Isma..
Gadis kecil berumur 8 tahun. Dia seorang anak perempuan dari ke tiga saudaranya yang laki-laki semua.
Dia gadis yang pendiam. Tapi selalu riang dan manja dengan kakak-kakak laki-laki nya.
Ibu dan ayahnya pun masih lengkap. Ibu dan ayah nya seorang pedagang, yang setiap hari pergi pagi pulang petang.
Tapi dia tak mengeluhkan itu. Isma selalu bahagia dan bersyukur.
Jam 05.00 pagi ibu dan ayahnya sudah pergi ke pasar. Nasi dan lauk sudah tersedia di meja makan, untuk bekal seharian ketika ibu tak ada dirumah.
Isma dan kakak nya pun sarapan, lalu mereka berangkat ke sekolah. Begitulah kegiatan sehari-hari.
Pulang sekolah Isma bermain dirumah. Tanpa ada ayah dan ibu.
Setelah Dzuhur Isma mengaji dengan temannya sampai waktu ashar.
Baru lah jam empat sore dia berkumpul lagi dengan ibu dan ayahnya dirumah.
Begitulah rutinitas sehari-hari.
Sampai lama kelamaan Isma pun bisa memasak nasi sendiri.
Tahun demi tahun terus seperti itu..
Isma sangat dekat dengan ibunya. Dia pun slalu dimanja.
Ibunya seorang pekerja keras. Dia tak kenal lelah untuk membantu perekonomian rumah.
Isma slalu diberikan mainan boneka-boneka cantik.
Nenek Isma.. atau ibu dari ibunya. Sudah lama sakit stroke. Ibu Isma lah yang slalu merawatnya. Tak kenal lelah dia berdagang lalu mengurus ibunya. Kebetulan rumah nenek Isma tidak jauh dari pasar tempat ibu Isma berdagang.
Ibu Isma dengan telaten memandikan ibunya, mengganti pakaian nya, menyuapi makannya. Sebegitu berbakti nya seorang anak kepada ibunya.
Ibu terlihat lelah tapi dia tak pernah berkata lelah. Dia terlihat letih tapi tak pernah terucap dari mulutnya kata letih.
Bahkan saat ia tak enak badan pun, ia tak pernah mengeluh sakit. Sungguh ibu yang luar biasa.
Isma lihat ibunya sering mengelus kepala. "Mungkinkah ibu sakit kepala?"
Satu dua kali ia sering melihat itu.. tapi ibu tetap tak mempedulikan apa yang dia rasa.
Hingga suatu pagi telpon berdering.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam.." jawab ibu ditelpon.
Kala itu adik ibu Isma memberitahu bahwa nenek Isma keadaannya memburuk.
Segeralah ibu pergi kerumah nenek, dengan tangisannya yang tak terbendung.
Disana nenek Isma sudah terlihat lemah. Dan tak sadar diri.
Ibu memeluknya, sambil terus berkata : " Maafkan aku ibu... Maafkan aku ibu...!!"
Semua anak dan cucu disana mulai berkumpul, memanjatkan doa dan mengaji bersama.
Ya... Saat itu Isma melihat kesedihan dan kecemasan ibu yang sangat dalam.
Sampai pak ustadz bilang bahwa nenek Isma sudah tiada...
"Innalillahiwainnaillaihirojiun..."
Tangisan pecah seketika..
Semua menangis.. menjerit... Tak terkecuali Isma & ibu nya.
"Maafkan aku ibu...." Itu lah kata-kata yang terus terucap dari bibir ibu Isma.
Hingga semua tenang... Lalu ke proses pemakaman.
Sore hari nya acara tahlilan dimulai. Ibu Isma pun masih sesekali menangis. Isma berusaha menenangkan ibunya dengan mengelus-ngelus punggungnya.
"Sabar ya Bu.. nenek sekarang sudah tidak sakit lagi.."
Setelah Maghrib.. Ibu Isma tak pernah ketinggalan mengaji. Sambil membaca surat Yasin, ia selalu menangis tersedu-sedu. Ia berkata pada Isma, "Rasanya sakit sekali ditinggalkan ibu..."
Isma tak bisa berkata apa-apa.... Ia hanya tertunduk.
Setelah beberapa hari semua aktifitas kembali normal. Terlihat sudah agak tenang raut wajah ibu Isma.
Ibu bapaknya kembali ke pasar.
"Alhamdulillah ibu sudah terlihat lebih ikhlas dan semangat lagi.." ucap Isma sambil tersenyum.
Rutinitas pagi jam 05.00 makanan sudah siap di meja. Ibu sudah mengambil tas jinjingnya dan berangkat ke pasar. Kembali kerumah jam 16.00
Sungguh ibu yang luar biasa...
Hari demi hari terus dilalui.....
Hingga satu hari Ibu Isma kembali merasakan sakit kepala.
Ayah membawa ke dokter terdekat. Dan ternyata ibu Isma menderita hipertensi.
"Pantas saja sering mengeluh sakit kepala"
"Jangan terlalu banyak pikiran dan kecapean ya Bu..." Kata dokter.
Lalu di berilah obat. Dan ibu pun hari ke hari semakin membaik.
Semakin beranjak remaja Isma.. ia semakin dekat dengan ibunya. Sudah seperti dengan teman.
Setelah Isma duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, Isma berkeinginan meneruskan sekolah di sekolah favoritnya. Jarak rumah ke sekolah favorit pun sangatlah jauh.
