4. Janji dan Pengakuan

Malam sudah semakin larut, Kirana sudah lebih dulu tertidur di bahu Abangnya. Ningrum dan Lucy juga sudah masuk ke dalam tendanya jadi sekalian saja Adnan menggendong Kirana masuk ke dalam tenda baru dia dan Keenan melanjutkan obrolan.

"Kee, lo beneran serius sama adek gue?" tanya Adnan.

"Insyaallah serius Bang," jawab Keenan.

"Lo janji kan bakal jagain adek gue?"

"Janji Bang," kata Keenan lagi.

...***...

Matahari belum muncul dari ufuk timur, tapi dari tenda sebelah sudah ribut. Kirana kedinginan dan tubuhnya kaku. Dia bahkan sampai menggigil. Ningrum langsung berlari memanggil Adnan untuk datang dan membantu. Bukan hanya Adnan yang terbangun, tapi Raihan dan Keenan juga ikut terbangun.

Keenan adalah yang pertama bangun dan berlari ke dalam tenda dimana Kirana masih tertidur. Tanpa pikir panjang dia membuka jaketnya, dia selimuti tubuh Kirana dan dia peluk seerat yang dia bisa agar gadis kesayangannya itu tidak lagi kedinginan. Adnan menggenggam kedua tangan Kirana sedangkan Raihan membantu Lucy dan Ningrum menghangatkan kaki Kirana.

“Dek?” tanya Adnan melihat mata Kirana mulai tertutup.

“Bang dingin,” kata Kirana dengan suara yang teramat pelan.

“Sampai mukamu juga dingin banget. Harusnya kamu bilang dari semalem kalau kamu kedinginan. Kan aku bisa pinjemin jaketku,” kata Keenan.

Kirana menggeleng, “kalau jaketmu kupake terus kamu yang kedinginan dong,” kata Kirana.

Lambat laun matahari mulai menampakkan dirinya, Keenan melepaskan pelukannya kemudian mengajak Kirana keluar dari tenda. Beberapa menit lalu Bang Adnan memberinya segelas air hangat, tapi sudah dingin lagi sekarang akibat udara yang memang begitu dingin. Keenan mengajak Kirana berjalan-jalan di bibir pantai untuk mencari kehangatan dari sang surya.

“Lihat air jadi pengen nyebur,” kata Kirana.

“Jangan. Tadi bilang kedinginan sekarang malah mau nyebur gimana sih ni bocah,” kata Keenan.

“Udah nggak kedinginan kok sekarang,” protes Kirana.

“Dari mana udah nggak dingin? Tanganmu masih dingin ini,” kata Keenan. Dia sejak tadi terus menggenggam tangan Kirana agar tidak kedinginan karena gadis itu bilang rasa dinginnya masih menusuk walau dia sudah memakai sarung tangan tebal. Kirana tersenyum ketika melihat tangannya yang masih nyaman dalam genggaman tangan Keenan yang lebih besar darinya.

“Beruntung banget aku bisa punya kamu, Kee,” kata Kirana.

“Sama,” jawab Keenan.

“Jangan pergi ya Kee,” kata Kirana.

"Nggak akan," jawab Keenan tanpa ragu. Dia kemudian memeluk Kirana kembali dan pelukannya langsung dibalas oleh Kirana. Untuk pertama kalinya Keenan memberanikan diri. Dia mencium kening Kirana yang masih nyaman dalam pelukannya.

Tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap sedih ke arah mereka berdua. Sorot mata yang kecewa karena tidak mampu melakukan apapun dengan perasaannya sendiri. Sama seperti Kirana yang banyak disukai oleh laki-laki lain, antrian para gadis yang menginginkan Keenan juga panjang. Bahkan beberapa kali mereka mencoba menghalalkan berbagai cara namun tidak sanggup memisahkan Keenan dan Kirana.

Seharian ini mereka berlarian bermain di pinggir pantai. Ada yang sibuk foto-foto, ada juga yang sibuk melamun di pinggir pantai. Ketika hari mulai malam, mereka kembali menyalakan api unggun. Kirana, Lucy, dan Ningrum mulai sibuk membereskan semua kekacauan yang mereka buat hari ini. Sedangkan Adnan, Raihan, dan Keenan memunguti sampah yang ada di sekeliling tenda. Mereka bukan hanya membersihkan sampah mereka saja tapi sampah-sampah plastik yang ditinggalkan oleh tangan-tangan usil juga mereka punguti semua.

