2. pengangguran

"Tumben ti, jam segini udah pulang?" Tanya Bu Lastri seraya menyetrika baju tetangganya. Pekerjaan sampingan yang ia lakukan beberapa hari sekali. Apapun ia lakukan untuk memenuhinya kebutuhan sehari-hari keluarga.

"Toko pak Bram mau pindah ke kota Bu. Masa kontraknya disini sudah habis dan pak Bram tidak memperpanjang kontraknya lagi. Ini gaji terakhirnya aku Bu." Ucap Siti menyodorkan amplop coklat

"Jadi hari ini terakhir kamu kerja?"

"Iya Bu." Jawab Siti lemas. "Orang-orang akan semakin senang membicarakan aku Bu. Mereka punya bahan baru untuk menghinaku."

"Ngapain mikirin omongan orang sih ti. Kamu jangan mikir bakal jadi pengangguran. Kamu bisa bantu ibu jualan kue. Kamu keliling ke desa sebelah pakai sepeda ibu. Kamu mau?"

"Mau Bu. Aku bisa sambil cari kerjaan barangkali ada yang cocok buat aku."

*

Pukul 5 sore. Tini tengah duduk santai dengan seorang laki-laki yang diperkirakan usianya tak terpaut jauh dengannya di kedai dekat tempat ia bekerja. Tini sangat berharap pria ini pria terakhir yang mendekatinya. Besar harapannya untuk segera menikah tanpa melihat kekurangan keluarganya.

Pria itu bernama Haris, pria 27 tahun yang merantau ke kota untuk merubah nasibnya. Ia bekerja di sebuah pabrik sepatu di pinggiran kota yang jaraknya sekitar 5 km dari desa Tini.

Haris mengenal Tini melalui sosial media dan berlanjut hingga sekarang. Sudah 6 bulan sejak pertama kali bertemu pria ini belum mengubah statusnya dari teman menjadi pacar.

Sebenarnya ada ketakutan di diri Tini akan latar belakang keluarganya. Memang tidak ada yang bertingkah buruk atau kriminal di silsilah keluarganya, namun kakaknya lah yang menjadi sebab ketakutan Tini.

Tini takut jika Haris mengetahui ia punya kakak yang buruk rupa, laki-laki itu akan kabur seperti yang sudah-sudah.

"Tin, aku mau ngomong serius sama kamu." Ucap Haris dengan mimik yang tak kalah serius

"Ngomong aja mas." Ucap Tini deg deg an.

"Aku nggak mau pacaran sama kamu. Aku mau kita langsung lamaran aja. Kamu mau aku ajak pulang kampung ke desa ku?"

Deg deg deg

Mungkin Haris kini tengah mendengar dentuman besar dari detak jantung Tini. Baru kali ini ia dilamar oleh seseorang secara langsung tanpa melalui proses pacaran.

"Kita baru kenal 7 bulan. Nggak terlalu cepat kah buat kita?"

"Nggak. Mungkin nggak cukup untuk mengenal sifat dasar masing-masing. Tapi selama hubungan kita begini terus sifat dasar kita nggak akan pernah ketahuan. Karena ya memang kita hanya menampakkan yang baik-baik saja, buruknya nggak. Iya kan? Nanti setelah aku bawa kamu ke keluarga ku dan bapak ibuku setuju, baru aku datang ke rumah kamu buat ngomong sama bapak ibu mu. Gimana?"

"Tapi mas aku...aku belum siap memperkenalkan kamu sama keluarga ku. Karena..Karena aku..aku ini keluarga biasa aja mas, bukan kalangan orang yang mampu." Kilah Tini, urung menceritakan tentang kakaknya.

"Terus hubungannya sama aku mau ngelamar kamu apa? Apa kamu berpikir kalau aku tahu kamu orang miskin aku ninggalin kamu? Kok kamu jadi mikirnya begitu?"

"Bukan...bukan itu maksud aku mas. Ya udah aku mau diajak ke kampung kamu. Kapan?"

"Ntar dulu, nanti aku kabari kalau mau pulang."

Tini sangat senang mendengar Haris yang berniat menjalin hubungan yang lebih serius tanpa basa-basi. Namum di hati Tini juga terselip ketakutan akan hadirnya Siti.

Pukul setengah 7 malam kedua sejoli ini memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Tini berencana akan membicarakan hal penting ini dengan bapak ibunya sesampainya di rumah. Tini melihat ibunya yang tengah sibuk membuat kue untuk ia jual besok subuh di pasar.

"Mbak Siti mana Bu?" Tanya Tini yang tak melihat batang hidung Siti di dapur.

"Cari tambahan bahan kue. Mbak mu udah nggak kerja di toko pak Bram. Tokonya besok mau pindah ke pusat kota. Jadi mbak mu mulai besok pagi keliling buat menjajakan kue ibu."

"Apa? Mbak Siti udah nggak ada penghasilan lagi? Mbak Siti pengangguran?"

"Kan ibu udah bilang tadi kalau Mbak mu bantuin ibu jualan kue. Masak kayak gitu namanya pengangguran."

