Bab 5 Curiga??

Adzan magrib berkumandang, ia pun segera menunaikan kewajibannya, sambil menunggu adzan isya, ia sempatkan untuk mengaji.

" Suara Lea mengaji, semoga almarhum bahagia di sisiNya, jantungnya ada dalam anak ku, sehat terus ya naaak jaga jantung baru mu, alhamdulilah mendapatkan jantung seorang pemuda yang sholeh." kata mba Aisyah sambil membelai anaknya yang masih istirahat setelah pulang dari rumah sakit.

****

Ke esokan harinya.

[ Assalamualaikum Zal.]

[ Wa alaikumsalam Lea, ada apa?]

[ Mengenai informasi pasien yang ku bilang kemarin apa kamu sudah mendapatkannya?]

[ Maaf Lea, kemarin aku cuti sekalian mengurus kepindahan dinas ku, jadi aku sudah tidak di rumah sakit itu lagi, apa kamu ingin aku carikan teman yang bisa membantumu?]

[ Ah tak usah Zal, aku takut merepotkan, nanti aku coba cari info sendiri, terimakasih Zal selamat bekerja di tempat yang baru, assalamu alaikum.]

[ Baiklah, wa alaikum salam.]

Lea menghubungi temannya yang sebelumnya berdinas di rumah sakit jantung itu.

Ternyata temannya sudah pindah.

' Ah ngapain aku cari info lagi, toh mas Farhan juga sudah kembali.' bathinnya.

Tak lama telpon genggamnya bergetar, ada pesan masuk.

[ Assalamualaikum sayang, sudah sarapan? ]

[ Wa alaikumsalam, sudah mas, mas sendiri sudah sarapan?]

[ Alhamdulillah sudah, kamu dinas sore kan hari ini? nanti aku jemput ya.?]

[ Iya mas.]

[ Oke aku kerja dulu ya, assalamu alaikum.]

[ Wa alaikumsalam.]

' Hhhmmm untuk apa khawatir, orang yang di khawatirin baik-baik aja.' bathin Lea.

Tapi dia jadi ingin menebak kata-kata apa yang bakal di ulang oleh kekasihnya itu.

Sambil menunggu waktu berangkat untuk dinas sore, Lea gunakan untuk merapikan rumahnya yang sebenarnya sudah rapi karena dia hanya sendirian.

Yang paling sering dia kerjakan adalah mencuci dan menyetrika bajunya sendiri, di rasa sudah rapi semua, ia duduk di depan televisi melihat info terbaru di sana.

Ada salah satu berita tentang kesuksesan di dunia kedokteran Indonesia tentang proses tranplantasi jantung yang pada anak berusia 10 tahun yang di berikan oleh seorang pemuda berusia 27 tahun, pemuda tersebut mendonorkan jantungnya di karenakan vonis hidupnya yang tak lama lagi, kedua ginjalnya memang mengalami kelainan sejak lahir, saat pemuda itu makin kritis dan tak dapat di selamatkan lagi dan begitu di nyatakan meninggal, jantung pemuda itu di ambil dan langsung di lakukan proses tranplantasi kepada anak yang ingin ia selamatkan di rumah sakit xxx, semua proses sudah atas persetujuan keluarga dan keluarga pemberi juga penerima sangat berbahagia.

Sayangnya berita itu tidak menampilkan baik itu keluarga penerima maupun pemberi donor jantung, baik itu wajah maupun informasi namanya.

Jadilah Lea penasaran, dia menebak mungkin itu anak mba Aisyah sebagai menerima donor, tapi siapa pemuda yang di maksud dalam berita itu.

Alhasil yang semula dia tak ingin lagi mencari informasi kembali dia menjadi lebih penasaran.

' Siapa pemuda itu? Apa ada hubungannya dengan mas Farhan karena mba Aisyah pernah bertemu di rumah sakit? Ah kenapa jadi begini, atau jangan-jangan pemuda itu keluarga dari mas Farhan? Tapi kenapa mas Farhan tak bercerita? Apa memang tak penting untuk dia ceritakan kepadaku?' Banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam fikirannya.

Sibuk dengan fikiran nya, adzan dzuhur mengejutkannya, segera ia melaksanakan kewajibannya.

Selesai sholat dia tutup dengan memanjatkan do'a semoga kekhawatiran nya tidak terjadi.

Masih ada waktu sebelum berangkat dinas, Lea pergi ke dapur, lebih baik waktunya ia pakai untuk membuat cemilan, nanti bisa ia bawa saat dinas.

