' Ck salah baju aku, kenapa tadi gak pake jaket ya, duh hilang deh kesempatan mencari info kali ini, nanti saja lagi ah.' bathinnya.
Lea pun akhirnya memutuskan untuk pulang saja.
\*\*\*
Dengan memesan taksi online Lea pulang ke rumahnya, dalam perjalanan ia masih memikirkan apa yang dia lihat di rumah sakit tadi.
Sesekali ia menarik nafas berharap itu bukan hal yang dia takutkan.
Karena asyik termenung, tak terasa taksi yang di tumpangi nya telah sampai di rumahnya.
" Sudah di lokasi non." kata sopir taksi itu.
" Ya? eh iya, makasih pak."
Lea keluar dari taksi dan berjalan membuka pagar, tak lama setelah pagar terbuka, mobil kekasihnya datang.
" Assalamualaikum sayaaaang."
" Wa alaikumsalam." Lea melihat kekasihnya keluar dari mobil dengan tatapan bingung.
" Eh kenapa melihat aku seperti itu?"
" Enggaaak, mas dari mana? "
" Tadi kerja, terus ke restoran ayam bakar, beliin kamu, nih!" kata kekasihnya sambil menunjukan box makanan khas resto ayam bakar favorit nya.
" Hah?" jadi yang rumah sakit tadi siapa? fikir Lea.
" Heiii.....malah ngelamun, nih cepat di makan, sudah sore, ntar telat makan, awas ya, aku gak bisa jagain kamu setiap waktu!!" kata kekasihnya.
"Iya mas."
Lea menerima box makanan itu.
" Aku gak bisa lama-lama, langsung balik pulang ya, jangan lupa di makan itu makanannya."
" Iyaaa maaaaas." kata Lea gemes dengan kecerewetan kekasihnya.
" Ya udah aku pulang, assalamu alaikum."
" Wa alaikumsalam."
Lea pun hanya memandang kepergian kekasihnya.
' Benar-benar aneh, aaaaaku stress' bathin Lea sambil menepuk dahinya.
" Lea sudah pulang? Tumben jam segini baru pulang." kata mba Aisyah.
" Iya mba tadi di mintain tolong merujuk pasien dulu, mba dari mana?" tanya Lea lagi melihat tetangganya itu seperti habis bepergian.
" Biasaaaa...kontrol adik Hanif, eh barusan tadi mba ketemu kekasihmu lagi lho di rumah sakit."
Deg...
" Bukannya kemarin Hanif sudah kontrol mba?" Lea mencoba menenangkan pikirannya.
" Oh tadi mba di suruh dokter untuk membawa Hanif ke rumah sakit karena donor jantung untuknya sudah ada, mungkin tinggal menunggu info selanjutnya, kemungkinan di panggil mendadak gitu."
" Alhamdulillah mba, akhirnya adik Hanif mendapatkan donor jantung, semoga sukses dan adik Hanif bisa normal dan sehat dengan jantung barunya."
" Aaamiiiin."
Mba Aisyah memang tak sempat bertemu tadi dengan kekasihnya ketika mengantarkan makanan untuknya.
Tapi itu pula yang membuat Lea makin bingung.
Dengan perasaan gundah Lea masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya.
" Ada apa ini ya Allah, semoga semua baik-baik saja, aamiiin." kata Lea berguman sendiri.
Malam hari Lea merebahkan diri di atas ranjang, kepalanya serasa penuh dengan pertanyaan yang akhirnya membuat dia pusing sendiri.
Tak lama telpon genggamnya bergetar.
Panggilan telpon dari kekasihnya, Lea mencoba menebak kata-kata apa yang akan di ulang oleh kekasihnya itu nanti.
[ Assalamualaikum sayang]
[ Wa alaikumsalam mas]
[ Kamu sibuk? ]
[ Tidak mas, aku rebahan bersiap mau tidur.]
[ Sudah sholat?]
[ Aku lagi halangan mas.]
[ Oh..oh ya besok kamu dinas sore kan? ]
[ Iya mas kenapa?]
[ Besok pagi kita jalan-jalan sebentar ya?]
