Perjalanan Hati Aini

Perjalanan Hati Aini

Kejutan

Mentari pagi mulai bersinar di ufuk timur. Sinarnya yang menghangatkan bumi, memberikan beribu kebaikan bagi setiap hal yang dilaluinya. Sinar jingganya yang menghiasi langit pagi, memberikan semangat yang berbeda-beda bagi setiap asa yang masih terjaga.

"Bu', Aini pulang dulu ya! Aini harus nyiapin sarapan buat Mas Adit sebelum berangkat kerja." Pamit seorang wanita berparas lembut yang tangannya sibuk memakaikan jaket pada putranya yang berusia tiga tahun.

"Iya. Tolong sampaikan maaf Ibu untuk Adit karena sering merepotkan kalian." Jawab wanita paruh baya yang mulai renta fisiknya.

"Ibu ini bilang apa? Mana ada orang tua yang merepotkan anaknya. Lagian, Mas Adit kan juga tahu kondisi Ibu. Jadi dia nggak pernah keberatan kalau Aini kesini."

"Yasudah, hati-hati ya! Salam buat Adit."

"Iya Bu'. Aini sama Umar pulang dulu ya Bu'!" Pamit wanita itu sambil menggendong putranya.

Tiga orang berbeda generasi itu pun saling menjabat tangan. Saling mengucapkan salam perpisahan dan menyimpan kenangan sebagai obat rindu untuk beberapa hari kedepan.

Khadijah Isnaini. Wanita sederhana dengan paras yang cantik. Wajahnya selalu terlihat meneduhkan hati bagi siapa saja yang menatapnya. Bola matanya yang hitam dan tidak terlalu besar, menambah kesan lembut pada wajah dari seorang ibu beranak satu itu. Kulitnya yang kuning langsat, tertutup sempurna oleh gamis dan jilbab yang selalu ia kenakan.

Aini adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang kini juga telah memiliki kehidupan rumah tangganya sendiri. Kakaknya yang lebih dulu menikah, hidup bersama suaminya di kota kelahiran sang suami, Semarang.

Sedang Aini, dulu tinggal bersama ibunya di kota kelahirannya, Yogyakarta. Kini, Aini juga masih tinggal di kota itu. Hanya saja, ia kini tinggal bersama suami dan putra semata wayangnya, Umar El-Farizqi. Buah pernikahannya bersama sang suami, Aditya Eka Subrata.

Adit merupakan anak tunggal dari pemilik bisnis kuliner yang sukses di berbagai kota. Bebek Goreng Bharata. Rumah makan itu telah memiliki lebih dari lima puluh cabang yang tersebar di kota-kota yang ada di Indonesia. Dan masih terus berkembang hingga kini. Bisnis itu dirintis oleh ayah Adit setelah rumah makan baksonya gulung tikar saat Adit masih duduk di bangku SMP.

Sedangkan Aini, adalah putri dari pasangan petani biasa yang hidup serba pas-pasan sejak kecil. Ayah Aini sudah tiada sejak Aini masih duduk di bangku SD. Ibunya, Ratmini, yang setelah itu membiayai hidupnya. Ia bekerja menjadi asisten rumah tangga di rumah pasangan dosen sebuah universitas kenamaan di kota Yogyakarta.

Tapi kini, Ratmini sudah tak lagi bekerja. Tubuhnya yang sudah sering sakit-sakitan dan memiliki riwayat sakit asma, membuatnya tak lagi kuat bekerja. Ia mengandalkan tabungan yang ia miliki selama bekerja beberapa tahun di rumah majikannya.

Aini mengendarai motor matiknya bersama sang putra dengan hati yang gelisah. Ia tak tahu kenapa. Tapi, hatinya benar-benar tidak tenang sejak semalam.

Adit biasanya ikut menginap di rumah Ratmini jika Aini menginap disana. Tapi tidak kali ini. Adit ada acara Reuni bersama teman-teman SMA-nya kemarin, jadi ia tak ikut menginap. Aini akhirnya mengunjungi rumah Ratmini menggunakan motornya bersama Umar. Ia tak ingin menganggu acara sang suami bersama teman-temannya.

