SENTUHAN DAWAI CINTA
Malam itu Rihanna yang baru membereskan tugas sekolahnya bergegas naik ke tempat tidurnya, seperti biasa setiap hari ia hobi menulis puisi saat Ilham datang pada benaknya secara tiba-tiba.
Apa yang terlintas di alam pikirannya, itulah yang ia tulis. Mungkin ini adalah salah satu bakatnya yang menuangkan apa saja yang datang menghampiri pikirannya saat itu. Puisi yang saat ini ditulisnya yang bertema kesetiaan.
..."*Di hidupku pernah ada cinta yang ku kenal. Ia datang tanpa aku tahu dari mana hadirnya. Mengenalnya tanpa tahu siapa dirinya, andai semesta bisa menyatukan cinta kami, aku ingin hidup bersama dengannya di suatu hari nanti. ...
...Melihat rambutnya berubah warna dan guratan keriput karena usia, cintaku tak akan berhenti dan tak akan berubah walaupun alam merubah rupanya, karena yang aku cintai hanya hati dan jiwanya bukan raga mudanya. ...
...Jika takdir tidak berpihak pada kami hari ini, mungkin kesempatanku untuk bersamanya akan dikembalikan oleh illahi karena kuatnya cinta kami. Percayalah sayang, cintaku tak akan lekang oleh waktu dan tak akan usang karena usia kita, aku akan tetap menantimu walaupun kau tak pernah ada lagi untukku kini*....
Di depan pintu gerbang sekolah, Rhihana sedang menunggu sopir pribadinya yang hari itu agak telat menjemputnya. Rhihana yang sedang gelisah menunggu mengeluarkan buku diary miliknya yang merupakan kumpulan puisi yang telah dibuat olehnya.
Tidak lama berselang, bunyi klakson mobil yang memanggil dirinya, Rhihana bergegas menghampiri mobilnya dan tidak sengaja menjatuhkan buku diary miliknya di depan gerbang sekolah.
"Hai nona!" Bukumu ketinggalan." Teriak Robi ketika hendak mengejar Rihanna yang sudah berada di mobilnya.
Mobil itu terus bergerak meninggalkan area sekolah milik Rhihana di mana gadis itu menuntut ilmu yang sudah mencapai jenjang SMP kelas sembilan." Yah dia pergi, padahal bukunya masih ada padaku," ujar Roby lalu memasukkan buku itu ke dalam tas usang miliknya.
Roby kembali ke jalanan ibu kota dengan menumpang bis umum sambil mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Roby adalah anak yatim piatu yang hidup luntang lantung karena tidak memiliki tempat tinggal kecuali sebuah pohon tua yang berada di sebuah area tanah kosong milik pabrik yang belum dikelola oleh pemiliknya. Iapun mendirikan rumah di atas pohon yang menjadi tempat bernaungnya, ketika lelah datang menyapa tubuhnya.
Roby pulang dengan membawa hasil ngamen yang cukup lumayan hari itu. Ia pun menghitung recehan demi recehan di tempat tinggalnya itu. Sekitar dua ratus ribu lebih uang yang dikantonginya saat ini. Roby bergegas ke warteg untuk mengisi perutnya yang seharian belum tersentuh dengan makanan padat.
Ia memesan beberapa lauk ringan dengan sepiring nasi serta sambal yang menambah selera makannya hari ini. Setelah menyelesaikan makanannya dan meneguk es teh manis untuk menyapu makanan yang tersisa di mulutnya, ia pun mengembalikan piring kotor pada pelayan warteg. Ia pun bergegas pulang kembali ke gubuknya.
"Alhamdulillah terimakasih Ya Allah atas rejekiMu hari ini" Ucapnya lalu mengingat sesuatu yang ia miliki saat ini yaitu buku harian milik gadis yang kemarin dilihatnya.
Karena rasa penasaran, ia pun memberanikan diri membuka buku diary tersebut dan melihat tiap barisan puisi indah yang tertulis rapi ditiap lembarnya.
"Astaga!" Rupanya orang ini sangat puitis. Sepertinya lumayan nih, jika aku menjadikannya sebuah lagu." Ujarnya sambil tersenyum senang.
Dia pun meraih pena dan lalu menulis setiap not dengan menyesuaikan petikan gitarnya. Dalam satu jam ia sudah menciptakan notasi lagu tersebut dengan lirik dari puisi milik Rhihana.
Lagu itu sangat indah dan sangat menyentuh jika diperdengarkan kepada orang lain.
"Ah mana mungkin aku bisa bebas menyanyikan lagu ini, jika saja pemilik kata-kata ini belum mengetahuinya. Ck, nanti saja aku menyanyikannya setelah mengembalikan buku ini kepada pemiliknya sekalian meminta ijin padanya" Ucap Roby lalu meletakkan gitarnya dan beristirahat di gubuknya di atas pohon tersebut.
Roby dan Rihanna memiliki kehidupan yang berbeda dari segi tingkat sosial. Rihanna yang merupakan seorang gadis yang lahir di keluarga kaya raya sedangkan Roby anak yang dibuang oleh ibunya di panti asuhan karena menghindari aib. Roby yang saat itu berusia sepuluh tahun tidak diadopsi oleh keluarga manapun karena kenakalannya, yang sengaja ia lakukan agar tidak ada satupun yang mau mengodopsinya. Ia yakin suatu saat nanti ibunya akan mengambilnya di panti asuhan tersebut.
