Malam hari pun tiba, dimana Denis akan menepati janjinya. Ia akan berkunjung ke rumah Amanda.
Kedatangan Denis kerumah Amanda, membuat Amanda merasa takut . Ia bukan takut karena kondisi rumahnya yang sudah usang itu, melainkan ia takut jika Denis datang kerumahnya akan ada orang yang tidak suka.
Amanda mulai tak tenang. Neneknya melihat jika cucunya itu gelisah. Maklum saja, selama hidupnya, baru kali ini ada seorang pria yang mau mengunjungi Amanda.
Pria itu pun bukan orang sembarangan. Denis pemuda tampan , maka dari itu tak sedikit wanita yang tergila - gila padanya. Gadis - gadis desa banyak yang jatuh hati padanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Denis belum juga datang.
" Manda, sebaiknya kamu makan dulu, nak. Mungkin sebentar lagi nak Denis akan datang. " ucap Nek Surti.
" Tapi, Nek?"
" Ingat pesan Nenek, jangan pernah terlalu berharap padanya. Kamu harus tahu batasan kamu."
" Ia, Nek. Manda tahu, Nek."
" Ya uda, sekarang kita makan dulu, keburu nasinya dingin."
Amanda menganggukkan kepalanya. Ketika hendak makan, Denis tiba - tiba saja datang.
Tok..tok..tok...
" Nek, itu mungkin Mas Denis, Nek."
" Coba kamu lihat dulu, nak !"
Amanda pun berlari ke ruang tamu dan ia membukakan pintu rumah tua itu. Dan benar saja, Denis datang menepati janjinya.
Pria tampan itu sudah berdiri di depan pintu rumah. Ia memberikan senyumannya pada Amanda.
" Selamat malam, Manda !"
" Mas Denis ? hhmm..ma..ma..masuk Mas..silahkan masuk, Mas."
Amanda salah tingkah dengan tatapan Denis. Malam itu penampilan Denis sangat rapi. Wangi parfum di bajunya sangat wangi sekali. Denis benar - benar pria yang sangat memperhatikan penampilan.
" Manda, Nenek kamu mana?"
" Ada, ada kok, Mas. Nenek lagi di dapur. Mau ketemu dengan Nenek?"
" Hhmm..nanti aja. "
" Oh ya Mas, silahkan duduk, Mas !"
Amanda diam seribu bahasa. Ia tak tahu harus mulai cerita apa. Denis selalu memperhatikan Amanda. Amanda selalu menunduk. Ntah mengapa tatapan Denis begitu sangat tajam sekali, Amanda pun jadi salah tingkah.
" Kamu uda makan belum?" tanya Denis.
" Be..be..belum, Mas. Ntar aja. Oh ya, Mas mau minum apa? biar Manda buatin."
" Terserah kamu aja."
" Ya uda Manda buatin minum dulu ya, Mas. Mas tunggu disini ya !"
Denis menganggukkan kepalanya. Amanda pun pergi ke dapur. Ternyata wajah Amanda sudah sangat pucat.
" Manda, kamu kenapa?" tanya Neneknya.
"Nek, di depan ada Mas Denis. Manda mau buatin minum dulu ya, Nek."
" Oh jadi nak Denis sudah datang ! Ya uda buatin minumannya."
" Ia, Nek. Ini mau Manda buat, Nek."
Amanda pun menyuguhkan air minum untuk Denis. Mata Denis tidak berkedip melihat kecantikan Amanda. Amanda pun sangat malu dilihati terus oleh Denis.
" Mas, silahkan diminum !"
" Ia, makasih ya."
" Oh ya, Pak Lurah tahu kalau Mas Denis datang kesini?"
" Ya, Bapak tahu. Emang kenapa?"
" Hhmm..ga papa, Mas."
" Kamu ga usah takut, Manda. Bapak saya itu orang baik kok, hahaha...!"
" Hehe ia, Mas. Oh ya gimana minumannya Mas, kurang manis ya?"
" Ga, manis banget malah."
" Oh ya? maaf ya Mas, Manda kebanyakan masukin gulanya."
" Ini manis bukan karena kebanyakan gulanya , tapi karena kamu Manda."
" Karena saya?"
" Hahahaha...Kamu manis nya melebihi gula, Manda."
" Hahaha, Mas Denis ada - ada aja."
Ya, malam itu Denis dan Amanda sangat serius cerita, sesekali Denis selalu berbuat canda agar suasana tidak terlalu tegang karena Amanda anak yang sedikit pemalu. Denis sangat tahu bagaimana sebenarnya sifat Amanda. Amanda anak yang baik dan rendah hati.
Ditengah keasyikan mereka ngobrol, Nenek Surti menghampiri mereka berdua.
" Nak Denis !"
