TAKDIR 3 ( PENANTIAN )
Neha mengurung diri dalam kamarnya, meratapi gagalnya pernikahan lantaran calon suaminya berselingkuh. Orang tuanya mencoba menghiburnya namun nihil, entah dengan cara apa lagi Sang papa menghiburnya. Akhirnya membiarkan Neha tetap berada di kamarnya sampai Neha memutuskan keluar sendiri dari kamarnya. Neha keluar dari kamar dan menemui Sang Papa dan Siena, Mama Sambungnya.
"Pa... Ma...!” panggil Neha pada Nathan yang sedang memeluk Siena yang sedang memasak di dapur. Nathan yamg mendengar Neha memanggilnya pun melepas pelukannya dari Sang istri.
Perlahan Nathan menghampiri Neha dan memeluknya.
"Are you ok?" tanya Nathan menciumi pucuk rambut Neha.
“Yeah! I'm ok!”
“Ya sudah. Sekarang makan ya!” titah Siena
“Mama suapi!” ujar Siena lagi.
“Mama! Neha sudah 25 tahun..., tidak perlu di suapi!” renggek Neha di iringi tawa Nathan dan Siena.
“Ya sudah makan sendiri ya. Tapi jangan sedih lagi. Masih banyak duda di luar sana!” kelakar Nathan.
“Mas! sudah. Ayo makan. ”
"Oh ya Ma! Bagaimana kabar Jojo dan Naina?" tanya Neha pada kedua adiknya yang masih di New York bersama orang-orang kepercayaan Siena. Karena mereka tidak bisa ikut pulang ke Indonesia lantara sekolah.
”Adik-adik kamu baik, tapi ya begitulah mereka sedikit manja!" jawab Siena seraya mengambilkan makanan untuk Nathan dan Neha.
''Oh ya ma! Malam ini sebenarnya aku ada reuni sekolah SMA. Acaranya di ballroom hotel om Abi, maksud Neha opa Abi", ucap Neha dan semuanya terkekeh di akhir kalimatnya pasalnya Abi tidak mau di panggil opa.
''Siapa saja yang datang?" tanya Nathan
"Teman seangkatan Neha dan semua guru-guru di sekolah Mahendra . Papa gak ikut, bukannya papa dulu ngajar di sekolah Mahendra!”
"Tidak sayang! Papa mengajar di sana waktu angkatan Mama kamu saja.”
“Ya sudah kamu datang saja, nanti papa antar. dari pada nanti di rumah terus teringat Rohit!”
“Iya Pa. Neha mau datang ke acara reuni.”
Disisi lain ada seorang pria yang berusia 47 tahun tengah bersiap untuk acara reuni di sekolah miliknya. pria tersebut masih tampak gagah dan tampan walau usianya sudah tidak muda lagi. Terlebih statusnya duda mempunyai anak yang sudah beranjak remaja membuat dirinya tidak begitu kerepotan mengurus semuanya dan masih bisa mengurus penampilannya sendiri.
"Devan...! Arsy...! Papa berangkat ya. Kalian jangan tidur terlalu malam, ingat besok sekolah!" ucap Ardan saat sampai di ruang keluarga dan siap berangkat ke acara reuni.
''Iya Pa!'' jawab Devan tanpa melihat Ardan dan asyik dengan ponselnya.
''Siap Pa! Mudah-mudahan nanti papa pulang bawa Mama baru buat kita!” canda Arsy.
Devan yang mendengarnya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sedangkan Ardan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ada saja celetukan anak bungsunya itu yang terkadang membuatnya malu
"Kamu bisa saja! Sudah ya, Papa berangkat!'' pamit Ardan lalu anak-anaknya menyalaminya.
Di waktu yang sama Neha juga bersiap akan berangkat dan di antar sang papa. Neha menggunakan dress berwarna hitam berlayer gold. Ia tampak cantik dan anggun. Neha yang pada dasarnya memiliki darah India warisan dari Sang Mama kandung membuat dirinya begitu cantik. Hidung mancung, kulit bersih dan mata bulat sempurna dengan bulu mata lentik alami siapa saja yang memandangnya pasti tidak berkedip.
"Wow! Anak Mama cantik sekali malam ini!" puji Siena melihat anak sambungnya itu dari atas sampai bawah.
''Mama bisa saja, Mama juga cantik!'' puji Neha balik.
''Cantiknya Mama hanya untuk papa sayang." saut Nathan lalu merangkul pinggang Siena kemudian mengecup pipinya.
