Akhirnya Denis telah kembali ke kota. Kini Amanda merasa kesepian. Hari - harinya hanyalah pergi ke kebun. Malam hari biasanya Denis berkunjung, kini tak ada lagi canda tawa Denis.
Malam itu, Amanda duduk di teras seorang diri. Ia merenungi nasibnya. Ingin juga rasanya ia pergi merantau. Tapi sayangnya, Nek Surti tidak mempunyai teman di desa.
Amanda tetap sabar akan kehidupan yang ia jalani. Ia juga mengingat akan kedua orang tua nya. Pastilah Ayah dan Ibu nya sangat bahagia sekarang dengan keluarga barunya.
Amanda menangis. Begitu berat cobaan yang ia hadapi. Jauh dari kata kasih sayang.
Amanda dikejutkan suara Wina. Wina melihat Amanda duduk sendirian dan sedang melamun.
" Kamu lamunin apa, Manda?"
Amanda pun tersadar dari lamunannya.
" Mbak Wina ? dari mana mbak malam - malam gini? monggo mampir, mbak !"
" Mbak dari depan, ada yang dibeli tadi !"
" Oh begitu. Monggo mampir, mbak !"
Wina pun menghampiri Amanda. Ia ingin sekali menanyakan pada Amanda tentang Denis.
" Manda, mbak mau nanya dong !"
" Nanya apa, mbak ?"
" Kamu sama Denis itu punya hubungan apa?"
Amanda sangat terkejut mendengar pertanyaan dari mbak Wina. Mengapa ia tahu kedekatannya pada Denis?"
" Manda sama Mas Denis itu ga punya hubungan apa - apa, mbak !"
" Ah..serius ? masa sih? mbak pernah lihat Denis itu sering main kerumah kamu."
" Sering main kerumah, bukan berarti Manda dengan mas Denis punya hubungan, mbak. Mbak Wina suka sama mas Denis ya?" ledek Amanda
" Ga, siapa juga yang suka sama Denis. Ya da deh, mbak pamit dulu ya !"
Wina pun pergi meninggalkan Amanda. Nek Surti pun memanggil Amanda agar masuk kedalam rumah.
****
Denis kembali melakukan aktivitas di kota J itu. Hiruk pikuk kota J membuat Denis gerah. Dimana - mana macet.
Pagi ini Denis sudah tiba di kantornya. Pagi ini, Denis sangat cepat sekali tiba dikantor itu, karena hari ini ada meeting yang sangat penting.
Denis akan meeting dengan seseorang. Orang itu bernama Lingga Prabu Ningrat. CEO sebuah perusahaan State Grid, perusahaan yang sangat terkenal dan termasuk salah satu perusahaan terbaik di dunia.
Denis baru saja melakukan kerja sama dengan Lingga. Lingga pun menyambut baik kerja sama itu.
****
Di pagi hari, Amanda telah siap - siap berangkat kerja. Ia pun mau berpamitan pada neneknya. Ia masuk kedalam kamar.
" Nek, Manda mau pergi kerja, Manda pamit ya, nek !"
Tapi nenek Surti hanya diam saja. Tak seperti biasanya nenek Surti diam seribu bahasa.
Amanda pun mendekati neneknya. Ia memegang tubuhnya. Badan nek Surti sangat panas sekali. Amanda pun cemas dan khawatir.
" Nek, badan nenek panas sekali. Kita berobat ya, nek !"
Amanda pun langsung membawa neneknya itu pergi berobat ke puskesmas terdekat. Ia meminta bantuan pada orang - orang desa untuk menggendong nek Surti.
Perjalanan dari rumah ke puskemas tidak begitu jauh, dan tibalah mereka di puskesmas itu.
Dokter jaga dan perawat langsung menangani nek Surti. Amanda sangat cemas sekali akan keadaan Neneknya itu. Ia terus berdoa untuk kesembuhan neneknya.
Sudah hampir satu jam neneknya di periksa Dokter, dan Dokter itu pun memberitahukan jika nenek Surti harus di rujuk ke rumah sakit.
Amanda pun terdiam. Mengapa harus dirujuk? apa sakit neneknya? Amanda terus bertanya.
Tapi demi kesembuhan neneknya, Amanda pun mengiyakan apa yang dikatakan Dokter itu. Neneknya pun langsung di rujuk ke rumah sakit. Amanda masih saja terus menangis.
" Nek, bertahanlah. Nenek pasti akan sembuh !"
Akhirnya ambulance itu pun tiba di rumah sakit daerah setempat. Nenek Surti langsung di bawa ke UGD. Dokter dan perawat itu langsung memeriksa neneknya.
