3. Cemburu

Mereka sudah sampai di arena kemah sekarang. Adnan, Raihan, dan Keenan langsung mendirikan tenda sebelum gelap sedangkan Lucy, Ningrum, dan Kirana pergi ke tepi pantai untuk foto-foto dan main air. Adnan sebagai yang mengajak hanya bisa menghela nafas. Dia sudah tahu sih kalau adik perempuan dan teman-temannya itu tidak akan membantu, tapi masih saja dia mengharapkan mereka membantu.

Satu jam kemudian semua keperluan mereka sudah selesai disiapkan. Dua tenda berukuran sedang sudah terpasang. Lucy, Ningrum, dan Kirana menggelar salah satu tikar yang mereka bawa di depan tenda kemudian mulai menyalakan kompor. Angin malam mulai berhembus, jadi sebelum hari benar-benar gelap Adnan menemani adik-adik perempuannya ke kamar mandi terdekat agar mereka bisa membersihkan diri.

Sambil menunggu kedua teman Kirana yang belum selesai mandi, Kirana menyusul kakaknya untuk duduk di warung dekat dengan kamar mandi. Kakaknya duduk di sana ditemani segelas teh hangat. Kirana sudah biasa merebut makanan kakaknya, jadi dia santai saja menandaskan teh yang tersisa separuh gelas itu tanpa dosa sama sekali.

Adnan tiba-tiba membuka jaketnya kemudian dia taruh begitu saja ke pangkuan sang adik. Kirana sudah paham, dia memberikannya untuk Kirana pakai. Walau doyan berantem dan selalu berdebat, tapi Adnan tetaplah seorang kakak yang begitu mencintai adiknya. Selisih usia Adnan dan Kirana cukup jauh, dan sejak adiknya itu masih belum mampu menopang tubuhnya sendiri Adnan sudah selalu disampingnya siap untuk menjaga adiknya.

“Ya Allah lo mandi lama banget tuh karena keramas? Dari Kirana mandi, terus gue mandi lu baru keluar Cy,” kata Adnan protes.

“Ya elah Bang, kan udah biasa cewek mandinya lama,” kata Lucy.

“Kirana mandinya nggak lama,” jawab Adnan.

“Emangnya Kirana cewek?” Ningrum malah balik bertanya pada Adnan.

Kedua orang itu kalau hanya dengan Adnan memang sudah tidak canggung. Sejak mereka berteman, mereka sering main ke rumah masing-masing untuk nongkrong. Kadang di rumah Lucy, kadang di rumah Ningrum, kadang juga di rumah Kirana. Mama bilang mending mereka nongkrong dan ramai di rumah dibanding di tempat lain.

Di tenda, Raihan dan Keenan yang sudah lapar mulai misuh-misuh, “Adnan kemana anjir nggak balik-balik,” gumam Raihan.

“Pasti nungguin Lucy makanya lama,” kata Keenan.

“Oh iya, lo lama sahabatan sama mereka bertiga?” tanya Bang Raihan.

“Nggak begitu lama sih, bisa kenal deket sama mereka juga karena pacaran sama Kirana Bang, kalau nggak ogah deket-deket cewek rempong modelan Ningrum apalagi Lucy,” kata Keenan.

Raihan hanya ber 'oh’ ria, dia menarik gitar yang dibawanya kemudian mulai genjreng-genjreng bersama Keenan yang mengikuti melodi yang dia petik.

“Suara lo bagus juga,” puji Raihan.

“Gini gini aku mantan vokalis band Bang,” puji Keenan membanggakan dirinya.

“Mantan? Kenapa nggak dilanjutin?”

“Biasa, konflik internal. Ada salah satu personil yang suka sama Kirana tapi dia main belakang. Nggak suka aja sama caranya, mending dia ngomong langsung di depan apa maunya. Aku lebih seneng diajak bersaing secara sehat ketimbang main tikung,” kata Keenan.

“Lo kayaknya sayang banget ya sama Kirana?”

“Banget Bang. Walaupun secara fisik dia nggak cewek banget, terkesan tomboy, barbar, dan keras, tapi suka aja aku. Dia langka, dia beda dari yang lainnya, dan ada satu sifat dia yang nggak pernah dia perlihatkan selain ke aku sama Bang Adnan, makanya aku bertahan sama dia,” kata Keenan tanpa sadar dia tersenyum.

Raihan ikut tersenyum, kemudian menepuk pundak Keenan, “langgeng ya kalian,” kata Raihan.

