Legenda Pendekar Tombak Langit
Part 1
Di hamparan hutan bambu yang luas, terlihat seorang anak sedang berlatih bersama rimbunan pohon bambu yang bergerak. Pohon bambu itu bergerak keberbagai arah seakan melatih sang anak.
Semilir angin berhembus tenang melewati celah celah pohon bambu, dedaunan berdesir pohon pohon bambu saling mengetuk, menciptakan suara yang indah nan damai.
Sang anak dengan tenang melatih gerakannya, ketenangan gerakannya sama sekali tak seperti ketenangan pikirannya, itu seperti sebuah ketenangan sebelum datangnya badai. Ia selalu melawan hati dan perasannya. Rasa marah, kesal, dan benci kepada diri sendiri.
Dia melatih kekuatan fisik dengan lebih keras dari anak pada umumnya dengan harapan agar kekuatan fisik dan kecepatannya bisa menutupi, setidaknya sedikit menutupi kelemahan dari kultivasinya.
Anak itu mengepalkan tangannya dengan keras hingga kuku kukunya menusuk telapak tangannya dengan keras. Keringat terus mengalir dari pori pori tubuhnya membasahi seluruh inci dari tubuhnya.
“Aku pasti bisa menjadi kuat” gumamnya dengan tangan mengepal, tatapan tajamnya mengarah ke langit seolah mencela takdir yang diberikan kepadanya.
Anak itu terus berlatih dengan serius, hingga tanpa terasa setitik cahaya yang berada di ufuk timur perlahan bergerak ke ufuk barat.
Hari sudah benar benar sore anak itu mengakhiri pelatihan fisiknya dan perlahan berjalan kembali pulang untuk menghindari hal buruk yang akan terjadi jika dia tetap berada di hutan itu sampai malam hari.
… … … …
Seorang anak terlihat berjalan melewati pohon bambu menuruni gunung dengan jarak yang jauh dari wilayah utama klan. Tempat itu dia pilih sebagai salah satu cara dia dalam meningkatkan kekuatan fisiknya.
Qin Tian, anak itu adalah Qin tian seorang anak yang kultivasinya tidak bisa berkembang sejak awal pelatihannya, anak yang disebut sampah oleh anggota klannya.
Klan merupakan tempat tinggal yang seharusnya saling melindungi, malah bertentangan dari realita yang dirasakan oleh Qin tian. Anggota klan lainnya, sangat tidak menyukainya karena dia dianggap sebagai sampah klan.
Sepanjang perjalanan tatapan anggota klan mengarah padanya menatapnya dengan penuh kebencian, bahkan beberapa dari mereka ada yang berbisik dan menggunjing hingga terdengar oleh Qin tian.
“Ah lihat, sampah itu, setiap hari melatih fisiknya, itu karena kultivasinya tidak bisa meningkat…” ucap salah seorang mencela
“Putra sang jenius yang terjatuh…” yang lain berbicara menggelengkan kepala
“ayah dan anak ternyata sama saja…”
Di tengah lautan perbincangan yang menyakitkan itu, terlihat seorang anak terus berjalan tanpa menghiraukan omongan tersebut.
Anak itu mengepalkan tangannya dengan erat sekuat kekuatannya sehingga kuku kukunya menusuk telapak tangannya.
Sepanjang jalan dia mendengarkan celaan dari sesame anggota klan, orang orang menghina dirinya karena dia hanya berada ditingkat kultivasi tingkat bumi dasar, sementara anak lain pada umumnya berada di tingkat bumi menengah.
…. … …. …
“Ah lihat si sampah itu, ayo kita kerjain” ucap seorang anak kepada temannya.
Anak itu tersenyum dingin kepada Qin tian lalu melirik dua temannya mengisyaratkan untuk bergerak.
Mereka berjalan mendekati anak yang mereka sebut sampah dengan perlahan.
“Hey sampah, bisakah kau membantuku?”
Qin tian tidak menggubris perkataan anak anak itu, dia terus berjalan dan mempercepat langkahnya meninggalkan anak anak itu membuat anak yang ingin mengerjainya itu menjadi kesal kepadanya.
“Sampah! Begitu berani tidak menghargai kami”
“Apa karena dia sudah berlatih dan menjadi kuat, membuat dia menjadi sombong seperti ini?”