"Assalamu'alaikum. Mas!" Sapa Aini saat ia berusaha membuka kunci pintu rumahnya.

"Kenapa pintunya nggak dikunci? Mas Adit sudah keluar tadi?" Gumam Aini saat mendapati pintu rumahnya tidak dikunci.

Aini segera mengajak putranya masuk ke rumah. Rumah masih sepi dan sedikit berantakan. Ada tiga gelas cangkir yang masih ada di meja ruang tamunya.

"Kok sepi? Ayah! Yah!" Aini mencoba memanggil suaminya sembari meletakkan tas yang ia bawa di atas meja makan.

Tapi tetap tak ada jawaban.

"Umar di sini sebentar ya Sayang! Bunda bangunin Ayah di kamar. Umar mau makan kue lagi?"

Anak laki-laki berusia tiga tahun itu pun mengangguk patuh. Ia duduk di salah satu kursi makan menunggu sang bunda mengambilkan kue yang tadi dibawa dari rumah neneknya.

Setelah menyiapkan tiga potong kue lapis legit di atas piring kecil dan segelas air putih untuk Umar, Aini segera menuju kamarnya. Ia berniat membangunkan Adit yang mungkin sedang di kamarnya bersiap untuk berangkat bekerja. Itu pemikiran Aini.

Ceklek.

"Mas,,"

Aini segera kembali menutup pintu kamarnya. Tubuhnya mendadak kehilangan kekuatan. Dadanya terasa begitu sesak dan bergemuruh. Nafasnya memburu tak beraturan. Tatapannya mendadak kosong.

Aini berusaha mengatur nafasnya. Mengatur perasaannya yang berkecamuk seketika. Ia sejenak menoleh pada putranya yang sedang menikmati kue yang tadi ia siapkan. Ia meyakinkan dirinya untuk membuka kembali pintu kamarnya.

Terasa begitu berat tangan Aini untuk membuka pintu kamarnya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa yang ia lihat tadi adalah salah. Yang Aini lihat di kamarnya lebih tepatnya.

Ceklek. Aini kembali membuka pintu kamarnya perlahan. Dan tanpa ia sadari, air matanya menetes melihat apa yang tadi sempat ia lihat sekilas ternyata benar adanya.

Sang suami, Adit, sedang tidur dengan seorang wanita dibawah selimut yang sama. Dan nampak di mata Aini, sepertinya mereka tidak mengenakan pakaian di bawah selimutnya. Hati Aini makin hancur, ketika menyadari bahwa wanita yang ada di tempatnya biasa tertidur bersama Adit, adalah seseorang yang sangat ia kenali.

Aini mulai melangkahkan kakinya memasuki kamarnya. Tak lupa, ia kembali menutup pintunya, agar putranya tidak melihat pemandangan yang tak seharusnya itu.

Dilihatnya kamarnya yang kemarin ia tinggal masih tertata rapi, tapi kini nampak begitu berantakan. Baju-baju dua orang yang masih terlelap bersama itu, tergeletak tak beraturan.

Aini mengusap kasar wajahnya yang basah.

"Mas, bangun Mas! Mas!" Ucap Aini sambil menggoyangkan lengan Adit.

Adit sedikit menggeliat. Ia pun lalu membuka matanya.

"Kamu sudah pulang?" Sahut Adit ringan.

Aini hanya tersenyum kecil. Ia lantas berjalan memutari ranjangnya. Adit pun mengikuti kemana Aini melangkah.

"Astaga!" Adit berjingkat dan segera bangun dari posisinya.

"Mbak, Mbak Ratri! Bangunlah Mbak!" Ucap Aini sembari menyentuh pelan lengan polos wanita yang tidur di ranjangnya.

Wanita itu sedikit menggeliat, kemudian membuka matanya.

"Aini? Kenapa kamu di sini?" Tanyanya polos.

Aini hanya menyunggingkan senyumnya.

"Sayang, dengarkan penjelasanku! Ini tidak seperti yang kamu lihat." Ucap Adit segera sambil sedikit merangkak mendekati Aini di sisi lain ranjangnya.

"Astaga!" Ucap wanita itu, yang bernama Ratri.

"Kalian mandilah dulu! Aku tunggu di depan, kita sarapan bersama." Jawab Aini singkat tanpa ekspresi.

