4. ada perubahan

"Bu, sebenarnya aku beberapa bulan terakhir dekat sama laki-laki yang kerja di pabrik sepatu ujung jalan. Dia mau ngajak aku ke rumahnya. Kira-kira ibu izinin aku kesana nggak." Tanya Tini takut-takut.

"Rumahnya mana?" Tanya Bu Lastri seraya menyetrika pakaian

"Surabaya Bu."

"Kamu nginep dong kalau kesana. Nggak, ibu nggak kasih ijin." Ucap Bu Lastri cepat.

"Ibu. Nginepnya juga di perjalanan aja, cuma semalam doang Bu. Kita langsung balik kok. Emang ibu nggak mau aku punya hubungan serius sama laki-laki?" Tanyanya mencoba meyakinkan ibunya

"Kapan kesana?"

"Hari sabtu Bu."

"Tanya bapak kamu aja nanti. Ibu nggak bisa kasih keputusan." Jawab Bu Lastri tak pasti.

Tini berjalan ke kamarnya dengan lesu. Ia sudah mengira akan sulit mendapat ijin dari kedua orangtuanya. Jarak yang jauh membuat Tini harus bermalam. Meskipun hanya semalam nampaknya itu akan menjadi permasalahan tersendiri bagi ibu bapaknya.

Tak lama kemudian pak Rusdi baru pulang dari narik ojeknya. Bu Lastri segera membuatkan suaminya itu secangkir teh hangat

"Pak, anak bungsu mu diajak ke rumah pacarnya. Tapi rumahnya di Surabaya. Itu kan jauh pak, itu artinya Tini harus bermalam. Menurut bapak bagaimana? Kita kasih ijin apa nggak?" Tanya Bu Lastri menyodorkan cangkir yang berisi teh hangat.

Pak Rusdi menyeruput tehnya sedikit lalu meletakkannya kembali ke meja. "Bilangin Tini, pacarnya suruh kesini dulu kalau mau ajak ke rumahnya. Masak iya mau ngajak anak orang, lakinya nggak nemuin orangtuanya dulu. Suruh pacarnya ijin ke kita." Jawab pak Rusdi tegas lalu melangkah ke kamar mandi.

"Assalamualaikum." Teriak Siti pulang dari berdagang

"Waalaikumsalam." Jawab Bu Lastri. "Gimana? Habis?" Tanyanya menerima kotak untuk jual kue.

"Alhamdulillah Bu." Ucap Siti menyerahkan uang hasil jualan yang habis tak tersisa.

"Nih buat kamu. Buat beli cream kayak punya Tini. Ibu lihat wajah kamu jerawatnya sudah terlihat samar-samar. Padahal baru dua minggu pakai kan. Kalau cocok terusin aja ti. Biar bersih wajahnya." Ucap Bu Lastri menyerahkan beberapa lembar uang untuk Siti.

"Makasih ya Bu. Maaf aku jadi ngurangi jatah belanja ibu." Ucap Siti merasa tak enak

"Nggak lah. Nggak apa-apa pakai aja, yang terbaik buat kamu sama Tini pasti akan ibu lakukan. Udah sana mandi, terus makan."

**

Pukul 7 malam mereka melakukan ritual makan malam. Nampak semua fokus pada makanan masing-masing. Hanya dentuman sendok dan piring yang terdengar. Hingga tiba-tiba

"Tin, ibu bilang kalau kamu mau ke rumah pacar kamu di Surabaya. Bener?" Tanya pak Rusdi

"Iya pak. Tapi sama ibu nggak boleh. Padahal aku juga mau berhubungan dengan pria ke jenjang yang lebih serius pak." Jawab Tini yang membuat iba pendengarnya.

"Bapak akan kasih ijin kamu kesana asal pacar kamu kesini dan bilang sendiri sama bapak kalau mau ajak ke rumahnya."

Tini hanya mengangguk. Ada harapan untuk ke Surabaya, pikirannya. Pandangan Tini beralih pada Siti.

