2. Kemah

Hai hai hai~

Jangan lupa untuk vote, comment, and like ya biar author rajin update 🤗

...🌱Ji🌱...

"Kee, tadi abang ngajak aku ngecamp di GK. Aku mau ajak Lucy sama Ningrum terus aku disuruh ajak kamu juga,” kata Kirana ketika sedang video call dengan kekasihnya malam itu.

“Hari apa?”

“Berangkat besok, Minggu pulang,” kata Kirana.

“Boleh, kebetulan aku senggang 3 hari itu. Tadinya mau nganter Mbak Ayu belanja tapi dia sudah sama suaminya. Jadi aku nyamper ke rumah jam berapa nih?”

“Habis Dzuhur aja, soalnya kata abang ada satu temennya yang mau ikut tapi harus patroli dulu. Buat masalah tenda dan perlengkapan lainnya udah aku, Lucy, sama Ningrum yang cari jadi kamu tinggal bawa perlengkapan pribadi sama jajan yang banyak,” kata Kirana.

“Mau lumpianya Bunda nggak? Kebetulan Bunda mau buat. Kalau iya aku bawain.”

“Oh ya jelas nggak nolak. Aku mau dong yang banyak yah,” kata Kirana membuat Keenan tersenyum. Pacarnya itu memang doyan kulineran. Tapi berbeda dengan gadis lain, tubuhnya tidak menggemuk walaupun banyak makan ya karena polahnya yang memang seperti kuda lumping sih. Tidak pernah mau diam. Dia juga mempelajari bela diri sejak masih kecil jadi dibanding gemuk tubuhnya malah memadat berotot.

“Yaudah kalau gitu aku matiin dulu ya kamu tidur gih udah malem.”

“Eh tunggu. Bentar,” kata Kirana menahan Keenan agar tidak mematikan telepon. Keenan bisa melihat gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari rumah.

“Ma, Bunda besok mau bikin lumpia.” tanya Kirana.

“Oh ya? Eh Keenan, Mama pesen dua kotak yang frozen nak. Besok bawa sekalian kamu ke sini,” kata Mama yang akhirnya bilang sendiri ke Keenan lewat handphone Kirana.

“Siap Ma, noted. 2 kotak frozen masing-masing isi 20 ya. Eh tumbenan Mama pesen sebanyak itu mau ada acara Ma?” tanya Keenan yang terdengar akrab dengan Mamanya Kirana.

“Nggak ada. Buat persediaan aja, soalnya Abang sama Adek kalau makan kaya orang kerasukan,” kata Mama membuat Kirana malu aibnya dibongkar di depan pacar.

“Ih Mama mah gitu,” kata Kirana. Dia bukannya kembali ke kamarnya malah meletakkan kepalanya di pangkuan Mama membuat Abang yang tadi duduk tenang sambil main game di handphonenya ikut melakukan hal yang sama di paha kiri Mama.

“Ki, aku matiin ya telponnya. Besok aku ke rumah jam 1 an, assalamualaikum,” pamit Keenan.

“Waalaikumsalam, good night Kee,” kata Kirana sebelum Keenan mematikan sambungan.

“Gid night ki, jijik aku dengernya,” kata Abang.

“Dih sirik tanda tak mampu,” cibir Kirana balik.

“Weh enak aja kalo ngomong. Abang tuh bukannya nggak mampu, cuma nggak mau aja. Tapi aslinya yang ngantri banyak kok,” kata Bang Adnan menyombongkan diri.

“Bang, Keenan saja sudah berani bilang mau ngelamar adekmu lho lulus kuliah nanti. Lha kamu yang sudah kerja kapan mau bawa pacar kamu ke rumah? Papa sudah nggak sabar mau gendong cucu nih,” kata Papa ikut duduk bergabung dengan keluarga kecilnya.

“Kalau Papa mau Papa bikin aja sendiri sama Mama,” kata Adnan membuat Mama menjewer kecil telinga putra sulungnya.

“Kasihan Mama lah Bang, sudah tua sudah nggak sanggup ngeden. Lagian Abang mau punya adek bayi padahal umurmu sudah mau 23? Adek juga umurnya sudah 19 mau punya adek selisih umur segitu banyak?” tanya Mama pada kedua anaknya yang anteng dipangkuannya sambil dielus kepalanya oleh Mama.

“Nggak!” teriak keduanya kompak.