''Auwh...! Mama sama Papa selalu mesra dan manis! Neha jadi iri, " balas Neha iri melihat kemesraan orang tuanya.
"Mama doakan semoga sepulang reuni nanti kamu mendapatkan jodoh idaman seperti Papa kamu."
"Aamiin! Terima kasih Ma," jawab Neha lalu tersenyum.
"Ya sudah. Ayo berangkat, nanti kemalaman," ajak Nathan.
"Iya! Ma... Neha berangkat dulu ya!" pamit Neha lalu menyalami Siena.
"Sayang kamu gak ikut antar Neha?" tanya Nathan mengusap pipi Siena.
"Nggak...! Aku di rumah aja. Kamu langsung pulang ya!" jawab Siena lalu memeluk Nathan kemudian Nathan mencium Siena.
Nathan cukup lama mencium Siena sampai Neha kesal melihatnya. Apa tidak menghargai anaknya yang baru saja putus cinta.
"Astaga papa! Ayo! " panggil Neha kesal, namun Nathan hanya tertawa bersama Siena kemudian melangkah keluar Apartemen.
"Apa papa gak bisa nahan diri gak cium Mama?" protes Neha saat di lift, Nathan tertawa dan merangkul pundak putrinya.
"Tidak bisa sayang! Bibir Mama kamu itu candu buat Papa!" jawab Nathan sedangkan Neha memutar bola matanya jengah dengan jawaban Sang Papa.
"Nanti kalau kamu udah nikah pasti ngerasain sendiri" ucap Santai Nathan lagi lalu melirik putrinya yang masih kesal.
"Aku juga sudah pernah dengan Rohit, tapi gak kayak Papa!" Mendengar jawaban sang anak, Nathan terkekeh seraya menggelengkan kepalanya.
"Ternyata anak papa benar-benar sudah dewasa," ucap Nathan.
"Papa aja yang nolak tua! Anaknya udah 25 tahun gak sadar!"
"Sudah. Nanti kamu tahu sendiri perbedaannya sudah nikah dan belum." jawab Nathan lalu keluar menuju parkiran dan Neha hanya berdesis kesal di belakangnya
Diperjalanan Neha hanya diam dan membayangkan wajah-wajah temannya yang dulu semasa SMA dan mengingat momen-momen bersama teman-temannya.
“Pa!”
“Hm!"
“Kenapa Papa dulu pacaran sama Mama, waktu Mama masih SMA.”
“Gak tau! Papa hanya merasa Mama kamu itu dulu jodoh Papa, apalagi Mama juga dekat sama kamu waktu itu. Jadi Papa makin cinta.”
“Cinta itu gak pandang usia ya pa?”
“Cinta itu bisa datang pada siapa saja sayang! tidak tua, muda, semua berhak bahagia dan merasakannya."
“Iya terkadang kita sakit juga karena cinta.”
“Kamu benar, tapi dengan cinta pula rasa sakit itu sembuh.”
“Ya udah muter aja terus!” keduanya tertawa layaknya seorang teman dan sahabat.
Tak terasa mereka sampai di tempat acara, namun Neha masih enggan turun. karena hanya dirinya yang tidak membawa pasangan.
“Ya sudah sana turun. Itu teman-teman kamu sudah banyak yang datang.” ujar Nathan.
“Temani Pa! Neha yang gak bawa pasangan sendiri!” rengek Neha seperti anak kecil.
“Ayo Neha...! Mama kamu sendiri di apartemen. Nanti di dalam pasti ketemu pasangan. gak mungkin cuma kamu aja yang gak bawa pasangan. Sudah sana, nanti pasti ketemu."
Neha menghela nafas panjang lalu menyalami Nathan.
“Cium” cicit Neha menyodorkan keningnya.
“Astaga...! Ini Anak. Sudah besar manja!”
Nathan mencium kening putrinya lalu Neha pun mencium pipi Papanya.
“Nanti pulang aku bawa duda kaya ya Pa!” celetuk Neha di iringi tawa keduanya.
“Terserah! Ya sudah papa pulang ya. Nanti papa jemput!"
“Iya! Hati-hati Pa!” Neha turun dari mobil kemudian Nathan pulang ke apartemen dan Neha masuk ke tempat acara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🍁devi❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
hadir thor ....fav rate like koment dulu yaa
2022-03-27
1
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝕸y💞 Manis ŔẰ᭄
baca lagi Mbk Tami
2022-03-21
4
⏤͟͟͞R◇Adist
absen bulekk hadirrrrr☝️🤣🤣🤣
2022-03-13
5