Kirana, Lucy, dan Ningrum akhirnya juga ikut membantu. Mereka menyusur pantai dan membersihkannya. Setelah trashbag yang mereka bawa penuh, mereka bertanya pada pemilik warung yang tak jauh dari bibir pantai harus dibuang kemana sampah ini. Si pemilik warung berbaik hati akan membantu membuangnya. Katanya setiap 3 hari sekali akan ada yang mengambil sampah dari warung-warung di sini jadi Adnan dan yang lainnya hanya perlu meletakkan trash bag itu di sudut belakang warung saja.

Selesai makan malam, Keenan dan Adnan langsung masuk ke dalam tenda. Keenan memberikan jaketnya kepada Kirana agar kekasihnya itu tidak akan kedinginan lagi. Sebagai gantinya, Keenan kini mengenakan kaos lengan panjang 2 lapis agar tidak kedinginan. Kirana, Lucy, dan Ningrum sedang duduk bertiga di bibir pantai. Mereka sedang curhat. Tidak sih, lebih tepatnya hanya Lucy yang curhat lalu dua yang lainnya hanya mendengarkan.

Sudah biasa Lucy akan curhat sampai sesenggukan begini. Walaupun Kirana dan Ningrum sudah tahu apa alasan dari tangisannya, tapi keduanya tetap memberikan kesempatan untuk Lucy meluapkan semua kesedihannya. Terutama tentang kondisi Papa dan Mamanya yang terus bertengkar tanpa henti.

Selesai curhatannya dengan Lucy dan Ningrum, ketiga gadis itu kembali ke dalam tenda. Tapi hanya Lucy dan Ningrum yang masuk sedangkan Kirana masih ingin memandangi hamparan bintang yang terlihat jelas di langit malam yang cerah. Di rumahnya mana bisa dia melihat pemandangan sebagus ini. Langit kota sudah terlalu penuh dengan asap menurutnya.

“Kamu belum tidur?” panggil Bang Raihan yang melangkah keluar dari dalam tenda.

“Lho Bang Raihan kok belum tidur?” Kirana balik bertanya.

“Kok malah balik tanya. Iya aku belum tidur, sayang aja kalau udah pergi sejauh ini malah pemandangan bagusnya dilewatkan gitu aja,” kata Bang Raihan kemudian duduk di sebelah Kirana.

“Bener juga sih. Di kota kita nggak akan bisa lihat bintang sebanyak ini. Apalagi suara ombaknya, tenang banget rasanya,” kata Kirana.

“Aku pikir kamu nggak akan suka sama hal-hal beginian,” ledek Bang Raihan.

“Jangan menilai orang cuma dari cover-nya Bang. Kirana walau tomboy masih cewek tulen lho,” kata Kirana.

“Ki, abang boleh tanya-tanya nggak sama kamu? Abang butuh motivasi nih,” kata Bang Raihan pada Kirana setelah keduanya lama saling terdiam.

“Boleh lah Bang, kenapa nggak boleh?”

“Kamu sama Keenan awalnya bisa pacaran gimana?”

“Kenapa abang tanya kaya gitu? Ohh…, Abang lagi suka sama cewek yaa?” ledek Kirana.

“Iya. Tapi Abang mau mengutarakan perasaan Abang takut,” kata Bang Raihan.

“Jangan takut Bang. Perasaan kalau nggak tersampaikan rasanya sakit lho. Perkara nanti cewek itu menerima atau menolak Bang Raihan tapi kan yang penting Abang sudah berusaha. Jadi Abang nggak akan punya alasan untuk menyesal di kemudian hari,” kata Kirana.

“Kalau cewek itu udah punya pacar gimana?”

“Pacar belum tentu jadi suami kali Bang.”

“Tapi kamu sama Keenan? Ketimbang orang pacaran kalian kelihatan kaya pengantin baru tahu,” kata Bang Raihan.

“Manusia boleh punya rencana Bang, tapi takdir tetap Allah yang tentukan. Aku dan Keenan boleh saja merencanakan banyak hal untuk masa depan kita, tapi semua yang terbaik tetap rencana Allah. Itulah kenapa aku sama Keenan berprinsip, selama belum ada kata sah kita belum punya hak satu sama lain kecuali kewajiban untuk menjaga perasaan satu sama lain,” kata Kirana.

“Ternyata kamu bijak juga ya, padahal dari segi usia kamu masih belum dewasa,” puji Bang Raihan.

“Menurutku usia itu cuma angka, nggak bisa jadi ukuran kedewasaan seseorang. Saran dari aku, kalau Abang memang sudah yakin sama perasaan Abang sampaikan saja. Tapi begitu Abang menyampaikan perasaan itu Abang harus siap bertanggung jawab sama keputusan Abang. Jangan sampai malah Abang yang menyakiti hatinya,” kata Kirana.

“Bang, aku masuk dulu ya. Udaranya udah mulai dingin nih,” kata Kirana pamit para Raihan.

