Semenjak kedatangannya kerumah Amanda, Denis semakin kepikiran terhadap Amanda. Minggu depan ia akan kembali ke kota. Pastilah akan semakin rindu kepada gadis cantik itu.
Ternyata Denis mulai menyukai Amanda. Dipikirannya selalu ada nama Amanda, gadis sederhana nan cantik jelita itu.
Ia pun berniat ingin melamar Amanda. Keinginannya itu disampaikannya pada Ayah dan Ibu nya.
Akhirnya keinginannya itu pun disampaikannya. Dengan berat hati, Ayah nya tak merestuinya, apalagi Ibu nya.
" Ayah tak akan pernah merestui mu menikah dengan Amanda. Apa kata orang, kalau Ayah dan Ibu punya mantu seperti Amanda." ucap Ayahnya.
" Yah, tapi akan Manda itu anak yang baik, sopan. "
" Denis, kamu lihat dong nak bibit, bebet dan bobotnya." tambah Ibu nya.
" Bu, itu semua ada pada Amanda, Bu."
" Oh ya? kamu tahu pendidikannya? dia ga selevel dengan kamu, nak." ucap Ayahnya lagi.
" Apakah pendidikan harus menjadi syarat untuk menikah, Yah?" tanya Denis.
" Denis, kamu itu sarjana, pengusaha sukses, apa kamu ga malu punya istri yang hanya seorang buruh tani?" sahut Ayahnya.
" Astaga, Ayah? Ayah sepele dengan Amanda? Denis ga nyangka, ternyata kebahagiaan Denis itu dihalangi oleh orang tua Denis sendiri !"
" Denis, Ayah dan Ibu mu hanya ingin memberikan yang terbaik untuk mu, kamu bisa nak mencari wanita yang lebih dari Amanda."
" Ga, Yah. Denis mau Amanda. "
" Jangan buat Ayah semakin marah sama kamu !"
" Denis ga perduli, Yah. Denis yang akan menjalani rumah tangga Denis, bukan Ayah dan Ibu."
" Denis, kamu lihat Ayah kamu ! Ayah mu seorang Lurah di desa ini, orang yang terpandang. Apa kata orang nak ? tolonglah hormati keputusan Ayah mu."
" Ayah dan Ibu egois, Ayah dan Ibu hanya memikirkan perasaan kalian saja, Ayah dan Ibu tidak pernah memikirkan perasaan Denis !"
Denis pun pergi meninggalkan Ayah dan Ibunya. Ia ke kamar dan mengambil tasnya, lalu ia pergi.
" Kamu mau kemana?" tanya ibu nya sambil menarik tangan Denis.
" Denis mau kembali ke kota." jawab Denis ketus.
" Tapi kan cuti mu habis minggu depan, nak !" ucap Ayah nya sambil mendekati Denis.
" Denis ga perduli."
Denis pun pergi . Denis sangat kecewa sekali karena kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya.
Sebelum ia kembali ke kota, ia menemui Amanda terlebih dahulu. Ia pun mendatangi rumah Amanda.
Denis pun tiba dirumah itu, tapi ia tak menemui Amanda. Ia hanya bertemu dengan Nenek Surti.
" Selamat siang, Nek !"
" Denis?"
" Nek, Amanda ada?"
" Amanda ga ada nak, hari ini dia pergi kerja !"
" Kerja dimana, Nek?
" Di kebun Bu Retno. Ada apa nak, apakah ada hal yang sangat penting?"
" Denis mau pamit pulang, Nek. Denis mau balik ke kota."
" Oh, kamu mau balik ke kota? hati - hati dijalan ya nak !"
" Ia, Nek. Denis pamit dulu ya, Nek. Permisi Nek !"
Denis pun buru - buru pergi meninggalkan Nek Surti. Ia mencari Amanda. Ia mendatangi kebun yang dimaksudkan Nek Surti tadi.
Denis terus berjalan, hingga tibalah ia di kebun milik Bu Retno. Benar saja disana ada Amanda yang sedang bekerja memanen padi.
" Mandaaa !" panggil Denis dengan suara yang kuat.
Amanda dan para pekerja pun menoleh ke arah datangnya suara. Semua para pekerja pun bertanya - tanya mengapa Denis datang untuk menemui Amanda.
Denis pun menghampiri Amanda. Dengan nafas yang tersengal - sengal, ia menarik tangan Amanda.
" Mas Denis kenapa?"
" Manda, aku mau bicara sama kamu ."
