Baret Biru

Baret Biru

1. Keluarga Pak Bagus

Menjadi sebuah kebahagiaan bagi keluarga yang memiliki anak-anak yang berprestasi, sholeh dan sholehah, juga berbakti pada kedua orang tuanya. Kebahagiaan dan nikmat berupa keluarga yang harmonis juga dirasakan oleh Bagus Wijaya. Selain karena memiliki seorang istri yang setia, baik hatinya dan begitu cantik, Bagus Wijaya juga dikaruniai dengan dua orang anak yang sangat membanggakan.

Anak pertamanya bernama Adnan, Adnan Dzaki Pratama. Didikan tegas penuh kedisiplinan darinya benar-benar membuahkan hasil. Adnan sejak kecil selalu menjadi juara kelas. Dia tidak pernah turun dari ranking 3 besar di sekolahnya. Selain itu, di mata para guru dia dikenal sebagai murid yang sopan dan berbudi pekerti.

Setelah lulus dari sekolahnya, alih-alih kuliah dia lebih memilih masuk ke akademi kepolisian dan berniat menjadi polisi persis seperti ayahnya. Anak itu berhasil lulus, dan ditempatkan di korps samapta. Walaupun dia sekarang bekerja di luar jawa, tapi anak itu selalu saja menyempatkan diri untuk paling tidak menanyakan kabar keluarganya. Terutama adik perempuannya, Kirana.

Kirana saat ini sedang menempuh bangku kuliah. Sudah 2 tahun sejak anak itu menjadi seorang mahasiswa. Dia sedang menempuh pendidikan di bidang ilmu manajemen bisnis. Tidak berbeda jauh dengan abangnya, Kirana adalah seorang gadis yang pantang menyerah dan pekerja keras. Sikap tegas dan disiplin yang tinggi membuat gadis ini tidak tersentuh oleh kenakalan remaja sama sekali.

Seperti kebanyakan hubungan kakak dan adik, Adnan dan Kirana juga sering bertengkar. Mereka selalu merebutkan apapun entah hal-hal kecil sampai hal yang besar. Ada satu perdebatan yang menurut kedua orang tuanya tidak akan pernah berujung adalah perdebatan tentang siapa yang lebih disayang oleh Papa. Entah sedang berhadap-hadapan atau hanya melalui telepon keduanya pasti berdebat.

“Mending abang nggak usah pulang ajalah. Rumah serasa surga nggak ada abang,” kata Kirana dengan maksud meledek.

“Eih enak saja kau. Mulut boleh bicara begitu. Tapi rindumu pada abang pasti sudah meronta-ronta kan? Abang tahu, bilang saja lah,” kata Adnan.

“Dih, rindu katanya. Nggak sudi. Rinduku itu buat Keenan nggak buat abang,” jawab Kirana lagi.

“Keenan lagi Keenan lagi. Bosan abang dengarnya.”

“Halah cemburu kan pasti.”

“Dih cemburu katanya, nggak sudi.”

Begitulah kalau dua bersaudara ini sedang saling menghubungi. Terhalang jarak tidak membuat perdebatan mereka mengalami kendala. Malah justru semakin hari semakin sering mereka berdebat. Terkadang keduanya akan saling mengejek di twitter, atau lewat chat, atau adu pamer di story.

Intinya dimana tempat semua bisa menjadi arena untuk keduanya. Namun begitu, kedua orang tuanya diam saja melihat tingkah Adnan dan Kirana karena mereka tahu begitulah cara kakak adik ini mengungkapkan perasaan sayangnya. Akhirnya perdebatan mereka malah menjadi musik yang indah untuk kedua orang tuanya. Sehari saja Adnan dan Kirana tidak adu argumen, sepi rasanya.

“Awas aja kamu nanti. Minggu depan Abang pulang. Siap-siap karmamu akan datang,” kata Adnan pada adiknya.

“Oh…, dengan kedua tangan terbuka akan kusambut saudara Ipda. Adnan Dzaki, akan kusiapkan istana yang megah dan mewah biar abang puas!” kata Kirana.