Raihan mengangguk tanda mengiyakan. Dia memandangi gadis itu, dia sudah masuk dan menutup tendanya membuat pantulannya tidak bisa lagi Raihan lihat, tapi dia masih betah memandangnya.

“Kirana, maukah kamu jadi kekasihku? Aku suka sama kamu Ki. Tapi aku tidak sejahat itu memisahkan kamu dan kekasihmu. Kalian saling mencintai, aku nggak akan mungkin merusak hubungan itu. Karena dibandingkan kebahagiaanku, kebahagiaanmu jauh lebih penting,” kata Raihan dalam hatinya.

Dia hanya bisa menghela nafas. Belum pernah dia merasakan jatuh cinta sedalam ini. Bahkan bisa dibilang Kirana lah cinta pertamanya. Sejak kecil Raihan yang merupakan anak tunggal selalu berusaha memenuhi ambisi Ayahnya.

Raihan bisa masuk dan lulus dari akademi kepolisian dengan nilai terbaik juga demi menjadi anak kebanggaan kedua orang tuanya. Dia tidak pernah memikirkan hal selain itu. Baru ini dia kepikiran, usianya sudah tidak lagi muda. Cepat atau lambat dia harus memiliki pasangan yang akan menjadi teman hidupnya. Naas saja, dalam masa pencarian itu malah sosok Kirana Dwi Dhanastri, adik perempuan sahabatnya sendiri yang menarik perhatiannya dan mampu mengalihkan dunianya.

