"Bu, sebenarnya aku beberapa bulan terakhir dekat sama laki-laki yang kerja di pabrik sepatu ujung jalan. Dia mau ngajak aku ke rumahnya. Kira-kira ibu izinin aku kesana nggak." Tanya Tini takut-takut.
"Rumahnya mana?" Tanya Bu Lastri seraya menyetrika pakaian
"Surabaya Bu."
"Kamu nginep dong kalau kesana. Nggak, ibu nggak kasih ijin." Ucap Bu Lastri cepat.
"Ibu. Nginepnya juga di perjalanan aja, cuma semalam doang Bu. Kita langsung balik kok. Emang ibu nggak mau aku punya hubungan serius sama laki-laki?" Tanyanya mencoba meyakinkan ibunya
"Kapan kesana?"
"Hari sabtu Bu."
"Tanya bapak kamu aja nanti. Ibu nggak bisa kasih keputusan." Jawab Bu Lastri tak pasti.
Tini berjalan ke kamarnya dengan lesu. Ia sudah mengira akan sulit mendapat ijin dari kedua orangtuanya. Jarak yang jauh membuat Tini harus bermalam. Meskipun hanya semalam nampaknya itu akan menjadi permasalahan tersendiri bagi ibu bapaknya.
Tak lama kemudian pak Rusdi baru pulang dari narik ojeknya. Bu Lastri segera membuatkan suaminya itu secangkir teh hangat
"Pak, anak bungsu mu diajak ke rumah pacarnya. Tapi rumahnya di Surabaya. Itu kan jauh pak, itu artinya Tini harus bermalam. Menurut bapak bagaimana? Kita kasih ijin apa nggak?" Tanya Bu Lastri menyodorkan cangkir yang berisi teh hangat.
Pak Rusdi menyeruput tehnya sedikit lalu meletakkannya kembali ke meja. "Bilangin Tini, pacarnya suruh kesini dulu kalau mau ajak ke rumahnya. Masak iya mau ngajak anak orang, lakinya nggak nemuin orangtuanya dulu. Suruh pacarnya ijin ke kita." Jawab pak Rusdi tegas lalu melangkah ke kamar mandi.
"Assalamualaikum." Teriak Siti pulang dari berdagang
"Waalaikumsalam." Jawab Bu Lastri. "Gimana? Habis?" Tanyanya menerima kotak untuk jual kue.
"Alhamdulillah Bu." Ucap Siti menyerahkan uang hasil jualan yang habis tak tersisa.
"Nih buat kamu. Buat beli cream kayak punya Tini. Ibu lihat wajah kamu jerawatnya sudah terlihat samar-samar. Padahal baru dua minggu pakai kan. Kalau cocok terusin aja ti. Biar bersih wajahnya." Ucap Bu Lastri menyerahkan beberapa lembar uang untuk Siti.
"Makasih ya Bu. Maaf aku jadi ngurangi jatah belanja ibu." Ucap Siti merasa tak enak
"Nggak lah. Nggak apa-apa pakai aja, yang terbaik buat kamu sama Tini pasti akan ibu lakukan. Udah sana mandi, terus makan."
**
Pukul 7 malam mereka melakukan ritual makan malam. Nampak semua fokus pada makanan masing-masing. Hanya dentuman sendok dan piring yang terdengar. Hingga tiba-tiba
"Tin, ibu bilang kalau kamu mau ke rumah pacar kamu di Surabaya. Bener?" Tanya pak Rusdi
"Iya pak. Tapi sama ibu nggak boleh. Padahal aku juga mau berhubungan dengan pria ke jenjang yang lebih serius pak." Jawab Tini yang membuat iba pendengarnya.
"Bapak akan kasih ijin kamu kesana asal pacar kamu kesini dan bilang sendiri sama bapak kalau mau ajak ke rumahnya."
Tini hanya mengangguk. Ada harapan untuk ke Surabaya, pikirannya. Pandangan Tini beralih pada Siti.