"Mbak, itu wajahmu cocok kayaknya pakai cream aku." Tanya Tini memperhatikan wajah Siti.

"Iya tin. Alhamdulillah."

"Baguslah kalau begitu. Nanti pas pacar aku kesini mbak nggak usah menampakkan diri ya. Selagi bentuk fisik mbak masih gini-gini aja, aku nggak mau mas Haris tahu kalau aku punya mbak yang buluk." Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.

Pak Rusdi seketika menatap tajam Tini yang berjalan menuju kamarnya, dengan langkah seribu dan menampakkan wajah yang emosi pak Rusdi mengikuti Tini dan memanggilnya.

Plak

Semua orang terkejut dan menghampiri bapak dan anak yang kini tengah saling tatap dalam amarah. Pipi Tini sedikit memerah lantaran tamparan dari pak Rusdi. Pria itu benar-benar sudah tersulut emosi, ia selama ini sudah berusaha menasehati Tini dengan cara yang halus dan baik namun nampaknya tak mempan bagi Tini.

"Bapak nampar aku karena belain dia." Tanya Tini menangis seraya menunjuk Siti yang berdiri di samping bapaknya. "Memang yang aku katakan benar kan? Dia ini memang buluk. Aku bicara soal fakta pak." Ucap Tini berteriak

Tangan pak Rusdi sudah terangkat kembali namun dengan cepat Siti mencegahnya.

"Sudah pak. Jangan emosi begini. Kan bapak sendiri yang bilang kalau kita nggak perlu balas ucapan mereka. Udah nggak apa-apa." Ucap Siti menenangkan pak Rusdi yang nampak seperti kesetanan

Bu Lastri langsung saja menggeret Tini masuk ke dalam kamarnya sebelum ia menerima tamparan kedua kalinya.

"Bapak istirahat aja. Bapak lagi capek kayaknya." Saran Siti

Pak Rusdi mengangguk dan berjalan menuju kamarnya. Terpancar wajah penyesalan di sana, biar bagaimanapun Tini jiga anaknya, setelah melayangkan tangannya pasti terbesit rasa sesal yang sesakkan dada.

Tini juga masuk kamar setelah membersihkan meja makan dan juga mencuci piring. Ia memandangi wajahnya di cermin yang sedikit ada perubahan. Tersungging senyum di bibirnya.

Setiap perubahan entah besar atau kecil pasti membutuhkan proses, entah proses yang lama atau cepat. Namun yang pasti Siti akan menikmati setiap proses perubahan dirinya. Ia tak terlalu terburu buru untuk berubah secara instan, yang terpenting adalah ada perubahan dalam dirinya. Perlahan namun pasti, Siti akan berusaha semaksimal mungkin mengubah dirinya.

Di kamarnya, Tini menghubungi Haris untuk bersedia datang esok hari sepulang kerja. Ia menjelaskan pada Haris bahwa ia akan diijinkan untuk pergi jika Haris sendiri yang meminta ijin pada bapak ibunya.

"Pak, mbok ya jangan pakai kekerasan kalau ngasih tahu anak." Ucap Bu Lastri yang baru masuk kamar

"Selama ini kita ngasih tahu pakai omongan aja, tapi nggak mempan juga. Kalau nggak gitu nggak kalah dia bu. Ibu pikir bapak mau begini? Nggak Bu, bapak juga nyesel setelah melayangkan tangan untuk pertama kalinya buat anak. Bapak udah capek ngasih tahu anak ibu." Ucap pak Rusdi membaringkannya tubuhnya di ranjang dan memejamkan mata.