“Nggak usah teriak sudah malam,” tegur Papa.

“Tuh Abang yang mulai. Pokoknya aku nggak rela ya punya adek selisih usia 19 tahun. Bukannya dikira kakak nanti aku dikira ibunya lagi. Lagian Abang tuh cepetan nikah sih Bang, biar di rumah ini ada yang mawangi Abang. Biar setannya nggak lepas,” kata Kirana yang saling mengejek dengan Abangnya padahal Papa dan Mama ada di sana juga.

“Ehh enak aja main suruh nikah nikah dipikir nikah tuh enak? Nyawa orang itu, kalau nggak bisa kasih makan, nggak bisa kasih bahagia ngapain dinikahin. Eh Dek, Abang kasih tahu ya, selama Abang 2 tahun kerja di polres laporan soal KDRT tuh menggunung. Itu gara-garanya Nikah kecepetan, cuma perkara pengen doang.”

“Ya nggak papa sih biarin. Nih ya aku bakal buktikan kalau nikah cepet itu bukan kesalahan,” kata Kirana.

“Kalau dalam kasusmu kok sampai kamu nggak nikah nikah malah jadi zina. Sadar diri dong anda pacaran dari jaman masih anak bawang. Heran juga aku kenapa Keenan mau sama bentukan kaya kamu Dek,” jawab Adnan.

Keduanya sudah tidak berada di pangkuan Mama, melainkan duduk mengapit Mama membuatnya harus menutup kedua telinganya karena kedua anaknya ini berdebat di kanan kirinya.

“Abang gaje.”

“Adek lebih gaje.”

“Abang gaje.”

“Adek gaje.”

"Ee…, shtt…, udah. Stop! Pusing Mama dengernya. Iya adek nggak salah kalau mau nikah cepet, Abang juga nggak salah punya prinsip. Udah nggak usah berantem,” kata Mama.

“Hey kalian berdua, besok katanya mau ngecamp kan? Kalau kalian berantem terus kaya begitu nggak kasihan apa sama teman-teman kalian yang ikut?”

“Nggak.”

“Heleh, kalian ini. Nih Adnan bawa mobil Papa, jangan pakai motor. Inget kamu bawa anak gadis orang jangan macam-macam kamu. Kalau sampai ada apa-apa sama adek-adek, kamu dan Raihan yang akan Papa marahi pertama kali,” kata Papa sambil menyerahkan kunci mobil pada putranya.

“Udah sana bubar. Tidur. Besok pagi kalian berdua janji mau bantuin Mama belanja kan? Nggak ada kata kesiangan ya, jam 7 kita berangkat.”

...***...

“Eits lu duduk sama gue di depan, enak aja lu mau duduk sama Keenan. Zina kalian ntar,” kata Adnan sambil menahan kerah belakang Kirana yang akan duduk di belakang bersama pacarnya.

“Abang ih nyebelin banget sih jadi orang,” protes Kirana tapi tetap mengikuti arahan abangnya untuk duduk di depan.

“Zina dari mananya. Baru mau pegang tangan aja udah dipelototin, apalagi pegang yang lain babak belur kali gue dikeroyok dua orang, mana mantan atlet taekwondo semua lagi,” gumam Keenan.

“Lu berdua jadi suami istri udah berapa tahun masa belum pernah pegang pegang sih cupu,” ledek Lucy.

“Suami istri palamu! Nikah aja belum. Belum halal. Gue mau save kenikmatan buat malam pertama ntar,” kata Keenan seperti tanpa rasa takut.

“Ngomong lagi gue bogem beneran lu Kee,” kata Adnan dan Kirana dengan kompaknya.

“Ya Allah kayaknya aku salah pergaulan deh. Nggak ada yang normal apa di mobil ini satu aja gitu,” kata Ningrum.

“Heh, ngatain temen Bang Adnan lu?” bisik Lucy pada sahabatnya. Sepertinya mereka tidak sadar kalau sejak tadi di sebelah Keenan ada teman Bang Adnan yang duduk dengan tenang memandangi keributan ini.

“Ehehehe nggak maaf Bang, nggak maksud ngatain. Bercanda doang Bang ampun yak,” kata Ningrum lagi.

“Ngapain lu begitu. Tuh orang kalo udah gila bisa lebih dari kalian tahu,” kata Adnan membela temannya. Entah pembelaan atau celaan yang penting ada yang membela.

