BAB 3 TERBAYANG

Dua manusia beda generasi tengah tidur berpelukan. Mereka juga tidak sadar sudah saling berpelukan. Rupanya Ardan menginap di apartemen Neha. Karena semalaman lampu di apartemennya tak kunjung menyala dan Ardan tertidur di sofa bersama Neha. 

Ardan membuka matanya dan merasakan kebas di lengan kirinya. Karena Neha tidur di lengannya. Ardan  melihat Neha yang masih tidur sambil memeluk dirinya.

“Neha! Neha bangun!”

“Hm…, jam berapa? Aku masih ngantuk!” lirihnya seraya mengeratkan pelukannya.

“Bangun! Sudah jam 5 pagi,” jawab Ardan dengan suara beratnya membuat Neha membulatkan matanya lalu melihat dada Ardan yang tepat di wajahnya.

“Hah…!” jerit Neha mendorong Ardan sampai terjatuh  dari sofa.

‘Brukk’

“Aduh..!”

“Om! Maaf.” Neha bangkit turun dari sofa mencoba membantu Ardan.

“Maaf om. Neha tidak sengaja. Neha reflek! Mana yang sakit Om!” tanya Neha memegang lengan Ardan.

''Tidak ada yang sakit!”

''Maaf Om! Neha bantu berdiri ya!" Neha mencoba  membantu Ardan berdiri. Namun saat sudah berdiri justru Neha kehilangan yang keseimbangan membuat keduanya terjatuh dengan posisi Neha di atas Ardan diiringi teriakan Neha.

''Aduh pinggangku'' pekik Ardan sambil memejamkan matanya begitu juga Neha. 

tak lama mereka sama sama membuka mata dan tatapan mereka saling bertemu, seketika Neha bangkit dan sedikit salah tingkah.

“Eum…! maaf Om.”

''Ya tidak apa-apa'' jawab Ardan menahan sakit pinggangnya dan  keduanya dan menjadi salah tingkah.

“Eum… Neha mau ke kamar!'' Neha  melangkah namun karena gugup membuat dirinya tidak  sengaja tersandung dan membuatnya hampir terjatuh beruntung Ardan sigap merengkuh nya.

“Hati-hati Neha!'' dan sekali lagi tatapan mereka  saling bertemu.

Cukup lama mereka saling memandang, jantung keduanya pun sudah tidak bisa lagi diajak kompromi. Deringan ponsel Ardan membuyarkan semuanya. Ardan melepaskan tangannya dari lengan Neha Kemudian mengambil ponselnya di atas meja.

“Arsy,” ucap Ardan saat melihat layar ponselnya. 

“Ya Sayang!” seru Ardan mengangkat sambungan ponselnya.

“Papa di mana?”

“Papa menginap di hotel, sebentar lagi Papa pulang!” balas Ardan yang tidak mungkin mengatakan jika menginap di apartemen Neha.

“Oh…! Ya sudah Pa, Papa hati-hati.” Ardan mematikan sambungan ponselnya lalu melihat Neha yang masih di depannya.

''Ya sudah. Om pulang. Arsy sudah  mencari Om,'' pamit Ardan yang juga sedikit gugup. Neha hanya mengangguk dan sekilas melihat wajah Ardan. 

“Sampai ketemu nanti di sekolah.” Ardan memasukkan ponselnya saku celananya lalu mengambil jasnya. Sebelum keluar Ardan menuju wastafel untuk mencuci wajahnya. 

''Hati-hati Om!'' ucap Neha saat Ardan membuka pintu. Ardan tersenyum lalu keluar dari apartemennya. 

Neha menutup pintunya dan bersandar di pintu, memegang dadanya yang masih berdegup tak menentu.

”Ya Tuhan! Kenapa dengan jantungku,” gumam Neha membayangkan Wajah Ardan yang masih awet muda dan masih terlihat tampan dibanding usianya. Neha bukan anak kecil lagi. Ia sudah 25 tahun. Cukup dewasa menilai laki-laki  matang seperti Ardan.

Ardan yang sudah sampai di rumahnya buru-buru mandi  membasahi seluruh tubuhnya dengan air.  Bayangan wajah Neha dan baju  tidur yang Neha kenakan membuat pikirannya kacau terlebih mengingat semalaman mereka tidur saling berpelukan.

