5. semangat yang sedang di ubun-ubun

Sudah dua bulan siti melakukan perawatan mandiri pada wajahnya. Ia bersyukur lantaran jerawat yang pernah muncul kini hilang meskipun sedikit meninggalkan bekas.

Ditengah fokusnya memperbaiki wajahnya ia berniat ingin mengurangi berat badannya yang mencapai 80kg. Siti teringat beberapa tahun lalu, ia melakukan diet yang salah. Kali ini ia tak mau melakukan hal yang salah untuk kedua kalinya. Ia berencana akan diet sehat.

Siti mulai searching melalui ponselnya. Ia mencari-cari bagaimana cara diet sehat, apa saja yang harus ia lakukan, apa saja yang harus ia makan. Meskipun memakan waktu yang lama Siti akan tetap mencoba, semangatnya sedang di ubun-ubun melihat perubahan pada wajahnya.

Siti mencatat apa saja yang harus ia lakukan untuk diet sehat, ia memilih cara yang tak memberatkannya.

***

"Eh lihat deh, wajah Siti udah agak mendingan dari pada dulu. Udah sedikit lebih bersih meskipun masih hitam." Bisik tetangga yang tengah menggosip di depan rumah.

Siti mendengarnya, namun ia diam saja. Ia tak mau ambil pusing dengan omong mereka. Sakit hati Siti yang menumpuk membuat setan di dalam diri Siti menghasutnya. Ia bertekad dalam hati untuk berubah secara total, jika ia sudah berhasil mencapai apa yang ia mau maka ia akan membungkam mulut mereka dengan caranya.

Ia mulai mengayuh sepeda di jalan. Saat di gang yang sempit ia bertemu dengan budhenya yang bekerja di kota.

"Budhe Janah, kapan pulang." Tanyanya

"Eh Siti, baru kemarin ti. Kamu jualan kue? Nggak kerja di toko depan gang lagi?" Tanya budhe Janah

"Nggak budhe. Udah pindah ke kota, jadi aku bantuin ibu jualan kue."

"Oh gitu. Ya udah budhe beli dong kuenya."

Setelah selesai memilih kue yang diinginkan budhe Janah pamit karena ada keperluan. Siti pun melanjutkan perjalanannya menjajakan dagangannya.

**

"Mas nanti setelah menikah kita tinggal dimana? Kos kamu apa rumah aku?" Tanya Tini pada Haris. Mereka tengah menikmati makan siang di sebuah kedai.

"Kalau tinggal di kos aku, apa orangtuamu nggak keberatan? Kan kamu nggak ada saudara." Tanyanya balik

Tini memang tak mengenalkan Siti pada Haris saat ia datang ke rumahnya. Orangtuaku pun tak membahas Siti, lantaran memang mereka fokus pada perbincangkan soal Haris yang akan mengajak Tini bertandang ke rumah pria itu.

Siti pun sudah mengatakannya bahwa ia sangat ikhlas jika ia dilangkahi oleh adiknya. Siti tak mau jika Tini telat menikah hanya karena dirinya.

"Nggak masalah. Bapak sama ibu pasti ngerti. Nanti biar aku yang bicara pelan-pelan sama mereka." Jawab Tini

Ia akan setuju jika Haris mengajaknya untuk tinggal di kos. Ia tak mau jika Haris tau tentang Siti. Mungkin cepat atau lambat kebohongan ini akan terungkap juga, namun Tini tak mau jika hadirnya Siti terungkap sekarang. Ia tak mau Haris meninggalkannya bahkan sebelum mereka menikah.

*

Di jam yang masih siang terlihat pak Rusdi sudah pulang ke rumah.

"Kok tumben pak? Nggak enak badan?" Tanya Bu Lastri yang menyambut kedatangan pak Rusdi

"Iya, bapak pusing, meriang. Bapak mau istirahat dulu Bu." Ucapnya berjalan masuk rumah dan menuju kamar.

Bu Lastri langsung saja menuju dapur, ia membuatkan teh hangat untuk pak Rusdi.

"Pak minum dulu tehnya. Biar enakan." Ucap Bu Lastri menyodorkan segelas teh hangat

Entah mengapa pak Rusdi beberapa bulan terakhir sering sakit, sering mengeluh tak enak badan, bahkan ia juga sering pulang di siang hari lantaran tak kuat menahan pusingnya yang sering datang dan pergi.

