Kembali Ke Surga Mu
Isma..
Gadis kecil berumur 8 tahun. Dia seorang anak perempuan dari ke tiga saudaranya yang laki-laki semua.
Dia gadis yang pendiam. Tapi selalu riang dan manja dengan kakak-kakak laki-laki nya.
Ibu dan ayahnya pun masih lengkap. Ibu dan ayah nya seorang pedagang, yang setiap hari pergi pagi pulang petang.
Tapi dia tak mengeluhkan itu. Isma selalu bahagia dan bersyukur.
Jam 05.00 pagi ibu dan ayahnya sudah pergi ke pasar. Nasi dan lauk sudah tersedia di meja makan, untuk bekal seharian ketika ibu tak ada dirumah.
Isma dan kakak nya pun sarapan, lalu mereka berangkat ke sekolah. Begitulah kegiatan sehari-hari.
Pulang sekolah Isma bermain dirumah. Tanpa ada ayah dan ibu.
Setelah Dzuhur Isma mengaji dengan temannya sampai waktu ashar.
Baru lah jam empat sore dia berkumpul lagi dengan ibu dan ayahnya dirumah.
Begitulah rutinitas sehari-hari.
Sampai lama kelamaan Isma pun bisa memasak nasi sendiri.
Tahun demi tahun terus seperti itu..
Isma sangat dekat dengan ibunya. Dia pun slalu dimanja.
Ibunya seorang pekerja keras. Dia tak kenal lelah untuk membantu perekonomian rumah.
Isma slalu diberikan mainan boneka-boneka cantik.
Nenek Isma.. atau ibu dari ibunya. Sudah lama sakit stroke. Ibu Isma lah yang slalu merawatnya. Tak kenal lelah dia berdagang lalu mengurus ibunya. Kebetulan rumah nenek Isma tidak jauh dari pasar tempat ibu Isma berdagang.
Ibu Isma dengan telaten memandikan ibunya, mengganti pakaian nya, menyuapi makannya. Sebegitu berbakti nya seorang anak kepada ibunya.
Ibu terlihat lelah tapi dia tak pernah berkata lelah. Dia terlihat letih tapi tak pernah terucap dari mulutnya kata letih.
Bahkan saat ia tak enak badan pun, ia tak pernah mengeluh sakit. Sungguh ibu yang luar biasa.
Isma lihat ibunya sering mengelus kepala. "Mungkinkah ibu sakit kepala?"
Satu dua kali ia sering melihat itu.. tapi ibu tetap tak mempedulikan apa yang dia rasa.
Hingga suatu pagi telpon berdering.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam.." jawab ibu ditelpon.
Kala itu adik ibu Isma memberitahu bahwa nenek Isma keadaannya memburuk.
Segeralah ibu pergi kerumah nenek, dengan tangisannya yang tak terbendung.
Disana nenek Isma sudah terlihat lemah. Dan tak sadar diri.
Ibu memeluknya, sambil terus berkata : " Maafkan aku ibu... Maafkan aku ibu...!!"
Semua anak dan cucu disana mulai berkumpul, memanjatkan doa dan mengaji bersama.
Ya... Saat itu Isma melihat kesedihan dan kecemasan ibu yang sangat dalam.
Sampai pak ustadz bilang bahwa nenek Isma sudah tiada...
"Innalillahiwainnaillaihirojiun..."
Tangisan pecah seketika..
Semua menangis.. menjerit... Tak terkecuali Isma & ibu nya.
"Maafkan aku ibu...." Itu lah kata-kata yang terus terucap dari bibir ibu Isma.
Hingga semua tenang... Lalu ke proses pemakaman.
Sore hari nya acara tahlilan dimulai. Ibu Isma pun masih sesekali menangis. Isma berusaha menenangkan ibunya dengan mengelus-ngelus punggungnya.
"Sabar ya Bu.. nenek sekarang sudah tidak sakit lagi.."
Setelah Maghrib.. Ibu Isma tak pernah ketinggalan mengaji. Sambil membaca surat Yasin, ia selalu menangis tersedu-sedu. Ia berkata pada Isma, "Rasanya sakit sekali ditinggalkan ibu..."
Isma tak bisa berkata apa-apa.... Ia hanya tertunduk.
Setelah beberapa hari semua aktifitas kembali normal. Terlihat sudah agak tenang raut wajah ibu Isma.
Ibu bapaknya kembali ke pasar.
"Alhamdulillah ibu sudah terlihat lebih ikhlas dan semangat lagi.." ucap Isma sambil tersenyum.
