NovelToon NovelToon

Legenda Pendekar Tombak Langit

Qin Tian

Part 1

Di hamparan hutan bambu yang luas, terlihat seorang anak sedang berlatih bersama rimbunan pohon bambu yang bergerak. Pohon bambu itu bergerak keberbagai arah seakan melatih sang anak.

Semilir angin berhembus tenang melewati celah celah pohon bambu, dedaunan berdesir pohon pohon bambu saling mengetuk, menciptakan suara yang indah nan damai.

Sang anak dengan tenang melatih gerakannya, ketenangan gerakannya sama sekali tak seperti ketenangan pikirannya, itu seperti sebuah ketenangan sebelum datangnya badai. Ia selalu melawan hati dan perasannya. Rasa marah, kesal, dan benci kepada diri sendiri.

Dia melatih kekuatan fisik dengan lebih keras dari anak pada umumnya dengan harapan agar kekuatan fisik dan kecepatannya bisa menutupi, setidaknya sedikit menutupi kelemahan dari kultivasinya.

Anak itu mengepalkan tangannya dengan keras hingga kuku kukunya menusuk telapak tangannya dengan keras. Keringat terus mengalir dari pori pori tubuhnya membasahi seluruh inci dari tubuhnya.

“Aku pasti bisa menjadi kuat” gumamnya dengan tangan mengepal, tatapan tajamnya mengarah ke langit seolah mencela takdir yang diberikan kepadanya.

Anak itu terus berlatih dengan serius, hingga tanpa terasa setitik cahaya yang berada di ufuk timur perlahan bergerak ke ufuk barat.

Hari sudah benar benar sore anak itu mengakhiri pelatihan fisiknya dan perlahan berjalan kembali pulang untuk menghindari hal buruk yang akan terjadi jika dia tetap berada di hutan itu sampai malam hari.

… … … …

Seorang anak terlihat berjalan melewati pohon bambu menuruni gunung dengan jarak yang jauh dari wilayah utama klan. Tempat itu dia pilih sebagai salah satu cara dia dalam meningkatkan kekuatan fisiknya.

Qin Tian, anak itu adalah Qin tian seorang anak yang kultivasinya tidak bisa berkembang sejak awal pelatihannya, anak yang disebut sampah oleh anggota klannya.

Klan merupakan tempat tinggal yang seharusnya saling melindungi, malah bertentangan dari realita yang dirasakan oleh Qin tian. Anggota klan lainnya, sangat tidak menyukainya karena dia dianggap sebagai sampah klan.

Sepanjang perjalanan tatapan anggota klan mengarah padanya menatapnya dengan penuh kebencian, bahkan beberapa dari mereka ada yang berbisik dan menggunjing hingga terdengar oleh Qin tian.

“Ah lihat, sampah itu, setiap hari melatih fisiknya, itu karena kultivasinya tidak bisa meningkat…” ucap salah seorang mencela

“Putra sang jenius yang terjatuh…” yang lain berbicara menggelengkan kepala

“ayah dan anak ternyata sama saja…”

Di tengah lautan perbincangan yang menyakitkan itu, terlihat seorang anak terus berjalan tanpa menghiraukan omongan tersebut.

Anak itu mengepalkan tangannya dengan erat sekuat kekuatannya sehingga kuku kukunya menusuk telapak tangannya.

Sepanjang jalan dia mendengarkan celaan dari sesame anggota klan, orang orang menghina dirinya karena dia hanya berada ditingkat kultivasi tingkat bumi dasar, sementara anak lain pada umumnya berada di tingkat bumi menengah.

…. … …. …

“Ah lihat si sampah itu, ayo kita kerjain” ucap seorang anak kepada temannya.

Anak itu tersenyum dingin kepada Qin tian lalu melirik dua temannya mengisyaratkan untuk bergerak.

Mereka berjalan mendekati anak yang mereka sebut sampah dengan perlahan.

“Hey sampah, bisakah kau membantuku?”

Qin tian tidak menggubris perkataan anak anak itu, dia terus berjalan dan mempercepat langkahnya meninggalkan anak anak itu membuat anak yang ingin mengerjainya itu menjadi kesal kepadanya.

“Sampah! Begitu berani tidak menghargai kami”

“Apa karena dia sudah berlatih dan menjadi kuat, membuat dia menjadi sombong seperti ini?”

“Sampah tetaplah sampah, untuk apa kau harus berlatih?” ucap anak lain mencela

“Ha ha ha… saudara benar, lihatlah ayahnya sang jenius klan yang terjatuh. Untuk apa menjadi jenius kalan, tapi pada akhirnya menjadi sampah juga …”

“Hey… tutup mulut mu saudara Hun” ucap Qin tian dengan wajah yang memerah.

