merekapun pergi dengan menaiki mobil menuju toko obat milik ayah Lea.

Setibanya disana Lea langsung turun dan menemui paman Sabri penanggung jawab toko ayahnya, paman Sabri dulunya sopir pribadi ayahnya, kecelakaan itu hanya merenggut nyawa orang tuanya, sedang paman Sabri harus kehilangan sebelah kakinya, istri paman Sabri pun bekerja sebagai Art di rumah mereka, tapi karena Lea hanya sendirian dia rasa tak perlu menggunakan Art, akhirnya paman Sabri dan istrinya dia pekerjakan di toko obat saja.

Toko itu berlantai dua, jadi bagian atas bisa di pakai paman Sabri dan istrinya untuk di jadikan tempat tinggal, jadi mereka bisa membuka toko selama 24 jam.

"Assalamualaikum paman."

"Wa alaikumsalam non Lea."

"Bagaimana kabarnya paman, sehat?"

"Alhamdulillah non, toko juga sangat maju, oh ya non, kemarin ada dokter yang mau bekerja sama, jadi kalau ada resep dari dia kita yang melayani."

"Oh gapapa paman, paman terima saja."

"Kemarin paman juga terima anak SMK untuk praktek di sini non, yah tak mahal sesuai aturan dari sekolah mereka saja."

"Oooh atur lah paman, tak apa kita bantu mereka, kalau bisa uang dari sekolah mereka di pisahkan, nanti kita sumbangkan aja ke panti asuhan."

"Oh iya non, alhamdulilah."

"Bibi mana, paman?"

"Bibi ke pasar belanja kebutuhan bulanan."

"Oh ya udah paman, Lea cuma sebentar mau jalan lagi dengar mas Farhan."

"Iya non, oh ya laporan bulan ini sudah non cek di email kan?"

"Sudah paman, terimakasih, paman atur lagi apa saja yang di butuhkan di toko ya."

"Iya non, ini langsung mau pergi? Gak nunggu bibi dulu?"

"Enggak paman besok saja, Lea kangen masakan bibi, nanti malam Lea dinas malam, nanti pulang dinas Lea mampir kesini."

"Oh iya kalau begitu nanti paman bilang ke bibi buat memasak makanan kesukaanmu."

"Terimakasih paman, Lea pamit, assalamu alaikum."

"Wa alaikumsalam."

Lea pun kembali ke mobil kekasihnya, dan kekasihnya melajukan mobil ke tempat tujuan mereka di pesisir pantai.

Begitu tiba di tempat tujuan kekasihnya memarkirkan mobil di area parkir, mereka berdua pun turun dari mobil dan berjalan ke bawah pohon yang rindang.

"Cuacanya cerah." kata Lea.

"Iya benar, kamu mau minuman dingin?"

"Iya mas."

Kekasihnya pun pergi ke sebuah warung di ujung parkiran, ia berjalan sambil menerima telpon dari seseorang.

Melihatnya Lea hanya mengangkat bahunya saja, walaupun sedang bersama kekasihnya tetap sibuk dengan telpon genggamnya.

Agak lumayan lama menunggu akhirnya kekasihnya kembali.

"Kok lama mas?"

"Itu....nunggu yang jualan nyari uang pecahan, gak ada kembalian katanya."

"Eh celana mu kok beda warna dengan yang tadi?"

"Hah, oh tadi ada anak kecil lari-lari sedang bawa gelas minuman, dia terjatuh nah airnya tumpah mengenai aku, karena warnanya merah jadi aku ganti celana aja, daripada di kira yang enggak-enggak." jawab kekasihnya sambil garuk-garuk kepala.

"Hahahaha....apaan sih.."

"Ya udah aku mau minum, sini minumannya."

Mereka menikmati suasana di bawah pohon itu, kemudian kekasihnya mengajak berjalan pasir, Lea pun menuruti ajakan kekasihnya.

"Kamu cantik Lea, mas suka dengan penampilan mu yang apa adanya."

"Ish mas kan sudah bilang begitu tadi."

"Hahaha, gak puas aku ngomong kayak gitu, kamu memang cantik."

Tak berapa lama berjalan-jalan kekasihnya menerima telpon lagi.

"Sebentar ya."

"Hhmm..."sahut Lea, selalu begitu fikirnya.

"Aku cari toilet dulu ya sayang." kata kekasihnya masih menerima sambungan telpon.

Lea hanya mengangguk.

Tak berapa lama kekasihnya kembali tapi ada yang aneh.

"Kamu ganti celana lagi mas?"

"Hahaha, celanaku kesiram air, keran airnya rusak jadi lah kena celanaku, apes banget ya."

"Kamu selalu begitu, aneh banget."

"Ya namanya juga apes mana bisa di hindari, ayo kita makan siang aku sudah lapar sebentar lagi kita harus kembali, aku takut kamu kurang tenaga nanti pas dinas malam."

"Iya deh, ayo."

Merekapun memilih salah satu warung yang ada di sana, Lea senang karena kekasihnya itu tak pernah memilih-milih kalau makan, padahal ia orang berkecukupan.

Kesederhanaan kekasihnya itu lah yang membuat ia jatuh cinta padanya.

Tiap kali ia menanyakan alasannya selalu di jawab 'makan di manapun yang penting ada kamu'. Bagaimana tidak berbunga-bunga hatinya mendengar kata-kata itu.

Selesai makan siang mereka berdua pun langsung berjalan menuju area parkir, dan menaiki mobil untuk kembali pulang.

Setibanya di rumah Lea, Lea langsung turun dari mobil.

Kekasihnya pun turun sambil membawa kantong kertas dan memberikan nya pada Lea.

"Sayang ini untukmu, terimalah."

"Apa ini mas."

"Nanti kau lihat sendiri, semoga kamu suka."

"Terimakasih mas, mas aku mau istirahat, mas gapapa kan kalau langsung pulang aja? Maaf aku mengusir."

"Haha tak apa sayang, aku pulang ya, kamu cantik hari ini sayang, aku suka dengan penampilanmu yang apa adanya."

"Mas!! kamu sudah bilang tadi!! apa kamu gak bosan selalu mengulang kalimat sampai tiga kali?"

"Ya gapapa supaya kamu gak merubah penampilan mu, hahaha." kata kekasihnya sambil melangkah pergi.

Lea bingung kenapa kekasihnya suka sekali memujinya dengan kalimat yang sama sampai tiga kali, memang dia suka di puji tapi gak berulang-ulang begitu, lama-lama bisa bosan fikirnya.

Mobil kekasihnya pun lama-lama menghilang dari pandangannya.

Ia masuk rumah dan beristirahat mengisi tenaga untuk malam nanti.

Bersambung yaaaa....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!