I Love You Pak Arman

I Love You Pak Arman

Bab 1

JANGAN MENYAMAKAN NOVEL INI DENGAN NOVEL LAIN SEBELUM MEMBACA PENUH! DAMPAKNYA SANGAT BESAR PADA AUTHORNYA! INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI! KESAMAAN TOKOH, LATAR BELAKANG, ITU HAL WAJAR DALAM SEBUAH KARYA ATAU DUNIA PERFILMAN! JANGAN ASAL KETIK DAN MENIMBULKAN MASALAH! TANGGUNG AKHIRATKU DENGAN FITNAHMU!

Kriiiiiinnngggggg............

Terdengar kencang bunyi alarm, memekik telinga Sachinta yang masih ingin tenggelam dalam mimpi. Tangannya berusaha meraih jam weker Pikachu di meja samping tempat tidur. Matanya terasa masih lengket, akibat semalam begadang untuk bermain PlayStation.

"Duh, diam gitu loh! Gue masih ngantuk!" parau Sachinta melempar jam weker ke arah pintu masih terkunci dari dalam.

Entah sudah berapa banyak jam weker yang dihancurkan setiap pagi oleh Sachinta, dan setiap hari juga Mamanya harus membelikan jam weker baru. Karena alarm ponsel tak pernah mempan untuk membangunkan gadis tomboy tersebut.

Terdengar gedoran pintu keras dari luar, teriakan melengking juga mengiringi gedoran pintu kamar masih tertutup. Sachinta sudah terbiasa dengan suara itu setiap pagi, hanya menutup telinga dengan bantal.

"Mama dobrak apa kamu buka pintunya?!" teriak Syibil dari arah luar.

"Iya, Ma!" sahut Sachinta beranjak malas dari tempat tidur.

Melangkah membuka pintu, gadis berambut acak acakan tersebut membukakan pintu untuk mamanya. Mengintip sedikit, namun di dorong kuat oleh Syibil yang memiliki watak tak jauh dari anaknya.

"Aduh! sakit kali, Ma" protes Sachinta mengusap kening.

"Ya Tuhan, ini kamar apa kapal pecah?! setiap hari seperti ini, apa kamu engga bosan?!" mengomel Syibil melihat kamar putrinya sangat berantakan.

"Iya, nanti pulang sekolah dibersihin" malas Sachinta menjawab, tetap mengusap kening.

"Mandi sana! atau mama lempar kamu ke aquarium!" teriak keras wanita mengenakan daster bunga bunga biru tersebut, menunjuk arah kamar mandi.

"Ya kali aquarium? dikira aku ikan ****** apa?" menggerutu Sachinta melangkah ke arah kamar mandi.

"Ngomel, ngomel!" teriak wanita tengah menendang barang barang dilantai kamar putrinya itu melotot.

Seakan tidak mendengar protes mamanya, Sachinta terus melenggang menuju kamar mandi dan memulai acara mandinya. Tidak sampai lima menit, ia sudah kembali keluar dengan berseragam putih abu abu lengkap.

"Engga mandi?!" melotot Syibil ke arah putrinya.

"Mandi ma, tapi dingin banget makanya cuma dua jari aja yang di pakai" cengengesan sembari mengikat rambut di depan cermin meja rias.

Syibil membuang napas kasar mengamati putrinya, kepalanya terus menggeleng tak mengerti bagaimana jalan pikiran putri keduanya itu. Berbeda dengan kakaknya yang selalu bersih setiap waktu, meski ia seorang laki laki.

Tapi Sachinta, justru hanya suka senam dua jari dan menggosok gigi saja. Belum lagi rambut yang selalu terikat kebelakang, dengan topi baseball menghiasi. Terkadang Syibil merasa jika harusnya Sachinta adalah laki laki dan bukan perempuan.

Sikapnya benar benar tak mencerminkan kepribadian seorang gadis, hidupnya berantakan sama seperti kamarnya setiap hari. Mandi hanya satu kali setiap hari, dan selalu tiduran bersama ponsel ataupun stik game di tangan.

Setelah bersiap ke sekolah, Sachinta ikut turun bersama mamanya untuk makan sarapan. Sudah ada Bobby juga Leo di meja makan bersama. Keduanya menatap ke arah Sachinta dan menggelengkan kepala.

"Lo mau sekolah apa mau jadi preman pasar?!" tanya Leo sinis ke arah adiknya.

"Orang cantik kaya gini, masa iya dibilang preman sih? Abang nih udah mulai pakai kacamata harusnya, biar bisa lihat kecantikan ku yang berkilau" berlebihan Sachinta memainkan tangan di wajah, lalu duduk di samping kakaknya.

"Sebelas jari lagi?!" tanya Bobby menghapal kebiasaan putrinya.