Wajah yang tidak menampakkan emosi sedikitpun sebelumnya, berubah bagai ombak yang tiba tiba bergolak ditengah lautan, emosi yang dipendamnya seakan tak dapat ditahan lagi ketika anak yang bernama Qin Hun itu mencela Ayahnya, ledakan emosi itu seperti ombak besar yang menerjang pantai.

“Apa! Saudara? Saudara Gu, saudara Du, apakah aku tidak salah mendengar, sampah ini memanggil aku saudaran…” ucap Qin Hun dengan tertawa menghina

“Ha ha ha, saudara benar, sampah ini menyamakan dirinya dengan kita” Qin Du menaggapi

“Jika bukan karena ayahnya putra langsung patriak, mungkin mereka sudah diusir dari klan ini” ucap Qin Hun terus menerus menghina

“Kalian boleh menghinaku, tapi tidak dengan ayah ku!” ucap Qin tian dengan tegas.

Tangannya mengepal menahan emosi yang melonjak dalam hatinya, itu karena tiga anak itu merendahkan ayahnya.

“Saudara lihat, sampah ini mengancam kita. ha ha ha” Qin Du tertawa melihat Qin tian yang marah

“Kita lihat saja, apa yang sampah ini bisa lakukan kepada kita” ucap Qin Hun dengan sinis

“Ayo lakukan apa yang bisa kau lakukan” Qin Hun memprovokasi Qin tian yang sedari tadi berusaha menahan emosinya.

Qin tian yang tidak mau terlibat masalah kembali berjalan melanjutkan perjalanannya menghindari perkelahian.

Namun dengan cepat Qin Hun, Qin du dan Qin gu mengejar dan menghadang Qin Tian.

“Hey sampah, setelah kau mengancam kami, kau mau dengan bebas pergi tanpa memberikan kompensasi? Jangan bercanda kau. Ha ha ha” ucap Qin Hun dengan seringai dingin.

“Cepat berlutut dan berikan kami sumber daya yang kau punya sebagai kompensasi” ucap Qin du memeras Qin tian

“Apakah aku melakukan kesalahan sehingga harus memberikan kompensasi…” Qin tian membela diri.

“Apakah kau tidak merasa bersalah setelah mengabaikan kami. sungguh tidak tau diri” Qin Hun berkata dengan sinis menatap Qin tian dengan Jijik.

“Jangan lama lama lagi saudara, langsung saja” ucap Qin du melirik Qin Hua

“Ayo kita hajar dia” ucap Qin Hun

Bukk... bukk... bukk...

Prakk... prakk... prakk...

Ketiga anak itu memukuli Qin tian yang tidak berdaya, dengan kekuatannya saat ini Qin tian tidak akan mampu melawan bahkan salah satu dari ketiga anak yang memukulinya.

Qin tian hanya berada pada kultivasi tingkat pemula tahap pertama, sementara Qin Hun, Qin du, dan Qin gu sudah berada pada kultivasi tingkat pemula tahap menengah.

“Hey berhenti, apa yang kalian lakukan padanya” suara terdengar dari belakang Qin Hun, Qin Du dan Qin Gu.

Terlihat seorang gadis mendekati Qin tian, matanya yang biru seperti laut menyimpan Qin tian dengan dalam di dalam pupil matanya, alisnya terangkat setelah dia menyipitkan matanya melihat Qin tian yang dipukuli Qin Hun dan kedua temannya.

Setelah melihat Qin tian dengan lekat gadis itu menatap kearah Qin Hua dan temannya dengan tajam seolah berkata ‘Tidak ada yang boleh menyakiti Qin Tian ku!’

Tanpa menghiraukan tatapan Qin Hun pada dirinya, gadis bergaun merah itu dengan anggun seperti seorang bangsawan dengan lembut membantu Qin tian berdiri, adegan itu membuat Qin Hun dan dua temannya menatap kepergian Qin Tian dengan penuh kebencian tanpa berani lagi untuk menghalanginya.

Gadis itu kemudian mengantar Qin tian namun dengan sopan ditolak oleh Qin tian.

“Maaf sudah merepotkan sudari Feiyan, sekarang aku sudah bisa berjalan sendiri” ucap Qin tian menolak karena malu dirinya yang seorang lelaki dilindungi oleh wanita yang harusnya ia lindungi.

“Tidak apa, aku bahkan tidak merasa direpotkan” jawab gadis itu dengan memperlihatkan guratan senyum yang indah dari sudut bibirnya, gadis itu adalah Qin Feiyan.

