3. KEPERGIAN ROBY

Keakraban yang terjalin antara Rhihana dan Roby membawa hubungan mereka dari persahabatan kini berubah menjadi sepasang kekasih.

Setelah tiga bulan bekerja di sebuah Cafe sebagai biduan di tempat tersebut, Roby tidak lagi bersusah payah untuk mengumpulkan receh untuk mengenyangkan perutnya. Kini ia menikmati pekerjaan barunya yang menjadi penyanyi Cafe untuk menghibur para pengunjung cafe tersebut.

Enam bulan waktu berjalan dengan baik, pertemuan Rhihana dan Roby makin intens namun keduanya tetap menjaga sikap, untuk tidak berlebihan dalam melakukan hal-hal terlarang yang biasa dilakukan sepasang kekasih yang dimabuk asmara.

"Ana, aku punya hadiah untukmu." Roby mengeluarkan sebuah kotak yang merupakan jam tangan indah yang dibelinya dari hasilnya sebagai penyanyi Cafe.

"Wah, ini cantik sekali Roby, aku senang banget." Rihanna menatap jam tangan pemberian Roby padanya.

"Maaf aku tidak bisa memberimu barang bermerek, aku hanya bisa beli ini untukmu, insya Allah suatu saat nanti aku akan membelikan barang yang lebih bagus dari ini." Roby tertunduk malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bukan barang yang menjadi standar penilaianku padamu Roby, tapi ini lebih pada ketulusan cintamu yang menjadi barang ini lebih berharga dari pada brand ternama," ucap Rhihana tersenyum manis pada kekasihnya ini.

"Suatu hari nanti aku akan membelikan barang yang lebih bagus dari ini, kalau bisa pesawat jet pribadi. Tapi khayalan aku ini tercapai nggak ya?" Tanya Roby seakan menertawakan dirinya sendiri.

"Roby, jalan hidup manusia itu masih sangat panjang, jika ia bekerja keras pantang menyerah, insya Allah kamu akan mendapatkan apapun yang kamu inginkan. Aku yakin kamu akan membuktikan janjimu itu padaku." Rhihana membesarkan hati Roby agar dia tidak putus asa.

"Rihanna, apakah kamu tidak menyesal bersahabat denganku?" Aku ini hanya pengamen jalanan yang mencari uang di bawah teriknya matahari dan hujan malam yang membasahi tubuhku jika uangku belum cukup untuk membeli segelas teh hangat." Ujar Roby.

"Jika sahabat hanya berdasarkan status orang lain, semua orang pasti akan mundur jika tahu keadaannya. Ada anak orang kaya, melihat gadis miskin dia tidak akan mendekatinya karena tidak selevel dengannya dan sebaliknya anak miskin dia enggan untuk mendekati orang kaya karena baginya akan mendapatkan hinaan semata dari anak orang kaya tersebut. Sedangkan aku padamu tidak melihat itu semua, karena hati kita tulus untuk saling menerima keadaan kita masing-masing." Ucap Rhihana.

"Syukurlah sayang, kamu bisa berpikir seperti itu, kadang orang-orang yang bergelut dengan dunia puisi, intuisinya begitu kuat memahami setiap jiwa, mana yang pantas ia hargai dan mana yang perlu ia ikhlaskan. Kamu sangat hebat Ana, kamu mampu melebur dirimu menjadi apa yang orang inginkan darimu." Roby memuji ketulusan hati kekasihnya ini.

"Roby, aku memiliki segalanya, tapi jiwaku tidak merdeka, aku ingin seperti keluarga lain, ingin seperti teman-temanku yang selalu pulang disambut ibu mereka atau selalu ditanya oleh ayahnya bagaimana dengan pelajaranmu disekolah saat makan bersama. Aku jarang mendapatkan itu." Ungkap Rhihana sedih.

"Mereka ingin sekali seperti apa yang kamu mau Ana, tapi setiap orang tua memiliki alasan mereka masing-masing, entah itu pekerjaan maupun urusan lainnya. Kita belum berada di dunia mereka, bergelut dengan pekerjaan mereka, makanya kita menganggap kurangnya perhatian mereka pada kita. Siapa tahu, saat mereka diam atau saat menjelang tidur, wajah kamu yang terbayang dipikiran mereka. Aku mohon kamu jangan berkecil hati bersyukurlah kamu masih memiliki orangtua, walaupun mereka sibuk tapi mereka selalu sempat memperhatikan kebutuhanmu dan menghubungimu di sela-sela kesibukan mereka." Ucap Roby sambil mengacak-acak rambut rambut Rhihana.

"Aduh ko di acak-acak sih rambut aku, Roby." Rihanna ngambek seraya memperbaiki rambutnya yang berantakan.

"Kamu tetap cantik sayang walaupun penampilanmu berantakan." Ucap Roby dengan menatap wajah cantik Rhihana.

Kali ini, ia memberanikan dirinya menatap wajah sendu itu, wajah yang begitu cantik dengan bibir sensual dan bola mata sayu. Rambut panjang yang hitam legam dan pipi tirus dihiasi hidung mancung kecil menambah daya tarik wanita berusia 16 tahun ini.

"Sayang, mungkinkah suatu saat nanti aku bisa memilikimu?" Ujar Roby.

Roby ingin sekali mengecup bibir Rhihana namun ia sangat takut untuk memulainya karena saat ini usia Ana belum mencapai 16 tahun, apa lagi gadis ini masih duduk di bangku SMP kelas sembilan, walaupun sebentar lagi gadis ini akan menamatkan pendidikannya.

Dari hari ke hari keduanya selalu menghabiskan waktu bersama di apartemen sambil mendendangkan lagu ciptaan Roby. Keduanya selalu hanyut dalam kebersamaan melewati hari mereka yang sepi.

Jika sudah menjelang malam, Rhihana baru meninggalkan apartemen dan kembali ke mansionnya. Sedangkan Roby yang giliran shift malam menghibur para tamu yang menikmati hidangan di cafe tersebut.

Roby selalu membayangkan dirinya bisa mencium Rhihana namun ia tidak tega menodai gadis remaja itu yang sudah sangat baik padanya, walaupun hanya sekedar mencium pipi gadis itu.

Roby benar-benar ingin menjaga gadisnya dengan sangat baik. Tidak butuh waktu yang lama kini keduanya sudah berhubungan sekitar hampir satu tahun.

🌷🌷🌷🌷

Malam itu Roby yang baru pulang dari tempat kerjanya mendengar seseorang sedang berlari menyembunyikan diri di gang sempit sambil menyembunyikan pahanya yang tertembus peluru.

"Tuan, apa yang terjadi pada anda?" Tanya Roby ketika mendekati seorang lelaki yang berusia sekitar 47 tahun sedang menahan sakit di pahanya.

"Tolong saya anak muda, saya tertembak" Ucapnya lalu memberikan ponselnya pada Roby untuk menghubungi seseorang.

"Tolong kamu hubungi kontak dengan nama Vincent. Dia adalah asistenku agar menjemputku di sini." Ucap pria itu dengan terbata-bata.

Roby mengikuti permintaan Tuannya itu, tidak lama kemudian terdengar suara orang yang bicara, Roby segera memberikan ponsel itu pada tuan itu.

"Vicent, jemput aku karena saat ini aku sedang tertembak," ucap tuan tadi.

Tidak lama kemudian datang segerombolan orang menyerang lagi tuan Robert membuat posisi mereka sedikit terdesak.

"Sialan kamu Vicent rupanya kamu mengkhianatiku dan bekerja sama dengan penjahat itu." Ucap Tuan Robert yang kembali mengarahkan pistolnya ke arah para segerombolan penjahat.

"Tuan ikut aku, naik motorku, aku akan menyelamatkan Tuan," ujar Roby lalu mengajak tuan Robert meninggalkan tempat itu dan naik motor miliknya menuju rumah sakit terdekat.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Di saat Rhihana baru merasakan bangku SMA tiba-tiba Roby menghilang begitu saja. Roby hanya meninggalkan sepucuk surat untuknya dan satu buku kumpulan lagu yang di buat oleh laki-laki tampan itu.

"Dear Ana!"

"Mungkin saat ini kamu bingung di mana aku berada, aku tidak bisa memberi tahu dimana keberadaanku, tapi yang jelas aku tidak berada lagi di Indonesia, aku pergi dengan ayah angkatku di negara yang sangat jauh, mungkin benua Eropa tujuan ku kini, aku sendiri belum paham.

Aku janji suatu saat nanti aku akan kembali padamu, jika suatu saat nanti kamu menjadi seorang penyanyi terkenal, nyanyikan lagu ini yang selalu kita dendangkan bersama, dengan lagu ini aku bisa mengenalimu suatu saat nanti. Aku hanya ingin kamu menyanyikan lagu ini untukku.

Terimakasih atas kebaikanmu selama ini padaku, terimakasih untuk semuanya yang kamu berikan padaku... terimakasih cinta, aku janji tidak akan melupakanmu dan selalu setia padamu.

Aku yang mencintaimu

Roby

Rihanna membaca surat itu dengan hati yang sangat sakit, ia tidak menyangka laki-laki itu tega meninggalkannya tanpa pamit langsung padanya.

"Roby!" Apa ini? hanya surat ini kamu merasa sudah paling baik mengucapkan kata perpisahan untukku? bagaimana caranya aku menghubungimu? Ya Tuhan ini sangat membuatku kesal." Rhihana menangisi kepergian Roby di kamar apartemennya.

Semua milik Roby yang pernah diberikan kepada laki-laki itu tidak satupun Roby membawanya. Inilah yang membuat Rhihana begitu bingung mengapa Roby menghilang begitu saja.

"Siapa ayah angkatmu Roby? jika ia membuat kehidupanmu lebih baik, aku akan merelakan kepergianmu, tapi jika ia menyakitimu dan menyulitkan hidupmu, kembalilah padaku Roby karena aku akan setia menantimu.

Rhihana membenamkan wajahnya ke bantal lalu menangis di sana, perpisahan ini sangat menyakitkan dirinya, ia tidak menyangka hanya bersama dengan Roby dalam waktu satu tahun dan semuanya kembali lagi seperti sedia kala, tidak ada sahabat yang bisa ia berbagi apa lagi saat ini, ia sangat membutuhkan Roby karena orangtuanya makin hari makin menghilang dari pandangannya karena sibuk berpergian mengurus urusan bisnis mereka.

Disisi lain, Roby yang masih berada di pesawat bersama dengan tuan Robert yang saat ini sudah mulai sehat setelah satu bulan lalu mengobati pahanya yang tertembus peluru oleh senjata musuh. Roby yang belum mengerti pekerjaan tuan Robert berusaha mengikuti semua permintaan tuan Robert yang mengangkat dirinya menjadi anak sekaligus asisten pribadinya yang menggantikan Vincent yang telah mengkhianati Tuan Robert.

"Roby, kamu akan mendapatkan apapun yang kamu inginkan, karena mulai saat ini kamulah pewarisku," ucap tuan Robert yang merupakan ketua mafia yang berasal dari negara Perancis.

"Apa pekerjaan Tuan dan sekarang kita mau ke mana?" Tanya Roby yang belum paham dengan perkataan Tuan Robert.

"Dengar Roby, aku tidak memiliki keturunan karena aku tidak pernah menikah, aku pernah memiliki seorang gadis namun sayang ia membuang anakku entah di mana, aku sudah menyelidiki di mana keberadaan putraku sampai ke negara Indonesia namun itu juga hasilnya nihil. Tapi bertemu denganmu sudah mengobati kekecewaanku yang tidak bisa menemukan anak kandungku. Apakah kamu bersedia menjadi putraku Roby?" Tuan Robert tersenyum melihat Roby seakan menyukainya.

"Terimakasih Tuan, tapi aku bukan orang yang tepat untuk kamu jadikan pewaris karena aku tidak mengenyam pendidikan tinggi seperti kebanyakan anak-anak lain, hidupku sendiri hanya sebagai pengamen jalanan sampai akhirnya...?" Roby menghentikan kata-katanya, ia tidak ingin menyebutkan kebaikan Rhihana untuk berjaga-jaga agar tuan Robert tidak menyakiti gadisnya. Bagaimanapun juga Ia belum sepenuhnya mengenal tuan Robert.

"Aku jamin saat kamu tiba di Paris Perancis, kamu tidak akan kekurangan apapun. Semua pelayan dan juga pengawalku akan melayani semua kebutuhanmu, kamu cukup perintahkan saja mereka, mereka akan menuruti permintaanmu." Ucap Tuan Robert.

Terpopuler

Comments

Septi Wariyanti

Septi Wariyanti

kasian ana tp percayalah author pasti akan mempertemukan kalian kembali

2022-09-23

1

Septi Wariyanti

Septi Wariyanti

saya merasa alur nya terlalu cepat, mungkin Roby adalah anak dari tuan Robert yg di buang, memang ikatan darah tk bisa berbohong ya Thor

2022-09-23

1

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

sakit tak berdarah ditinggal saat lagi sayang²nya🥺🥺

2022-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!