PART 3 PENGENDALIAN KEKUATAN JIWA
Melihat kesungguhan putranya Qin meng tian tergugah untuk membantu sang anak untuk berlatih.
Di sepanjang perjalanan menuju tempat latihan, puluhan tatapan sinis mengarah pada mereka, namun tak ada satupun yang berani berkata macam macam apalagi memprovokasi mereka.
Meskipun saat ini kekuatan Qin meng tian sudah menghilang bahkan lebih dari separuh kekuatan aslinya, semua orang tetap takut mendengar nama Qin meng tian, bukan karena putra seorang patriak, tapi karena kekuatannya yang berada pada tingkat pemula mampu membunuh pendekar tingkat peserta dengan mudah.
Selain karena kekuatannya yang pernah berada di puncak kultivasi para pendekar yang berada di wilayah barat, pengalaman dan kekuatan lainnya juga membuatnya semakin kuat, dan perlu untuk ditakuti.
Tingkatan kekuatan jiwa Qin meng tian berada di tahap bumi puncak bintang pertama. Meskipun kekuatan spiritualnya tersegel karena segel mantra racun di tubuhya, segel itu hanya bisa menahan kekuatan spiritualnya dan itu tidak berpengaruh kepada kekuatan jiwa Qin meng tian.
Karena perjalanan dan petualangannya, Qin meng tian bertemu dan menjalin pertemanan dengan banyak orang hebat dari berbagai kalangan, seperti ahli mantra formasi, alkemis dan ahli ahli lainnya yang juga pergi mengembara untuk mengayakan diri dengan pengalaman.
Pengembaraan itu membuat Qin Meng Tian sedikit belajar tentang pengendalian kekuatan jiwa dari bertukar pemahaman dengan teman seperjalanannya yang teknik itu akan dia ajarkan kepada putranya Qin tian.
Setelah berjalan cukup lama berjalan, mereka akhirnya tiba di sebelah barat klan Qin. Di hamparan hutan bambu, tempat Qin tian biasa berlatih.
“Tian er, kau tau kenapa tempat ini dinamakan hutan bambu emas” Qin meng tian menjelaskan
Qin Tian terdiam menunjukan ekspresi ketidak tahuannya akan hal itu
“Menurut kisah yang diturunkan secara turun temurun tempat ini dulunya hanyalah hutan bambu biasa, yang ditumbuhi bambu bambu hijau biasa, namun setelah kedatangan leluhur Qin Jinzhu yang kemudian menanamkan benda pusakanya pada salah satu rumpun bambu di sini, membuat tempat ini seketika berubah menjadi bambu kuning yang memancarkan aura kehidupan yang sangat kuat” Qin meng taian menjelaskan asal mula nama tempt mereka berlatih tersebut.
“Ayah, kenapa benda pusaka itu tidak ditinggalkan secara turun menurun saja di klan, bukankah itu bisa memperkuat klan?” tanya Qin tian yang ingin mengetahui motif leluhurnya yang memilih mengubur benda pusaka yang berharga daripada mewariskannya pada keturunannya.
“Jawaban itu ayah tidak tau jelas, mungkin penjelasan itu ada pada kitab rahasia klan” jawab Qin Meng tian yang memang tidak tau penjelasan mengapa leluhurnya menguburkan benda pusaka itu, karena semasa muda Qin meng tian sangat jarang berada di klan.
Setelah bercerita tentang tempat itu, Qin meng tian lalu memberi perintah kepada Qin Tian untuk memulai pelatihannya seperti yang biasa ia lakukan.
Qin tian ingin mulai melatih kekuatan fisiknya dengan mengangkat batu batu yang sudah ia sediakan untuk berlatih.
“Melatih kekuatan fisik seperti itu hanya akan menyiksa dirimu…” ucap Qin meng tian, melihat cara pelatihan Qin Tian yang dianggapnya seperti menyiksa diri.
Qin meng tian lalu mengepalkan tangannya
“Whuss…” Cahaya seperti kabut transparan muncul lalu menyelimuti tubuh Qin Meng Tian
Titik titik cahaya itu perlahan bergerak keluar dari tubuhnya berkumpul pada telapak tangannya kemudian membentuk bola kabut sebesar kepalan tangan orang dewasa. Bola putih itu mengeluarkan aura mengerikan yang terpancar keluar dari bola kabut itu.