Qin tian mempercepat langkahnya berjalan sendiri karena merasa tidak mau merepotkan Qin Feiyan. Dari jauh tampak Qin tian menggenggam tangannya dengan kuat, ia menggertakkan giginya dengan kuat jauh dilubuk hatinya ia sedang mengutuk dirinya sendiri.

“Tidak Pantas seorang lelaki berlindung dibalik wanitanya” batin Qin tian yang malu dengan dirinya senidir yang tidak mampu melindungi dirinya sehingga membutunkan Qin Feiyan untuk menolongnya.

Di tempat yang tidak jauh dari Qin tian, tampak gadis dengan rambut hitam yang terurai panjang itu menggigit bibir bagian bawahnya ia tampak kesal karena Qin tian tidak mau menerima tawarannya untuk mengantarnya pulang.

… … … … …

“Saudara tian, siapa yang begitu berani memukuli mu sampai begini?” seorang anak yang seumuran dengan Qin tian, namun terlihat jauh lebih kuat dan gagah dari Qin tian. Anak itu tampak marah melihat Qin tian yang tampak lebam dipukuli.

Anak itu adalah Qin Chen putra Qin nan yang merupakan pemimpin sementara klan karena pemimpin sebelumnya tidak diketahui keberadaannya.

Qin nan merupakan putra dari Patriak klan Qin sebelumnya dan merupakan saudara pertama dari lima bersaudara, yaitu Qin nan, Qin meng tian yang merupakan ayah dari Qin tian, Qin huo zun, Qin lun dan Qin Zhong.

“Tidak apa saudara, aku baik baik saja” jawab Qin tian yang tidak mau memperpanjang masalahnya.

“Apa itu Qin Hun yang begitu berani membuatmu seperti ini saudara?” ucap Qin chen dengan penuh keyakinan. ia sangat yakin tidak ada yang berani menyentuh Qin Tian meskipun ia lemah, selain Qin Hun dan temannya.

Qin chen merupakan anak paling jenius di klan saat ini, dimana dia sekarang sudah berada pada tingkat kultivasi tingkat pemula puncak.

Yang bahkan jika Qin Hun, Qin Du dan Qin Gu bergandengan tangan melawan Qin chen hanya kecil kemungkinan merea bisa menang darinya.

“Tidak apa saudara, ini hanya karena kesalahan ku dalam berlatih” Qin tian membuat alasan

“Benarkah begitu saudara?” ucap Qin chen meyakinkan

“Benar saudara chen” jawab Qin tian

“Baiklah kalau begitu, tapi jika ada yang berani menyakitimu jangan segan untuk memanggilku, aku pasi akan memberikan pelajaran pada mereka” ucap Qin chen dengan tulus, di sudut matanya yang dalam terlintas kilatan api yang membawa kemarahan dari dadanya itu seolah tak mengiklaskan seorangpun menyentuh saudaranya.

“Teriamakasih saudara chen” ucap Qin tian menangkupkan tangannya dengan hormat lalu melanjutkan perjalannanya menuju rumah yang hanya beberapa meter dari tempatnya saat ini.

“Jika saudara Tian tidak melarang, sudah aku patahkan rahang anak kurang ajar itu” Qin chen bergumam kepadadirinya sendiri lalu melanjutkan perjalanannya ke kediaman patriak yang merupakan ayahnya sendiri.

Kebersamaan di hutan bambu

PART 2 KEBERSAMAAN DI HUTAN BAMBU

Di sebuah ruangan yang tenang, cahaya rembulan perlahan masuk memenuhi ruangan itu, dengan tenang cahaya itu perlahan menyelinap masuk melewati celah celah tirai yang menutupi ruangan satu dengan ruangan lainnya.

Di dalam ruangan, terlihat seorang anak dengan tenang duduk bersila menyerap energi yang berada di sekitarnya.

Terlihat kilatan cahaya berkumpul dari berbagai arah mengelilingi tubuh anak itu membentuk sebuah putaran cahaya, cahaya itu perlahan bergerak memasuki merediannya, lalu membentuk kumpulan cahaya, kumpulan cahaya itu kemudian dimurnikan di tubuh anak itu. Kumpulan bintik cahaya itu perlahan bergerak menyebar ke seluruh tubuh anak itu proses itu berulang ulang terus terjdi.

Jika melihat kultivasinya, dia hanyalah pendekar tingkat pemula tahap dasar, tapi kekuatan mentalnya setidaknya berada pada tingkat bumi dasar bintang puncak.