Adit segera turun dari ranjangnya. Ia benar-benar lupa bahwa ia masih belum mengenakan pakaian apapun di bawah selimutnya. Ia menghampiri Aini yang mulai berjalan menuju pintu kamar.

"Sayang, dengarkan aku!" Cegah Adit cepat sambil meraih kedua lengan Aini.

"Mas, kamu tidak memakai apapun." Jawab Aini datar dengan tatapan kosong pada Adit.

"Argh, sial!" Umpat Adit yang menyadari keadaannya.

Adit segera berlari ke kamar mandi. Aini pun segera keluar dari kamarnya. Tubuhnya merosot sempurna bersandar pada pintu kamarnya. Tangisnya kembali pecah mengingat apa yang baru saja ia hadapi.

"Assalamu'alaikum." Ucap seorang wanita dari depan rumah Aini.

"Astaghfirullah. Ujian apa ini ya Allah?" Batin Aini pedih saat mendengar suara itu menggema di rumahnya.

Suara dari seseorang yang sangat Aini kenali. Umar yang sedang asik menikmati kuenya, segera turun dari kursinya dan berlari menghampiri orang yang mengucap salam tadi, yang mulai memasuki rumahnya.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Aini sambil berusaha menghilangkan bekas air mata di wajahnya, seraya berjalan ke arah pintu depan.

"Utii!" Panggil Umar bahagia.

Usia Umar memang baru tiga tahun, tapi ia sudah bisa mengucapkan beberapa kata dengan cukup jelas. Termasuk panggilan kepada beberapa orang.

Iya, yang datang adalah ibu Adit, Suharti.

"Eh, cucu Uti sudah pulang." Jawab Suharti ramah seraya meraih tubuh Umar dan menggendongnya.

"Iya Bu'." Sahut Aini yang datang menghampiri dua orang yang saling tersenyum.

Aini pun menyalami mertuanya.

"Mana Adit?" Tanya Suharti datar.

"Mas Adit sedang mandi Bu'." Jujur Aini.

Suharti segera melangkahkan kakinya meninggalkan Aini. Ia biasa datang sendiri jika pagi hari, dengan mengendarai sepeda elektriknya. Sang suami, Hadi Subrata, selalu sibuk dengan peliharaannya jika pagi hari.

"Apa usahaku semalam berhasil?" Batin Suharti sambil berjalan menuju kamar putranya.

Aini kebingungan melihat mertuanya berjalan menuju kamarnya. Ia tak memiliki alasan untuk mencegah mertuanya masuk ke kamarnya yang belum ia bereskan. Dan bahkan, masih ada wanita lain di dalam kamarnya.

"Ibu sudah sarapan?" Tanya Aini cepat.

"Sudah." Jawab Suharti singkat.

"Duduk dulu Bu', Aini buatkan minum!" Pinta Aini sopan.

"Ibu mau bicara sama Adit." Sahut Suharti datar.

Memang seperti itulah sikap Suharti kepada Aini. Ketus. Ia memang tidak menyukai Aini sejak awal. Hanya karena latar belakang keluarga Aini yang tak selevel dengannya. Bahkan, ia dulu menentang dengan sangat keras pernikahan Adit dan Aini, hingga kini.

"Ayah." Ucap Umar polos.

"Iya Sayang, kita ke kamar ya ketemu sama Ayah." Sahut Suharti lembut seraya mendaratkan kecupan di pipi gembul cucunya.

Ah ya, meski Suharti tidak menyukai Aini, tapi ia sangat menyayangi Umar, cucu semata wayangnya.

Aini makin panik. Ia tak bisa mencegah ibunya datang ke kamarnya. Yang ia yakini, Adit dan Ratri pasti belumlah selesai membersihkan diri.

"Dit!" Panggil Suharti lembut seraya membuka pintu kamar putranya.

Adit yang baru saja keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk untyk menutupi bagian bawah tubuhnya dan Ratri yang masih membelitkan selimut ke tubuhnya dan hendak mandi, terkejut bukan main saat pintu kamar terbuka. Terlebih, bukan Aini yang membukanya.

"Ibu?" Ucap Adit dan Ratri bersamaan.