Tak terasa cemilan sudah matang dan langsung ia masukkan ke dalam kotak T******enya.

Jam 14.00 terdengar klakson mobil, Lea keluar rumah sudah rapi dengan baju dinasnya, tak lupa ia bawa cemilan hasil olahannya sendiri.

" Assalamualaikum, sudah siap sayang?"

" Wa alaikumsalam, sudah mas."

" Kamu bawa bekal?" kata kekasihnya melihat Lea membawa sebuah kotak.

" Iya mas iseng aja bikin cemilan, mas mau coba?"

" Kalau aku cobain nanti gak bisa berhenti makan sayang, kamu jadi gagal bawa bekal nya dong."

" Hehe..ya mas kan bisa gantiin bekal ku kalau mas habisin."

" Iya juga ya, tapi enggak ah, nanti aja kamu buatkan khusus untuk ku ya."

" Baiklah."

Tak terasa mobil tiba di rumah sakit.

Kekasihnya turun untuk membukakan pintu mobil, Lea pun keluar dan.mengucapkan terimakasih.

Kekasihnya langsung pamit dan Lea masuk ke dalam rumah sakit.

Kembali rutinitas yang sama dia lakukan, masuk lift dan naik ke lantai 3, dan kejadian yang sama pun terulang, pintu lift di tahan oleh kaki seseorang dan kemudian orang itu masuk, kali ini mereka hanya berdua di dalam lift dengan suasana canggung.

" Selamat sore dokter." Lea menyapa orang itu duluan.

" Selamat sore, mana teman-teman kamu? kok hanya sendirian?"

" Mereka sudah di ruangan dokter, tadi sudah memberi kabar pada saya."

" Eeem.....bahumu masih sakit?" tanya dokter Vian basa basi.

"Oh sudah enggak dokter kan sudah berapa hari."

" Oh iya..." sahut dokter Vian sambil tersenyum.

Ting..pintu lift terbuka di lantai 3.

" Permisi duluan dokter." kata Lea sambil sedikit menurunkan kepalanya.

" Iya." sahut dokter Vian.

Pintu lift pun tertutup dan Lea berjalan menuju ruangannya.

' Tumben ngajak ngobrol...pake senyum lagi, biasanya dingin, apa karena cuma berduaan ya tadi?' bathin Lea.

Sikap Lea itu di perhatikan oleh Anya.

" Hooooi, jalan jangan ngelamun."

" Hah?? ih kamu!!"

" Ketemu makhluk astral kah di lift tadi?"

" Ho oh, ganteng makhluknya hahaha...."

"Ooooo....aku tauuuuu..... hehe...."

" Apaan sih loe..!"

" Eh bilang sama cowokmu kalau masih gak mau ngelamar juga, hati-hati Valentino Rossi nyalip di tikungan."

" Mulut Nyak...!" sahut Lea meniru Irma kalau memanggil Anya.

" Hiiiiiiihh dasar tukang fotokopy...!!"

" Haha....sudah ah, ayo kerja...."

Lea pun duduk dan mulai membaca laporan pasien.

" Mana Irma dan Inggrit Nya?"

" Keliling, jadwal suntikan pas di jam aplusan."

" Oh ya sudah, eh itu aku bawa cemilan, aku taruh di mini pantry."

" Oke.."

Hening sesaat, semua sibuk dengan tugas masing-masing.

1 jam lagi jam kerja mereka usai, interkom ruangan berbunyi, Lea pun segera menerima nya.

[ Dengan ruangan Anyelir, saya Lea.]

[ Ya ini dari IGD, butuh bantuan, salah satu dari kalian ada yang bisa pergi merujuk pasien? kami sudah tawarkan ruangan lain mereka gak bisa meninggalkan ruangan.]

[ Saya bisa, kebetulan pasien tak ada yang darurat, merujuk kemana?]

[ Rumah sakit Jantung xxx.]

[ Baik saya akan turun.]

'Kebetulan, aku bisa cari info sekalian.' fikir Lea.

Lea pun berpamitan pada teman-temannya.

" Ya udah langsung pulang aja Lea, bentar lagi juga kita aplusan kan, nanggung kalau kamu balik ke sini lagi."

" Oke, terimakasih, aku titip laporan pasien ya.."

" Iya ibu kepala ruangaaaan." sahut teman-temannya serentak, memang mereka selalu menyuruh Lea yang menulis laporan, alasannya karena tulisan Lea paling bagus.