Aura itu memancar ke seluruh tempat itu membuat Qin tian merasa tertindas. Meskipun dengan tingkat kultivasi pemula dasar, penindasan itu tidak seperti penindasan tingkat pemula puncak kepada tingkat pemula dasar, auranya begitu lembut namun menusuk hingga membuat kekuatan jiwa Qin Tian bergejolak.
Qin tian merasakan pergerakan dari dalam tubuhnya, secara alami tubuhnya bereaksi merasakan tekanan aura yang di pancarkan Qin meng tian itu.
“Duarrr” suara ledakan terjadi saat bola kabut itu dilepaskan dari tangan Qin meng tian, kemudian bergerak menghantam batu besar lalu menghancurkannya menjadi debu.
Selain memperlihatkan teknik serangan itu Qin meng tian juga memperlihatkan teknik teknik pengendalian lainnya, ia membentuk jarum dari kabut itu lalu melepaskannya itu menghasilkan ledakan energi yang sangat besar.
“Kekuatan yang sangat luar biasa” gumam Qin tian
“Ini adalah kekuatan jiwa, kau bisa merasakan perlawanan pada kekuatan jiwa mu karena kekuatan jiwa mu akan secara alami melawan penindasan yang ia rasakan.” Qin meng tian menjelaskan
“Secara alami kekuatan jiwa mu akan bereaksi ketika merasakan tekanan dari kekuatan jiwa ku, dan secara alami ia akan membentuk pelindung untuk dirimu tanpa kau sadari, itulah salah satu kelebihan kekuatan jiwa. Tian er” lanjut Qin meng tian.
“Apakah aku juga bisa menggunakan jurus itu Ayah?” tanya Qin tian dengan kilatan cahaya terpancar dari matanya, itu seolah memberi setitik harapan di tengah kegelapan yang tak berujung.
“Tian er, sebelum menggunakan kekuatan jiwa, kau harus bisa memadatkan dan mengendalikannya, agar kau bisa menggunakannya seperti yang aku lakukan tadi” jelas Qin Meng Tian
“Ayah akan mengajarimu teknik dasar penggunaan kekuatan jiwa, ini adalah teknik paliang dasar dan paling rendah, tapi setidaknya ini bisa menjadi bekalmu untuk menghadapi ornag yang merendahkan mu.” ucap Qin meng tian dengan tersenyum.
“Baik Ayah” jawab Qin tian dengan semangat
Qin meng tian terdiam sesaat.
“Ada apa ayah?” tanya Qin tian
“Tapi aku tidak yakin, apakah ini akan berhasil” ucap Qin Meng tian dengan lemah, yang baru mengingat persyaratan dasar seorang bisa mengendalikan kekuatan jiwa pada kitab itu adalah seseorang harus sudah mencapai ranah peserta.
“Tidak perduli apa yang terjadi, aku harus mempelajarinya. Kita juga tidak akan tau hasilnya jika tidak mencoba” ucap Qin tian dengan memancarkan semangat dari setiap kata yang ia keluarkan.
Terjadi keheningan sesaat sebelum Qin meng tian mengeluarkan sebuah buku.
“Whus” Qin meng tian mengibaskan lengannya dengan lembut, lalu terlihat sebuah buku mengambang di telapak tangannya.
Qin meng tian mengeluarkan kitab dasar pengendalian kekuatan mental, lalu menyuruh Qin tian untuk mempelajarinya
“Pelajarilah, Tian er” ucap Qin meng tian
“Baik ayah!” jawab Qin tian dengan semangat sambil meraih kitab yang diberikan ayahnya
Qin tian kemudian duduk di atas batu dan mulai menyerap pengetahuan yang ada di kitab itu hingga satu jam kemudian.
Satu jam telah berlalu, Qin tian menutup kitabnya dan duduk mengambil sikap berkultivasi.
Cukup lama berkultivasi Qin tian membuka matanya dengan kecewa
Ia menatap ayahnya yang berada di sebelahnya.
“Tidak ada yang terjadi ayah, kenapa bisa seperti ini?” tanya Qin tian
“Untuk penjelasan detailnya ayah juga tidak tahu, tapi ayah mengira, itu ada pengaruhnya dengan kekuatan spiritual mu yang masih sangat rendah” ucap Qin meng tian dengan suara lemah
“Huhhhh” Qin meng tian menghela nafasnya
Suasana hening sesaat lamanya di antara mereka
Seorang anak berdiri dari tempat duduknya kemudian mengepalkan tangannya dengan erat.