Walaupun dia berkata begitu, Kirana tetap saja berjingkrak. Hampir saja dia jatuh dari kursi jika bukan karena Keenan memegangnya. Keenan Raditya Ghifari adalah kekasih Kirana. Kirana dan Keenan sudah pacaran sejak duduk di bangku kelas 9 SMP. Keenan yang ketika itu adalah seorang ketua OSIS jatuh cinta pada wakilnya sendiri dan begitu lepas masa jabatan langsung saja dia pacari. Takut diserobot orang katanya.

Keenan adalah mahasiswa ilmu komunikasi di kampus yang sama dengan Kirana. Dari sekian banyak pemuda yang ingin dekat dan pacaran dengan Kirana ya hanya Keenan ini yang berhasil memenangkan hati Kirana. Keenan adalah sosok berhati lembut yang mampu melunakkan hati Kirana. Ketika pacarnya itu sedang dalam suasana hati yang tidak biasa, Keenan pasti punya cara untuk menghiburnya. Itulah kenapa kedua orang tua Kirana akhirnya merestui hubungan mereka berdua.

“Kan kebiasaan. Jadi cewek kalem dikit kenapa sih?” kata Keenan.

“Ya maaf sih,” kata Kirana yang barusan hampir terjatuh.

“Gitu ya, jauh kangen-kangenan kalau dekat cakar-cakaran. Nggak baik sama abang sendiri berantem mulu,” kata Keenan lagi.

“Ya dia yang mulai kok. Aku mah kalau nggak disenggol nggak akan ngebacok,” jawab Kirana dengan nada cuek tapi di wajahnya penuh dengan senyum.

Keenan hanya bisa geleng-geleng. Bagaimana dia tidak heran, kedua kakak beradik ini memang agak aneh. Dia punya satu kakak perempuan tapi tidak pernah tuh dia dan kakak perempuannya bertengkar. Mereka malah akur sekali seperti orang pacaran katanya.

“Jadi habis kelas mau survey?” tanya Keenan.

“Jadi.”

“Mau ke mana emangnya?”

“Legenda coffee,” kata Kirana membuat Keenan heran. Dia mau survey pasar atau mau nongkrong sih.

Jadi Kirana ini memiliki mimpi, dia ingin punya cafe sendiri yang bukan hanya nyaman dipakai untuk nongkrong tapi juga nyaman dipakai untuk bekerja. Cafe yang memiliki suasana produktif dan enak dipakai diskusi. Cafe yang akan menjadi sumber inspirasi untuk banyak ide ide cemerlang setiap yang datang.

“Yaudah aku jemput jam 2 ya. Aku kelas dulu,” pamit Keenan hanya diangguki oleh Kirana.

Setelah berpisah dari Keenan, Kirana menuju ke foodcourt kampus dan ikut bergabung dengan Lucy dan Ningrum yang sedang ghibah di salah satu mejanya. Kirana begitu saja duduk di samping Ningrum kemudian memeluk tubuh gembul gadis itu sambil memejamkan mata. Kedua sahabatnya ini sih sudah tidak kaget dengan tingkah Kirana karena memang begitulah tingkah gadis itu dari SMA. Lengket.

“Ki, habis ini lu jadi survey kan ya?” tanya Lucy.

“Jadi. Sama Keenan,” kata Kirana.

“Ye…, ini mah namanya sambil menyelam minum air dong, mau sekalian pacaran kan lo,” kata Lucy yang sudah paham gelagat Kirana.

“Yoi,” jawab Kirana sambil menaik turunkan sebelah alisnya.

“Inget lho jam 5 ngumpul di rumah Lucy. Lu hari ini survey ke Legenda sama Normal cafe,” kata Ningrum mengingatkan.

“Iya santai inget kok inget, nanti kalau ada waktu aku sekalian mau ke kopiku yang katanya rasa kopi di sana enak,” kata Kirana.