Pada dasarnya kekuatan seseorang di benua gong Qi dapat diukur dari tiga aspek, yang pertama adalah kekuatan fisik, kedua adalah tingkatan kekuatan spiritual, dan yang ketiga tingkat jurus yang dipraktekkan.

Namun tiga aspek itu hanya digunakan oleh orang yang berada di tengah tingkat kekuatan Qi, berbeda dari orang yang lebih kuat. Semain kuat seseorang maka semakin banyak yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kekuatan seseorang.

Salah satunya adalah tingkat kekuatan mental, kekuatan mental adalah kekuatan jiwa yang dimiliki seseorang. Seperti halnya Qi, kekuatan jiwa ini juga dapat meningkatkan kekuatan fisik seseoang. Hanya saja kekuatan mental tidak bisa di tingkatkan dengan kultivasi, itu seperti keberuntungan yang datang dari langit.

Kekuatan mental terkadang meningkat ketika seorang mengalami keadaaan yang menekannya hingga titik tertentu, jika ia berhasil melewatinya itu ibaratkan mendapat keberuntungan dari surga, itu akan secara alami meningkatkan kekuatan jiwanya.

Diceritakan bahwa para pendekar terdahulu sangat menyegani orang dengan kekuatan jiwa yang kuat. Serangan dengan kekuatan jiwa, bahkan lebih sulit diketahui dan dihindari oleh musuh dari serangan dengan kekuatan spiritual biasa.

Setelah cukup lama berultivasi anak itu yang adalah Qin tian perlahan membuka matanya mengakhiri kultivasi yang dilakukannya.

Terlihat kabut putih yang menutupi tubuh Qin tian perlahan memudar dan menghilang seiring dengan Qin tian yang menghentikan kultivasinya, hingga kabut itu benar benar hilang dari tubuhnya.

“Sial! Aku bahkan tidak bisa berkembang meskipun sedikit!” gumam Qin tian gusar pada dirinya sendiri.

“hemm” Qin tian menarik nafas dalam dalam, ia memejamkan matanya udara dingin perlahan memasuki tubuhnya udara itu sedikit memberi ketenangan padanya.

“Huhh” Ia melepaskan nafas dengan perlahan, berharap masalah yang ia pikirkan sedikit terlepas bersamaan dengan nafas yang ia hembuskan. Ia terus mengulang menaril dan mengeluarkan nafasnya, berharap itu bisa memenangkan dirinya hingga ia akhirnya benar benar merasa sedikit tenang.

“Aku harus terus berlatih apapun yang terjadi” Qin tian beranjak dari duduknya lalu membaringkan diri di atas tempat tidur.

Perlahan Qin tian melipat kedua tangannya lalu meletakkanya ke belakang kepalanya, tatapannya menerawang ke langit langit kamarnya.

Dia terus memikirkan cara untuk meningkatkan kekuatannya, hingga tanpa sadar dia terlelap dalam tidurnya.

…. …. …. ….

Di hutan bambu yang sama, Qin tian kembali melatih fisiknya.

Qin tian melatih fisiknya disiang hari, dan berkultivasi pada malam hari. Berharap kultivasinya bisa meningkat menjadi lebih baik.

“whuss…” Udara bertiup lembut, kelembutan udara itu bahkan tidak menggerakkan daun daun bambu sedikitpun.

Qin tian menghentikan latihannya, dengan tenang berjalan dan duduk di atas sebuah batu.

“Ayah, keluarlah aku sudah tau ayah ada di sana” ucap Qin tian mengarahkan tatapannya ke arah barat tempatnya duduk.

“Ha ha ha… putra ayah memang hebat…” Seorang pria paruh baya keluar dari antara pohon bambu lalu menghampiri Qin tian yang duduk di atas sebuah batu.

“Ayah terlalu memuji…” ucap Qin tian dengan senyum kecut

“Apa kau kira aku sedang bercanda Tian er?” ucap sosok itu yang adalah Qin Meng Tian ayah dari Qin tian dengan tersenyum tulus.

“Meskipun sekarang ayah mu ini adalah seorang cacat, aku tidaklah selemah yang kau pikirkan” Qin Meng Tian tersenyum kecut meratapi dirinya yang bahkan tidak bisa memadatkan energi spiritual dalam tubuhnya.

“lalu apa hubungannya dengan kekuatan ku ayah?” tanya Qin tian

Qin meng tian lalu menatap putranya dalam dalam

“Ayah yakin meskipun tingkat kultivasi mu hanya berada di tingkat pemula dasar, tapi kekuatan jiwa mu setidaknya sudah berada pada tingkat bumi menengah bintang pertama, jika persepsiku tidak salah…”

“Kekuatan jiwa?” Qin tian bertanya mulai antusias.