“Aku akan terus berlatih sampai langit melihat usahaku!” ucap Qin tian dengan senyum yang dipaksa
“Dan aku juga akan mengembalikan kejayaanmu bahkan seratus kali lipat dari saat itu” batin Qin tian melanjutkan tekadnya.
Selain ingin menguatkan dirinya, Qin tian juga bertekad untuk mengembalikan kebesaran naman ayahnya yang sekarang di pandang rendah oleh anggota klannya.
“Ha ha ha… kau benar benar putra ayah yang hebat” ucap Qin meg tian dengan hati yang sedih namun berusaha tetap tersenyum di depan putrannya.
Tiba tiba Qin meng tian merasakan cincin penyimpanannya bergetar
Qin meng tian lalu mengeluarkan giok jiwa dan memeriksanya.
“Maaf Tian er, ayah tidak bisa melatihmu lebih lama hari ini. Ayah ada sedikit urusan, teruslah berlatih, Tian er” ucap Qin meng tian
“Baik ayah” ucap Qin tian dengan hormat.
Terlihat kabut putih menyelimuti kaki Qin meng tian, kabut itu terus mengalir hingga menyelimuti seluruh tubuhnya “whus” Qin meng tian menghilang bersamaan dengan kabut putih yang melayang di udara.
Qin tian menatap kabut itu dengan takjub namun dengan segera ia menyadarkan diri dari lamunannya.
Tidak mau membuang waktu, Qin tian lalu melanjutkan latihannya. Ia kembali mempelajari kitab yang di berikan ayahnya lalu mengambil sikap kultivasi seperti sebelumnya.
... ... ... ...
Tanpa terasa mentari sudah memancarkan cahaya senjanya. Cahaya merah yang indah itu menyelimuti hutan bambu yang membuatnya sangat indah jika dilihat dari kejauhan.
Mengetahui hari sudah menjelang malam, Qin tian mengakhiri pelatihannya dan bergegas pulang agar tidak bertemu dengan binatang buas di hutan itu pada malam hari.
…. … … …
Satu jam kemudian Qin tian sudah memasuki wilayah klan.
Tatapan mata yang tajam dan penuh kebencian dari banyak orang terus mengarah padanya yang membuatnya menjadi tidak nyaman.
Qin tian terus berjalan hingga ia kemudian bertemu dengan tiga sosok yang sangat akrab di lihatnya itu adalah Qin Hun, Qin gu dan Qin du.
“Saudara Hun, lihat bukan kah itu si sampah Qin Tian” ucap Qin du yang melihat Qin tian.
“Saudara benar, kali ini kita tidak boleh melepaskannya” ucap Qin Hun dengan mata berapi api.
Qin gu tidak bisa menolak, terus mengikuti kenakalan dua saudaranya meskipun sebenarnya dia tidak ingin melakukannya.
“Hey sampah, kali ini kau tidak akan berlindung di bawah ketiak seorang gadis bukan” ucap Qin hun mencela
“Sampah kini mulai berlatih dengan pahlawan sampah… ha ha ha” ucap Qin du menimpal
“Itu benar. Ha ha ha…” ucap Qin Hun tertawa keras
“Saudara bukan kah itu berlebihan” ucap Qin Gu memperingati
“Bukankah itu benar” jawab Qin Hun sambil menatap Qin Gu dengan gusar.
Qin tian yang sudah terbiasa di hina menjadi lebih dewasa dalam berpikir, lebih bijak dalam bertindak. Fisiknya yang terlihat seperti seorang anak lima belas tahun itu tidak mencerminkan pikirannya yang sudah sangat dewasa, ia seperti memiliki kehidupan kedua setelah melewati kehidupan sebelumnya sebagai seorang dewasa.
“Ha Ha Ha…. Ternyata kalian cukup punya nyali mengatai saudaraku ya” Terdengar suara seseorang dari belakang kelompok Qin hun
Ketiga anak itu bersamaan melihat kearah suara tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
"@Lv
#mantulauthor
2023-06-01
2
"@Lv
#authormantul
2023-06-01
1
Dzikir Ari
Lanjutkan Tor 👍
2023-05-24
0