"Hehehe, ilmu kecantikan yang hakiki tuh gitu Pa. Biar engga luntur kecantikannya" cengengesan Sachinta meraih roti dan mengoleskan selai coklat.

Leo melirik dan bergidik mendengar ucapan adiknya. Parasnya memang cantik, tapi sifat malasnya yang engga ketulungan membuat kecantikannya minus di mata keluarga.

Walaupun sudah berulang kali di peringatkan agar menjadi gadis bersih, agar ada laki laki yang melirik, tetap saja Sachinta tidak peduli. Baginya urusan laki laki adalah urusan paling menyebalkan di dunia, sampai sampai berjanji untuk tak akan pernah jatuh cinta.

Usai sarapan, Sachinta pergi ke sekolah dengan menaiki motor matic berwarna hitam miliknya. Sebuah motor n-max yang ia beli dengan hasil tabungannya sendiri.

Memang keluarganya tidak pernah memberikan apapun pada anak anak mereka secara percuma, mereka harus memiliki sebuah hal yang bisa di banggakan agar pantas di beri.

Meskipun tergolong keluarga kaya, orangtuanya tak pernah memanjakan Sachinta ataupun Leo. Keduanya harus bisa menjadi mandiri di usia muda, agar tak selalu menjadi anak yang bergantung dan tahu menikmati hasil orang tua saja.

"Leo, ikut meeting papa hari ini. Kamu engga ada kelas kan hari ini?" ucap Bobby seraya bertanya, sambil tetap menikmati sarapan.

"Iya, engga ada kok Pa" senyum Leo menjawab.

"Kalau aja adik kamu bisa sedikit kaya kamu, mungkin mama engga akan stres kaya gini setiap pagi" mengeluh Syibil menghela napas.

"Nanti juga berubah kalau udah ngerti cinta, Ma" santai Leo menjawab.

"Cinta?! siapa yang mau sama adik kamu? jorok, berantakan, Mama aja nih kalau jadi cowok pasti engga mau dekat dekat sama adik kamu" sahut Syibil bergidik sendiri membayangkan kebiasaan buruk putrinya.

Kedua laki laki di meja makan tersebut hanya tertawa. Sachinta bukanlah anak yang bisa untuk di marahi ataupun di diamkan. Entah seperti apa tepatnya menghadapi Sachinta. Keluarga hanya berharap agar Sachinta bisa menemukan laki laki yang di cintai, dan merubah kepribadiannya.

"Jodohkan aja apa ya?" tersirat pemikiran dalam kepala Syibil, membuat kedua laki laki tengah makan bersamanya tersedak.

"Sasa baru kelas tiga loh, Mama ini mikir apa coba?" protes Bobby mengarah ke istrinya.

"Iya, aku aja belum nikah Ma" protes Leo menambahkan.

"Udah, kalian percaya aja sama Mama" tersenyum dengan angan angan melambung tinggi.

"Tapi Ma, biarin aku nikah dulu kenapa sih? aku kan Abang, masa iya sih aku dilangkahi buat nikah?" memelas Leo memegang sendok sudah tertata nasi goreng, menatap ke arah mamanya.

"Kamu itu kan laki laki, jadi harus mapan dulu baru nikah. Lah adik kamu kan perempuan, jadi dia harus bisa dapat laki laki yang mapan. Mama ada satu teman mama juga bingung cari jodoh, mungkin aja dia mau jadi besan Mama. Nanti coba Mama hubungi dia" tersenyum senang, menepuk tangan.

Menatap tidak percaya, Bobby dan Leo pasti takkan bisa menolak apapun yang telah diputuskan oleh Ratu rumah mereka. Setiap apa yang sudah diputuskan oleh Syibil, takkan mudah untuk di rubah siapapun. Meski bumi terbelah pun, keputusan Syibil tidak akan bisa berubah.

Sachinta yang lebih akrab dengan panggilan Sasa oleh keluarga juga teman dekatnya, bahkan takkan mampu merubah keputusan mamanya. Biarpun semua orang mengatakan jika Sasa dan Syibil memiliki watak sama, sama sama susah di pahami. Bahkan Bobby juga terkadang kualahan sendiri menghadapi istrinya.

(Diharap tidak menyamakan atau membandingkan karya, bijaklah dalam berkomentar karena akan berpengaruh pada karya itu sendiri. Jangan lupa like dan komentar, karena itu GRATIS).

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-03-31

0

Maryana Fiqa

Maryana Fiqa

baca dulu,, kayaknya menarik ceritanya...

2022-02-03

1

NUR(V)

NUR(V)

Hai kak aku manpir baru baca semoga ceritanya menarik dan tidak mengandung bawang.....

2022-01-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!