“Selain tingkatan kekuatan spiritual, seseorang juga memiliki kekuatan jiwa. Kekuatan jiwa secara alami tumbuh bersama dengan tumbuhnya seseorang, perkembangannya jauh lebih lambat dari perkembangan kekuatan spiritual, dan tidak bisa di tingkatkan dengan apapun, itu seperti anugrah dari langit. Adapun untuk kasus mu, ayah sendiri juga tidak tau akan hal itu”

“Kenapa aku tidak bisa merasakannya ayah?”

“Hanya mereka yang memiliki teknik khusus yang bisa merasakannya, adapun untuk mu, lambat laun kau juga akan terbiasa merasakannya” ucap Qin meng tian menatap putrannya dengan lembut sambil tersenyum.

“Apakah ayah…’ Qin tian menjeda kata katanya menatap sang ayah seolah bertanya.

“Ha ha ha…. Tentu saja tidak, teknik seperti itu hanya orang dari klan besar atau sekte tertentu saja yang memilikinya” jawab Qin meng tian seolah tau apa yang di tanyakan Qin tian

“Bagaimana ayah bisa tahu tentang kekuatan jiwa ku?”

“Tian er. Selain orang yang memiliki teknik khusus, pengguna kekuatan jiwa juga dapat merasakannya, dan jika dia bukan pengguna kekuatan jiwa, maka bisa dipastikan dia adalah kultivator tingkat tinggi” Qin meng tian menjelaskan yang ia ketahui tentang kekuatan jiwa pada putranya.

“Ayah jangan katakana kalau kultivasi ayah dulu…” Qin tian sekali lagi menjeda kata katanya dan menatap ayahnya

“Jangan berlebih, lagi pula itu semua hanyalah kenangan saat ini” ucap Qin meng tian dengan tersenyum kecut.

“Andai saja kekuatan ayah tidak menghilang….” Qin tian membatin berharap jika kekuatan ayahnya tidak meghilang saat ini mungkin dia tidak akan diperlakukan seperti itu oleh anggota klan lainnya.

“Ayah. Bagaimana ayah bisa tau dengan tingkat kekuatan jiwaku saat ini, bukankah kekuatan ayah telah menghilang”

“Tian er, kekuatan ayah tidak menghilang, kekuatan ayah hanya tersegel karena racun yang berada di tubuh ayah,” ucap Qin meng tian sambil mengingat peristiwa yang sangat menyedihkan baginya. Tatapannya menerawang mengingat rentetan peristiwa yang terjadi padanya saat ia kehilangan sebagian besar kultivasi yang dibangunnya saat itu demi melindungi seorang yang paling ia cintai.

“Tapi kau jangan berfikir untuk mencari obat untuk ku. Tian er” lanjut Qin meng tian seolah tau apa yang dipikirkan putranya

“Kenapa Ayah?” tanya Qin tian

“karena tidak ada yang bisa mengobatinya” ucap Qin meng tian dengan sedih, namun tetap berusaha menunjukkan senyumnya.

“Selain itu ayah juga pernah mempelajari teknik dasar kekuatan jiwa” Qin meng tian menggiring Qin Tkan pada pembicaraan lain agar tidak terlarut dalam masa lalu yang menyakitkan.

Mereka kemudian berbincang tentang kultivasi dengan hangat di tempat itu.

“Tian er, di wilayah barat, kultivasi tingkat raja puncak tampil sebagai yang terkuat, tapi kamu harus tau bahwa diluar sana banyak kekuatan yang lebih mengerikan dari itu. Jika kau bertemu dengan orang yang lemah kau juga harus waspada, bisa jadi dia adalah orang kuat yang menyamar. Itulah kebiasaan mereka” Qin meng tian menjelaskan

“Jika suatu saat kau melewati wilayah perbatasa timur klan, maka hindarilah wilayah terlarang yang berada di timur. Jika aku tidak salah terdapat aura yang sangat kuat, bahkan lebih kuat dari apa yang pernah aku rasakan seumur hidupku” lanjut Qin meng tian memperingati

Qin meng tian lalu kembali menjelaskan tentag kultivasi

“Untuk mengukur tingkat kekuatan seseorang, selain melihat kekuatan kultivasinya kita juga harus melihat tingkat jurus yang dia gunakan dan kekuatan fisik yang dimilikinya, itu adalah perhitungan dasar bagi pendekar tingkat menengah”

“Tapi jika kau sudah berada pada tingkatan tinggi, maka aspek penilaianmu juga harus bertambah, dan mulailah dari sekarang untuk membiasakannya. Selain tiga aspek tadi, ada juga kekuatan mental, seperti yang aku katakana sebelumnya”

“Menurut yang Ayah ketahui kekuatan mental terdiri dari tiga tingkatan, tingkat bumi, langit, dan surga, pada setiap tingkatan dibatasi oleh tiga ranah yaitu dasar menengah dan puncak, dan pada setiap ranah di batasi oleh tiga bintang” Qin Meng Tian menjelaskan dengan rinci apa yang ia ketahui tentang dunia persilatan.