“Aamiin Bang, makasih doanya. Nanti kalau aku sama Kirana beneran nikah abang kuundang ke nikahan. Dateng ya Bang,” kata Keenan.

“Nah, kalau lo udah serius sama dia kenapa nggak lo lamar aja sekarang? Kelamaan nunggu apaan?”

“Nunggu restu dari Papanya dia. Papa bilang mau terima lamaranku cuma kalau aku sudah punya kerjaan, paling nggak sudah sarjana lah. Ya bener sih tapi kalau dipikir-pikir. Orang tua mana sih yang rela anaknya dinikahi sama pengangguran. Mau dikasih makan apa nanti. Lagian aku sama Kirana belum genap 20 Bang. Kita berdua masih terlalu kecil,” kata Keenan.

Kalau Raihan diberi kesempatan untuk jujur, dia sebenarnya ingin bilang dia tertarik pada Kirana. Persis seperti yang dikatakan Keenan tadi, Kirana berbeda dari yang lain. Dia memiliki daya tariknya sendiri bak magnet yang mampu menarik apa saja mendekat padanya. Tapi setelah apa yang dituturkan Keenan barusan, Raihan jadi langsung berusaha mengubur perasaannya kembali, jangan sampai tunas itu membesar dan merusak segalanya. Faktanya laki-laki di hadapannya ini sudah memiliki niat serius pada Kirana dan bukan hanya Kirananya saja yang sudah merestui tapi juga seluruh keluarganya. Agaknya tidak pantas kalau tiba-tiba Raihan datang untuk meminta Kirana dari pelukan pemuda ini.

“Kee,” panggil Kirana.

Dia baru selesai mandi, setelah meletakkan alat mandinya kembali ke dalam tas dia langsung duduk tepat di sebelah Keenan. Gadis itu baru saja mandi, tapi tidak keberatan duduk di sebelah Keenan yang Raihan tahu berkeringat banyak sore ini. Dua gadis yang lainnya sedang berada di dalam, dari suara dan wangi parfum yang dia cium dia tahu kalau kedua gadis sahabat Kirana itu sedang bersolek. Kata-kata Keenan terbukti benar, Kirana memang berbeda dengan gadis yang lain. Raihan seolah-olah kembali diingatkan kalau dia harus segera mundur. Dia tidak pantas merebut Kirana dari pemiliknya.

“Kee, mandi gih. Ntar lu balik gue bikinin mie cup,” kata Kirana.

“Oiya lo jadi bawa minyak goreng kan? Lumpia dari Bunda di goreng sekalian aja buat cemilan,” kata Keenan kemudian beranjak berdiri, masuk ke dalam tenda kemudian keluar membawa dua kotak berisi lumpia, “Yang ini biasa, yang ini ada cabenya buat Kirana,” kata Keenan menyerahkan dua kotak itu ke tangan Kirana.

Adnan sudah membuat api unggun agar yang gadis bisa mulai memasak air dan menggoreng. Adnan tetap membantu untuk membuat dudukan agar wajan yang mereka bawa tidak gosong terbakar api. Keempat orang itu mengelilingi api sedangkan Keenan pergi mandi bersama Raihan.

Malam itu mereka semua menikmati terangnya malam ditemani mie cup dan lumpia buatan ibunya Keenan. Raihan yang fasih bermain gitar terus menerima request dari kedua teman Kirana. Dia duduk di antara Lucy dan Ningrum di depan tenda yang perempuan sedang Keenan dan Adnan duduk mengapit Kirana di depan tenda satunya.

“Uh uh uh, nguapnya gede amat neng,” kata Keenan melihat Kirana di sebelahnya menguap.

“Ngantuk,” jawab Kirana kemudian menyandarkan tubuhnya ke bahu sang kakak.

“Tidur sekalian di dalem sana,” kata Adnan.

“Ogah ah yang lain aja masih di si…,”

“Uhuk…, uhuk…,” tiba-tiba terdengar suara orang tersedak membuat semua mata tertuju pada sumber suara yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raihan.

“Kenapa lo?” tanya Adnan.

“Gila ini lumpia apa omongan tetangga woy pedes banget buset.”

“Bang Raihan salah ambil punya Kirana ya?” kata Lucy sambil menyodorkan sebotol air.

“Gimana nggak pedes isinya campur cabe rawit,” kata Keenan.

“Kok bisa kemakan sih perasaan udah aku pisah Bang,” kata Kirana yang merasa bersalah, “Abang nggak papa?” tanya Kirana.

“Nggak kok nggak papa,” kata Raihan sambil tersenyum.

