Hari ini adalah pertama Neha mengajar di sekolah Mahendra. Ia sedikit kewalahan menghadapi anak-anak di kelasnya walau sudah ada 2 rekannya yang membantu dalam satu kelas. Namun Neha mencoba sabar menghadapi anak-anak didiknya yang rata-rata masih usia lima sampai enam tahun.
Sementara itu Ardan diam diam memperhatikannya Neha dari luar jendela kelas TK. Ardan tersenyum saat melihat Neha mengajari anak-anak didiknya menulis dan membaca.
'Plak' Nadia Sang kakak tiba-tiba memukul kepala Ardan dengan buku.
“Aduh!”' pekiknya dan melihat Sang kakak yang sudah berkacak pinggang. Nadia memang selalu memperlakukan adiknya seperti anak kecil walau ia perduli adiknya itu sudah 45 tahun.
”Sedang apa? Hm! Itu kelas 2 SMA B gak ada guru. ini malah ngintip guru baru!” kesal Nadia yang masih berkacak pinggang.
“Kak! Kakak memang benar-benar ya! Gak bisa lihat adiknya senang!” jawabnya kesal seraya mengusap kepalanya.
“Gak usah ngeles! Udah Sana!”
“Iya!” pekiknya lalu melihat kearah jendela untuk melihat Neha sebentar, namun Sang kakak menimpuknya lagi dengan buku.
'Plak'
”Aduh!! Sakit Kak! Jangan jatuhin wibawaku dong!” pekiknya seraya mengusap kepalanya. Neha dan guru yang lain merasa terganggu terlebih anak-anak juga tak sedikit yang menoleh ke arah jendela. Neha akhirnya berjalan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
”Permisi Bu Nadia. Pak Ardan, ada apa ya? Sepertinya ada keributan?” tanya Neha melihat Ardan sekilas yang sedang mengusap kepalanya. Mereka memanggil Ibu dan Bapak saat sedang jam kerja di luar itu mereka memanggil seperti biasa.
“Oh…! Em…, tidak ada apa-apa Bu Neha. Ini Bu Nadia sedang memberikan berkas penting sekolah,” balas Ardan salah tingkah lalu mengambil map yang ada di tangan Nadia. Nadia sebenarnya ingin menimpuk wajah Ardan yang sok menjaga wibawanya.
“Kalau begitu saya permisi Bu Neha!” pamit Ardan diangguki Neha.
“Bu Nadia terima kasih. Nanti saya akan memeriksa laporannya! Permisi!” Ardan tersenyum lalu meninggalkan Neha dan Nadia.
Nadia masih bengong melihat tingkah adiknya yang bak remaja yang sedang jatuh cinta. Nadia lalu tersenyum ke arah Neha kemudian pamit menyusul Ardan sedangkan Neha kembali masuk ke dalam kelas.
Ardan berjalan menuju ke kelas SMA yang di maksud Nadia. Sepanjang menaiki tangga ia tersenyum dan mengingat wajah Neha. Begitu juga Neha ia tersenyum membayangkan wajah pria yang masih ia panggil dengan sebutan Om. Neha juga membayangkan Ardan yang sudah menginap dua kali di apartemen dan mereka tidur saling berpelukan di sofa.
Jam pelajaran terus berlanjut hingga tiba jam istirahat anak anak TK. Neha dan guru yang lainnya mendampingi di taman bermain mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Ardan tersenyum melihat Neha dari teras lantai kelas Anak SMA. Saat tengah asyik melihat Neha tiba-tiba ia dikejutkan dengan ponselnya yang berdering lalu ia mengambil dari saku kemejanya dan tersenyum saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
“Halo Nath!” jawabnya
“Ar! Neha sekarang jadi guru di sekolahmu?” tanyanya dari balik sambungan ponselnya.
“Iya Nath! Neha mengajar kelas Tk!”
“Bagus kalau begitu. Jadi dia bisa mengalihkan kegalauannya karena putus dari mantannya."
“Kayaknya sih dia udah move on! Oh ya! Ngomong-ngomong Neha sekarang jadi gadis dewasa yang cantik ya Nath.”
“Jangan bilang kau suka sama anakku!” selidik Nathan memastikan.
Nathan tahu bagaimana Ardan. Jika sudah menyukai seseorang Ardan pasti mengatakan hal yang sebenarnya. Seperti dulu saat jatuh hati pada Laras hampir setiap saat ia mengatakan Laras cantik. Berbeda halnya dengan Andin Ardan tidak pernah memuji di depannya. Walau sebenarnya Andin juga cantik.
“Ya gak apa-apa, kan? Aku sendiri, Neha sendiri. Kalau nanti anakmu jatuh cinta hati padaku bagaimana?”
“Dasar brengsek! Awas aja nanti kalau kau berani dekati anakku.”
“Awas apa?” goda Ardan lalu tertawa kecil.
“Hajar!”
“Calon mertua jangan galak-galak,nanti di racun menantunya.”
“Calon menantu macam apa itu! Sini kalau berani.”
“Jangan marah-marah. Ingat itu jantung. Udah tua!” kekeh Ardan.
“kau juga udah tua!”
“Tua-tua gini! Bisa buat Neha jatuh cinta!”
“Terserahlah apa kata kau! Yang jelas kalau sampai Neha nangis gara-gara kau! Kayu kriket siap melayang ke kepalamu!” ancam Nathan namun Ardan hanya terkekeh kemudian keduanya memutuskan sambungan ponselnya.