“Bawain sekalian buat gue. Nih duitnya, varian apa aja yang penting manis, sisanya lo pake buat beliin Ningrum, elo, sama Keenan. Pokoknya tuh duit abisin aja sekalian buat snack. Bahasan kita bakal panjang hari ini. Sekalian juga lo pada bawa alat mandi biar sekalian ntar malem nginep. Parno gue di rumah sendirian, temenin gue ya,” kata Lucy sambil memberikan selembar 100 ribuan.

“Bokap nyokap kemana Cy?”

“Bokap masih di luar kota dan belum pulang, nyokap balik ke Sukabumi karena nenek sakit padahal tante masih liburan di Korea,” kata Lucy.

“Buset, nggak terus pulang gitu tante lu? Masih tetep jalan-jalan aja di Korea padahal mamanya lagi rumah sakit?”

“Ya gitu, habis denger kabar kalau sakitnya nenek nggak parah lanjut deh mereka liburannya. Keluarga gue emang aneh, udah jangan disamain sama keluarga kalian berdua,” kata Lucy.

Lucy, Kirana, dan Ningrum memang bersahabat dekat sejak masih SMA. Ketiganya bersahabat dekat bahkan walau memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Ningrum, ayahnya adalah seorang pekerja kantoran biasa di bagian marketing. Hidup pas-pasan namun begitu harmonis. Sedangkan Lucy sebaliknya.

Dia adalah putri tunggal seorang keluarga kaya raya. Papanya punya perusahaan property yang mana cakupannya sudah tidak hanya di satu kota saja. Dia terbiasa di rumah seorang diri dengan pengasuhnya sejak kecil karena Papa yang lebih sering kerja di luar kota dan Mama yang sibuk dengan keluarga besarnya yang katanya sih dekat tapi isinya hanya tentang pamer kekayaan.

Kalau untuk Kirana, dia sendiri tidak mampu mendefinisikan keluarganya itu tergolong keluarga yang bagaimana. Mau dibilang menengah kebawah tidak juga. Papa selain sebagai seorang perwira kepolisian beliau punya 2 buah rumah kos kosan yang dikelola oleh Mama juga satu warung makan di lantai 1 setiap kosannya. Keluarga dia terbilang cukup mampu.

Kalau soal keharmonisan, dia sendiri tidak bisa mendefinisikan bagaimana yang disebut harmonis itu. Keluarganya itu keluarga yang lurus. Setiap anggotanya sudah paham akan hak dan kewajibannya masing-masing. Papa bekerja mencari nafkah, Mama mengelola rumah, kakak yang menjadi pengayom bagi adik dan adik yang menurut pada semuanya. Ya hanya begitu.

Kirana, Lucy, dan Ningrum memulai ide untuk membuka cafe ini ketika masih di bangku SMA. Sama seperti kebanyakan siswa kelas 3 yang ada lingkaran kebingungan mau lanjut kemana, mereka juga sama. Suatu sore setelah kelas pengayaan, ketiganya mampir dulu di cafe menemani Lucy yang sedang malas berada di rumah karena kedua orang tuanya sedang berada di rumah.

Di cafe itu mereka mendapatkan service yang tidak memuaskan, sudah pesanan mereka lama datangnya, waitersnya tidak ramah, ya mereka akui makanannya enak tapi suasananya ramai bak pasar tumpah, ditambah lagi areanya yang full outdoor membuat asap rokok dimana-mana.

Dari sana ketiganya tiba-tiba nyeletuk kalau mereka ingin mempunyai cafe sendiri yang cozy, tenang, dan memahami apa mau pelanggan. Nekatlah ketika orang itu mengatakan niatnya pada orang tua masing-masing. Ningrum jelas ditentang oleh orang tuanya karena pasti tidak akan sanggup memberi modal. Kalau Lucy malah ditantang balik oleh Papanya. Sedang Kirana ya biasa Papa hanya bilang, “Ya sudah dicoba saja.”