Tapi malang bagi Roby, panti asuhan yang ditempatinya telah digusur dan pengelola pantinya pergi entah ke mana. Berkat gitar tua pemberian sang penjaga sekolah saat ia masih mengenyam pendidikan sekolah dasar, ia mampu menghidupi dirinya dengan mengamen.
Sekarang usianya sudah menginjak 16 tahun dan tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, namun ia selalu membaca setiap buku yang dibawa oleh para pemulung yang menjadi sahabatnya dijalanan dengan begitu otaknya setara dengan pelajar SMA tingkat 12.
🌷🌷🌷
Keesokan harinya, Roby sudah berada di depan pintu gerbang sekolah milik Rhihana, sambil menunggu gadis itu keluar menunggu sopir jemputannya, ia pun menengok ke dalam sekolah yang sudah mulai bubar siswanya. Roby sedikit menghindari para siswa yang sudah siap menunggu jemputan mereka.
Tidak lama kemudian Rhihana juga sudah berada di depan pintu gerbang sekolahnya.
Karena sedikit lama, ia pun duduk dengan wajah sedikit tertekuk memikirkan buku diary-nya yang hilang, yang saat ini belum juga ditemukannya.
"Ya Allah, ke mana perginya buku diary itu, jika ada seseorang yang berbaik hati yang mengembalikan buku diary milikku, aku akan menjadikan dia sahabatku jika perempuan, tapi kalau cowok, apa aku jadiin dia kekasihku?" Ucap Rhihana sedikit ragu, gimana nanti kalau orangnya jelek..ih nggak banget deh, tapi kalau nggak bersumpah seperti ini, aku nggak akan mungkin mendapatkan kembali diary milikku." Mata Rhihana mulai berkaca-kaca.
"Selamat siang nona!" Sapa Roby ketika melihat gadis yang kemarin menjatuhkan buku diary-nya, duduk dengan wajah berkabut sedih.
"Siang!" Ucap Rhihana kaget ketika melihat penampilan kumal Roby yang lebih mirip gembel.
"Maaf nona, aku hanya ingin mengembalikan bukumu yang kemarin sempat terjatuh ketika anda hendak masuk ke mobil." Ucap Roby seraya menyerahkan buku diary itu pada Rhihana.
"Alhamdulillah, terimakasih!" Ucap Rhihana lalu meraih bukunya dengan tersenyum senang mendapati bukunya lagi.
Rihanna mengeluarkan uang satu lembar uang merah lalu diberikan kepada Roby." Ini bang buat jajan.
"Maaf aku tidak mengharapkan imbalan, aku hanya ingin mengembalikan milikmu karena itu pasti sangat berharga untukmu." Roby meninggalkan Rhihana namun langkahnya terhenti ketika Rhihana mengucapkan satu kata untuknya.
"Maukah kamu menjadi sahabatku?" Tanya Rhihana.
Roby membalikkan tubuhnya lalu menjawab Rhihana." Apakah kamu tidak jijik dengan orang sepertiku.
"Tidak asalkan kamu mau mengikuti persyaratannya, aku akan dengan senang hati menjadikanmu sebagai sahabatku" Ucap Rhihana tegas.
"Namaku Ana dan siapa namamu?" Tanya Rhihana.
"Roby!" Jawab pengamen ini tanpa menatap wajah Rhihana yang sangat cantik itu.
"Baiklah Roby, jika kamu punya waktu besok temui aku di sini ketika aku pulang sekolah. Apakah kamu mau?" Rihanna mengamati wajah dekil Roby.
"Baik nona!" Ucap Roby senang walaupun ia sedikit ragu dengan ucapan gadis cantik di hadapannya saat ini.
"Aku tinggal dulu ya" Ucap Rhihana kemudian menghampiri mobilnya lalu melambaikan tangannya pada Roby.
Sepeninggal Rhihana, Roby melompat kegirangan karena merasa mendapatkan durian runtuh.
"Mimpi apa aku semalam, sehingga mendapatkan tawaran seorang gadis cantik....oh tidak, apakah dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Ah biarkan saja mengalir apa adanya, toh ini juga belum tahu kebenaran ucapan gadis itu." Robby kembali naik ke atas bus kota untuk meneruskan pekerjaannya sebagai pengamen jalanan.
Roby kembali menenteng gitarnya mengejar bus kota yang sedang berjalan pelan mencari penumpang anak- anak sekolah yang baru bubar.
Dengan semangat membara, Roby meminta ijin pada para penumpang sebelum memainkan gitarnya.
Dengan suara indahnya, ia bernyanyi satu lagu riang melukiskan perasaannya saat ini.
Para penumpang ada yang menikmati lagunya adapula yang cuek dengan pura-pura tidur. Ia terus bernyanyi walaupun tidak tahu berapa rupiah yang akan ia dapat hari ini.
Ia sudah cukup kenyang karena hatinya saat ini sedang berbunga-bunga bertemu dengan wanita cantik selembut Ana.
Lagu itu berhenti, ia mengeluarkan bungkusan bekas plastik permen sebagai wadahnya untuk meminta receh dari penumpang yang masih berada di dalam bis tersebut.
Ada yang memberi dan ada pula yang hanya mengangkat tangan mereka.
"Terimakasih... terimakasih!" Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya setengah hormat lalu turun dari bus kota itu beralih ke bus kota lainnya dengan jurusan yang berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Septi Wariyanti
mampir kak Alhamdulillah vote yg pertama
awal cerita yg indah agak beda dengan novel yg aq baca biasanya semoga kedepannya semakin menarik ya Kaka thor
2022-09-23
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
baru mampir kk🤗👍
2022-03-09
1