Fiks, gadis ini memang berbeda. Ini sih bukan hanya sekedar pedas, mulutnya terbakar ini. Untuk menghilangkan rasa pedasnya Raihan sampai harus menghabiskan setengah botol besar air mineral.

“Bang, aku bawa susu nih. Di minum aja, biar perut Abang nggak sakit,” kata Kirana menyerahkan satu kotak kecil susu strawberry.

“Makasih ya, besok Abang ganti deh,” kata Raihan.

“Nggak usah Bang. Aku bawa banyak kok,” kata Kirana lagi sambil tersenyum.

Raihan meraihnya. Sekali lagi dia berterima kasih dan langsung meminumnya sampai habis. Dia bahkan tidak perlu sedotan. Dia lebih memilih membuka lipatan di ujung botolnya kemudian mengguntingnya agar kotak itu bisa terbuka.

Keenan memandangi tingkah Raihan. Cara laki-laki itu minum susu kotak persis dengan cara Kirana. Gadis itu tidak pernah menggunakan sedotannya. Bukan hanya pada susu kotak, kalau gadis itu minum es juga tidak menggunakan sedotan. Dia lebih suka meminumnya langsung dari mulut gelas. Dalam hatinya ada satu titik kecemburuan sekarang dan dia tidak begitu suka dengan perasaannya yang satu ini.

Keenan itu bukan pencemburu, dia tidak peduli mau Kirana dekat dengan siapa saja. Tapi kali ini dia merasakan firasat yang tidak mengenakkan melihat mereka sedang membicarakan cara unik itu.

