memilih bekerja

Hari pertama Isma ditempat kerja. Ia bertemu dan berkenalan dengan para seniornya. Di bimbinglah ia oleh para seniornya. Untung semua yang ada disana baik dan welcome banget pada Isma. Isma jadi nyaman kerja disana. Isma sekarang mempunyai teman dari berbagai wilayah. Mereka makan bersama, kerja bersama, bahkan tidur pun dikamar yang sama.

Sampai di suatu malam Isma merasa ada keanehan di kamar tempat Isma tidur. Isma seperti melihat ada bayangan hitam sekejap. Tapi Isma selalu bilang dalam hatinya, itu cuma perasaan atau halusinasi nya saja. Tak pernah ia pikirkan itu lagi.

Pagi nya seperti biasa Isma beraktifitas. Bersiap-siap pergi bekerja dengan teman-temannya. Dia sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya.

"Kamu sudah mulai lancar ya Is... Nanti juga pasti terbiasa." Kata salah satu temannya.

"Terima kasih ya mba.. sudah mengajarkan saya." Jawab Isma.

Pulang kerja Isma membeli makanan bersama temannya. Mereka makan bersama di mess. Suasana sangat ramai dan penuh tawa.

Selesai makan... Satu persatu teman mulai tidur. Saat itu sudah menunjukan pukul 21.00.

Tinggal Isma sendiri. Dia tiduran sambil geser-geser layar handphone nya.

Tiba-tiba bayangan itu datang lagi. Isma bengong, dalam hati bertanya-tanya apa itu hanya perasaan nya saja.

Ia tak hiraukan lagi, seakan-akan itu hanya halusinasinya lagi.

Keesokan hari nya dikamar seberang, penghuninya ada yang nangis-nangis, menjerit histeris. Karena penasaran Isma pergi ke kamar seberang. Disana sudah banyak sekali orang.

" Ada apa ini kak..?" Tanya Isma pada salah seorang yang ada disana.

"Itu Is... Dia kerasukan." Jawab orang itu.

Disana ada seorang bapa-bapa, mungkin itu seorang ustadz yang sedang berkomunikasi dengan orang yang kerasukan itu.

Isma terus mendengarkan obrolan ustadz. Ustadz itu menanyakan pada orang yang kerasukan, dari mana ia berasal. Yang mengagetkan adalah jawaban dari orang itu adalah bahwa ia kerasukan yang berasal dari kamar yang ditempati Isma.

Isma kaget. Ia mulai berpikir kalau apa yang ia lihat, bayangan-bayangan itu bukanlah halusinasi. Tapi isma tak takut. Ia yakin selama ia dekat dengan Allah, ia akan baik-baik saja.

Isma bergegas pergi bekerja, karena saat itu waktu sudah siang.

Ibu Isma selalu menelpon. Menanyakan kabar sang putri. Sedang apa.. sudah makan apa belum.. yah itulah kata-kata yang slalu ditanyakan. Isma sangat kangen suasana rumah, tapi ia harus bisa mandiri.

"Kapan libur nak.. ?" Ibu bertanya pada Isma

"Insyaalloh bulan depan ya Bu..." Jawab Isma

"Gimana kamu betah disana..?"

"Alhamdulillah.. Isma betah Bu.." Jawab Isma.

Setiap hari ia selalu berkomunikasi dengan ibunya.

Hari demi hari terus Isma lalui dengan aktifitasnya yang sekarang. Tiba waktunya ia menerima gaji pertamanya. Tak lama ia transfer sebagian uangnya ke rekening ibunya.

"Ibu... Isma baru saja gajian. Isma transfer ke ibu sebagian uang Isma ya Bu. Buat jajan ibu dan bapak." Kata Isma kepada ibunya ditelpon.

"Buat kamu aja nak, ibu dan bapak gak mengharapkan itu, kamu sudah mandiri saja itu sudah cukup." Jawab ibu.

"Gak apa-apa ibu... Isma sudah bernazar."

"Baiklah... Terima kasih ya nak. Semoga Allah selalu mempermudah kamu dalam segala hal." Ucap ibu.

"Iya Bu... Aamiin..."

Sebulan kemudian Isma libur. Ia langsung beres-beres dan pergi pulang kerumahnya. Ibu Isma sudah menanyakan berkali-kali kapan ia pulang. Ibu Isma sudah memasak semua makanan kesukaannya.