“Sampah tetaplah sampah, untuk apa kau harus berlatih?” ucap anak lain mencela
“Ha ha ha… saudara benar, lihatlah ayahnya sang jenius klan yang terjatuh. Untuk apa menjadi jenius kalan, tapi pada akhirnya menjadi sampah juga …”
“Hey… tutup mulut mu saudara Hun” ucap Qin tian dengan wajah yang memerah.
Wajah yang tidak menampakkan emosi sedikitpun sebelumnya, berubah bagai ombak yang tiba tiba bergolak ditengah lautan, emosi yang dipendamnya seakan tak dapat ditahan lagi ketika anak yang bernama Qin Hun itu mencela Ayahnya, ledakan emosi itu seperti ombak besar yang menerjang pantai.
“Apa! Saudara? Saudara Gu, saudara Du, apakah aku tidak salah mendengar, sampah ini memanggil aku saudaran…” ucap Qin Hun dengan tertawa menghina
“Ha ha ha, saudara benar, sampah ini menyamakan dirinya dengan kita” Qin Du menaggapi
“Jika bukan karena ayahnya putra langsung patriak, mungkin mereka sudah diusir dari klan ini” ucap Qin Hun terus menerus menghina
“Kalian boleh menghinaku, tapi tidak dengan ayah ku!” ucap Qin tian dengan tegas.
Tangannya mengepal menahan emosi yang melonjak dalam hatinya, itu karena tiga anak itu merendahkan ayahnya.
“Saudara lihat, sampah ini mengancam kita. ha ha ha” Qin Du tertawa melihat Qin tian yang marah
“Kita lihat saja, apa yang sampah ini bisa lakukan kepada kita” ucap Qin Hun dengan sinis
“Ayo lakukan apa yang bisa kau lakukan” Qin Hun memprovokasi Qin tian yang sedari tadi berusaha menahan emosinya.
Qin tian yang tidak mau terlibat masalah kembali berjalan melanjutkan perjalanannya menghindari perkelahian.
Namun dengan cepat Qin Hun, Qin du dan Qin gu mengejar dan menghadang Qin Tian.
“Hey sampah, setelah kau mengancam kami, kau mau dengan bebas pergi tanpa memberikan kompensasi? Jangan bercanda kau. Ha ha ha” ucap Qin Hun dengan seringai dingin.
“Cepat berlutut dan berikan kami sumber daya yang kau punya sebagai kompensasi” ucap Qin du memeras Qin tian
“Apakah aku melakukan kesalahan sehingga harus memberikan kompensasi…” Qin tian membela diri.
“Apakah kau tidak merasa bersalah setelah mengabaikan kami. sungguh tidak tau diri” Qin Hun berkata dengan sinis menatap Qin tian dengan Jijik.
“Jangan lama lama lagi saudara, langsung saja” ucap Qin du melirik Qin Hua
“Ayo kita hajar dia” ucap Qin Hun
Bukk... bukk... bukk...
Prakk... prakk... prakk...
Ketiga anak itu memukuli Qin tian yang tidak berdaya, dengan kekuatannya saat ini Qin tian tidak akan mampu melawan bahkan salah satu dari ketiga anak yang memukulinya.
Qin tian hanya berada pada kultivasi tingkat pemula tahap pertama, sementara Qin Hun, Qin du, dan Qin gu sudah berada pada kultivasi tingkat pemula tahap menengah.
“Hey berhenti, apa yang kalian lakukan padanya” suara terdengar dari belakang Qin Hun, Qin Du dan Qin Gu.
Terlihat seorang gadis mendekati Qin tian, matanya yang biru seperti laut menyimpan Qin tian dengan dalam di dalam pupil matanya, alisnya terangkat setelah dia menyipitkan matanya melihat Qin tian yang dipukuli Qin Hun dan kedua temannya.
Setelah melihat Qin tian dengan lekat gadis itu menatap kearah Qin Hua dan temannya dengan tajam seolah berkata ‘Tidak ada yang boleh menyakiti Qin Tian ku!’
Tanpa menghiraukan tatapan Qin Hun pada dirinya, gadis bergaun merah itu dengan anggun seperti seorang bangsawan dengan lembut membantu Qin tian berdiri, adegan itu membuat Qin Hun dan dua temannya menatap kepergian Qin Tian dengan penuh kebencian tanpa berani lagi untuk menghalanginya.