Tanpa terasa perbincangan hangat itu berlangsung hingga sore hari.

Saat matahari memancarkan cahaya senja anak dan ayah itu akhirnya mengakhiri pembicaraan mereka lalu bersiap untuk kembali kerumah.

Pengendalian Kekuatan Jiwa

PART 3 PENGENDALIAN KEKUATAN JIWA

Melihat kesungguhan putranya Qin meng tian tergugah untuk membantu sang anak untuk berlatih.

Di sepanjang perjalanan menuju tempat latihan, puluhan tatapan sinis mengarah pada mereka, namun tak ada satupun yang berani berkata macam macam apalagi memprovokasi mereka.

Meskipun saat ini kekuatan Qin meng tian sudah menghilang bahkan lebih dari separuh kekuatan aslinya, semua orang tetap takut mendengar nama Qin meng tian, bukan karena putra seorang patriak, tapi karena kekuatannya yang berada pada tingkat pemula mampu membunuh pendekar tingkat peserta dengan mudah.

Selain karena kekuatannya yang pernah berada di puncak kultivasi para pendekar yang berada di wilayah barat, pengalaman dan kekuatan lainnya juga membuatnya semakin kuat, dan perlu untuk ditakuti.

Tingkatan kekuatan jiwa Qin meng tian berada di tahap bumi puncak bintang pertama. Meskipun kekuatan spiritualnya tersegel karena segel mantra racun di tubuhya, segel itu hanya bisa menahan kekuatan spiritualnya dan itu tidak berpengaruh kepada kekuatan jiwa Qin meng tian.

Karena perjalanan dan petualangannya, Qin meng tian bertemu dan menjalin pertemanan dengan banyak orang hebat dari berbagai kalangan, seperti ahli mantra formasi, alkemis dan ahli ahli lainnya yang juga pergi mengembara untuk mengayakan diri dengan pengalaman.

Pengembaraan itu membuat Qin Meng Tian sedikit belajar tentang pengendalian kekuatan jiwa dari bertukar pemahaman dengan teman seperjalanannya yang teknik itu akan dia ajarkan kepada putranya Qin tian.

Setelah berjalan cukup lama berjalan, mereka akhirnya tiba di sebelah barat klan Qin. Di hamparan hutan bambu, tempat Qin tian biasa berlatih.

“Tian er, kau tau kenapa tempat ini dinamakan hutan bambu emas” Qin meng tian menjelaskan

Qin Tian terdiam menunjukan ekspresi ketidak tahuannya akan hal itu

“Menurut kisah yang diturunkan secara turun temurun tempat ini dulunya hanyalah hutan bambu biasa, yang ditumbuhi bambu bambu hijau biasa, namun setelah kedatangan leluhur Qin Jinzhu yang kemudian menanamkan benda pusakanya pada salah satu rumpun bambu di sini, membuat tempat ini seketika berubah menjadi bambu kuning yang memancarkan aura kehidupan yang sangat kuat” Qin meng taian menjelaskan asal mula nama tempt mereka berlatih tersebut.

“Ayah, kenapa benda pusaka itu tidak ditinggalkan secara turun menurun saja di klan, bukankah itu bisa memperkuat klan?” tanya Qin tian yang ingin mengetahui motif leluhurnya yang memilih mengubur benda pusaka yang berharga daripada mewariskannya pada keturunannya.

“Jawaban itu ayah tidak tau jelas, mungkin penjelasan itu ada pada kitab rahasia klan” jawab Qin Meng tian yang memang tidak tau penjelasan mengapa leluhurnya menguburkan benda pusaka itu, karena semasa muda Qin meng tian sangat jarang berada di klan.

Setelah bercerita tentang tempat itu, Qin meng tian lalu memberi perintah kepada Qin Tian untuk memulai pelatihannya seperti yang biasa ia lakukan.

Qin tian ingin mulai melatih kekuatan fisiknya dengan mengangkat batu batu yang sudah ia sediakan untuk berlatih.