" Nenek !" Denis langsung menjabat kedua tangan Nenek Surti dan membungkuk memberikan salam.
" Gimana kabar mu, Nak ?"
" Baik, Nek. Nenek sendiri gimana? sehatkan ?"
" Sehat, nak Denis. Maaf ya Nenek mengganggu, lanjutkan ceritanya, Nenek permisi dulu ya !"
Nenek Surti pun meninggalkan Denis dan Amanda. Nek Surti hanya bisa berharap, Denis tak akan mempermainkan cucunya itu.
Laki - laki zaman sekarang itu banyak siasatnya, ketika ia sudah mulai bosan pasti akan pergi dengan sendirinya. Amanda, ia hanya gadis desa yang hidupnya sederhana. Nek Surti takut jika Amanda mulai menyukainya, Denis pergi meninggalkannya.
Denis tinggal di kota besar, pekerjaannya pun sangatlah bagus, pastilah ia selalu bertemu dengan gadis - gadis kota yang cantik, pintar dan mapan hidupnya.
Nek Surti hanya bisa berharap, kelak cucunya itu bisa bahagia dengan pria yang baik dan menerima dia apa adanya, bukan ada apanya.
Nek Surti melihat, Denis dan Amanda sangat akrab sekali. Padahal mereka jarang bertemu. Paling kalau Denis pulang ke desa, itupun kalau ia disuru Pak Lurah untuk mengawasi pekerja.
Amanda salah satu pekerja yang selalu ikut dengan Pak Lurah. Ntah itu ketika panen padi, jagung atau pun membajak sawah, semua dilakukan Amanda demi kehidupannya dengan Neneknya.
Tak terasa, malam pun semakin larut. Denis pun berpamitan hendak pulang.
" Makasih ya Mas, uda mau datang kerumah." ucap Amanda.
" Ia, Manda. Oh ya, mungkin minggu depan saya balik ke kota, karena cuti saya uda habis. "
" Oh begitu ya, Mas. Ya wes, Mas Denis baik - baik di kota, jaga diri juga."
" Ia, Manda. Oh ya, Nenek kamu mana?"
" Nenek palingan uda tidur, Mas. Biasanya jam segini uda tidur Nenek, Mas."
" Oh gitu. Titip salam aja buat Nenek kamu ya !"
" Ia Mas, nanti Manda sampein."
" Saya pamit ya ! selamat malam Manda."
"Malam juga, Mas. Hati - hati di jalan ya, Mas !"
Denis pun pergi meninggalkan rumah Manda. Tanpa disengaja, ada seseorang yang melihat Denis keluar dari pekarangan rumah Amanda. Ya, dia adalah Wina. Wina adalah anak Pak Bagas, si rentenir kejam di desa itu.
" Itu kan Mas Denis? ngapain dia ke rumah Manda? baiknya saya tanyakan aja sama Mas Denis." gumam Wina.
Wina terus berjalan hingga ia bertemu dengan Denis.
" Mas Denis !"
" Wina !"
" Dari mana, Mas? kok malam - malam lewat sini?"
" Anu Win, dari rumahnya Amanda."
" Oh dari rumah Amanda. Ngapai , Mas?"
" Ya berkunjung aja."
" Berkunjung ya?"
" Kamu dari mana?" tanya Denis.
" Ini, dari warung depan. Tadi lagi beli sesuatu."
" Oh gitu. Hhmm.. ya da saya duluan ya !"
" Mas Denis, tunggu. Boleh ga kita barengan pulangnya ? soalnya saya takut jalan dekat pohon bambu itu. Jalannya agak serem, Mas."
" Hahaha, masa sih ? kamu takut ya?"
" Ia Mas, saya takut. Habisnya gelap banget, bilangin dong ke Pak Lurah pasangin lampu jalan disitu."
" Pasangin lampu jalan?"
" Ia. Emang kenapa? masa si, Pak Lurah tega lihat orang - orang kalau lewat dari situ gelap - gelapan?"
" Hehehe, ia nanti saya bilangin ke Bapak. Ya da kita pulang barengan."
" Hehehe, makasih ya, Mas."
Akhirnya Wina dan Denis pulang berbarengan .
" Mas, kapan balik ke kota?"
"Mungkin minggu depan. Emangnya kenapa?"
" Ga papa sih, nanya doang."
" Kamu gimana? uda dapat kerja?"
" Belum mas, belum ada panggilan. Ya, ini lagi coba - coba ikut jalur penerimaan pegawai negeri, Mas."
" Oh, bagus dong. Semoga kamu berhasil ya !"
" Ia, Mas. Makasih ya, Mas."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Nadiya Rahman
Benar kata nenekmu Manda,jangan terlalu banyak berharap ya,takutnya kamu kecewa😢
2022-07-24
1
MEMEY
semangat kak
2022-07-23
0