"Mbak, itu wajahmu cocok kayaknya pakai cream aku." Tanya Tini memperhatikan wajah Siti.
"Iya tin. Alhamdulillah."
"Baguslah kalau begitu. Nanti pas pacar aku kesini mbak nggak usah menampakkan diri ya. Selagi bentuk fisik mbak masih gini-gini aja, aku nggak mau mas Haris tahu kalau aku punya mbak yang buluk." Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.
Pak Rusdi seketika menatap tajam Tini yang berjalan menuju kamarnya, dengan langkah seribu dan menampakkan wajah yang emosi pak Rusdi mengikuti Tini dan memanggilnya.
Plak
Semua orang terkejut dan menghampiri bapak dan anak yang kini tengah saling tatap dalam amarah. Pipi Tini sedikit memerah lantaran tamparan dari pak Rusdi. Pria itu benar-benar sudah tersulut emosi, ia selama ini sudah berusaha menasehati Tini dengan cara yang halus dan baik namun nampaknya tak mempan bagi Tini.
"Bapak nampar aku karena belain dia." Tanya Tini menangis seraya menunjuk Siti yang berdiri di samping bapaknya. "Memang yang aku katakan benar kan? Dia ini memang buluk. Aku bicara soal fakta pak." Ucap Tini berteriak
Tangan pak Rusdi sudah terangkat kembali namun dengan cepat Siti mencegahnya.
"Sudah pak. Jangan emosi begini. Kan bapak sendiri yang bilang kalau kita nggak perlu balas ucapan mereka. Udah nggak apa-apa." Ucap Siti menenangkan pak Rusdi yang nampak seperti kesetanan
Bu Lastri langsung saja menggeret Tini masuk ke dalam kamarnya sebelum ia menerima tamparan kedua kalinya.
"Bapak istirahat aja. Bapak lagi capek kayaknya." Saran Siti
Pak Rusdi mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Terpancar wajah penyesalan di sana, biar bagaimanapun Tini jiga anaknya, setelah melayangkan tangannya pasti terbesit rasa sesal yang sesakkan dada.
Tini juga masuk kamar setelah membersihkan meja makan dan juga mencuci piring. Ia memandangi wajahnya di cermin yang sedikit ada perubahan. Tersungging senyum di bibirnya.
Setiap perubahan entah besar atau kecil pasti membutuhkan proses, entah proses yang lama atau cepat. Namun yang pasti Siti akan menikmati setiap proses perubahan dirinya. Ia tak terlalu terburu buru untuk berubah secara instan, yang terpenting adalah ada perubahan dalam dirinya. Perlahan namun pasti, Siti akan berusaha semaksimal mungkin mengubah dirinya.
Di kamarnya, Tini menghubungi Haris untuk bersedia datang esok hari sepulang kerja. Ia menjelaskan pada Haris bahwa ia akan diijinkan untuk pergi jika Haris sendiri yang meminta ijin pada bapak ibunya.
"Pak, mbok ya jangan pakai kekerasan kalau ngasih tahu anak." Ucap Bu Lastri yang baru masuk kamar
"Selama ini kita ngasih tahu pakai omongan aja, tapi nggak mempan juga. Kalau nggak gitu nggak kalah dia bu. Ibu pikir bapak mau begini? Nggak Bu, bapak juga nyesel setelah melayangkan tangan untuk pertama kalinya buat anak. Bapak udah capek ngasih tahu anak ibu." Ucap pak Rusdi membaringkannya tubuhnya di ranjang dan memejamkan mata.
Bu Lastri hanya menghembuskan nafas berat lalu menyusul suaminya tidur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Jasreena
bagus pak .. anak harus dididik menghargai dan menerima kelebihan n kekurangan sodara nya ...👍🏻👍🏻
2022-12-31
1
🍀 chichi illa 🍒
gpp Siti ... sabar aja dlu .. nikmati proses nya
2022-08-01
0
niktut ugis
Tini" sama kandung sendiri aj belagu bget
2022-03-31
0