"Ya maksud aku mbak Siti nggak punya penghasilan tambahan ibu. Makin benci lah aku sama dia. Benar-benar nggak berguna hidup dia. Cuma nyusahin aja." Ucap Tini kesal seraya berjalan menuju kamarnya

Hancur sudah rencana Tini untuk membicarakan soal Haris. Mood nya sudah hancur dengan kabar terbaru kakaknya yang menjadi pengangguran. Bagi Tini, membantu ibunya bukanlah hal pekerjaan yang menghasilkan uang tambahan. Karena uang itu nantinya digunakan untuk modal membuat kue lagi. Keuntungan yang tak seberapa hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kamu dibiarin kok makin ngelunjak ya tin. Udah berapa kali ibu bilang, Siti itu mbak mu. Kenapa kamu sebenci itu hanya karena fisiknya. Kamu pikir mbak mu mau begitu? Kamu ini keluarga bukannya ngasih dukungan malah kayak orang lain ikut menghujat." Omel Bu Lastri dari dapur

"Terus belain aja itu si perempuan pembawa sial. Gara-gara dia banyak laki-laki yang kabur buat deket sama aku. Mereka jijik lihat dia."

"Ya itu cara Tuhan buat nunjukin ke kamu kalau mereka nggak baik buat kamu. Kamunya aja yang kurang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Jangan salahin mbak mu terus. Jangan merasa kamu yang paling benar. Apa kamu merasa dengan fisik mu itu kamu sudah sempurna?" Cerca Bu Lastri.

Ia dan suaminya sudah ratusan kali memberi nasihat pada anak bungsunya itu untuk tidak menyalahkan Siti atau menghubung-hubungkan segala sesuatu yang terjadi pada hidupnya dengan fisik Siti. Namun karena memang kebencian itu sudah mengakar dalam dirinya, ia tak bisa berhenti menyalahkan kakaknya itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

heran sama si Tini ... secantik apa sih kamu tin .. kok kelewatan betul sama siti

2022-08-01

0

niktut ugis

niktut ugis

Weh Tini merasa paling

2022-03-31

0

Ayuk Mis

Ayuk Mis

baru mampir thor

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. santapan pagi Siti
2 2. pengangguran
3 3. keinginan Siti
4 4. ada perubahan
5 5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6 6. tawaran baru
7 7. ke kota
8 8. bertemu orang baru
9 9. gym
10 10. hadiah dari Siti
11 11. semakin percaya diri
12 12 lempar gombal
13 13. tawaran pekerjaan baru
14 14. saran terbaik
15 15. adu mulut
16 16. memulai mimpi Siti
17 17. pulang kampung
18 18. sindiran
19 19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20 20. kembali
21 21. bertengkar untuk pertama kalinya
22 22. lamaran
23 23. Siti bimbang
24 24, sakit
25 25. duduk di pelaminan
26 26. ketika mangkok dan sendok beradu
27 27. bertengkar lagi
28 28. resign
29 29. mantan
30 30. kecelakaan
31 31. tanggungjawab
32 32. bermalam
33 33. hamil
34 34. bibit pelakor
35 35. kejutan untuk Mawar
36 36. Bu Lia vs Mawar
37 37. Arga
38 38. noda
39 39. peringatan
40 40. Mawar tak jera
41 41. reuni keluarga Brata
42 42. pertemuan Mawar dan Arga
43 43. menyesal atau tidak?
44 44. Siti di culik
45 45. Mawar dan Arga panen
46 46. Pebinor
47 47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48 48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49 49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50 50. koma
51 51. Arga kembali
52 52. Cari istri lagi
53 53. sarapan
54 54. Berkunjung ke kampung
55 55. Ruqyah
56 56. Clara
57 57. Kejutan
58 58. lupa waktu
59 59. Ayah
60 60. Mendadak pulang kampung
61 61. Pergi dan tak kembali
62 62. Pencapaian Siti
63 63. hadiah untuk wanita kuat
64 64. Akhir kisah Siti
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. santapan pagi Siti
2
2. pengangguran
3
3. keinginan Siti
4
4. ada perubahan
5
5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6
6. tawaran baru
7
7. ke kota
8
8. bertemu orang baru
9
9. gym
10
10. hadiah dari Siti
11
11. semakin percaya diri
12
12 lempar gombal
13
13. tawaran pekerjaan baru
14
14. saran terbaik
15
15. adu mulut
16
16. memulai mimpi Siti
17
17. pulang kampung
18
18. sindiran
19
19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20
20. kembali
21
21. bertengkar untuk pertama kalinya
22
22. lamaran
23
23. Siti bimbang
24
24, sakit
25
25. duduk di pelaminan
26
26. ketika mangkok dan sendok beradu
27
27. bertengkar lagi
28
28. resign
29
29. mantan
30
30. kecelakaan
31
31. tanggungjawab
32
32. bermalam
33
33. hamil
34
34. bibit pelakor
35
35. kejutan untuk Mawar
36
36. Bu Lia vs Mawar
37
37. Arga
38
38. noda
39
39. peringatan
40
40. Mawar tak jera
41
41. reuni keluarga Brata
42
42. pertemuan Mawar dan Arga
43
43. menyesal atau tidak?
44
44. Siti di culik
45
45. Mawar dan Arga panen
46
46. Pebinor
47
47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48
48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49
49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50
50. koma
51
51. Arga kembali
52
52. Cari istri lagi
53
53. sarapan
54
54. Berkunjung ke kampung
55
55. Ruqyah
56
56. Clara
57
57. Kejutan
58
58. lupa waktu
59
59. Ayah
60
60. Mendadak pulang kampung
61
61. Pergi dan tak kembali
62
62. Pencapaian Siti
63
63. hadiah untuk wanita kuat
64
64. Akhir kisah Siti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!