“Eh iya si Abang belum kenalan namanya siapa Bang? Polisi juga?”

“Iya polisi, panggil aja Bang Raihan. Salam kenal ya semuanya,” kata orang bernama Raihan itu sambil menampakkan senyumnya.

“Bang tahu nggak?”

“Apa?”

“Senyum Abang manis, masih jomblo nggak?” tanya Lucy lagi langsung dengan jurusnya.

“Jomblo sih. Kenapa? Mau pdkt sama saya?” tanya Raihan pada Lucy.

“Jangan mau Cy, buaya darat tuh orang,” kata Adnan kembali mematahkan image temannya.

“Anjing emang ni orang satu. Woy lu beneran temen gue bukan sih?” kata Bang Raihan pada sahabatnya.

“Nah kan keluar aslinya,” kata Adnan yang sekarang malah berdebat sendiri dengan temannya.

“Darah emang lebih kental dibanding air. Nggak abang nggak adek sama aja,” gumam Ningrum sambil geleng-geleng bersama Lucy yang sama herannya.

Episodes
1 1. Keluarga Pak Bagus
2 2. Kemah
3 3. Cemburu
4 4. Janji dan Pengakuan
5 5. Haruskah Aku Melangkah?
6 6. Kepulangan Keenan
7 7. Impianku dan Impianmu
8 8. Cemburu (lagi)
9 9. Nggak Betah Jadi Pacar
10 10. Engagement Day
11 11. Kehancuran
12 12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13 13. Keputusan Berat Keenan
14 14. Pesta Ulang Tahun
15 15. Kedatangan Raihan
16 16. Pilihan Hati
17 17. Antara Ya dan Tidak
18 18. Ketetapan Hati
19 19. Prasyarat
20 20. Kembalinya sang Masa Lalu
21 21. Undangan Untuk Mantan
22 22. Curhatan Mama
23 23. Pernikahanku
24 24. Keinginan Yang Tertunda
25 25. Bukan Ini Yang Kumau
26 26. Pengakuan Raihan
27 27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28 28. Sedikit Memaksa
29 29. Dandelion
30 30. Godaan Pengantin Baru
31 31. Pengakuan Adnan
32 32. Kenyataan
33 33. Rumah Lucy
34 34. Tingkah Aneh
35 35. Pertemuan
36 36. Kecurigaan
37 37. Adnan Homesick
38 38. Baikan
39 39. Istri yang Manja
40 40. Hai Keenan
41 41. Seharusnya Bahagia
42 42. Kebanggaan Papa
43 43. Papa Keren
44 44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45 45. Kesalahpahaman
46 46. Perubahan Keadaan
47 47. Demi yang Terkasih
48 48. Mengikhlaskan
49 49. Kepergian dan Kehadiran
50 50. Laki-laki Brengsek
51 51. Amira Dhananjaya Yumna
52 52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53 53. Pertemuan Bak Takdir
54 54. Orang Baru
55 55. Panggil Saja Papa
56 56. Bismillah Berjuang
57 57. Aa Galih
58 58. Adnan dan Lucy
59 59. Doa Tak Terucap
60 60. Grizzly Bear
61 61. Ayah Untuk Amira
62 62. Antara Iya dan Tidak
63 63. Nikah
64 64. Takut Untuk Patah
65 65. Keraguan Kirana
66 66. Kondisi Amira
67 67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68 68. Dengan Maksud Berkenalan
69 69. Kesedihan Mama
70 70. Hampir Ingkar
71 71. Kecurigaan
72 72. Masa Lalu Terkuak
73 73. Penjelasan
74 74. Seberat Baret Biru
75 75. Nasehat Bapak
76 76. Penyesalan
77 77. Menyusul
78 78. Cinta Pertama Galih
79 Maaf Pembacaku Semua
80 79. Orang Tua Gina
81 80. Siapa Gadis Itu
82 81. Kembali Ke Jogja
83 82. Kutunggu Kamu Datang
84 83. Bangga
85 84. Salam Kenal Kembali
86 85. Berkunjung ke Calon Mertua
87 87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88 88. Terima Kasih Kirana
89 89. Anggota Keluarga Baru
90 90. Perasaan Bersalah
91 91. Kusut
92 92. Galau
93 93. Malu
94 94. Kabar Soal Mama
95 95. Maaf dari Mama
96 96. Bencana yang Datang Kembali
97 97. Long Time No See, Kirana