“Melatih kekuatan fisik seperti itu hanya akan menyiksa dirimu…” ucap Qin meng tian, melihat cara pelatihan Qin Tian yang dianggapnya seperti menyiksa diri.

Qin meng tian lalu mengepalkan tangannya

“Whuss…” Cahaya seperti kabut transparan muncul lalu menyelimuti tubuh Qin Meng Tian

Titik titik cahaya itu perlahan bergerak keluar dari tubuhnya berkumpul pada telapak tangannya kemudian membentuk bola kabut sebesar kepalan tangan orang dewasa. Bola putih itu mengeluarkan aura mengerikan yang terpancar keluar dari bola kabut itu.

Aura itu memancar ke seluruh tempat itu membuat Qin tian merasa tertindas. Meskipun dengan tingkat kultivasi pemula dasar, penindasan itu tidak seperti penindasan tingkat pemula puncak kepada tingkat pemula dasar, auranya begitu lembut namun menusuk hingga membuat kekuatan jiwa Qin Tian bergejolak.

Qin tian merasakan pergerakan dari dalam tubuhnya, secara alami tubuhnya bereaksi merasakan tekanan aura yang di pancarkan Qin meng tian itu.

“Duarrr” suara ledakan terjadi saat bola kabut itu dilepaskan dari tangan Qin meng tian, kemudian bergerak menghantam batu besar lalu menghancurkannya menjadi debu.

Selain memperlihatkan teknik serangan itu Qin meng tian juga memperlihatkan teknik teknik pengendalian lainnya, ia membentuk jarum dari kabut itu lalu melepaskannya itu menghasilkan ledakan energi yang sangat besar.

“Kekuatan yang sangat luar biasa” gumam Qin tian

“Ini adalah kekuatan jiwa, kau bisa merasakan perlawanan pada kekuatan jiwa mu karena kekuatan jiwa mu akan secara alami melawan penindasan yang ia rasakan.” Qin meng tian menjelaskan

“Secara alami kekuatan jiwa mu akan bereaksi ketika merasakan tekanan dari kekuatan jiwa ku, dan secara alami ia akan membentuk pelindung untuk dirimu tanpa kau sadari, itulah salah satu kelebihan kekuatan jiwa. Tian er” lanjut Qin meng tian.

“Apakah aku juga bisa menggunakan jurus itu Ayah?” tanya Qin tian dengan kilatan cahaya terpancar dari matanya, itu seolah memberi setitik harapan di tengah kegelapan yang tak berujung.

“Tian er, sebelum menggunakan kekuatan jiwa, kau harus bisa memadatkan dan mengendalikannya, agar kau bisa menggunakannya seperti yang aku lakukan tadi” jelas Qin Meng Tian

“Ayah akan mengajarimu teknik dasar penggunaan kekuatan jiwa, ini adalah teknik paliang dasar dan paling rendah, tapi setidaknya ini bisa menjadi bekalmu untuk menghadapi ornag yang merendahkan mu.” ucap Qin meng tian dengan tersenyum.

“Baik Ayah” jawab Qin tian dengan semangat

Qin meng tian terdiam sesaat.

“Ada apa ayah?” tanya Qin tian

“Tapi aku tidak yakin, apakah ini akan berhasil” ucap Qin Meng tian dengan lemah, yang baru mengingat persyaratan dasar seorang bisa mengendalikan kekuatan jiwa pada kitab itu adalah seseorang harus sudah mencapai ranah peserta.

“Tidak perduli apa yang terjadi, aku harus mempelajarinya. Kita juga tidak akan tau hasilnya jika tidak mencoba” ucap Qin tian dengan memancarkan semangat dari setiap kata yang ia keluarkan.

Terjadi keheningan sesaat sebelum Qin meng tian mengeluarkan sebuah buku.

“Whus” Qin meng tian mengibaskan lengannya dengan lembut, lalu terlihat sebuah buku mengambang di telapak tangannya.

Qin meng tian mengeluarkan kitab dasar pengendalian kekuatan mental, lalu menyuruh Qin tian untuk mempelajarinya

“Pelajarilah, Tian er” ucap Qin meng tian

“Baik ayah!” jawab Qin tian dengan semangat sambil meraih kitab yang diberikan ayahnya

Qin tian kemudian duduk di atas batu dan mulai menyerap pengetahuan yang ada di kitab itu hingga satu jam kemudian.

Satu jam telah berlalu, Qin tian menutup kitabnya dan duduk mengambil sikap berkultivasi.