Amanda sangat cemas sekali. Ia pun mulai kepikiran mengenai biaya rumah sakitnya. Nek Surti telah selesai di periksa oleh Dokter.
" Amanda !" panggil Dokter itu.
" Ya, Dok. Gimana keadaan Nenek, Dok ? sakit apa dia, Dok?"
" Ada cairan di paru - paru nenek kamu, Manda !"
" Cairan ?"
"Ia, jadi saya harapkan nenek kamu harus menjalani rawat inap agar semakin sembuh."
" Rawat inap?"
" Ia, Manda. Untuk itu kamu harus membayar administrasinya dulu ya !"
" Kira - kira kena berapa ya, Dok ?"
" Coba kamu tanyakan aja langsung ke kasir."
" Baik, Dok. Terimakasih ya, Dok !"
Amanda pun langsung pergi ke ruangan kasir untuk menanyakan berapa biaya untuk neneknya.
Petugas Kasir itu pun memberitahukan jumlah biaya pengobatan neneknya.
Biaya yang tak sedikit. Amanda pun mulai kebingungan mencari uang sebanyak itu dari mana.
Amanda tak punya barang yang bisa dijual. Perhiasan apalagi. Amanda pun berniat meminjam uang kepada Pak Lurah.
Tapi sangat disayangkan, Pak Lurah yang dulunya baik padanya, kini tak mau membantunya sama sekali.
Apapun dilakukan Amanda demi neneknya. Sampai Amanda rela bersujud di bawah kaki Lurah tersebut.
Bukannya mendapatkan pinjaman, tapi malah mendapatkan cacian dari Lurah tersebut. Amanda pun pergi meninggalkan rumah Lurah itu dan mencoba meminjamnya lagi kepada tetangganya yang lain.
Semua tetangganya pun tak ada yang berani meminjamkan uangnya pada Amanda, mereka takut kalau Amanda nanti tidak akan bisa mengembalikannya.
" Manda, coba aja pinjam sama Pak Bagas, dia kan rentenir di desa ini. Pastilah dia punya cukup uang untuk nenek mu !" ucap salah satu tetangganya.
" Pak Bagas? Ayahnya mbak Wina?"
" Ia, Ayahnya Wina. Pergilah. Ga usah pikirkan masalah bunganya, yang penting kamu mendapatkannya."
Tanpa berpikir panjang, Amanda pun langsung pergi kerumah Pak Bagas. Ia mencoba meminjam uangnya.
Kebetulan Pak Bagas itu ada disana, ia langsung mencoba meminjamnya. Wina mengetahui kalau Amanda itu datang kerumahnya untuk meminjam uang Ayahnya.
Tanpa menunggu lama, Amanda pun berhasil membawa uang itu. Ia langsung pergi ke rumah sakit dimana neneknya di rawat.
Amanda langsung ke ruang kasir untuk memberikan uang tersebut. Perasaan Amanda pun senang, akhirnya neneknya bisa mendapatkan pertolongan.
Tak berapa lama, Amanda mendapatkan kabar kalau neneknya meninggal. Sontak saja gadis kemayu itu pun menangis menjerit histeris. Padahal baru saja ia mendapatkan uang pinjaman, neneknya sudah harus pergi.
Amanda tidak bisa berkata apa - apa lagi. Terpaksa ia harus merelakan neneknya pergi untuk selamanya.
Amanda kini hidup sendiri, ia tak lagi bersama neneknya. Hari - harinya pun kian sepi. Masalah hutang ke Pak Bagas, Amanda pun harus banting tulang agar hutangnya lunas.
Sebulan sudah berlalu. Amanda belum cukup memiliki uang untuk membayar semua hutang - hutangnya. Anak buah Pak Bagas pun mendesak agar Amanda cepat melunasi hutangnya.
Ruman tua peninggalan neneknya juga belum cukup untuk membayar semua hutang - hutangnya.
Pak Bagas pun tidak tinggal diam. Jika bulan depan Amanda tidak membayarnya, Amanda akan di usir dari rumah tersebut.
Amanda sangat malu pada semua orang di desa itu. Ntah mengapa, tak satu pun mereka mau membantunya.
Amanda terus saja menangis, meratapi kehidupannya. Jika ia diusir, Amanda tidak tahu akan pergi kemana. Ia berharap, ia mendapatkan jalan, agar ia bisa segera melunasi hutang - hutangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
yanti@anzani.com
kashian kli kmu amanda....
lurah'y sadis juga
2022-10-20
0
Nadiya Rahman
Kasihan,tragis sekali hidupmu Amanda,nenek meninggal,orang tua pun gak peduli,kini hidup sebatang kara pula,sungguh sangat berat 😢
2022-08-02
0