Episodes
1 1. Keluarga Pak Bagus
2 2. Kemah
3 3. Cemburu
4 4. Janji dan Pengakuan
5 5. Haruskah Aku Melangkah?
6 6. Kepulangan Keenan
7 7. Impianku dan Impianmu
8 8. Cemburu (lagi)
9 9. Nggak Betah Jadi Pacar
10 10. Engagement Day
11 11. Kehancuran
12 12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13 13. Keputusan Berat Keenan
14 14. Pesta Ulang Tahun
15 15. Kedatangan Raihan
16 16. Pilihan Hati
17 17. Antara Ya dan Tidak
18 18. Ketetapan Hati
19 19. Prasyarat
20 20. Kembalinya sang Masa Lalu
21 21. Undangan Untuk Mantan
22 22. Curhatan Mama
23 23. Pernikahanku
24 24. Keinginan Yang Tertunda
25 25. Bukan Ini Yang Kumau
26 26. Pengakuan Raihan
27 27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28 28. Sedikit Memaksa
29 29. Dandelion
30 30. Godaan Pengantin Baru
31 31. Pengakuan Adnan
32 32. Kenyataan
33 33. Rumah Lucy
34 34. Tingkah Aneh
35 35. Pertemuan
36 36. Kecurigaan
37 37. Adnan Homesick
38 38. Baikan
39 39. Istri yang Manja
40 40. Hai Keenan
41 41. Seharusnya Bahagia
42 42. Kebanggaan Papa
43 43. Papa Keren
44 44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45 45. Kesalahpahaman
46 46. Perubahan Keadaan
47 47. Demi yang Terkasih
48 48. Mengikhlaskan
49 49. Kepergian dan Kehadiran
50 50. Laki-laki Brengsek
51 51. Amira Dhananjaya Yumna
52 52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53 53. Pertemuan Bak Takdir
54 54. Orang Baru
55 55. Panggil Saja Papa
56 56. Bismillah Berjuang
57 57. Aa Galih
58 58. Adnan dan Lucy
59 59. Doa Tak Terucap
60 60. Grizzly Bear
61 61. Ayah Untuk Amira
62 62. Antara Iya dan Tidak
63 63. Nikah
64 64. Takut Untuk Patah
65 65. Keraguan Kirana
66 66. Kondisi Amira
67 67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68 68. Dengan Maksud Berkenalan
69 69. Kesedihan Mama
70 70. Hampir Ingkar
71 71. Kecurigaan
72 72. Masa Lalu Terkuak
73 73. Penjelasan
74 74. Seberat Baret Biru
75 75. Nasehat Bapak
76 76. Penyesalan
77 77. Menyusul
78 78. Cinta Pertama Galih
79 Maaf Pembacaku Semua
80 79. Orang Tua Gina
81 80. Siapa Gadis Itu
82 81. Kembali Ke Jogja
83 82. Kutunggu Kamu Datang
84 83. Bangga
85 84. Salam Kenal Kembali
86 85. Berkunjung ke Calon Mertua
87 87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88 88. Terima Kasih Kirana
89 89. Anggota Keluarga Baru
90 90. Perasaan Bersalah
91 91. Kusut
92 92. Galau
93 93. Malu
94 94. Kabar Soal Mama
95 95. Maaf dari Mama
96 96. Bencana yang Datang Kembali
97 97. Long Time No See, Kirana
98 98. Dia Mengingatmu
99 99. Pergi Bertugas
100 100. Ketika Tugas Memanggil
101 101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102 102. Mama Pasti Bisa
103 103. Bachtiar Panji
104 104. Orang Tua Bang Raihan
105 105. Cemas
106 106. Gelisah
107 107. Jujur Ingin Melupakan
108 108. Datang Lagi
109 109. Meledak
110 110. Sumpah Janji
111 ADA YANG BARU LHOO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Keluarga Pak Bagus
2
2. Kemah
3
3. Cemburu
4
4. Janji dan Pengakuan
5
5. Haruskah Aku Melangkah?
6
6. Kepulangan Keenan
7
7. Impianku dan Impianmu
8
8. Cemburu (lagi)
9
9. Nggak Betah Jadi Pacar
10
10. Engagement Day
11
11. Kehancuran
12
12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13
13. Keputusan Berat Keenan
14
14. Pesta Ulang Tahun
15
15. Kedatangan Raihan
16
16. Pilihan Hati
17
17. Antara Ya dan Tidak
18
18. Ketetapan Hati
19
19. Prasyarat
20
20. Kembalinya sang Masa Lalu
21
21. Undangan Untuk Mantan
22
22. Curhatan Mama
23
23. Pernikahanku
24
24. Keinginan Yang Tertunda
25
25. Bukan Ini Yang Kumau
26
26. Pengakuan Raihan
27
27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28
28. Sedikit Memaksa
29
29. Dandelion
30
30. Godaan Pengantin Baru
31
31. Pengakuan Adnan
32
32. Kenyataan
33
33. Rumah Lucy
34
34. Tingkah Aneh
35
35. Pertemuan
36
36. Kecurigaan
37
37. Adnan Homesick
38
38. Baikan
39
39. Istri yang Manja
40
40. Hai Keenan
41
41. Seharusnya Bahagia
42
42. Kebanggaan Papa
43
43. Papa Keren
44
44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45
45. Kesalahpahaman
46
46. Perubahan Keadaan
47
47. Demi yang Terkasih
48
48. Mengikhlaskan
49
49. Kepergian dan Kehadiran
50
50. Laki-laki Brengsek
51
51. Amira Dhananjaya Yumna
52
52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53
53. Pertemuan Bak Takdir
54
54. Orang Baru
55
55. Panggil Saja Papa
56
56. Bismillah Berjuang
57
57. Aa Galih
58
58. Adnan dan Lucy
59
59. Doa Tak Terucap
60
60. Grizzly Bear
61
61. Ayah Untuk Amira
62
62. Antara Iya dan Tidak
63
63. Nikah
64
64. Takut Untuk Patah
65
65. Keraguan Kirana
66
66. Kondisi Amira
67
67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68
68. Dengan Maksud Berkenalan
69
69. Kesedihan Mama
70
70. Hampir Ingkar
71
71. Kecurigaan
72
72. Masa Lalu Terkuak
73
73. Penjelasan
74
74. Seberat Baret Biru
75
75. Nasehat Bapak
76
76. Penyesalan
77
77. Menyusul
78
78. Cinta Pertama Galih
79
Maaf Pembacaku Semua
80
79. Orang Tua Gina
81
80. Siapa Gadis Itu
82
81. Kembali Ke Jogja
83
82. Kutunggu Kamu Datang
84
83. Bangga
85
84. Salam Kenal Kembali
86
85. Berkunjung ke Calon Mertua
87
87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88
88. Terima Kasih Kirana
89
89. Anggota Keluarga Baru
90
90. Perasaan Bersalah
91
91. Kusut
92
92. Galau
93
93. Malu
94
94. Kabar Soal Mama
95
95. Maaf dari Mama
96
96. Bencana yang Datang Kembali
97
97. Long Time No See, Kirana
98
98. Dia Mengingatmu
99
99. Pergi Bertugas
100
100. Ketika Tugas Memanggil
101
101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102
102. Mama Pasti Bisa
103
103. Bachtiar Panji
104
104. Orang Tua Bang Raihan
105
105. Cemas
106
106. Gelisah
107
107. Jujur Ingin Melupakan
108
108. Datang Lagi
109
109. Meledak
110
110. Sumpah Janji
111
ADA YANG BARU LHOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!