" Tapi ? tapi Manda masih kerja, Mas !"
" Minta ijin sama Bu Retno, bentar aja."
" Waduhh...Manda takut ga dikasih Mas."
" Mana Bu Retno?"
" Ada disana, Mas !"
Denis langsung pergi menemui Bu Retno.
" Bu Retno !"
" Denis? ada apa?"
" Bu, Denis minta ijin bentar aja mau ngomong sama Amanda. Bisa ga ya Bu?"
" Oh, ya silahkan !"
" Makasih ya, Bu."
Denis kembali menemui Amanda.
" Manda, saya uda minta ijin sama Bu Retno, saya mau bicara sama kamu."
" Bicara apa Mas? penting banget ya?"
Denis menarik pergelangan tangan kiri Amanda. Ia mengajak Amanda pergi tak jauh dari tempat ia bekerja."
" Manda, hari ini saya mau kembali ke kota. Kamu mau ikut ga? kamu cari kerja disana !"
" Mas Denis mau balik ke kota?bukannya minggu depan ya?"
" Seharusnya ia. Tapi ?"
" Tapi apa Mas?"
" Manda, saya mau jujur sama kamu. Tapi kamu janji ga bakalan marah ya !"
" Ia Mas, saya janji."
" Saya cinta sama kamu, Manda !"
Amanda sangat terkejut mendengarkan ucapan Denis.
" Apa? Manda ga salah dengar Mas?"
" Ga Manda, saya serius. Manda, kamu ga mau ikut ke kota?"
" Ga, Mas. Manda ga mau ninggalin Nenek. Nenek itu sudah tua. Nenek ga punya siapa - siapa selain Manda."
" Jadi hubungan kita ini gimana?"
" Maaf Mas, bukannya Manda ga mau jadi pacar Mas Denis. Tapi apa Mas Denis yakin cinta sama Manda?"
" Yakin Manda. Saya ini benaran cinta sama kamu !"
" Coba pikirkan lagi Mas. Kita itu banyak perbedaan. Emang Mas Denis ga malu punya pacar kayak Manda? buruh tani lagi !"
" Ga Manda. Saya ga malu. Yang penting bagi saya, kamu itu baik, kamu sopan."
" Manda ga berani, Mas. Apa kata Pak Lurah kalau Manda jadi pacar Mas Denis !"
" Manda, jadi kamu ga mau jadi pacar saya?"
" Mas Denis terlalu cepat mencintai Manda. Pikirkan lah Mas, kita itu sangat berbeda. Mas Denis sadar ga sih, Mas Denis itu anak Lurah ? kalau menurut Manda, sebaiknya kita berteman aja toh Mas !"
"Jadi kamu menolak saya ?"
" Bukannya gitu Mas, tapi Mas pikirkan kedepannya. Layak tidak seorang Mas Denis jatuh cinta sama Manda gadis desa?"
" Ya da, saya kasih kamu waktu untuk menjawab ini semua. Saya ga akan paksakan kamu !"
" Ia, Mas."
" Manda, kamu jaga diri baik - baik ya, suatu hari nanti, saya akan bawa kamu ke kota, saya janji."
" Heheh ia, Mas. Tapi untuk sementara Manda di desa aja, ada Nenek, kasihan Nenek."
" Ia, saya ngerti."
" Jadi Mas mau pulang sekarang?"
" Ia. Ya uda saya pergi dulu ya ! salam buat Nenek."
" Ia Mas, hati - hati ya !"
Denis pun pergi meninggalkan Amanda. Sedih, pasti. Denis harus berpisah dengan Amanda.
Selama di desa, hari - hari Denis di isi dengan tawa canda Amanda. Sekarang ia harus kembali ke kota untuk bekerja.
Apa yang dirasakan Denis, juga dirasakan Amanda. Ia tak lagi melihat Denis. Mungkin saja, tahun depan. Karena Denis termasuk anak yang jarang pulang ke desa . Lebih sering orang tuanya yang mengunjungi Denis ke kota.
Hari - hari Amanda akan terasa sepi karena tak ada Denis yang akan mengunjunginya lagi.
Canda tawa Denis pastilah akan Amanda ingat selalu. Amanda juga berharap, Denis tak melupakannya begitu saja.
Amanda masih ragu akan ketulusan cinta Denis. Ia takut karena banyak perbedaan di antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nadiya Rahman
Wah Amanda di tembak Denis di sawah hehe
2022-07-31
0