“Aku tidak akan pernah menyakiti hati wanita Nath! Dan kau pun tahu itu!” gumam Ardan sambil melihat Neha yang masih bermain bersama anak-anak TK.
Tak lama bell istirahat anak TK berbunyi tanda istirahat selesai. Satu persatu anak berlarian menuju kelasnya dan bersiap untuk pulang sedangkan Ardan menuju kelas yang tadi ia mengajar.
Setelah anak-anak TK pulang. Jam istirahat guru dan anak-anak tingkat SD sampai SMA tiba. Mereka beristirahat di tempat favorit mereka masing-masing. Ada yang menuju kantin ada yang ke perpustakaan, ada pula yang masih di kelas. Untuk guru-guru lainnya ada yang masih di ruangan dan tak ada pula yang sudah ke kantin.
Sementara Neha masih memeriksa buku tugas anak didiknya. Ia begitu serius memeriksanya hingga ia tidak sadar ada seseorang yang memperhatikan dirinya yang duduk di kursinya sebelahnya.
“Hai…!” sapa Ardan membuat Neha terkejut.
“Astagfirullah!” ucap Neha terkejut memegangi dadanya sedangkan Ardan tertawa melihat ekspresi wajah Neha.
“Om! Kenapa sih iseng banget! Kaget tau!
“Kamu sih serius banget! Istirahat yuk!"
“Sebentar ya Om! Tanggung.” Neha melanjutkan dan menilai tugas anak didiknya. Ardan mengambil buku dan pulpen dari tangan Neha lalu meletakkan di ujung meja.
“Nanti bisa dilanjutkan!” balas Ardan lalu berdiri.
“Tanggung Om, beberapa buku lagi!” Neha hendak meraih bukunya namun ditahan Ardan
“Nanti istirahat dulu! Selesai ini Ibu Neha pulang kan?”
“Iya sih! Ya sudah. Neha juga sebenarnya udah laper, tadi pagi cuma minum makan roti.”
“Kamu itu kebiasaan!” cicit Ardan.
Neha hanya menyunggingkan senyumnya lalu mengekori Ardan menuju kantin.
“Bu Neha mau pesan apa?” tanya Ardan saat sudah berada di kantin.
“Soto saja Pak! Sudah lama gak makan soto ibu kantin,” jawab Neha tersenyum melihat Ardan.
“Ok! Saya pesan sotonya. Bu Neha pesan minumannya, nanti gambung sama Bu Nadia.” Neha mengangguk lalu berjalan di bagian minuman dan Ardan memesan sotonya.
Neha membawa minumannya dan bergabung bersama Nadia serta kepala sekolah dan guru lainnya.
“Maaf permisi. Boleh bergabung Bu, Pak?”
“Oh ya silahkan Bu Neha!” balas Nadia tersenyum ramah kemudian Neha duduk di samping Nadia.
“Loh…! Mana makanan Bu? Kok hanya minuman.” tanya kepala sekolah.
“Oh itu, Pak Ardan yang pesan Pak! Saya pesan minumannya!”
“Oh begitu!” kepala sekolah hanya tersenyum begitu juga Nadia dan guru lainnya. Mereka tahu jika Neha dan Ardan saling tertarik. Karena terlihat dari gestur tubuh mereka.
“Selamat siang semua!” sapa Ardan sambil meletakkan nampan di depan Neha lalu duduk di kursi di seberang meja Neha.
“Selamat siang Pak Ardan!” sapa yang lainnya.
“Bu Neha! Ini sotonya!” Ardan memberikan sotonya pasa Neha.
“Terima kasih!”
“Sama-sama.”
Ardan dan Neha saling tersenyum dan mengabaikan tatapan kepala sekolah dan rekan guru lainnya. Mereka juga tersenyum geli melihat pemilik sekolah tersebut yang sangat terlihat sedang jatuh hati. Akhirnya kepala sekolah dan rekan guru lainnya saling pandang dan tahu situsnya.
“Pak Ardan. Bu Neha, kami duluan,” pamit kepala sekolah dan yang lainnya pun berdiri termasuk Nadia. Ardan hanya tersenyum dan mengangguk begitu juga Neha karena mereka sedang mengunyah makanannya.
“Kami duluan Bu Neha. Pak Ardan!” pamit Nadia melihat tajam sang Adik dan yang lainnya sudah melangkah meninggalkan kantin.
“Takut mengganggu!” ucap Nadia lagi membuat Ardan tersedak, lalu melihat ke arah Nadia yang sudah beranjak.
Neha yang melihat Ardan tersedak buru-buru memberikannya minum.
“Pelan-pelan Om! Ini minum dulu,” lirih Neha tanpa sadar menyodorkan gelas ke arah Ardan dan memegang sedotannya dan mengarahkannya ke mulut Ardan lalu Ardan meminumnya.
“Terima kasih!” Ardan tersenyum namun matanya melihat sang kakak yang menggodanya dari kejauhan lalu beralih melihat Neha yang tersenyum padanya.
***
ARDAN MAHENDRA
NEHA SHARMA ADAM
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝕸y💞 Manis ŔẰ᭄
Ardan duda keren
2022-04-04
1
⏤͟͟͞R◇Adist
itu visual Ardan gnti kah thorr....
tietie yg lgi kesemsem...aduhh aq baca ikutan mesem mesem sendiri🤣🤣🤣..kek orgil
2022-03-13
2
Nanda
Makin kentara yaa suka2annya 😁😁🤭🤭,dah macam abg yg sama2 suka tp ms malu2 padahal mau bangeet 😁😁
2022-03-04
1