Rutinitas pagi jam 05.00 makanan sudah siap di meja. Ibu sudah mengambil tas jinjingnya dan berangkat ke pasar. Kembali kerumah jam 16.00
Sungguh ibu yang luar biasa...
Hari demi hari terus dilalui.....
Hingga satu hari Ibu Isma kembali merasakan sakit kepala.
Ayah membawa ke dokter terdekat. Dan ternyata ibu Isma menderita hipertensi.
"Pantas saja sering mengeluh sakit kepala"
"Jangan terlalu banyak pikiran dan kecapean ya Bu..." Kata dokter.
Lalu di berilah obat. Dan ibu pun hari ke hari semakin membaik.
Semakin beranjak remaja Isma.. ia semakin dekat dengan ibunya. Sudah seperti dengan teman.
Setelah Isma duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, Isma berkeinginan meneruskan sekolah di sekolah favoritnya. Jarak rumah ke sekolah favorit pun sangatlah jauh.
"Iya..mudah-mudahan tercapai ya Nak.."
"Semoga pula... Ayah & ibu mu mampu menyekolahkan mu disana."
"Iya Bu.." Isma tersenyum mendengar kata-kata ibunya.
Test demi rest Isma lakukan... Dan seminggu kemudian hasilnya akan diberitahu ke sekolah masing-masing.
Isma terus berdoa... Berharap ia akan diterima disekolah itu.
Hingga pengumuman hasil tiba.
Dengan semangat Isma pergi kesekolah. Tak lupa ia berpamitan kepada ibu bapaknya. Sambil mencium tangan, "doakan Isma ya Pa.. Bu..."
"Iya... Kami slalu mendoakan mu .."
Sampai di sekolah... Isma duduk di bangku, dan tak lama wali kelas membawa kertas pemberitahuan dan membagikannya kepada anak didiknya.
"Hasil diterima dan tidak sudah ada di dalam kertas masing-masing. Nanti bisa dibaca sendiri ya.. Dan bagi yang tidak diterima jangan berkecil hati karena masih banyak sekolah pilihan yang lainnya." Jelas wali kelas itu.
Satu persatu nama dipanggil... Hingga akhirnya giliran Isma ke depan.
Degdegan rasanya... Tidak karuan. Hati takut mengecewakan.
Dia intip kertas itu... Lalu ia tutup kembali.
"Bismillahirohmanirohim...." Sambil tarik napas dan menutup mata Isma membuka kertas itu.
Dibukalah mata nya sedikit demi sedikit..
Lalu ia baca dengan teliti dari atas sampai bawah..
Matanya berkaca-kaca...
"Alhamdulillah.... Ya Allah.." Isma tersenyum lebar.
Ia sudah tak sabar ingin memberitahu kabar itu pada kedua orangtua nya.
Jam sekolah berakhir, Isma bergegas menghampiri ibu nya yang sedang berdagang dipasar.
" Ibu... Isma ada kabar baik."
Ini kertas pemberitahuan dari SMK favorit Isma.
Lalu kertas itu dibuka oleh ibu Isma. Dibaca nya kertas itu dengan teliti dari atas sampai bawah.
" Alhamdulillah ya nak... Apa yang kamu impikan segera tercapai. Belajar yang rajin jangan kecewakan ibu dan bapak mu."
"Iya Bu... Isma pasti rajin belajar. Isma akan jadi anak yang baik."
Hatinya senang.. Isma terlihat riang gembira. Dia sudah membayangkan hari-harinya nanti disekolah baru, sekolah favoritnya.
"Oh iya Bu.. Minggu depan katanya sudah bisa daftar ulang." Kata Isma pada ibunya.
"Iya nak.. nanti kita daftar ulang, ibu yang antar kamu ya." Jawab sang ibu.
"Iya Bu... Isma senang sekali. Alhamdulillah atas semua nikmat ini."
Ibu nya tersenyum, terlihat dari matanya ada kebanggan yang ia tunjukan pada anaknya...
Ibunya pun menceritakan hal itu pada ayah Isma.
"Pak.. Isma diterima disekolah favorit pilihannya." Jelas ibunya.
"Alhamdulillah ya Bu.. tinggal kita berjuang untuk biaya nya. Semoga Allah memudahkan semua nya. " Jawab sang ayah.
"Aamiin... Pak." Sambung sang ibu.
Kedua nya terlihat senang anak gadis nya bisa sekolah disekolah favoritnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Manah Maryamah
next..thor prolog yang bagus
2022-03-14
1