**

Keesokan harinya Siti mulai melakukan program dietnya. Ia banyak mengonsumsi buah dan sayur, mengonsumsi yogurt dan makanan penunjang lainnya untuk menurunkan berat badannya

Tini yang melihat itu hanya menatapnya sinis, saking bencinya siti pada kakaknya apapun yang ia lakukan salah di mata Tini. Meskipun ia tahu Siti sedang melakukan perubahan dalam dirinya, tapi itu tak membuat Tini menjadi simpati atau minimal respect pada sang kakak.

Kebencian Tini sudah mengakar dalam dirinya, jika saja ia bisa memilih keluarga, Tini pasti tak mau punya kakak seperti Siti. Apalagi beberapa waktu lalu pak Rusdi melayangkan tamparan di pipinya hanya karena membela Siti si buruk rupa, wanita si pembawa sial dan sumpah serapah lainnya.

Siti tahu Tini sedang memperhatikannya, Siti menyadari tatapan mata Tini yang tak sedap dipandang, tapi ia masa bodo. Siti tak peduli orang akan melihatnya bagaimana, ia harus fokus pada tujuannya, memang tak mudah merubah takdir tapi jika ia bisa merubahnya meskipun dengan langkah yang tertatih-tatih, kenapa tidak?

"Mbak lagi makan menu diet ya?" Tanya Tini membuka obrolan, lebih tepatnya membuka jalan untuk membuat ungkapan yang akan membuat Siti tak percaya diri untuk meneruskan program dietnya

"Iya tin. Biar kamu nggak malu punya kakak kayak mbak."

Tini tersenyum, namun senyumnya lebih tepat seperti penghinaan. "Udah terlanjur bikin malu mbak. Udah telat kalau mau berubah, kamu pikir merubah fisik kamu yang buruk rupa itu makan waktu yang sebentar? Nggak mbak. Pasti lama, bertahun-tahun. Mbak nanti bisa seksi tapi udah tua." Ucap Tini tertawa

Siti tak menanggapi, ia memilih pergi ke kamarnya. Tak apa adiknya menghinanya habis-habisan sekarang, tapi lihat saja apa yang akan terjadi jika ia benar-benar berhasil merubah dirinya, pikir wanita gemuk itu.

Hinaan Tini lah yang membuat Siti menjadi lebih semangat untuk berubah, sakit hati terhadap adiknya lah yang membuat jiwa setan di diri Siti semakin menguasai dirinya. Jika ia mendapat hinaan dari orang lain wajar, tapi jika adiknya sendiri yang selalu menghina bahkan lebih parah dari para tetangga, maka Siti tak mewajarkan itu.

*

Selama dua minggu ini Siti masih konsisten dengan program nya. Ia masih mengonsumsi makanan yang membuat berat di tubuhnya berkurang.

Pagi itu ia mencoba menimbang berat badannya. Siti membelalakkan matanya tak percaya, selama dua minggu ternyata berat badannya turun 2kg. Sedikit memang, tapi tak apa setidaknya ada penurunan, daripada tidak menghasilkan sama sekali kan? Pikirnya.

Siti adalah salah orang yang pandai bersyukur, itulah nilai plus nya Siti yang tak diketahui oleh banyak orang. Meskipun hidup dengan hinaan, caci maki, masih saja ada hal yang membuat ia bersyukur. Semangat Siti semakin membabi buta, ia sangat bahagia dengan perubahan kecil di dirinya, wajah yang sudah mulai bersih, berat badan yang berkurang, memang tak mudah tapi ia bisa, pikir wanita itu.

Siti berjalan ke dapur dengan semangat yang baru.

"Udah siap Bu kuenya?." Tanya Siti begitu sampai dapur

"Udah nih. Wah wajah anak ibu sudah mulai bersih, masih ada jerawat tapi dikit aja itu." Ucap Bu Lastri senang dengan perubahan Siti

"Alhamdulillah Bu, berat badan aku juga udah turun 2kg. Lumayan kan bu, kalau aku tetap rajin sama program diet ku pasti aku bisa kurus Bu." Jawab Siti senang.

"Iya nak. Jangan terlalu kurus juga tapi, jangan kebablasan kurusnya, jelek juga itu." Saran bu Lastri

"Iya Bu. Aku berangkat dulu ya Bu. Assalamualaikum." Ucap Siti mencium punggung tangan sang ibu.

"Waalaikumsalam. Hati-hati."