Ardan pria dewasa dan matang dan masih mempunyai hasrat. Tidak heran saat berdekatan dengan Neha yang kini menjelma menjadi wanita dewasa hasratnya menjadi timbul. Mengingat saat Neha memeluknya dengan erat dan dadanya menempel di dadanya itu semakin membuat Ardan tidak tahan. 

”Astaga! Apa yang ada dalam pikiranmu Ardan! Dia anak sahabat mu sendiri,” batinnya merutuki dirinya sendiri di bawah shower yang masih mengalir.  Namun bayangan Neha tetap menari-nari di pelupuk matanya seakan bayangan Laras  perlahan sirna di dalam pikirannya dan teralihkan oleh Neha.

**

Kini Neha sedang berada di parkiran sekolah dan masih berada dalam mobil. Neha  juga melihat mobil Ardan dan itu membuatnya semakin gugup. Neha mencoba menguasai kegugupannya sebelum masuk ke dalam sekolah, entah gugup karena ingin interview atau gugup bertemu Ardan, entahlah.

''Ya Tuhan! Kenapa aku menjadi gugup seperti ini,” gumamnya seraya mengatur nafasnya.

''Neha! Dia itu om kamu! Sahabat Papa kamu, tidak lebih! Eng… Tapi kenapa aku semakin gugup! sial…!” gerutunya lagi seraya mengibas ngibaskan tangannya di wajahnya lalu menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan. Merasa gugupnya sedikit berkurang ia turun  dari mobil dan berkas untuk melamar menjadi guru di sekolah Ardan. 

Neha berjalan menuju ruangan Nadia dan tidak sengaja melihat Ardan sedang keluar dari ruangannya. Ardan berjalan sambil  sibuk dengan ponselnya sehingga tidak mengetahui Neha sedang memperhatikan dari kejauhan. 

“Jangan lihat kesini,” gumam Neha sambil berlari kecil menuju ruangan Nadia kemudian ia buru-buru mengetuk pintu ruangan Nadia. 

“Masuk!” seru Nadia.

“Neha?”

”Boleh saya masuk Tante!”

"Boleh!  Ayo masuk!” jawab Nadia lalu berdiri menyambut Neha  kemudian mereka duduk di sofa. 

“Apa kabar Neha?” tanya Nadia yang tidak mengetahui maksud kedatangan Neha.

“Baik Tante!”

“Kak! Neha sudah datang!” seru Ardan  tiba-tiba dan masih memainkan ponselnya dan tidak tahu jika Orang yang ia cari sudah duduk manis bersama Sang Kakak. 

''Sudah!” balas Nadia sedikit heran Kenapa tiba-tiba Ardan menanyakan Neha.

“Ouh! Om pikir kamu gak jadi datang?” ujar Ardan lalu duduk di sofa di seberang Neha. 

“kalian sudah janjian?” Ardan dan Neha tersenyum satu sama lain. 

''Begini kak. kelas TK kita membutuhkan guru.  Jadi aku menawarkan Neha untuk menjadi guru  TK  di sini, kebetulan Neha juga membutuhkan pekerjaan.'' jelas Ardan melihat Neha dan Nadia bergantian.

“Oh…! Begitu.”

“Iya Tante!” Neha tersenyum malu karena Ardan terus melihatnya. 

“Boleh! Memang kami sedang membutuhkan tenaga guru untuk kelas TK. Semoga kamu sabar menghadapi anak-anak kecil!” sambung Nadia. 

“Jadi Neha diterima Tante?”

“Iya!”

“Terima kasih Tante!” balas Neha bahagia akhirnya mendapatkan pekerjaan. 

“Mulai besok kamu sudah bisa mengajar!” ujar Nadia. 

“Oh ya! Untuk berkas-berkasnya, apa kamu sudah membawanya!”

“Oh iya Tante, tadi malam Om Ardan sudah memberitahu persyaratannya.” Neha memberikan map yang berisikan data pribadinya untuk persyaratan administrasi menjadi guru di sekolah. 

“Ok! Nanti saya periksa. Selamat bergabung di sekolah Mahendra!” Nadia menyalami Neha. 

“Terima kasih Tante! Kalau begitu Neha pamit!” 

Nadia tersenyum lalu Neha bangkit dari duduknya di ikuti Nadia dan Ardan. 

“Terima kasih Om! Om sudah memberi kesempatan Neha untuk menjadi pengajar di sini!” ucap Neha mengeluarkan tangan pada Ardan.