"Apa yang kalian lakukan?" Bentak Suharti keras.

Aini segera merebut Umar dari tangan Suharti. Ia tak ingin, putranya mendengar atau bahkan melihat hal yang tak sepatutnya dilihat oleh anak seusianya. Aini membawa Umar sedikit menjauh dari kamarnya.

Bola mata Suharti membulat sempurna. Dadanya terasa bergemuruh melihat pemandangan yang ada di kamar putranya.

"Adit bisa jelaskan Bu'. Ini tidak seperti yang terlihat." Ucap Adit cepat.

"Apa yang ingin kamu jelaskan? Jelas ada Ratri di kamarmu. Dan dia tidak berpakaian? Apa yang sudah kalian lakukan?" Cecar Suharti.

"Itu, itu, itu salah paham Bu'." Ucap Adit terbata-bata.

Adit sejak tadi berusaha mengingat apa yang sudah terjadi semalam, tapi belum begitu jelas di ingatannya. Ia juga berusaha menenangkan ibunya yang terlihat begitu marah karena melihatnya bersama Ratri di kamarnya pagi-pagi.

Sedang Ratri, segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia merasa sangat malu, bisa kepergok oleh dua orang wanita yang berarti bagi Adit. Ia pun juga berusaha mengingat apa yang terjadi padanya dan Adit semalam, hingga ia bisa tidur bersama Adit dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. Dan ia bahkan merasakan nyeri di bagian inti tubuhnya.

"Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu Dit! Ibu nggak mau sampai ada aib yang tersebar dari keluarga kita." Ucap Suharti tegas setelah sedikit beradu argumen dengan putranya.

"Tapi Bu',,"

"Nggak ada tapi. Nikahi Ratri secepatnya!" Pinta Suharti tegas bersamaan dengan Ratri yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Masiah Cia