98 98. Dia Mengingatmu
99 99. Pergi Bertugas
100 100. Ketika Tugas Memanggil
101 101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102 102. Mama Pasti Bisa
103 103. Bachtiar Panji
104 104. Orang Tua Bang Raihan
105 105. Cemas
106 106. Gelisah
107 107. Jujur Ingin Melupakan
108 108. Datang Lagi
109 109. Meledak
110 110. Sumpah Janji
111 ADA YANG BARU LHOO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Keluarga Pak Bagus
2
2. Kemah
3
3. Cemburu
4
4. Janji dan Pengakuan
5
5. Haruskah Aku Melangkah?
6
6. Kepulangan Keenan
7
7. Impianku dan Impianmu
8
8. Cemburu (lagi)
9
9. Nggak Betah Jadi Pacar
10
10. Engagement Day
11
11. Kehancuran
12
12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13
13. Keputusan Berat Keenan
14
14. Pesta Ulang Tahun
15
15. Kedatangan Raihan
16
16. Pilihan Hati
17
17. Antara Ya dan Tidak
18
18. Ketetapan Hati
19
19. Prasyarat
20
20. Kembalinya sang Masa Lalu
21
21. Undangan Untuk Mantan
22
22. Curhatan Mama
23
23. Pernikahanku
24
24. Keinginan Yang Tertunda
25
25. Bukan Ini Yang Kumau
26
26. Pengakuan Raihan
27
27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28
28. Sedikit Memaksa
29
29. Dandelion
30
30. Godaan Pengantin Baru
31
31. Pengakuan Adnan
32
32. Kenyataan
33
33. Rumah Lucy
34
34. Tingkah Aneh
35
35. Pertemuan
36
36. Kecurigaan
37
37. Adnan Homesick
38
38. Baikan
39
39. Istri yang Manja
40
40. Hai Keenan
41
41. Seharusnya Bahagia
42
42. Kebanggaan Papa
43
43. Papa Keren
44
44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45
45. Kesalahpahaman
46
46. Perubahan Keadaan
47
47. Demi yang Terkasih
48
48. Mengikhlaskan
49
49. Kepergian dan Kehadiran
50
50. Laki-laki Brengsek
51
51. Amira Dhananjaya Yumna
52
52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53
53. Pertemuan Bak Takdir
54
54. Orang Baru
55
55. Panggil Saja Papa
56
56. Bismillah Berjuang
57
57. Aa Galih
58
58. Adnan dan Lucy
59
59. Doa Tak Terucap
60
60. Grizzly Bear
61
61. Ayah Untuk Amira
62
62. Antara Iya dan Tidak
63
63. Nikah
64
64. Takut Untuk Patah
65
65. Keraguan Kirana
66
66. Kondisi Amira
67
67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68
68. Dengan Maksud Berkenalan
69
69. Kesedihan Mama
70
70. Hampir Ingkar
71
71. Kecurigaan
72
72. Masa Lalu Terkuak
73
73. Penjelasan
74
74. Seberat Baret Biru
75
75. Nasehat Bapak
76
76. Penyesalan
77
77. Menyusul
78
78. Cinta Pertama Galih
79
Maaf Pembacaku Semua
80
79. Orang Tua Gina
81
80. Siapa Gadis Itu
82
81. Kembali Ke Jogja
83
82. Kutunggu Kamu Datang
84
83. Bangga
85
84. Salam Kenal Kembali
86
85. Berkunjung ke Calon Mertua
87
87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88
88. Terima Kasih Kirana
89
89. Anggota Keluarga Baru
90
90. Perasaan Bersalah
91
91. Kusut
92
92. Galau
93
93. Malu
94
94. Kabar Soal Mama
95
95. Maaf dari Mama
96
96. Bencana yang Datang Kembali
97
97. Long Time No See, Kirana
98
98. Dia Mengingatmu
99
99. Pergi Bertugas
100
100. Ketika Tugas Memanggil
101
101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102
102. Mama Pasti Bisa
103
103. Bachtiar Panji
104
104. Orang Tua Bang Raihan
105
105. Cemas
106
106. Gelisah
107
107. Jujur Ingin Melupakan
108
108. Datang Lagi
109
109. Meledak
110
110. Sumpah Janji
111
ADA YANG BARU LHOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!