Tini yang tak sengaja mendengar obrolan singkat kakak dan ibunya hanya menanggapi dengan senyum meremehkan.

"Lihat saja, apa dia akan konsisten dengan program dietnya itu, ntar sebulan dua bulan juga udah nyerah dia." Batin Tini meledek

Bersambung

Terpopuler

Comments

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

adik durjana

2022-03-30

0

💋ShasaVinta💋

💋ShasaVinta💋

mantep ti' semangat

2022-03-30

0

Bet Ry

Bet Ry

takdir tak bisa dirobah oleh manusia, karena tu adalah ketetapan ALLAH..
manusia hanya bisa berubah nasibnya dg usaha dan do'a..
bedakan antara takdir dengan nasib.. jangan disama ratakan..

2022-03-21

2

lihat semua
Episodes
1 1. santapan pagi Siti
2 2. pengangguran
3 3. keinginan Siti
4 4. ada perubahan
5 5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6 6. tawaran baru
7 7. ke kota
8 8. bertemu orang baru
9 9. gym
10 10. hadiah dari Siti
11 11. semakin percaya diri
12 12 lempar gombal
13 13. tawaran pekerjaan baru
14 14. saran terbaik
15 15. adu mulut
16 16. memulai mimpi Siti
17 17. pulang kampung
18 18. sindiran
19 19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20 20. kembali
21 21. bertengkar untuk pertama kalinya
22 22. lamaran
23 23. Siti bimbang
24 24, sakit
25 25. duduk di pelaminan
26 26. ketika mangkok dan sendok beradu
27 27. bertengkar lagi
28 28. resign
29 29. mantan
30 30. kecelakaan
31 31. tanggungjawab
32 32. bermalam
33 33. hamil
34 34. bibit pelakor
35 35. kejutan untuk Mawar
36 36. Bu Lia vs Mawar
37 37. Arga
38 38. noda
39 39. peringatan
40 40. Mawar tak jera
41 41. reuni keluarga Brata
42 42. pertemuan Mawar dan Arga
43 43. menyesal atau tidak?
44 44. Siti di culik
45 45. Mawar dan Arga panen
46 46. Pebinor
47 47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48 48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49 49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50 50. koma
51 51. Arga kembali
52 52. Cari istri lagi
53 53. sarapan
54 54. Berkunjung ke kampung
55 55. Ruqyah
56 56. Clara
57 57. Kejutan
58 58. lupa waktu
59 59. Ayah
60 60. Mendadak pulang kampung
61 61. Pergi dan tak kembali
62 62. Pencapaian Siti
63 63. hadiah untuk wanita kuat
64 64. Akhir kisah Siti
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. santapan pagi Siti
2
2. pengangguran
3
3. keinginan Siti
4
4. ada perubahan
5
5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6
6. tawaran baru
7
7. ke kota
8
8. bertemu orang baru
9
9. gym
10
10. hadiah dari Siti
11
11. semakin percaya diri
12
12 lempar gombal
13
13. tawaran pekerjaan baru
14
14. saran terbaik
15
15. adu mulut
16
16. memulai mimpi Siti
17
17. pulang kampung
18
18. sindiran
19
19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20
20. kembali
21
21. bertengkar untuk pertama kalinya
22
22. lamaran
23
23. Siti bimbang
24
24, sakit
25
25. duduk di pelaminan
26
26. ketika mangkok dan sendok beradu
27
27. bertengkar lagi
28
28. resign
29
29. mantan
30
30. kecelakaan
31
31. tanggungjawab
32
32. bermalam
33
33. hamil
34
34. bibit pelakor
35
35. kejutan untuk Mawar
36
36. Bu Lia vs Mawar
37
37. Arga
38
38. noda
39
39. peringatan
40
40. Mawar tak jera
41
41. reuni keluarga Brata
42
42. pertemuan Mawar dan Arga
43
43. menyesal atau tidak?
44
44. Siti di culik
45
45. Mawar dan Arga panen
46
46. Pebinor
47
47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48
48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49
49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50
50. koma
51
51. Arga kembali
52
52. Cari istri lagi
53
53. sarapan
54
54. Berkunjung ke kampung
55
55. Ruqyah
56
56. Clara
57
57. Kejutan
58
58. lupa waktu
59
59. Ayah
60
60. Mendadak pulang kampung
61
61. Pergi dan tak kembali
62
62. Pencapaian Siti
63
63. hadiah untuk wanita kuat
64
64. Akhir kisah Siti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!