Masiah Cia

mertua laknat

2023-10-15

1

Enih Rustini

Enih Rustini

perbuatan sang mertua gendeng

2023-02-14

1

Attuy

Attuy

mertua nyebelin😡

2022-08-21

4

lihat semua
Episodes
1 Kejutan
2 Tak Terduga
3 Teramat Pedih
4 Terbongkar
5 Kemarahan
6 Madu
7 Kembali
8 Semakin Jauh
9 Masa Lalu Part 1
10 Masa Lalu Part 2
11 Masa Lalu Part 3
12 Bekerja
13 Prahara Rumah Tangga
14 Tuduhan Part 1
15 Hamil
16 Tuduhan Part 2
17 Tuduhan Part 3
18 Pilihan Sulit
19 Gugatan
20 Hanya Sapaan
21 Kabar buruk
22 Lembaran Baru
23 Sepenggal Kisah
24 Siapa Aini?
25 Panggilan
26 Perdebatan
27 Kecewa
28 Urusan Pribadi
29 Tawaran
30 Kedatangan Aini
31 Keputusan Aini
32 Bertemu
33 Dokter Gilang
34 Perdebatan
35 Rencana Adit
36 Gara-Gara Kenzo
37 Tindakan Ardi
38 Kamar 507 Part 1
39 Kamar 507 Part 2
40 Pindah
41 Reaksi
42 Kabar Bahagia
43 Perhatian Ardi
44 Kedatangan Ardi
45 Sapaan Othor
46 Pembelaan
47 Diam-Diam
48 Tamu Tak Diundang
49 Telepon
50 Syarat
51 Permintaan Oliv
52 Perubahan Sikap Ardi
53 Kejahilan Ardi
54 Teringat
55 Pertemuan Tak Terduga
56 Mulai Romantis
57 Kecurigaan
58 Obrolan Part 1
59 Obrolan Part 2
60 Hal Mendebarkan
61 Pengakuan
62 Penuh Teka-Teki
63 Ancaman
64 Tukang Sosor
65 Ketahuan
66 Liburan Part 1
67 Liburan Part 2
68 Keraguan
69 Kencan
70 Bukan Saingan
71 (Masih) Kencan
72 Kencan (Lagi)
73 Kalah Telak
74 Rekan Senasib
75 Perhatian
76 Jalan-Jalan
77 Menjenguk
78 Rasa Sayang
79 Operasi
80 Kunjungan Part 1
81 Kunjungan Part 2
82 Gagal
83 Reno
84 Kemarahan Ardi
85 Mencurigai
86 Mencari Jalan Keluar
87 Menghadapinya
88 Maksud Lain
89 Mengelabuhi
90 Sebuah Pertemuan
91 Author Menyapa
92 Perlakuan Buruk
93 Terasa Nyata
94 Ditemukan Part 1
95 Ditemukan Part 2
96 Ditemukan Part 3
97 Mengatakannya
98 Kabar Aini
99 Dijemput
100 Kebingungan
101 Terkejut
102 Kebenarannya
103 Sebuah Awal
104 Pembalasan Part 1
105 Pembalasan Part 2
106 Sapaan Othor Lagi
107 Interogasi Part 1
108 Sedikit Manja
109 Permintaan
110 Bukti Baru
111 Kunjungan Ardi
112 Permainan Kata Part 1
113 Permainan Kata Part 2
114 Permainan Kata Part 3
115 Interogasi Part 2
116 Obrolan Pagi
117 Pengakuan
118 Kebahagiaan Ardi
119 Sisi Gelap Ardi Part 1
120 Sisi Gelap Ardi Part 2
121 Kekasih Aini
122 Kenyataannya
123 Nasehat
124 Cemburu
125 Penyesalan Part 1
126 Penyesalan Part 2
127 Firasat
128 Kepergian Ardi
129 Pilihan Aini
130 Kemarahan
131 Mencari Aini Part 1
132 Mencari Aini Part 2
133 Mencari Aini Part 3
134 Menemukanmu
135 Kehidupan Baru
136 Bertemu Denganmu
137 Calon Suami
138 Papa
139 Manjanya Umar
140 Mulai Romantis (Lagi)
141 Menemui Kenzo
142 Rival
143 Gagal Fokus
144 Cemburu Buta
145 Gangguan
146 Ulah Mama
147 Reuni
148 Jawaban Aini
149 Keseriusan Ardi
150 Sambutan
151 Di Rumah Imron Part 1
152 Di Rumah Imron Part 2
153 Kekhawatiran
154 Keputusan Ratna
155 Lamaran
156 Persiapan Acara
157 Sikap Ardi
158 Berjalan Lancar
159 Pengantin Baru
160 (Masih) Pengantin Baru
161 Nakalnya Ardi
162 Kejujuran
163 Biro Jodoh
164 Keputusan Ardi
165 Rencana Kunjungan
166 Mengunjungi Lapas Part 1
167 Mengunjungi Lapas Part 2
168 Menutupi
169 Menyelesaikan
170 Kesalnya Aini
171 Poligami
172 Madu (Lagi)
173 Kecurigaan Niken
174 Menanyakan
175 Mengigau
176 Bayi Kembar
177 Pesanan
178 Kelelahan
179 Pingsan
180 Memastikan
181 Permintaan Maaf
182 Rencana Membujuk
183 Dian
184 Keputusan Umar Dan Kenzo
185 Kelelahan
186 Kondisi Aini