Akhirnya mereka bertiga menantang diri mereka sendiri dengan berjanji akan masuk dalam jurusan yang sesuai dengan kebutuhan cafe dan mempelajari sebanyak mungkin ilmu yang diperlukan untuk merealisasikan mimpi mereka itu.

Terpopuler

Comments

Berbieliza

Berbieliza

semngat thor udah mmpir, klau berkenan mmpir

2023-05-23

0

lamps 2

lamps 2

baguss thor❤❤lanjutkan ❤❤

2022-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Keluarga Pak Bagus
2 2. Kemah
3 3. Cemburu
4 4. Janji dan Pengakuan
5 5. Haruskah Aku Melangkah?
6 6. Kepulangan Keenan
7 7. Impianku dan Impianmu
8 8. Cemburu (lagi)
9 9. Nggak Betah Jadi Pacar
10 10. Engagement Day
11 11. Kehancuran
12 12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13 13. Keputusan Berat Keenan
14 14. Pesta Ulang Tahun
15 15. Kedatangan Raihan
16 16. Pilihan Hati
17 17. Antara Ya dan Tidak
18 18. Ketetapan Hati
19 19. Prasyarat
20 20. Kembalinya sang Masa Lalu
21 21. Undangan Untuk Mantan
22 22. Curhatan Mama
23 23. Pernikahanku
24 24. Keinginan Yang Tertunda
25 25. Bukan Ini Yang Kumau
26 26. Pengakuan Raihan
27 27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28 28. Sedikit Memaksa
29 29. Dandelion
30 30. Godaan Pengantin Baru
31 31. Pengakuan Adnan
32 32. Kenyataan
33 33. Rumah Lucy
34 34. Tingkah Aneh
35 35. Pertemuan
36 36. Kecurigaan
37 37. Adnan Homesick
38 38. Baikan
39 39. Istri yang Manja
40 40. Hai Keenan
41 41. Seharusnya Bahagia
42 42. Kebanggaan Papa
43 43. Papa Keren
44 44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45 45. Kesalahpahaman
46 46. Perubahan Keadaan
47 47. Demi yang Terkasih
48 48. Mengikhlaskan
49 49. Kepergian dan Kehadiran
50 50. Laki-laki Brengsek
51 51. Amira Dhananjaya Yumna
52 52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53 53. Pertemuan Bak Takdir
54 54. Orang Baru
55 55. Panggil Saja Papa
56 56. Bismillah Berjuang
57 57. Aa Galih
58 58. Adnan dan Lucy
59 59. Doa Tak Terucap
60 60. Grizzly Bear
61 61. Ayah Untuk Amira
62 62. Antara Iya dan Tidak
63 63. Nikah
64 64. Takut Untuk Patah
65 65. Keraguan Kirana
66 66. Kondisi Amira
67 67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68 68. Dengan Maksud Berkenalan
69 69. Kesedihan Mama
70 70. Hampir Ingkar
71 71. Kecurigaan
72 72. Masa Lalu Terkuak
73 73. Penjelasan
74 74. Seberat Baret Biru
75 75. Nasehat Bapak
76 76. Penyesalan
77 77. Menyusul
78 78. Cinta Pertama Galih
79 Maaf Pembacaku Semua
80 79. Orang Tua Gina
81 80. Siapa Gadis Itu
82 81. Kembali Ke Jogja
83 82. Kutunggu Kamu Datang
84 83. Bangga
85 84. Salam Kenal Kembali
86 85. Berkunjung ke Calon Mertua
87 87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88 88. Terima Kasih Kirana
89 89. Anggota Keluarga Baru
90 90. Perasaan Bersalah
91 91. Kusut
92 92. Galau
93 93. Malu
94 94. Kabar Soal Mama
95 95. Maaf dari Mama
96 96. Bencana yang Datang Kembali
97 97. Long Time No See, Kirana
98 98. Dia Mengingatmu
99 99. Pergi Bertugas
100 100. Ketika Tugas Memanggil
101 101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102 102. Mama Pasti Bisa
103 103. Bachtiar Panji