Episodes
1 1. Keluarga Pak Bagus
2 2. Kemah
3 3. Cemburu
4 4. Janji dan Pengakuan
5 5. Haruskah Aku Melangkah?
6 6. Kepulangan Keenan
7 7. Impianku dan Impianmu
8 8. Cemburu (lagi)
9 9. Nggak Betah Jadi Pacar
10 10. Engagement Day
11 11. Kehancuran
12 12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13 13. Keputusan Berat Keenan
14 14. Pesta Ulang Tahun
15 15. Kedatangan Raihan
16 16. Pilihan Hati
17 17. Antara Ya dan Tidak
18 18. Ketetapan Hati
19 19. Prasyarat
20 20. Kembalinya sang Masa Lalu
21 21. Undangan Untuk Mantan
22 22. Curhatan Mama
23 23. Pernikahanku
24 24. Keinginan Yang Tertunda
25 25. Bukan Ini Yang Kumau
26 26. Pengakuan Raihan
27 27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28 28. Sedikit Memaksa
29 29. Dandelion
30 30. Godaan Pengantin Baru
31 31. Pengakuan Adnan
32 32. Kenyataan
33 33. Rumah Lucy
34 34. Tingkah Aneh
35 35. Pertemuan
36 36. Kecurigaan
37 37. Adnan Homesick
38 38. Baikan
39 39. Istri yang Manja
40 40. Hai Keenan
41 41. Seharusnya Bahagia
42 42. Kebanggaan Papa
43 43. Papa Keren
44 44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45 45. Kesalahpahaman
46 46. Perubahan Keadaan
47 47. Demi yang Terkasih
48 48. Mengikhlaskan
49 49. Kepergian dan Kehadiran
50 50. Laki-laki Brengsek
51 51. Amira Dhananjaya Yumna
52 52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53 53. Pertemuan Bak Takdir
54 54. Orang Baru
55 55. Panggil Saja Papa
56 56. Bismillah Berjuang
57 57. Aa Galih
58 58. Adnan dan Lucy
59 59. Doa Tak Terucap
60 60. Grizzly Bear
61 61. Ayah Untuk Amira
62 62. Antara Iya dan Tidak
63 63. Nikah
64 64. Takut Untuk Patah
65 65. Keraguan Kirana
66 66. Kondisi Amira
67 67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68 68. Dengan Maksud Berkenalan
69 69. Kesedihan Mama
70 70. Hampir Ingkar
71 71. Kecurigaan
72 72. Masa Lalu Terkuak
73 73. Penjelasan
74 74. Seberat Baret Biru
75 75. Nasehat Bapak
76 76. Penyesalan
77 77. Menyusul
78 78. Cinta Pertama Galih
79 Maaf Pembacaku Semua
80 79. Orang Tua Gina
81 80. Siapa Gadis Itu
82 81. Kembali Ke Jogja
83 82. Kutunggu Kamu Datang
84 83. Bangga
85 84. Salam Kenal Kembali
86 85. Berkunjung ke Calon Mertua
87 87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88 88. Terima Kasih Kirana
89 89. Anggota Keluarga Baru
90 90. Perasaan Bersalah
91 91. Kusut
92 92. Galau
93 93. Malu
94 94. Kabar Soal Mama
95 95. Maaf dari Mama
96 96. Bencana yang Datang Kembali
97 97. Long Time No See, Kirana
98 98. Dia Mengingatmu
99 99. Pergi Bertugas
100 100. Ketika Tugas Memanggil
101 101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102 102. Mama Pasti Bisa
103 103. Bachtiar Panji
104 104. Orang Tua Bang Raihan
105 105. Cemas
106 106. Gelisah
107 107. Jujur Ingin Melupakan
108 108. Datang Lagi
109 109. Meledak
110 110. Sumpah Janji
111 ADA YANG BARU LHOO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Keluarga Pak Bagus
2
2. Kemah
3
3. Cemburu
4
4. Janji dan Pengakuan
5
5. Haruskah Aku Melangkah?
6
6. Kepulangan Keenan
7
7. Impianku dan Impianmu
8
8. Cemburu (lagi)
9
9. Nggak Betah Jadi Pacar
10
10. Engagement Day
11
11. Kehancuran
12
12. Kondisi Yang Mulai Membaik
13
13. Keputusan Berat Keenan
14
14. Pesta Ulang Tahun
15
15. Kedatangan Raihan
16
16. Pilihan Hati
17
17. Antara Ya dan Tidak
18
18. Ketetapan Hati
19
19. Prasyarat
20
20. Kembalinya sang Masa Lalu
21
21. Undangan Untuk Mantan
22
22. Curhatan Mama
23
23. Pernikahanku
24
24. Keinginan Yang Tertunda
25
25. Bukan Ini Yang Kumau
26
26. Pengakuan Raihan
27
27. Pertemuan Yang Tidak Terduga
28
28. Sedikit Memaksa
29
29. Dandelion
30
30. Godaan Pengantin Baru
31
31. Pengakuan Adnan
32
32. Kenyataan
33
33. Rumah Lucy
34
34. Tingkah Aneh
35
35. Pertemuan
36
36. Kecurigaan
37
37. Adnan Homesick
38
38. Baikan
39
39. Istri yang Manja
40
40. Hai Keenan
41
41. Seharusnya Bahagia
42
42. Kebanggaan Papa
43
43. Papa Keren
44
44. Pertemuan Setelah Sekian Lama
45
45. Kesalahpahaman
46
46. Perubahan Keadaan
47
47. Demi yang Terkasih
48
48. Mengikhlaskan
49
49. Kepergian dan Kehadiran
50
50. Laki-laki Brengsek
51
51. Amira Dhananjaya Yumna
52
52. Kalau Sudah Cinta Bisa Apa
53
53. Pertemuan Bak Takdir
54
54. Orang Baru
55
55. Panggil Saja Papa
56
56. Bismillah Berjuang
57
57. Aa Galih
58
58. Adnan dan Lucy
59
59. Doa Tak Terucap
60
60. Grizzly Bear
61
61. Ayah Untuk Amira
62
62. Antara Iya dan Tidak
63
63. Nikah
64
64. Takut Untuk Patah
65
65. Keraguan Kirana
66
66. Kondisi Amira
67
67. Pengakuan yang Tiba-tiba
68
68. Dengan Maksud Berkenalan
69
69. Kesedihan Mama
70
70. Hampir Ingkar
71
71. Kecurigaan
72
72. Masa Lalu Terkuak
73
73. Penjelasan
74
74. Seberat Baret Biru
75
75. Nasehat Bapak
76
76. Penyesalan
77
77. Menyusul
78
78. Cinta Pertama Galih
79
Maaf Pembacaku Semua
80
79. Orang Tua Gina
81
80. Siapa Gadis Itu
82
81. Kembali Ke Jogja
83
82. Kutunggu Kamu Datang
84
83. Bangga
85
84. Salam Kenal Kembali
86
85. Berkunjung ke Calon Mertua
87
87. Kan Kujaga Dia Untukmu
88
88. Terima Kasih Kirana
89
89. Anggota Keluarga Baru
90
90. Perasaan Bersalah
91
91. Kusut
92
92. Galau
93
93. Malu
94
94. Kabar Soal Mama
95
95. Maaf dari Mama
96
96. Bencana yang Datang Kembali
97
97. Long Time No See, Kirana
98
98. Dia Mengingatmu
99
99. Pergi Bertugas
100
100. Ketika Tugas Memanggil
101
101. Ini Peringatan Bukan Ancaman
102
102. Mama Pasti Bisa
103
103. Bachtiar Panji
104
104. Orang Tua Bang Raihan
105
105. Cemas
106
106. Gelisah
107
107. Jujur Ingin Melupakan
108
108. Datang Lagi
109
109. Meledak
110
110. Sumpah Janji
111
ADA YANG BARU LHOO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!