“Sama-Sama!" 

“Kalau begitu saya permisi!” 

“Mau Om antar sampai parkiran?” tanya Ardan tanpa sadar dan masih menjabat tangan Neha sedangkan Nadia menggelengkan kepalanya ingin sekali menepuk  wajah adiknya dengan map yang ia pegang.

“Tidak Om! Terima kasih!  Neha masih hafal jalan koridor sekolah sampai parkiran.” Neha melepaskan jabatan tangannya dan tersenyum malu karena Ardan begitu intens melihatnya. 

''Ah.. ! Iya…,hati-hati'' jawab Ardan lalu  Neha melangkah keluar ruangan Nadia. 

‘Plakkkk’ Nadia menepuk wajah adiknya dengan map. 

“Aduh..! Sakit kak!” cicitnya. 

“Sejak kapan mata duda Kamu itu genit?” selidik Nadia.

“Apa sih kak! Gak bisa lihat adiknya senang!” 

''Oh…!  Jadi kamu suka sama Neha?” goda Nadia melihat Wajah Ardan yang begitu bahagia melihat Neha. 

“Gak!"

''Jangan bohong!”

''Kalaupun iya! Kenapa? Kita berdua sama sama sendiri tidak terikat hubungan dengan siapapun, sah-sah saja. Neha juga batal menikah sama kekasihnya,” jawab enteng Ardan.

“Jadi kamu ngambil kesempatan?”

“Anggap saja begitu. Tua-tua begini adiknya masih bisa dapatin daun muda!” seloroh Ardan membuat Nadia jengah.

“Sudah tua makin jadi!” ujar Nadia kesal lalu meninggalkan Ardan begitu saja sedangkan Ardan hanya tertawa kecil mengingat Neha. 

Terpopuler

Comments

🍁devi❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁devi❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

puber ke dua

2022-03-28

0

⏤͟͟͞R◇Adist

⏤͟͟͞R◇Adist

tietie om Ardan ...inget encok om..umur udah tua🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jgn jadi tua tua keladi 🙊🤣🤣🤣🤣🤣