Cukup lama berkultivasi Qin tian membuka matanya dengan kecewa

Ia menatap ayahnya yang berada di sebelahnya.

“Tidak ada yang terjadi ayah, kenapa bisa seperti ini?” tanya Qin tian

“Untuk penjelasan detailnya ayah juga tidak tahu, tapi ayah mengira, itu ada pengaruhnya dengan kekuatan spiritual mu yang masih sangat rendah” ucap Qin meng tian dengan suara lemah

“Huhhhh” Qin meng tian menghela nafasnya

Suasana hening sesaat lamanya di antara mereka

Seorang anak berdiri dari tempat duduknya kemudian mengepalkan tangannya dengan erat.

“Aku akan terus berlatih sampai langit melihat usahaku!” ucap Qin tian dengan senyum yang dipaksa

“Dan aku juga akan mengembalikan kejayaanmu bahkan seratus kali lipat dari saat itu” batin Qin tian melanjutkan tekadnya.

Selain ingin menguatkan dirinya, Qin tian juga bertekad untuk mengembalikan kebesaran naman ayahnya yang sekarang di pandang rendah oleh anggota klannya.

“Ha ha ha… kau benar benar putra ayah yang hebat” ucap Qin meg tian dengan hati yang sedih namun berusaha tetap tersenyum di depan putrannya.

Tiba tiba Qin meng tian merasakan cincin penyimpanannya bergetar

Qin meng tian lalu mengeluarkan giok jiwa dan memeriksanya.

“Maaf Tian er, ayah tidak bisa melatihmu lebih lama hari ini. Ayah ada sedikit urusan, teruslah berlatih, Tian er” ucap Qin meng tian

“Baik ayah” ucap Qin tian dengan hormat.

Terlihat kabut putih menyelimuti kaki Qin meng tian, kabut itu terus mengalir hingga menyelimuti seluruh tubuhnya “whus” Qin meng tian menghilang bersamaan dengan kabut putih yang melayang di udara.

Qin tian menatap kabut itu dengan takjub namun dengan segera ia menyadarkan diri dari lamunannya.

Tidak mau membuang waktu, Qin tian lalu melanjutkan latihannya. Ia kembali mempelajari kitab yang di berikan ayahnya lalu mengambil sikap kultivasi seperti sebelumnya.

... ... ... ...

Tanpa terasa mentari sudah memancarkan cahaya senjanya. Cahaya merah yang indah itu menyelimuti hutan bambu yang membuatnya sangat indah jika dilihat dari kejauhan.

Mengetahui hari sudah menjelang malam, Qin tian mengakhiri pelatihannya dan bergegas pulang agar tidak bertemu dengan binatang buas di hutan itu pada malam hari.

…. … … …

Satu jam kemudian Qin tian sudah memasuki wilayah klan.

Tatapan mata yang tajam dan penuh kebencian dari banyak orang terus mengarah padanya yang membuatnya menjadi tidak nyaman.

Qin tian terus berjalan hingga ia kemudian bertemu dengan tiga sosok yang sangat akrab di lihatnya itu adalah Qin Hun, Qin gu dan Qin du.

“Saudara Hun, lihat bukan kah itu si sampah Qin Tian” ucap Qin du yang melihat Qin tian.

“Saudara benar, kali ini kita tidak boleh melepaskannya” ucap Qin Hun dengan mata berapi api.

Qin gu tidak bisa menolak, terus mengikuti kenakalan dua saudaranya meskipun sebenarnya dia tidak ingin melakukannya.

“Hey sampah, kali ini kau tidak akan berlindung di bawah ketiak seorang gadis bukan” ucap Qin hun mencela

“Sampah kini mulai berlatih dengan pahlawan sampah… ha ha ha” ucap Qin du menimpal

“Itu benar. Ha ha ha…” ucap Qin Hun tertawa keras

“Saudara bukan kah itu berlebihan” ucap Qin Gu memperingati

“Bukankah itu benar” jawab Qin Hun sambil menatap Qin Gu dengan gusar.

Qin tian yang sudah terbiasa di hina menjadi lebih dewasa dalam berpikir, lebih bijak dalam bertindak. Fisiknya yang terlihat seperti seorang anak lima belas tahun itu tidak mencerminkan pikirannya yang sudah sangat dewasa, ia seperti memiliki kehidupan kedua setelah melewati kehidupan sebelumnya sebagai seorang dewasa.

“Ha Ha Ha…. Ternyata kalian cukup punya nyali mengatai saudaraku ya” Terdengar suara seseorang dari belakang kelompok Qin hun

Ketiga anak itu bersamaan melihat kearah suara tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!