Keesokan harinya, Qiara mengurus semua keperluan Wili dan Wilo karena Suci sedang pulang kampung untuk mengurus KTP dan surat-surat perpindahannya ke kota ini.
"Mi, nanti Ade mau les balet pulang sekolah," kata Wilo.
"Oke sayang, nanti Mami temenin Ade ya," kata Qiara.
"Tapi kakak engga mau ikut Mi, masa anak laki-laki main ke tempat balet," kata Wili.
"Loh ya engga apa-apa! Masa nanti kakak di rumah sendirian, emang mau?" tanya Qiara.
"Tapi Mi, kakak pengen main aja sama Papi. Papi kapan pulang si Mi?" tanya Wiliam.
Batin Qiara kembali tersentak. Hatinya mulai bergetar merasakan curhatan pilu anak-anaknya yang begitu merindukan waktu bersama Papinya! Ingin rasanya Qiara protes dan marah saat ini. Namun handphone Dimasta belum juga bisa dihubungi. Qiara kembali mengelus dadaanya.
"Sebentar lagi juga Papi pulang! Sekarang kakak pakai dulu sepatunya, terus kita berangkat sekolah," kata Qiara sambil menahan kesal dihatinya.
"Iya Mi," kata Wiliam.
Qiara pun mengendarai mobil sendiri untuk mengantarkan Wili dan Wilo ke sekolah. Sekesal apapun, dan sesedih apapun perasaan Qiara saat ini. Tetap dihadapan Wili dan Wilo dirinya tidak boleh memperlihatkan itu semua, setelah sampai di sekolahan TK Wili dan Wilo sudah masuk ke dalam kelas, namun lagi-lagi di handphone Qiara tidak ada pesan ataupun telepon dari Dimasta.
Sementara itu Dimasta dan sang kekasih gelapnya tengah asik berjalan-jalan ke beberapa tempat di Dubai. Dimasta mengajak kekasihnya ke Ski Dubai, untuk merasakan sensasi bermain dengan salju.
Disana Dimasta mengeluarkan satu buah kotak berisi satu buah kalung berlian untuk sang kekasih. Dimasta bersimpuh pada dinginnya salju untuk memberikan kalung berlian itu, wanita itu pun sampai berdecak tak percaya dengan apa yang dia dapatkan.
"Mas ini apa? Kamu engga perlu belikan ini mas," kata wanita itu.
"Kalung ini sebagai pengikat kamu. Bahwa aku serius sekali mengikat jalinan kasih antara kita," kata Dimasta.
"Tapi mas, ini terlalu berlebihan! Aku gak mau kamu mikirnya aku menerima kamu, karena materi," kata wanita itu.
"No, aku tau kamu buka wanita seperti itu! Aku mengenal kamu bukan wanita seperti itu, aku tau bagaimana tulusnya kamu mencintai aku," kata Dimasta.
Dimasta pun bangkit lalu memasangkan kalung berlian itu pada leher kekasih gelapnya.
"Mas ini bagus banget! Apa ini artinya aku mengambil hak isteri kamu mas?" tanya wanita itu.
"Isteri aku sudah aku cukupkan nafkahnya! Kamu engga usah mikir kejauhan sayang, tidak ada hak apapun yang kamu ambil, kamu berhak menerima ini," kata Dimasta.
Kalung berlian super mewah itu pun berhasil dipakaikan pada leher wanita itu.
"Cantik seperti orang yang memakainya," kata Dimasta.
Kekasihnya itu sampai dibuat memerah akibat gombalan Dimasta yang terlewat manis bagaikan batang tebu. Tak lama keduanya saling beradu bibir untuk menambah kesan romantis diantara kedua insan yang tengah berbahagia diatas kegundahan hati wanita yang sedang tersakiti.
Saat keduanya tengah berciuman, dari jarak kejauhan Nadine teman dekat Qiara dan Dimasta sempat sekilas melihat Dimasta yang sayangnya membelakanginya karena sedang mencium bibir wanita itu. Nadine yang juga tengah berlibur ke Dubai dan tadi sudah lebih dulu menikmati wahana Ski, hendak meninggalkan tempat itu.
"Tadi itu Dimas bukan si? Kok kaya mirip ya postur tubuhnya, tapi ceweknya gak keliatan sama sekali," Gumam Nadine yang keyakinannya 50:50 antara benar Dimasta atau hanya mirip saja karena postur tubuhnya sama.
Sesampainya di hotel! Nadine langsung menelpon Qiara untuk membicarakan apa yang dia lihatnya tadi.
Di Dubai masih siang hari namun di Indonesia sudah sore hari, Qiara yang sedang menemani Wilo les balet mendengar handphonenya berdering, panggilan masuk dari Nadine.
📞" Hallo Nad,"
"Qi, Lo ke Dubai engga si sama Dimas sebenarnya?" tanya Nadine.
"Engga Nad, gue kan bilang mas Dimas lagi ke labuan bajo," kata Qiara.
"Sumpeh Lo? Apa cuma mirip aja tadi ya?" tanya Nadine.
"Mirip? Apanya yang mirip?" tanya Qiara merasa heran dengan ucapan sahabatnya itu.
