I Need Your Love
Tinggal di sebuah desa yang sejuk, asri dan tanah yang subur membuat para warga desa Kramajati sangatlah hidup makmur dengan hasil pertanian mereka.
Maka tak asing, jika desa tersebut sangatlah terkenal akan hasil pertaniannya.
Tapi tidak dengan kehidupan Amanda. Amanda, gadis yang cantik, baik hati dan pekerja keras tapi sayangnya kemiskinan menimpa dirinya dan keluarganya.
Hidup selalu kekurangan dan berada di garis kemiskinan, harus membuat Amanda banting tulang dan bekerja keras agar kehidupannya bisa layak tepatnya bisa makan.
Setiap hari Amanda yang biasa disebut Manda, harus bekerja dari kebun yang satu ke kebun yang lainnya. Ia membantu para petani daerah tersebut agar bisa membeli beras dan keperluan lainnya. Manda tak pernah mengenal kata lelah.
Semua pekerjaan ia lakukan, yang penting baginya ia dan Neneknya bisa makan. Bagi Manda, meminta - minta adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji, selagi masih sehat ia sekuat tenaganya untuk bisa bekerja.
Mengangkat padi, mencari kayu bakar di hutan, membajak sawah semua dilakukan Manda. Manda tidak punya sebidang tanah untuk di kelolanya. Jangankan tanah untuk di kelola, rumah untuk tempat berteduh pun sudah tampak tua, itu pun peninggalan dari neneknya yang sudah usang di makan waktu.
Jika hujan turun, Amanda akan sibuk menampung rintihan air hujan itu. Ia tak punya banyak uang untuk memperbaiki rumah tua itu. Untuk makan saja, Manda dan Neneknya harus bekerja keras.
Kedua orang tua Manda telah berpisah ketika Manda masih kecil. Hanya seorang Nenek tua yang sudah dianggap Manda menggantikan Ayah dan Ibu nya.
Karena kehidupan yang pas - pas' an, sehingga membuat Ibu Amanda harus pergi menjadi TKW dan sampai sekarang tidak pernah pulang untuk melihat Amanda.
Kabar yang didapat, Ibu Amanda telah menikah dengan orang yang dermawan dan kehidupannya sudah lebih mapan. Begitu juga dengan Ayahnya. Ayahnya juga telah menikah dengan wanita sebelah desa tersebut.
Kehidupan Amanda sangatlah memprihatinkan. Kedua orang tuanya tidak pernah melihat keadaan Amanda dan Neneknya.
Karena kehidupannya yang susah, Amanda sering di ejek warga sekitar. Apalagi gadis - gadis desa, selalu mengucilkan keadaan Amanda.
Tapi Amanda adalah wanita yang kuat. Ia tak pernah sakit hati atas sikap dan perlakuan para warga desa itu.
Terkadang ada saja warga yang sengaja tidak memberikan upah kerjanya. Kalau sudah seperti ini, Amanda dan Neneknya hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Di desa itu ada seorang rentenir. Namanya Pak Bagas. Pak Bagas terkenal sangat kaya di desa itu. Jika tak ada uang, Amanda selalu meminjam uang ke Pak Bagas, walaupun dengan bunga yang besar, tapi Amanda tidak perduli. Itu semua ia lakukan demi Nenek tersayang.
Walaupun terkenal sangat kejam, Amanda tak pernah takut untuk meminjam uang ke Pak Bagas.
Ya, begitulah kehidupan Amanda. Tak pernah lelah untuk bisa membahagiakan sang Nenek. Ia terus bekerja dan bekerja.
Pagi - pagi sekali, Manda sudah siap hendak pergi ke kebun milik orang lain. Ia tak pernah sarapan, ia hanya minum segelas air putih.
Nenek Surti melihatnya. Nenek menangis melihat cucunya itu. Seharusnya Manda itu sudah cukup umur untuk menikah, tapi tak ada satu pun pria yang pernah singgah dihatinya.
Nenek Surti merasa kasihan. Dari kecil Amanda tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua. Amanda pun hanya duduk dibangku SMP saja. Karena biaya lah Amanda tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
Amanda tidak pernah malu. Walaupun ia tak bisa sekolah, ia selalu belajar di rumah. Terkadang buku - buku anak tetangganya yang sudah usang selalu diminta Nek Surti agar Amanda bisa belajar.