2022-03-13

2

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

ciee ciee om ardan

2022-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 DUDA KAYA
2 BAB 2 REUNI
3 BAB 3 TERBAYANG
4 BAB 4 KANGEN OM?
5 BAB 5 SALING TERTARIK
6 BAB 6 GADIS CANTIK
7 BAB 7 ROHIT
8 BAB 8 TERBAWA SUASANA
9 BAB 9 JOHAN
10 BAB 10 JANGAN GANGGU NEHA
11 BAB 11 GURU BELAGU
12 BAB 12 HARAPAN DEVAN
13 BAB 13 KALAH SAING
14 BAB 14 AKU JUGA INGIN BAHAGIA
15 BAB 15 KERAGUAN
16 BAB 16 MASA TUA
17 BAB 17 MEYAKINKAN
18 BAB 18 RESTU
19 BAB 19 KEJUTAN LUAR BIASA
20 BAB 20. SIAPA YANG NOLAK!
21 BAB 21 KETULUSAN
22 BAB 22 MAMA SAMBUNG.
23 BAB 23 SALING KOMUNIKASI
24 BAB 24 PENGERTIAN
25 BAB 25 KARISMA
26 BAB 26 SENTIMEN
27 BAB 27 SANDARAN
28 BAB 28 PESTA PERNIKAHAN
29 BAB 29 PROMISE
30 BAB 30 PAKET KOMPLIT
31 BAB 31 MENGENANG
32 BAB 32 KETULUSAN
33 BAB 33 PERNIKAHAN TERAKHIR
34 BAB 34 MERELAKAN
35 BAB 35 KEDEWASAAN
36 BAB 36 MISI TAKLUKKAN BU FATMA
37 BAB 37 CINTA MONYET
38 BAB 38 GUGUP
39 BAB 39 MERESAHKAN
40 BAB 40 GURU BARU
41 BAB 41 RUANGAN BANYAK KENANGAN
42 BAB 42 MERASA BERSALAH
43 BAB 43 GENTLEMAN
44 BAB 44 MENUNGGU AMARA
45 BAB 45 NEHA HAMIL
46 BAB 46 AMARA BERKELAHI
47 BAB 47 CINTA JAJAR GENJANG
48 BAB 48 KEMUNGKINAN
49 BAB 49 BERDEBAR-DEBAR
50 BAB 50 TUNGGU KAMU
51 BAB 51 KEBAKARAN
52 BAB 52 MENJADI TAKDIR AMARA.
53 BAB 53 BADMOOD
54 BAB 54 TETAP MENUNGGU
55 BAB 55 TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENCINTAI
56 BAB 56 BIMBANG
57 BAB 57 KEKUATAN DOA
58 BAB 58 FLASHBACK
59 BAB 59 LARAS MELAHIRKAN
60 BAB 60 RASA LUAR BIASA
61 BAB 61 ULANG TAHUN AMARA
62 BAB 62 LAMARAN.
63 BAB 63 BANYAK GODAAN
64 BAB 64 APA YANG TERJADI PADA AMARA
65 BAB 65 DOKTER ERICK
66 BAB 66 DOKTER KHUSUS
67 BAB 67 MASIH SETIA
68 BAB 68 SEMAKIN MEMBAIK
69 BAB 69 KEKHAWATIRAN DAREN.
70 BAB 70 AKHIR CERITA.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
BAB 1 DUDA KAYA
2
BAB 2 REUNI
3
BAB 3 TERBAYANG
4
BAB 4 KANGEN OM?
5
BAB 5 SALING TERTARIK
6
BAB 6 GADIS CANTIK
7
BAB 7 ROHIT
8
BAB 8 TERBAWA SUASANA
9
BAB 9 JOHAN
10
BAB 10 JANGAN GANGGU NEHA
11
BAB 11 GURU BELAGU
12
BAB 12 HARAPAN DEVAN
13
BAB 13 KALAH SAING
14
BAB 14 AKU JUGA INGIN BAHAGIA
15
BAB 15 KERAGUAN
16
BAB 16 MASA TUA
17
BAB 17 MEYAKINKAN
18
BAB 18 RESTU
19
BAB 19 KEJUTAN LUAR BIASA
20
BAB 20. SIAPA YANG NOLAK!
21
BAB 21 KETULUSAN
22
BAB 22 MAMA SAMBUNG.
23
BAB 23 SALING KOMUNIKASI
24
BAB 24 PENGERTIAN
25
BAB 25 KARISMA
26
BAB 26 SENTIMEN
27
BAB 27 SANDARAN
28
BAB 28 PESTA PERNIKAHAN
29
BAB 29 PROMISE
30
BAB 30 PAKET KOMPLIT
31
BAB 31 MENGENANG
32
BAB 32 KETULUSAN
33
BAB 33 PERNIKAHAN TERAKHIR
34
BAB 34 MERELAKAN
35
BAB 35 KEDEWASAAN
36
BAB 36 MISI TAKLUKKAN BU FATMA
37
BAB 37 CINTA MONYET
38
BAB 38 GUGUP
39
BAB 39 MERESAHKAN
40
BAB 40 GURU BARU
41
BAB 41 RUANGAN BANYAK KENANGAN
42
BAB 42 MERASA BERSALAH
43
BAB 43 GENTLEMAN
44
BAB 44 MENUNGGU AMARA
45
BAB 45 NEHA HAMIL
46
BAB 46 AMARA BERKELAHI
47
BAB 47 CINTA JAJAR GENJANG
48
BAB 48 KEMUNGKINAN
49
BAB 49 BERDEBAR-DEBAR
50
BAB 50 TUNGGU KAMU
51
BAB 51 KEBAKARAN
52
BAB 52 MENJADI TAKDIR AMARA.
53
BAB 53 BADMOOD
54
BAB 54 TETAP MENUNGGU
55
BAB 55 TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENCINTAI
56
BAB 56 BIMBANG
57
BAB 57 KEKUATAN DOA
58
BAB 58 FLASHBACK
59
BAB 59 LARAS MELAHIRKAN
60
BAB 60 RASA LUAR BIASA
61
BAB 61 ULANG TAHUN AMARA
62
BAB 62 LAMARAN.
63
BAB 63 BANYAK GODAAN
64
BAB 64 APA YANG TERJADI PADA AMARA
65
BAB 65 DOKTER ERICK
66
BAB 66 DOKTER KHUSUS
67
BAB 67 MASIH SETIA
68
BAB 68 SEMAKIN MEMBAIK
69
BAB 69 KEKHAWATIRAN DAREN.
70
BAB 70 AKHIR CERITA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!