"Hhmmm... Wangi sekali Bu. Pasti ada perkedel kentang kesukaanku ya Bu...?" Tanya Isma.

"Iya.. perkedel kentang.. goreng tempe.. sambal... Ikan.. dan lalapan ada." Jawab ibu.

"Makasih ya Bu... Oh iya kak Zikri, Kak Arfan dan kak Kahfi gak pulang Bu.. ?" Tanya Isma.

"Belum nak mungkin bulan depan." Jawab ibu.

Lalu Isma makan bersama kedua orang tuanya.

Sedang makan tiba-tiba handphone Isma berbunyi. Ternyata ada WA masuk dari nomor baru. Ternyata itu nomor teman lama isma. Ia bernama Fikri.

"Apa kabar Is.. ini Fikri. lama gak kelihatan, sekarang dimana..?" Tanya Fikri di WA.

"Oh iya... Alhamdulillah sehat. Sekarang saya kerja dibandung. Tapi kebetulan sekarang lagi dirumah, lagi libur." Jawab Isma.

Tak lama whatsApp-an ternyata Fikri langsung datang kerumah Isma. Kebetulan Fikri saat itu sedang libur juga dari kerjanya.

Ngobrol lah Isma disana.

"Kamu sekarang kerja dimana Fik..?" Tanya Isma.

"Saya kerja di Jakarta, Is. Kebetulan sekarang lagi libur." Jawab Fikri.

Terus mereka ngobrol asik. Sampai lupa waktu sudah sore. Akhirnya Fikri berpamitan pulang.

Malamnya Fikri WhatsApp Isma lagi. Ia tiba-tiba menanyakan sudah makan atau belum ke Isma. Tanpa berpikir apa-apa Isma balas saja WhatsApp itu.

Pagi nya ketika membuka handphone, Isma juga kaget kok ada whatsApp lagi.

"Pagi.. Is sudah bangun belum...?" Tanya Fikri.

Isma mulai menggaruk kepalanya. Ia merasa aneh kenapa Fikri WhatsApp dia terus.

Sore hari... Isma mulai beres-beres lagi. Ia akan segera pulang ke mess tempat kerjanya. Ibu sudah siapkan bekal dan oleh-oleh untuk teman Isma disana.

Sesampainya disana, teman-teman Isma sudah menunggu. Lalu mereka makan bersama-sama oleh-oleh yang dibawa Isma.

"Triing...." Suara handphone Isma berbunyi.

Lalu ia buka. Ada satu pesan ternyata dari Fikri.

"Sudah makan belum.. Is..?" Tanya Fikri.

Isma membalas pesan itu. Ia mulai aneh kenapa akhir-akhir ini Fikri sering sekali mengirim pesan.

Malam hari Isma di kamarnya, ia rebahan sambil main game di handphone nya. Tiba-tiba ada telpon masuk.

"Fikri telpon... Ada apa ya..?" Tanya Isma dalam hati.

"Assalamualaikum.... Ada apa Fik..?" Tanya Isma

"Engga.. mau tahu lagi apa aja. Keganggu ya..?" Jawab Fikri

"Oh engga, ini lagi main game aja."

Terus mereka berbincang-bincang ditelpon. Tiba-tiba Isma melihat ada sosok tinggi hitam di depannya.

Dalam hati, Isma terus beristigfar....

"Astagfirullahaladzim..."

Fikri yang sedang menelpon langsung bertanya, kenapa Isma tiba-tiba jadi diam.

Isma hanya menjawab tidak apa-apa.

Disana Isma sudah mulai tidak nyaman dengan keadaan kamar.

Paginya Isma bercerita pada teman sekamarnya, tentang akhir-akhir ini yang sering ia lihat. Dan teman-temannya pun mengaku mengalami hal yang sama dengan Isma. Hanya saja mereka belum menceritakan pada siapa-siapa.

Isma mengajak teman-teman sekamarnya untuk mengaji bersama.

"Gimana kalau nanti malam kita mengaji bersama, siapa tahu nanti dikamar ini jadi lebih nyaman." Ajak Isma.

"Iya.. ayo nanti kita mengaji bersama." Jawab teman-temannya.

Akhirnya setelah mereka shalat maghrib, mereka berkumpul dan mengaji bersama.

Setelah selesai mereka makan bersama. Jam sembilan malam kamar sudah mulai sepi. Satu persatu sudah mulai tidur.

Isma sudah ga enak hati. Takutnya bayangan itu ia lihat lagi.