Lea pun mengambil tas dan membawa lagi kotak bekalnya yang sudah kosong.

Masuk lift turun ke lantai satu.

Dia masuk IGD untuk menerima laporan pasien agar tak salah dalam menyampaikan informasi pasien, namun oleh perawat IGD di bilang kalau dia akan pergi bersama dokter Vian, karena di takutkan ada kejadian darurat ketika di perjalanan.

Akhirnya Lea berangkat naik ambulans, sedang dokter Vian mengikuti dari belakang menggunakan mobil pribadinya, di iringi mobil keluarga dari pasien.

Setibanya di rumah sakit jantung, pasien di turunkan, Lea dan dokter Vian pun mengantarkan sampai masuk ke IGD, mereka melakukan serah terima pasien.

Lea tak banyak bicara, dia ingin sekali mencari info tentang tranplantasi yang di baru-baru ini di lakukan di rumah sakit itu.

Sudah selesai serah terima pasien, Lea dan dokter Vian keluar IGD, sebenarnya dokter Vian memperhatikan gerak gerik Lea, hingga ia penasaran.

" Kamu nyari siapa dari tadi?"

" E....enggak dok....oh ya dokter kira-kira kalau kita minta informasi tentang pasien bisa gak ya?"

" Tergantung, kamu nyari informasi apa?"

" Tentang operasi transplantasi yang dilakukan baru-baru ini di rumah sakit ini."

" Oooh itu?"

" Itu kakak sepupuku dokter bedahnya, nanti aku coba tanya kakak sepupuku ya."

" Apa gak mengganggu dokter?"

" Gak laaah, gampang nanti di rumahnya aku tanyain, sambil ngobrol santai."

" Baiklah."

" Kamu balik ke rumah sakit atau pulang?"

" Pulang dokter, 15 menit lagi aplusan, tanggung mau kembali, temen-temen sudah handle semuanya."

" Oh ya udah, ayo aku antar pulang."

" E..enggak usah dokter, saya pulang sendiri aja."

" Kenapa takut sama kekasihmu? Haha....nanti biar aku jelasin padanya, kamu tenang aja."

" Baiklah dokter."

Akhirnya Lea mau di antarkan pulang oleh dokter Vian.

Tak lama mereka tiba di rumah Lea, tapi sebelum mobil mendekati rumah, Lea melihat ada mobil kekasihnya mau melaju pergi tapi anehnya tidak dari rumahnya melainkan dari rumah mba Aisyah.

'Mas Farhan, ngapain dia ke rumah mba Aisyah?'

Mobil dokter Vian pun menepi di depan rumah Lea.

Lea turun dan mengucapkan terimakasih pada dokter Vian, dokter Vian membalas dengan senyuman lalu pamit pulang.

" Loh Lea dengan siapa kamu pulang? tadi pacarmu bilang mau jemput kamu." kata mba Aisyah yang kebetulan masih di depan rumah.

" Aku habis merujuk pasien ke rumah sakit lain mba, itu tadi di antarkan dokter kami sama-sama merujuk pasien."

" Oh....begitu, ya udah mba masuk dulu." kata mba Aisyah terkesan menghindar.

" Iya mba."

Lea masuk rumah dan mengunci pintu.

Di dalam rumah, dia duduk di sofa untuk menghilangkan penatnya dan mengambil telpon genggamnya, untuk menghubungi kekasihnya.

[ Assalamualaikum sayang, kamu dimana? Aku sudah di depan rumah sakit ]

[ Wa alaikumsalam, mas aku sudah di rumah, tadi merujuk pasien ke rumah sakit lain, jadi dari sana aku langsung pulang.]

[ Oh ya sudah, aku pulang aja, kalau begitu, selamat beristirahat ya, assalamu alaikum.]

[ Wa alaikumsalam mas.]

Lea menaruh telpon genggamnya dan berdiri melangkah ke kamar, ia segera mandi dan memakai baju tidurnya.

' Ada keperluan apa mas Farhan di rumah mba Aisyah ya? Aku tak bisa menanyakannya pada mba Aisyah takut di kira cemburu, lagian ngapain juga cemburu mba Aisyah masih punya suami.'

Malam makin larut, lelah menebak-nebak apa yang terjadi, Lea akhirnya tertidur.

Bersambung lagi yaaa.....

Beri jempolnya doooong..

Terpopuler

Comments

Jar Waty

Jar Waty

masih nerawang

2022-09-06

0

Anonymous

Anonymous

msh blm bs nebak

2022-09-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!