[ Boleh.... jalan-jalan kemana mas ?]
[ Lihat besok....(hening)....Lea kamu jaga diri baik-baik ya...]
[ Apa mas? ]
[ Tidak...tidak apa-apa, kamu sendirian di rumah jadi aku bilang begitu, aku gak bisa jagain kamu setiap waktu."]
Kan.....dia ulang bathin Lea.
[ Iya maaaas...kamu sudah bilang tadi kan.]
[ Hehe....sudah lah selamat tidur sayaang aku akan datang dalam mimpimu, rindukan aku yaaa.]
[ Iya maaaas.]
[ Assalamualaikum.]
[ Wa alaikumsalam.]
' Ah ada apa dengan mu mas.'
Lama Lea memikirkan ada apa dengan kekasihnya itu, akhirnya dia pun tertidur.
Dalam tidurnya dia bermimpi sedang berjalan-jalan dengan kekasihnya di sebuah taman bunga, semua bunga bermekaran Lea tersenyum melihatnya.
" Kamu suka sayang? kamu tau kamu adalah bunga yang paling indah di taman ini, lihatlah senyummu, kamu bahagia sayang? terimakasih sudah hadir dalam hidupku, aku sayang kamu, aku akan selalu ada di sisimu sampai kapan pun, sayang tetaplah bahagia ya walau raga ku tak di sisimu tapi aku akan selalu melihat mu dari sana." kata kekasihnya sambil menunjukan langit.
Lea pun melihat ke arah langit yang di tunjuk kekasihnya, tapi begitu ia menurun kan pandangannya ke arah kekasihnya, kekasihnya tak ada di sampingnya.
Lea pun mencari kekasihnya sambil berteriak.
" Mas....mas....mas...kamu dimana....mas."
Lea terbangun wajahnya penuh dengan keringat.
" Astaghfirullahalazdim... Astagfirullaaaaah.....!!" ucap Lea.
Entah kenapa dia jadi menangis mengingat mimpinya tadi.
" Ya Allah, kenapa aku mimpi buruk."
Lea tak bisa tidur lagi, dia duduk di pinggir ranjang sambil menimang telpon genggamnya.
Jam segini apa pantas dia menghubungi kekasihnya.
"Bagaimana ini ya Allah." gumam nya.
Tak terasa Adzan Subuh berkumandang, Lea hanya bisa bersholawat dan membaca surat pendek dalam hati untuk mengurangi gundah di hatinya.
" Tadi malam bukannya mas Farhan ngajak jalan-jalan pagi nanti, mungkin aku tunggu nanti saja." gumam Lea.
Dia keluar dari kamar tidurnya, dan membersihkan rumahnya.
Rumah besar milik orang tua nya membuat banyaknya waktu dia pakai untuk membersihkannya, sampai jam 6 pagi baru selesai.
Ia lanjutkan membuat sandwich untuk sarapan, gak usah kenyang-kenyang dulu, takutnya nanti kekasihnya mengajak dia makan di luar.
Selesai masak dan sarapan, tiba-tiba telpon genggamnya berbunyi.
Mas Farhan?
[ Assalamualaikum, mas?]
[ Wa alaikumsalam salam sayang....sayang maaf kita tak jadi pergi jalan-jalan, aku ada keperluan penting yang gak bisa di tunda, maaf ya.]
[ Iya mas, gapapa, kebetulan aku juga sibuk]
Lea memberi alasan namun ia lega masih mendengar suara kekasihnya.
[ Ya sudah, kamu sudah sarapan? jangan lupa sarapan ya? jangan terlalu capek, aku gak bisa jagain kamu setiap waktu, kalau kamu sakit.]
Deg...dia ulang lagi..
[ I...iya mas]
Hati Lea semakin teriris mendengar kata-kata kekasihnya.
[ Ya udah, insya Allah aku telpon lagi kalau urusanku sudah selesai ya, assalamu alaikum.]
[ Wa alaikumsalam.]
\*\*\*
1 minggu berlalu, kekasihnya tak memberi kabar apapun, Lea pun menyibukkan diri dengan jadwal dinas dan fokusnya pada toko obatnya.