Bu Lastri hanya menghembuskan nafas berat lalu menyusul suaminya tidur.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Jasreena

Jasreena

bagus pak .. anak harus dididik menghargai dan menerima kelebihan n kekurangan sodara nya ...👍🏻👍🏻

2022-12-31

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

gpp Siti ... sabar aja dlu .. nikmati proses nya

2022-08-01

0

niktut ugis

niktut ugis

Tini" sama kandung sendiri aj belagu bget

2022-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. santapan pagi Siti
2 2. pengangguran
3 3. keinginan Siti
4 4. ada perubahan
5 5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6 6. tawaran baru
7 7. ke kota
8 8. bertemu orang baru
9 9. gym
10 10. hadiah dari Siti
11 11. semakin percaya diri
12 12 lempar gombal
13 13. tawaran pekerjaan baru
14 14. saran terbaik
15 15. adu mulut
16 16. memulai mimpi Siti
17 17. pulang kampung
18 18. sindiran
19 19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20 20. kembali
21 21. bertengkar untuk pertama kalinya
22 22. lamaran
23 23. Siti bimbang
24 24, sakit
25 25. duduk di pelaminan
26 26. ketika mangkok dan sendok beradu
27 27. bertengkar lagi
28 28. resign
29 29. mantan
30 30. kecelakaan
31 31. tanggungjawab
32 32. bermalam
33 33. hamil
34 34. bibit pelakor
35 35. kejutan untuk Mawar
36 36. Bu Lia vs Mawar
37 37. Arga
38 38. noda
39 39. peringatan
40 40. Mawar tak jera
41 41. reuni keluarga Brata
42 42. pertemuan Mawar dan Arga
43 43. menyesal atau tidak?
44 44. Siti di culik
45 45. Mawar dan Arga panen
46 46. Pebinor
47 47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48 48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49 49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50 50. koma
51 51. Arga kembali
52 52. Cari istri lagi
53 53. sarapan
54 54. Berkunjung ke kampung
55 55. Ruqyah
56 56. Clara
57 57. Kejutan
58 58. lupa waktu
59 59. Ayah
60 60. Mendadak pulang kampung
61 61. Pergi dan tak kembali
62 62. Pencapaian Siti
63 63. hadiah untuk wanita kuat
64 64. Akhir kisah Siti
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. santapan pagi Siti
2
2. pengangguran
3
3. keinginan Siti
4
4. ada perubahan
5
5. semangat yang sedang di ubun-ubun
6
6. tawaran baru
7
7. ke kota
8
8. bertemu orang baru
9
9. gym
10
10. hadiah dari Siti
11
11. semakin percaya diri
12
12 lempar gombal
13
13. tawaran pekerjaan baru
14
14. saran terbaik
15
15. adu mulut
16
16. memulai mimpi Siti
17
17. pulang kampung
18
18. sindiran
19
19. Siti berhasil mengubah takdirnya
20
20. kembali
21
21. bertengkar untuk pertama kalinya
22
22. lamaran
23
23. Siti bimbang
24
24, sakit
25
25. duduk di pelaminan
26
26. ketika mangkok dan sendok beradu
27
27. bertengkar lagi
28
28. resign
29
29. mantan
30
30. kecelakaan
31
31. tanggungjawab
32
32. bermalam
33
33. hamil
34
34. bibit pelakor
35
35. kejutan untuk Mawar
36
36. Bu Lia vs Mawar
37
37. Arga
38
38. noda
39
39. peringatan
40
40. Mawar tak jera
41
41. reuni keluarga Brata
42
42. pertemuan Mawar dan Arga
43
43. menyesal atau tidak?
44
44. Siti di culik
45
45. Mawar dan Arga panen
46
46. Pebinor
47
47. Mawar mendatangi rumah Reyhan
48
48. Usaha Siti membujuk Reyhan
49
49. Ada sesuatu yang akan terjadi
50
50. koma
51
51. Arga kembali
52
52. Cari istri lagi
53
53. sarapan
54
54. Berkunjung ke kampung
55
55. Ruqyah
56
56. Clara
57
57. Kejutan
58
58. lupa waktu
59
59. Ayah
60
60. Mendadak pulang kampung
61
61. Pergi dan tak kembali
62
62. Pencapaian Siti
63
63. hadiah untuk wanita kuat
64
64. Akhir kisah Siti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!