187 Nakalnya Bumil
188 Bahagia
189 Sapaan Othor
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Kejutan
2
Tak Terduga
3
Teramat Pedih
4
Terbongkar
5
Kemarahan
6
Madu
7
Kembali
8
Semakin Jauh
9
Masa Lalu Part 1
10
Masa Lalu Part 2
11
Masa Lalu Part 3
12
Bekerja
13
Prahara Rumah Tangga
14
Tuduhan Part 1
15
Hamil
16
Tuduhan Part 2
17
Tuduhan Part 3
18
Pilihan Sulit
19
Gugatan
20
Hanya Sapaan
21
Kabar buruk
22
Lembaran Baru
23
Sepenggal Kisah
24
Siapa Aini?
25
Panggilan
26
Perdebatan
27
Kecewa
28
Urusan Pribadi
29
Tawaran
30
Kedatangan Aini
31
Keputusan Aini
32
Bertemu
33
Dokter Gilang
34
Perdebatan
35
Rencana Adit
36
Gara-Gara Kenzo
37
Tindakan Ardi
38
Kamar 507 Part 1
39
Kamar 507 Part 2
40
Pindah
41
Reaksi
42
Kabar Bahagia
43
Perhatian Ardi
44
Kedatangan Ardi
45
Sapaan Othor
46
Pembelaan
47
Diam-Diam
48
Tamu Tak Diundang
49
Telepon
50
Syarat
51
Permintaan Oliv
52
Perubahan Sikap Ardi
53
Kejahilan Ardi
54
Teringat
55
Pertemuan Tak Terduga
56
Mulai Romantis
57
Kecurigaan
58
Obrolan Part 1
59
Obrolan Part 2
60
Hal Mendebarkan
61
Pengakuan
62
Penuh Teka-Teki
63
Ancaman
64
Tukang Sosor
65
Ketahuan
66
Liburan Part 1
67
Liburan Part 2
68
Keraguan
69
Kencan
70
Bukan Saingan
71
(Masih) Kencan
72
Kencan (Lagi)
73
Kalah Telak
74
Rekan Senasib
75
Perhatian
76
Jalan-Jalan
77
Menjenguk
78
Rasa Sayang
79
Operasi
80
Kunjungan Part 1
81
Kunjungan Part 2
82
Gagal
83
Reno
84
Kemarahan Ardi
85
Mencurigai
86
Mencari Jalan Keluar
87
Menghadapinya
88
Maksud Lain
89
Mengelabuhi
90
Sebuah Pertemuan
91
Author Menyapa
92
Perlakuan Buruk
93
Terasa Nyata
94
Ditemukan Part 1
95
Ditemukan Part 2
96
Ditemukan Part 3
97
Mengatakannya
98
Kabar Aini
99
Dijemput
100
Kebingungan
101
Terkejut
102
Kebenarannya
103
Sebuah Awal
104
Pembalasan Part 1
105
Pembalasan Part 2
106
Sapaan Othor Lagi
107
Interogasi Part 1
108
Sedikit Manja
109
Permintaan
110
Bukti Baru
111
Kunjungan Ardi
112
Permainan Kata Part 1
113
Permainan Kata Part 2
114
Permainan Kata Part 3
115
Interogasi Part 2
116
Obrolan Pagi
117
Pengakuan
118
Kebahagiaan Ardi
119
Sisi Gelap Ardi Part 1
120
Sisi Gelap Ardi Part 2
121
Kekasih Aini
122
Kenyataannya
123
Nasehat
124
Cemburu
125
Penyesalan Part 1
126
Penyesalan Part 2
127
Firasat
128
Kepergian Ardi
129
Pilihan Aini
130
Kemarahan
131
Mencari Aini Part 1
132
Mencari Aini Part 2
133
Mencari Aini Part 3
134
Menemukanmu
135
Kehidupan Baru
136
Bertemu Denganmu
137
Calon Suami
138
Papa
139
Manjanya Umar
140
Mulai Romantis (Lagi)
141
Menemui Kenzo
142
Rival
143
Gagal Fokus
144
Cemburu Buta
145
Gangguan
146
Ulah Mama
147
Reuni
148
Jawaban Aini
149
Keseriusan Ardi
150
Sambutan
151
Di Rumah Imron Part 1
152
Di Rumah Imron Part 2
153
Kekhawatiran
154
Keputusan Ratna
155
Lamaran
156
Persiapan Acara
157
Sikap Ardi
158
Berjalan Lancar
159
Pengantin Baru
160
(Masih) Pengantin Baru
161
Nakalnya Ardi
162
Kejujuran
163
Biro Jodoh
164
Keputusan Ardi
165
Rencana Kunjungan
166
Mengunjungi Lapas Part 1
167
Mengunjungi Lapas Part 2
168
Menutupi
169
Menyelesaikan
170
Kesalnya Aini
171
Poligami
172
Madu (Lagi)
173
Kecurigaan Niken
174
Menanyakan
175
Mengigau
176
Bayi Kembar
177
Pesanan
178
Kelelahan
179
Pingsan
180
Memastikan
181
Permintaan Maaf
182
Rencana Membujuk
183
Dian
184
Keputusan Umar Dan Kenzo
185
Kelelahan
186
Kondisi Aini
187
Nakalnya Bumil
188
Bahagia
189
Sapaan Othor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!