Beberapa kali dia mengirim pesan ke nomor telpon kekasihnya namun tak ada balasan, dan hanya centang satu.
Hari itu dia pulang dinas pagi, tepat jam 15.00 dia tiba di rumah, membuka pagar dan hendak masuk ke dalam rumah.
Tiin...tin.
" Assalamualaikum sayaaaaang."
" Wa alaikumsalam, mas?" sahut Lea berbalik hendak mengejar kekasihnya, andai sudah halal mungkin ia sudah memeluk erat kekasihnya itu karena rindu.
Tak terasa air mata nya menetes tanpa bisa ia kendalikan.
" Hei kenapa kamu menangis?"
" Kenapa mas tanya begitu, apa mas lupa satu minggu mas gak ada kabar??"
" Hehehe....aku lagi apes, telpon genggamnya ku jatuh entah dimana."
" Isssh..." kata Lea gusar.
" Maaaaf...kamu pasti belum makan, ini kan jam makan kamu, nih aku bawain pepes ikan gurame."
" Terimakasiiih...."
" Hehehe....udah sana di makan."
" Ayo kita duduk di gazebo." ajak Lea.
" Ayo."
Ya hanya di gazebo tempat dimana Lea dan kekasihnya berbincang agar warga sekitar tidak menaruh curiga atas hubungan mereka, dari luar jelas mereka tidak mungkin melakukan hal yang tak pantas.
Tetangganya baru datang dengan menaiki mobil mereka.
" Lea..." panggil mba Aisyah, namun begitu melihat kekasihnya dia jadi ragu untuk mendekat.
" Iya mba ada apa? oh ya mba kata pak Rahmat, adik Hanif sudah operasi?"
" Iya Lea, alhamdulilah dan sudah boleh pulang, ini kami baru pulang dari rumah sakit, kami sangat berterima kasih pada keluarga pendonor." kata mba Aisyah sambil memandang sekilas pada kekasihnya.
Kekasih Lea hanya melihat sekilas kemudian menunduk.
Lea melihat hal itu jadi teringat kata-kata mba Aisyah yang bilang kalau pernah bertemu dengan kekasihnya di rumah sakit khusus jantung.
Tak ingin suasana jadi canggung mba Aisyah pamit mau masuk ke rumahnya.
Lea pun melanjutkan makan sore di temani kekasihnya.
Lea melihat gerak gerik mencurigakan dari kekasihnya.
" Ada apa mas? "
" Hhmm?? tak ada apa-apa, bagaimana enak ikannya?"
" Iya mas, sudah aku habiskan, hehe."
" Alhamdulillah, aku gak bisa lama-lama sayang, gak enak di lihat orang."
" Iya mas, mas mau pulang."
" Iya takut keburu magrib belum nyampe rumah, nanti di cerewetin mama."
" Iya mas, salam sama mama yah, maaf Lea tak berkunjung ke sana lagi."
" Iya mama maklum kok."
" Aku pulang, assalamu alaikum."
" Wa alaikumsalam."
Lea mengantarkan kekasihnya ke depan pagar, ia menatap kepergian kekasihnya.
Kemudian ia masuk, mengunci pagar lalu masuk rumahnya.
Hati Lea tenang karena sudah bertemu dengan kekasihnya, mungkin mimpi itu hanya bunga tidur bathinnya, ia pun tersenyum.
Besok persiapan dinas sore, sore hari ia habiskan untuk mencuci baju, agar besok bisa lebih santai.
Adzan magrib berkumandang, ia pun segera menunaikan kewajibannya, sambil menunggu adzan isya, ia sempatkan untuk mengaji.
" Suara Lea mengaji, semoga almarhum bahagia di sisiNya, jantungnya ada dalam anak ku, sehat terus ya naaak jaga jantung baru mu, alhamdulilah mendapatkan jantung seorang pemuda yang sholeh." kata mba Aisyah sambil membelai anaknya yang masih istirahat setelah pulang dari rumah sakit.
Bisa menebak apa yang terjadi gaaaaaak??
Bersambung lagi yaaaaa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments