Bangkitnya Wanita Terhina

Bangkitnya Wanita Terhina

1. santapan pagi Siti

"Ti nanti pulang kerja beli minyak goreng ya sekalian sama gula." Ucap Bu Lastri di suatu pagi.

"Ada lagi Bu?" Tanya Siti

"Nggak, itu aja."

"Kalau gitu aku berangkat kerja dulu ya." Ucap Siti mencium punggung tangan sang ibu.

Siti Rusdiana seorang wanita yang tidak cantik, tidak seksi dan tidak ada apapun yang bisa dibanggakan oleh wanita itu secara fisik. Jika dilihat sekilas memang Siti tidak mempunyai keistimewaan apapun, ia memiliki badan yang sangat gemuk, jerawat dimana-mana, kulit yang coklat cenderung gelap, rambut yang keriting dan tinggi badan yang tak seberapa.

Tak pernah ada pujian yang mampir di telinganya, sebaik apapun ia bersikap tidak pernah ada kata-kata yang baik untuknya. Setiap hari hanya hinaan yang ia dapat, bahkan adik perempuan satu-satunya juga ikut membenci Siti karena fisiknya.

Telinga Siti sudah kebal dengan cacian para tetangga yang tak ada habisnya. Rasanya tidak membicarakan fisik Siti tidak bisa tidur dengan nyenyak dan tidak bisa makan dengan enak.

Setiap mendengarkan kalimat buruk dari orang Siti hanya diam, memang hanya itu yang bisa ia lakukan. Menjawab pun rasanya tidak akan mampu membungkam mulut mereka. Yang bisa Siti lakukan cukup menutup telinga dengan kedua tangannya.

Siti mempunyai adik perempuan yang bernama Tini. Adik satu-satunya itu juga sudah bekerja sebagai di toko emas yang tak jauh dari rumahnya. Fisik Siti dan Tini sangat berbeda jauh, entah apa yang membuatnya beda, sampai sekarangpun masih menjadi misteri untuk semua orang. Siti dan Tini tumbuh dengan cara yang sama, mereka memakan makanan yang sama, orang tua sama, pendidikan sama, hanya keberuntungan saja yang tidak.

Jika Siti mempunyai tubuh yang sangat gemuk, berbeda dengan Tini. Tini mempunyai tubuh yang ideal, kulit yang sedikit putih dan wajah yang mulus tanpa cacat, rambutnya pun lurus dan hitam padahal Tini pun tidak melakukan perawatan yang mahal. Jangankan untuk perawatan mahal, untuk membeli apa yang diinginkan saja ia harus menabung berbulan-bulan.

Tini sama dengan yang lain. Ia selalu mengolok-olok kakaknya, ia sangat membenci Siti karena fisiknya. Menurut Tini, Siti wanita pembawa sial, ia adalah kutukan bagi keluarganya.

"Mbak kenapa sih nggak pergi jauh aja dari sini, mbak itu bawa sial buat aku. Temen-temenku yang tahu aku punya kakak kayak mbak pada menjauh dari aku. Semua teman dekat aku yang hampir jadi pacar aku juga memutuskan untuk pergi dari hidup aku karena mbak. Mereka takut nanti keturunan yang aku lahirkan malah punya fisik yang kayak mbak. Mbak tuh kutukan tahu nggak. Kalau begini terus bisa-bisa aku juga kayak mbak, nggak menikah seumur hidup. Mana ada laki-laki yang mau menikahi mbak kalau punya fisik begitu, kalau Mbak terus-terusan disini nggak ada laki-laki yang mau deketin aku mbak." Ucap Tini di suatu hari.

Siti hanya diam menunduk mendengar Tini yang mengeluarkan keluh kesahnya. Dalam hati Siti sakit hati mendengar adiknya mengolok-olok nya. Namun disisi lain memang yang dikatakan Tini ada benarnya. Siti tak mau semua orang menjauhi Tini karena dirinya. Ia tak rela jika Tini dijauhi oleh semua pria karena punya kakak yang buruk rupa sepertinya. Rasa percaya diri Siti sudah terkikis habis oleh orang-orang sekitarnya. Sudah tidak ada harapan hidup untuk bahagia, ia hidup hanya menunggu kematian yang kapan saja datang. Disaat masa itu sudah datang adakah orang yang menangisinya, atau justru mereka akan bahagia karena pembawa sial di keluarganya telah tiada. Pikiran itulah yang sering terlintas di pikiran Siti karena tak mendapat dukungan dari siapapun, kecuali orangtuanya.

Orang tua Siti masih lengkap dan sehat. Ibunya yang bernama Lastri berdagang kue di pasar, jika dagangannya tak habis di pasar maka ia akan berkeliling desa untuk menjajakan dagangannya. Sedangkan bapak Lastri yang bernama Rusdi bekerja sebagai tukang ojek.

Penghasilan mereka yang tak menentu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari hari. Sedangkan untuk kebutuhan besar lainnya ditanggung oleh Siti. Tini? Ia hanya menanggung kebutuhannya sendiri, jika hanya mempunyai uang lebih Tini akan membantu kebutuhan sehari-hari.

Meskipun bukan lahir dari keluarga kaya, Siti bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka. Mereka orang tua yang baik dan bijak, hanya mereka di dunia ini yang tidak membenci Siti. Tidak pernah membicarakan apalagi mengolok-olok Siti dengan kekurangannya. Orang tua Siti hanya bisa memberi semangat untuk Siti agar kuat menghadapi ujiannya.

"Ini ujian ti, ujian buat kamu dan kita sebagai orang tua. Kamu tetap anak kami, kamu darah daging kami. Bagaimanapun bentuk dan rupa kamu orang tidak berhak menghina kamu. Kamu juga tidak berhak membalas ucapan mereka. Biarkan Tuhan yang membalasnya. Menghina fisikmu sama saja menghina Tuhan, karena kamu juga ciptaan Tuhan. Tidak semudah ucapan memang. Tapi kamu harus ingat ucapan bapak ini di manapun kamu berada dan di hina seperti apapun kamu, tetap percaya pada Tuhan, berdoa padaNya, supaya kita dikasih hati yang lapang, sabar, ikhlas. Karena hanya itulah yang akan membungkam mulut mereka nantinya." Ucap pak Rusdi pada anaknya.

Hanya itulah yang menjadi pedoman hidup Siti, kata-kata yang paling menyejukkan hati selama hidupnya. Ia hanya berteman dengan kedua orangtuanya. Tak ada orang lain yang mau bergaul dengannya. Ia tak mementingkan itu, baginya diterima bekerja disebuah toko sudah lebih dari cukup, setidaknya ia menghasilkan uang untuk membantu kedua orangtuanya.

Siti langsung mengerjakan pekerjaannya begitu sampai di toko, seperti biasa. Ia akan membersihkan toko tersebut terlebih dahulu, menyapu lantai membersihkan etalase dan menata ulang barang-barang yang sekiranya perlu ditata. Selebihnya hanya duduk serta melayani pembeli yang berdatangan.

Sedang asyik-asyiknya duduk di depan toko Siti dikejutkan dengan kedatangan pak Bram, pemilik toko tempat Siti bekerja.

"Ti, saya mau ngomong. Masuk." Ucap pak Bram dengan wajah serius

Siti berjalan mengikuti pak Bram dengan hati yang berdebar. Ia berpikir kesalahan apa yang ia buat sampai pak Bram yang jarang berbicara dengannya, mengucap kata serius seperti itu.

Siti duduk di seberang pak Bram dengan meja yang menjadi pemisah mereka.

"Ti, kontrak saya di ruko ini sudah mau habis. Kamu lihat sendiri kan, kamu sudah bekerja disini selam tujuh tahun. Tapi lihat, toko saya masih jalan di tempat. Nggak kunjung ramai pembeli. Jadi saya putuskan untuk tidak memperpanjang kontrak disini. Saya mau pindah ke pusat kota saja. Jadi maaf sekali, saya tidak bisa memperkerjakan kamu lagi."

Siti syok dengan penuturan pak Bram, harus dimana lagi ia mencari pekerjaan setelah ini. Dengan pendidikan yang hanya lulusan SMA dan fisik yang membuat percaya dirinya terkikis habis, dan statusnya yang sebentar lagi akan menjadi pengangguran benar-benar membuat Siti benar-benar tak berguna.

"Kapan bapak pindah?" Tanya Siti dengan suara lemah

"Nanti siang saya sudah mulai memindahkan semua barang ti. Lusa kemungkinan saya sudah tidak disini."

"Jadi hari ini saya terakhir bekerja?"

Pak Bram mengangguk. "Ini gaji terakhir kamu. nanti jam satu siang kamu bisa pulang.

Siti menatap nanar amplop di depannya. Amplop terakhir, pikirnya. Setelah ini para tetangga akan mendapat bahan baru untuk menggunjing Siti, status pengangguran yang akan disandang membuat penderitaannya menjadi paket komplit.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

kasian Siti 😢😢

2022-08-01

0

Juriah Cambai

Juriah Cambai

tak ada satupun wanita di dunia ini yg mau terlahir dengan fisik yg tak memenuhi standarisasi.
cantik itu relatif,tapi cantik dari dalam itu lbih baik menurut saya pribadi 🙏.
Siti,lapangkanlah dadamu yg seluas²nya.
hanya dengan cara itu kita sebagai wanita yg tak diinginkan,bisa bertahan dari cercaan dan hinaan.

2022-07-04

2

niktut ugis

niktut ugis

Tini minta di pakaikan lipstik cabe bibirnya ...nyakin Allah maha segala galanya ya Siti

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. santapan pagi Siti
2 2. pengangguran
3 3. keinginan Siti
4 4. ada perubahan
5 5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6 6. tawaran baru
7 7. ke kota
8 8. bertemu orang baru
9 9. gym
10 10. hadiah dari Siti
11 11. semakin percaya diri
12 12 lempar gombal
13 13. tawaran pekerjaan baru
14 14. saran terbaik
15 15. adu mulut
16 16. memulai mimpi Siti
17 17. pulang kampung
18 18. sindiran
19 19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20 20. kembali
21 21. bertengkar untuk pertama kalinya
22 22. lamaran
23 23. Siti bimbang
24 24, sakit
25 25. duduk di pelaminan
26 26. ketika mangkok dan sendok beradu
27 27. bertengkar lagi
28 28. resign
29 29. mantan
30 30. kecelakaan
31 31. tanggungjawab
32 32. bermalam
33 33. hamil
34 34. bibit pelakor
35 35. kejutan untuk Mawar
36 36. Bu Lia vs Mawar
37 37. Arga
38 38. noda
39 39. peringatan
40 40. Mawar tak jera
41 41. reuni keluarga Brata
42 42. pertemuan Mawar dan Arga
43 43. menyesal atau tidak?
44 44. Siti di culik
45 45. Mawar dan Arga panen
46 46. Pebinor
47 47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48 48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49 49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50 50. koma
51 51. Arga kembali
52 52. Cari istri lagi
53 53. sarapan
54 54. Berkunjung ke kampung
55 55. Ruqyah
56 56. Clara
57 57. Kejutan
58 58. lupa waktu
59 59. Ayah
60 60. Mendadak pulang kampung
61 61. Pergi dan tak kembali
62 62. Pencapaian Siti
63 63. hadiah untuk wanita kuat
64 64. Akhir kisah Siti
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. santapan pagi Siti
2
2. pengangguran
3
3. keinginan Siti
4
4. ada perubahan
5
5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6
6. tawaran baru
7
7. ke kota
8
8. bertemu orang baru
9
9. gym
10
10. hadiah dari Siti
11
11. semakin percaya diri
12
12 lempar gombal
13
13. tawaran pekerjaan baru
14
14. saran terbaik
15
15. adu mulut
16
16. memulai mimpi Siti
17
17. pulang kampung
18
18. sindiran
19
19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20
20. kembali
21
21. bertengkar untuk pertama kalinya
22
22. lamaran
23
23. Siti bimbang
24
24, sakit
25
25. duduk di pelaminan
26
26. ketika mangkok dan sendok beradu
27
27. bertengkar lagi
28
28. resign
29
29. mantan
30
30. kecelakaan
31
31. tanggungjawab
32
32. bermalam
33
33. hamil
34
34. bibit pelakor
35
35. kejutan untuk Mawar
36
36. Bu Lia vs Mawar
37
37. Arga
38
38. noda
39
39. peringatan
40
40. Mawar tak jera
41
41. reuni keluarga Brata
42
42. pertemuan Mawar dan Arga
43
43. menyesal atau tidak?
44
44. Siti di culik
45
45. Mawar dan Arga panen
46
46. Pebinor
47
47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48
48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49
49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50
50. koma
51
51. Arga kembali
52
52. Cari istri lagi
53
53. sarapan
54
54. Berkunjung ke kampung
55
55. Ruqyah
56
56. Clara
57
57. Kejutan
58
58. lupa waktu
59
59. Ayah
60
60. Mendadak pulang kampung
61
61. Pergi dan tak kembali
62
62. Pencapaian Siti
63
63. hadiah untuk wanita kuat
64
64. Akhir kisah Siti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!