Walaupun tidak punya pendidikan yang tinggi , Manda anak yang pintar. Apalagi soal hitung - hitungan.
Pagi ini, dengan semangat yang menggebu - gebu, Amanda pun berpamitan pada Nenek Surti. Ia ingin berangkat bekerja.
" Hati - hati di jalan ya, nak. Ingat, jangan lama - lama pulang, kalau uda selesai kerja, langsung pulang."
" Inje, Nek. Doain Manda ya Nek hari ini banyak dapat rejeki."
" Ia, nak. Oh ya, ini ada bekal tuk makan siang mu, dimakan ya !"
Manda mengambil bekal itu dan memasukkannya ke kantong kresek miliknya.
" Inje Nek, ntar Manda makan. Oh ya Nek, Nenek juga jangan lupa makan juga ya."
" Ia, Nak. Ya wes sekarang pergilah, jangan lama - lama pulang ya !"
Manda tersenyum dan ia pun pergi. Pagi ini, Manda pergi ke kebun milik Pak Lurah. Pak Lurah hari ini panen jagung dan Manda akan ikut membantunya.
Perjalanan dari rumah ke kebun Pak Lurah tidaklah jauh, hanya sekitar 200 meter saja. Tibalah ia disana, ia melihat Pak Lurah sudah berada di kebun itu bersama seorang pemuda tampan.
Pemuda itu adalah anak Pak Lurah yang sedang berlibur. Denis, pria tampan yang sekarang sudah sukses di kota J.
" Selamat pagi, Pak..!" sapa Manda
" Eh Manda. Kamu uda sarapan belum?"
" Belum Pak, hanya minum air putih aja hehehe..."
" Manda, ini ada roti. Makanlah biar kamu tidak sakit."
" Inje Pak, matur nuwun, Pak."
Manda menerima roti pemberian Pak Lurah itu.
" Oh ya Den, untuk sementara kamu yang ngawasi pekerja ya, Bapak mau ke kantor sebentar."
" Ia, Pak. Hati - hati dijalan ya."
Pak Lurah itu pun pergi meninggalkan tempat tersebut.
" Manda, ayo dimakan rotinya. Bentar lagi mulai kerja, nanti ga sempat makan rotinya."
" Ia Mas, nanti aja. Lagian masih kenyang kok."
" Kenyang dari mana, lah kamu kan hanya minum air putih aja dari rumah."
" Ia Mas, gapapa kok. Saya masih kuat kok, Mas. Oh ya, mana karung nya Mas, biar dibawa sekalian."
" Oh ya ini. Silahkan !"
Manda mengambil beberapa karung dan pergi meninggalkan Denis anak Pak Lurah itu.
Denis terpesona akan kecantikan Manda. Manda anak yang ramah, baik dan pekerja keras.
" Manda..!"
" Ia Mas Denis, ada apa?"
" Semangat kerjanya !"
" Heheheh ia Mas, makasih ya !"
Panas terik matahari tidak membuat Manda patah semangat. Ia tetap semangat untuk bekerja.
Dennis memperhatikan seluruh pekerja hari ini. Banyak para pekerja yang memetik jagung.
Dengan semangat Manda mengumpulkan karung - karung yang berisikan jagung dan ia mulai membawanya ke tepian.
" Manda, kamu lelah?" tanya Denis
" Ga, Mas. Saya masih kuat kok." jawab Amanda.
Semua pekerja tak mengenal lelah, mereka terus saja semangat memetik jagung - jagung itu. Tibalah jam makan siang dimana para pekerja istirahat untuk mengisi perut tengah mereka.
Para pekerja itu pun duduk di sebuah gubuk yang tidak begitu besar. Mereka semua mengeluarkan bekal makan siangnya.
Amanda memperhatikan para pekerja itu. Ia jadi teringat dengan Nenek Surti. Ia kepikiran tentang Neneknya.
Kadang Neneknya tidak mau makan, dikarenakan ia kasihan pada cucunya itu. Ia selalu mengatakan jika Nenek sudah makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
IRSYSD
tega y kau
2022-10-17
0
Momy Ida 🌹
Semangat kak, sekuntum bunga mendarat.
2022-07-27
0
Nadiya Rahman
Amanda gadis desa pekerja keras, kehidupanmu sangat memprihatikan sekali,ini akibat korban perceraian dan keegoisan kedua orang tuanya 😢
2022-07-23
1