"Gue liat cowok yang mirip Dimas, Qi. Lagi ciuman sama cewek! Tapi gue liatnya sekilas gitu aja sambil jalan, dari belakang lagi," kata Nadine.
Hahahhaha...
"Terus maksud Lo itu beneran mas Dimas?" tanya Qiara sambil tertawa-tawa.
"Ya gue engga bilang gitu. Gue bilang mirip Qi, lagian gak mungkin juga si, udahlah lupai aja Qi omongan gue," kata Nadine karena tak merasa begitu yakin.
"Iya ya udah! Lagian Lo ada-ada aja Nad, btw jangan lupa oleh-oleh gue!" kata Qiara.
"Oke deh! Pasti gue bawain,ya udah ya Qi!" kata Nadine.
Nadine pun menutup panggilan teleponnya, sementara Qiara yang sejak tadi berpura-pura untuk kuat karena tak ingin Nadine sampai tau kegundahan hatinya. Mulai terngiang-ngiang akan ucapan Nadine, terbesit dalam hati Qiara! Apakah Dimasta berbohong, dia sebenarnya tidak pergi ke labuan bajo, tapi pergi ke Dubai, lalu jika benar itu Dimasta apa benar dia bersama wanita lain? Siapa wanita yang tega melakukan ini?
Semua pertanyaan-pertanyaan itu mengitari pikiran kosong Qiara yang kian terpelosok pada jurang kesedihan. Tak lama Wili pun mengagetkan lamunan Qiara.
"Mi, kakak mau beli ice cream di sana!" kata Wili.
"Ya udah, kakak bisa beli sendiri kan?" tanya Qiara.
"Iya bisa Mi, kan engga nyebrang," kata Wili.
"Ya udah ini Mimi kasih uangnya! Kakak hati-hati ya!" kata Qiara.
Tak lama Wiliam pergi! Qiara langsung melakukan panggilan pada salah satu kru yang ikut ke labuan bajo.
📞" Hallo Lin," kata Qiara.
"Iya Hallo Bu, ada apa Bu?" tanya Lina.
"Bapak ikut ke labuan bajo engga ya?" tanya Qiara dengan nada suara yang sudah berusaha menahan tangis agar tidak pecah.
"Bapak? Pak Dimas gitu Bu?" tanya Lina sedikit memperjelas.
"Iya Pak Dimas," kata Qiara dengan suara berat.
"Engga Bu! Masa Pak Dimas ikut-ikut kita ke sini, memang ada apa ya Bu?" tanya Lina.
"Oh engga, soalnya Pak Dimas bilang mau ke sana sekalian jalan-jalan. Tapi kalau memang engga jadi ke sana ya udah makasih ya!" kata Qiara.
"Iya engga ada Bu! Baik Bu sama-sama," ujar Lina.
Seketika kepercayaan yang sudah Qiara yakini selama ini hancur sudah, kenapa bisa Dimasta membohonginya secara mentah-mentah seperti ini. Ada apa, itulah hal yang hingga saat ini tidak dapat dicerna oleh Qiara, padahal sebagai seorang isteri dan Ibu Qiara sudah melakukan hal yang terbaik untuk Dimasta dan juga anak-anaknya.
Hingga malam harinya, tak ada satupun pesan masuk atau telepon dari Dimasta. Kini Qiara mulai mengetahui bahwa ada yang tidak beres dengan pernikahannya.
"Mi, Ade pingin video call Papi," kata Wilo.
"Loh ini kan sudah malam nak, besok pagi aja ya video call Papinya!" kata Qiara berusaha menjaga hati anak-anaknya.
"Kenapa si Mi, Papi engga nelepon Ade sama kakak?" tanya Wilo.
Rasanya langit malam ini tiba-tiba runtuh, seiring dengan pertanyaan anak-anaknya yang merindukan kabar dari Papi mereka.
Qiara segera mencari-cari sesuatu di dalam kamarnya! Berharap menemukan petunjuk agar bisa mencari tau keberadaan suaminya, namun nihil tak ada apapun yang bisa ditemukan oleh Qiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
R_3DHE 💪('ω'💪)
si suci kan anaknya mbok tin ya...
berarti mak sama anak sama" gak beres ini....
2022-05-21
0
Katherina Ajawaila
pake spion donk, kan bisa sewa
2022-05-16
0
Ara Hasyim
alihkn saj semua harta dimas pd qiara n anak², hah bukan cwek matre prett😝😝😝,klu bkn karna harta ngapain merusak rumah tangga org yg jelas ad istri n anaknya,semoga dimas menyesal nangis darah sekalipun g akan qiara maafin,n anak² nya membenci papinya bgt dlm,penasaran sm tuh jalang! apa benar cinta nya tulus bukan karna harta,coba deh thor bt dimas g py segalanya termsk uang serupiahpun..apa msh tuh jalang mau sm dimas numpang hidup enak secr instan,buktinya suaminya qiara aj dilarang menyentuh istri halalnya melupakan kewajibannya sendr demi jalang haram...😝🤮🤮🤮
2022-05-15
3