104 104. Orang Tua Bang Raihan
105 105. Cemas
106 106. Gelisah
107 107. Jujur Ingin Melupakan
108 108. Datang Lagi
109 109. Meledak
110 110. Sumpah Janji
111 ADA YANG BARU LHOO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Keluarga Pak Bagus
2
2. Kemah
3
3. Cemburu
4
4. Janji dan Pengakuan
5
5. Haruskah Aku Melangkah?
6
6. Kepulangan Keenan
7
7. Impianku dan Impianmu
8
8. Cemburu (lagi)
9
9. Nggak Betah Jadi Pacar
10
10. Engagement Day
11
11. Kehancuran
12
12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13
13. Keputusan Berat Keenan
14
14. Pesta Ulang Tahun
15
15. Kedatangan Raihan
16
16. Pilihan Hati
17
17. Antara Ya dan Tidak
18
18. Ketetapan Hati
19
19. Prasyarat
20
20. Kembalinya sang Masa Lalu
21
21. Undangan Untuk Mantan
22
22. Curhatan Mama
23
23. Pernikahanku
24
24. Keinginan Yang Tertunda
25
25. Bukan Ini Yang Kumau
26
26. Pengakuan Raihan
27
27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28
28. Sedikit Memaksa
29
29. Dandelion
30
30. Godaan Pengantin Baru
31
31. Pengakuan Adnan
32
32. Kenyataan
33
33. Rumah Lucy
34
34. Tingkah Aneh
35
35. Pertemuan
36
36. Kecurigaan
37
37. Adnan Homesick
38
38. Baikan
39
39. Istri yang Manja
40
40. Hai Keenan
41
41. Seharusnya Bahagia
42
42. Kebanggaan Papa
43
43. Papa Keren
44
44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45
45. Kesalahpahaman
46
46. Perubahan Keadaan
47
47. Demi yang Terkasih
48
48. Mengikhlaskan
49
49. Kepergian dan Kehadiran
50
50. Laki-laki Brengsek
51
51. Amira Dhananjaya Yumna
52
52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53
53. Pertemuan Bak Takdir
54
54. Orang Baru
55
55. Panggil Saja Papa
56
56. Bismillah Berjuang
57
57. Aa Galih
58
58. Adnan dan Lucy
59
59. Doa Tak Terucap
60
60. Grizzly Bear
61
61. Ayah Untuk Amira
62
62. Antara Iya dan Tidak
63
63. Nikah
64
64. Takut Untuk Patah
65
65. Keraguan Kirana
66
66. Kondisi Amira
67
67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68
68. Dengan Maksud Berkenalan
69
69. Kesedihan Mama
70
70. Hampir Ingkar
71
71. Kecurigaan
72
72. Masa Lalu Terkuak
73
73. Penjelasan
74
74. Seberat Baret Biru
75
75. Nasehat Bapak
76
76. Penyesalan
77
77. Menyusul
78
78. Cinta Pertama Galih
79
Maaf Pembacaku Semua
80
79. Orang Tua Gina
81
80. Siapa Gadis Itu
82
81. Kembali Ke Jogja
83
82. Kutunggu Kamu Datang
84
83. Bangga
85
84. Salam Kenal Kembali
86
85. Berkunjung ke Calon Mertua
87
87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88
88. Terima Kasih Kirana
89
89. Anggota Keluarga Baru
90
90. Perasaan Bersalah
91
91. Kusut
92
92. Galau
93
93. Malu
94
94. Kabar Soal Mama
95
95. Maaf dari Mama
96
96. Bencana yang Datang Kembali
97
97. Long Time No See, Kirana
98
98. Dia Mengingatmu
99
99. Pergi Bertugas
100
100. Ketika Tugas Memanggil
101
101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102
102. Mama Pasti Bisa
103
103. Bachtiar Panji
104
104. Orang Tua Bang Raihan
105
105. Cemas
106
106. Gelisah
107
107. Jujur Ingin Melupakan
108
108. Datang Lagi
109
109. Meledak
110
110. Sumpah Janji
111
ADA YANG BARU LHOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!