Gadis itu kemudian mengantar Qin tian namun dengan sopan ditolak oleh Qin tian.
“Maaf sudah merepotkan sudari Feiyan, sekarang aku sudah bisa berjalan sendiri” ucap Qin tian menolak karena malu dirinya yang seorang lelaki dilindungi oleh wanita yang harusnya ia lindungi.
“Tidak apa, aku bahkan tidak merasa direpotkan” jawab gadis itu dengan memperlihatkan guratan senyum yang indah dari sudut bibirnya, gadis itu adalah Qin Feiyan.
Qin tian mempercepat langkahnya berjalan sendiri karena merasa tidak mau merepotkan Qin Feiyan. Dari jauh tampak Qin tian menggenggam tangannya dengan kuat, ia menggertakkan giginya dengan kuat jauh dilubuk hatinya ia sedang mengutuk dirinya sendiri.
“Tidak Pantas seorang lelaki berlindung dibalik wanitanya” batin Qin tian yang malu dengan dirinya senidir yang tidak mampu melindungi dirinya sehingga membutunkan Qin Feiyan untuk menolongnya.
Di tempat yang tidak jauh dari Qin tian, tampak gadis dengan rambut hitam yang terurai panjang itu menggigit bibir bagian bawahnya ia tampak kesal karena Qin tian tidak mau menerima tawarannya untuk mengantarnya pulang.
… … … … …
“Saudara tian, siapa yang begitu berani memukuli mu sampai begini?” seorang anak yang seumuran dengan Qin tian, namun terlihat jauh lebih kuat dan gagah dari Qin tian. Anak itu tampak marah melihat Qin tian yang tampak lebam dipukuli.
Anak itu adalah Qin Chen putra Qin nan yang merupakan pemimpin sementara klan karena pemimpin sebelumnya tidak diketahui keberadaannya.
Qin nan merupakan putra dari Patriak klan Qin sebelumnya dan merupakan saudara pertama dari lima bersaudara, yaitu Qin nan, Qin meng tian yang merupakan ayah dari Qin tian, Qin huo zun, Qin lun dan Qin Zhong.
“Tidak apa saudara, aku baik baik saja” jawab Qin tian yang tidak mau memperpanjang masalahnya.
“Apa itu Qin Hun yang begitu berani membuatmu seperti ini saudara?” ucap Qin chen dengan penuh keyakinan. ia sangat yakin tidak ada yang berani menyentuh Qin Tian meskipun ia lemah, selain Qin Hun dan temannya.
Qin chen merupakan anak paling jenius di klan saat ini, dimana dia sekarang sudah berada pada tingkat kultivasi tingkat pemula puncak.
Yang bahkan jika Qin Hun, Qin Du dan Qin Gu bergandengan tangan melawan Qin chen hanya kecil kemungkinan merea bisa menang darinya.
“Tidak apa saudara, ini hanya karena kesalahan ku dalam berlatih” Qin tian membuat alasan
“Benarkah begitu saudara?” ucap Qin chen meyakinkan
“Benar saudara chen” jawab Qin tian
“Baiklah kalau begitu, tapi jika ada yang berani menyakitimu jangan segan untuk memanggilku, aku pasi akan memberikan pelajaran pada mereka” ucap Qin chen dengan tulus, di sudut matanya yang dalam terlintas kilatan api yang membawa kemarahan dari dadanya itu seolah tak mengiklaskan seorangpun menyentuh saudaranya.
“Teriamakasih saudara chen” ucap Qin tian menangkupkan tangannya dengan hormat lalu melanjutkan perjalannanya menuju rumah yang hanya beberapa meter dari tempatnya saat ini.
“Jika saudara Tian tidak melarang, sudah aku patahkan rahang anak kurang ajar itu” Qin chen bergumam kepadadirinya sendiri lalu melanjutkan perjalanannya ke kediaman patriak yang merupakan ayahnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Miskiyo Alifah
next 👍🏼👍🏼👍🏼
2024-05-30
0
"@Lv
Semoga Qin Feiyan menjadi iatrinya hehehe
2023-06-01
1
Dzikir Ari
Awal yang baik.... ,ikut mampir dan semoga Alurnya bagus tidak berbelit.
2023-05-19
0