Isma mulai rebahan ditempat tidurnya. Matanya melirik ke sekitar kamar. Lalu ia berdoa. Dan malam itu Isma bisa tertidur pulas.

Episodes
1 Isma
2 Isma anak SMK
3 Tidak kuliah karena kasihan orang tua
4 memilih bekerja
5 ibu jatuh sakit
6 Surat peringatan untuk Isma
7 Tunangan mendadak
8 sosok bayangan hitam
9 Persiapan pernikahan & Ibu jatuh sakit lagi
10 Pernikahan Isma
11 kista dirahim Isma
12 stroke
13 Surga tempat ibu kembali
14 Ibu meninggal ketika Isma mengandung
15 Ruang Operasi
16 Zikri kakak yang penyabar
17 Zikri kecelakaan
18 Pengunduran diri Zikri
19 Pelatihan security
20 Pelatihan security ke 2
21 Zikri lulus pelatihan
22 Zikri ditugaskan diluar kota
23 Zikri diperantauan
24 Tidur di Mushola
25 Kontrakan sederhana Zikri
26 Sakit Kepala Zikri
27 Bekerja dengan Pak Abi
28 Malam ke Tiga Zikri
29 Pindah tugas
30 Hari pertama kerja di tempat baru
31 Supervisor yang jutek
32 Rezeki dari Pak tua
33 Menahan lapar karena gak ada uang
34 Tugas malam
35 Pulang
36 Zikri kembali kerja
37 Pak Komandan
38 Tempat kerja baru Zikri
39 Hari pertama di tempat baru
40 Iri pada Zikri
41 Zikri tetap bersabar
42 Sikapnya membuat naik darah
43 Tidak masuk lagi tanpa keterangan
44 Arul ikut ke perantauan
45 Arul melakukan interview
46 Arul memilih pekerjaan lain
47 Melamar kerja
48 Menunggu panggilan
49 Interview Pertama
50 Masa Training
51 Peserta training
52 Training hari kedua
53 Baju semata wayang
54 Gaji pertama Arul
55 Perjalanan pulang
56 Kembali beraktivitas
57 Menunggu gajian
58 Belum gajian
59 Masih menunggu gajian
60 Siomay penolong perut Zikri
61 Sate pemberian Zikri
62 Perdana masuk shift malam
63 Pulang kerja
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Isma
2
Isma anak SMK
3
Tidak kuliah karena kasihan orang tua
4
memilih bekerja
5
ibu jatuh sakit
6
Surat peringatan untuk Isma
7
Tunangan mendadak
8
sosok bayangan hitam
9
Persiapan pernikahan & Ibu jatuh sakit lagi
10
Pernikahan Isma
11
kista dirahim Isma
12
stroke
13
Surga tempat ibu kembali
14
Ibu meninggal ketika Isma mengandung
15
Ruang Operasi
16
Zikri kakak yang penyabar
17
Zikri kecelakaan
18
Pengunduran diri Zikri
19
Pelatihan security
20
Pelatihan security ke 2
21
Zikri lulus pelatihan
22
Zikri ditugaskan diluar kota
23
Zikri diperantauan
24
Tidur di Mushola
25
Kontrakan sederhana Zikri
26
Sakit Kepala Zikri
27
Bekerja dengan Pak Abi
28
Malam ke Tiga Zikri
29
Pindah tugas
30
Hari pertama kerja di tempat baru
31
Supervisor yang jutek
32
Rezeki dari Pak tua
33
Menahan lapar karena gak ada uang
34
Tugas malam
35
Pulang
36
Zikri kembali kerja
37
Pak Komandan
38
Tempat kerja baru Zikri
39
Hari pertama di tempat baru
40
Iri pada Zikri
41
Zikri tetap bersabar
42
Sikapnya membuat naik darah
43
Tidak masuk lagi tanpa keterangan
44
Arul ikut ke perantauan
45
Arul melakukan interview
46
Arul memilih pekerjaan lain
47
Melamar kerja
48
Menunggu panggilan
49
Interview Pertama
50
Masa Training
51
Peserta training
52
Training hari kedua
53
Baju semata wayang
54
Gaji pertama Arul
55
Perjalanan pulang
56
Kembali beraktivitas
57
Menunggu gajian
58
Belum gajian
59
Masih menunggu gajian
60
Siomay penolong perut Zikri
61
Sate pemberian Zikri
62
Perdana masuk shift malam
63
Pulang kerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!