"Iya..mudah-mudahan tercapai ya Nak.."
"Semoga pula... Ayah & ibu mu mampu menyekolahkan mu disana."
"Iya Bu.." Isma tersenyum mendengar kata-kata ibunya.
Test demi rest Isma lakukan... Dan seminggu kemudian hasilnya akan diberitahu ke sekolah masing-masing.
Isma terus berdoa... Berharap ia akan diterima disekolah itu.
Hingga pengumuman hasil tiba.
Dengan semangat Isma pergi kesekolah. Tak lupa ia berpamitan kepada ibu bapaknya. Sambil mencium tangan, "doakan Isma ya Pa.. Bu..."
"Iya... Kami slalu mendoakan mu .."
Sampai di sekolah... Isma duduk di bangku, dan tak lama wali kelas membawa kertas pemberitahuan dan membagikannya kepada anak didiknya.
"Hasil diterima dan tidak sudah ada di dalam kertas masing-masing. Nanti bisa dibaca sendiri ya.. Dan bagi yang tidak diterima jangan berkecil hati karena masih banyak sekolah pilihan yang lainnya." Jelas wali kelas itu.
Satu persatu nama dipanggil... Hingga akhirnya giliran Isma ke depan.
Degdegan rasanya... Tidak karuan. Hati takut mengecewakan.
Dia intip kertas itu... Lalu ia tutup kembali.
"Bismillahirohmanirohim...." Sambil tarik napas dan menutup mata Isma membuka kertas itu.
Dibukalah mata nya sedikit demi sedikit..
Lalu ia baca dengan teliti dari atas sampai bawah..
Matanya berkaca-kaca...
"Alhamdulillah.... Ya Allah.." Isma tersenyum lebar.
Ia sudah tak sabar ingin memberitahu kabar itu pada kedua orangtua nya.
Jam sekolah berakhir, Isma bergegas menghampiri ibu nya yang sedang berdagang dipasar.
" Ibu... Isma ada kabar baik."
Ini kertas pemberitahuan dari SMK favorit Isma.
Lalu kertas itu dibuka oleh ibu Isma. Dibaca nya kertas itu dengan teliti dari atas sampai bawah.
" Alhamdulillah ya nak... Apa yang kamu impikan segera tercapai. Belajar yang rajin jangan kecewakan ibu dan bapak mu."
"Iya Bu... Isma pasti rajin belajar. Isma akan jadi anak yang baik."
Hatinya senang.. Isma terlihat riang gembira. Dia sudah membayangkan hari-harinya nanti disekolah baru, sekolah favoritnya.
"Oh iya Bu.. Minggu depan katanya sudah bisa daftar ulang." Kata Isma pada ibunya.
"Iya nak.. nanti kita daftar ulang, ibu yang antar kamu ya." Jawab sang ibu.
"Iya Bu... Isma senang sekali. Alhamdulillah atas semua nikmat ini."
Ibu nya tersenyum, terlihat dari matanya ada kebanggan yang ia tunjukan pada anaknya...
Ibunya pun menceritakan hal itu pada ayah Isma.
"Pak.. Isma diterima disekolah favorit pilihannya." Jelas ibunya.
"Alhamdulillah ya Bu.. tinggal kita berjuang untuk biaya nya. Semoga Allah memudahkan semua nya. " Jawab sang ayah.
"Aamiin... Pak." Sambung sang ibu.
Kedua nya terlihat senang anak gadis nya bisa sekolah disekolah favoritnya.
Hari ini hari pertama Isma datang ke sekolah SMK favorit. Ia datang bersama ibu nya. Ya... Hari ini Isma akan daftar ulang ke sekolah itu. Jarak yang ditempuh dari rumah kesekolah tak main-main, menghabiskan waktu sampai 45 menit lebih.
Ibu Isma berpikir bagaimana nanti kalau sehari-hari Isma sekolah. Jam berapa Isma harus berangkat ke sekolah, kalau jam masuk sekolah adalah jam 07.00 pagi.
"Isma... Bagaimana kalau kamu coba kost disekitar sekolah..?" Tanya ibu
"Kost Bu...?" Tanya Isma pada ibunya
"Iya... Jarak dari rumah ke sekolah itu sangat jauh. Ibu takut setiap pagi kamu akan kesiangan. Kamu juga pasti cape kalau harus bolak-balik ke rumah dengan jarak yang jauh." Jelas ibu.
Dan Isma pun menuruti pendapat ibu.
"Baik Bu, Isma akan coba kost. Kalau gitu sekalian saja hari ini kita cari kostan disekitar sini Bu."
Akhirnya setelah selesai urusan sekolah, ibu dan Isma berjalan ke daerah sekitar sekolah. Dan ternyata memang banyak kost-an. Akhirnya Isma memilih satu kostan yang disana masih ada 2 kamar kosong. Ngobrol-ngobrol lah ibu Isma dengan pemilik kostan.
"Oke.. Isma, kalau kamu suka disini, lusa kita bawa perlengkapan kost ke sini ya." Jelas ibu.
"Iya.. Bu."
Sesampainya dirumah, Isma dengan semangat beres-beres perlengkapan yang akan ia bawa ke kost-an. Sangat bahagia nya ia saat itu, tanpa ia berpikir nanti disana ia akan kangen rumahnya disini.
Keesokan hari nya ia beserta kakak pertama nya pergi ke kost-an. Membawa pakaian dan perlengkapan lain nya.
Kakak pertama Isma bernama Zikri. Isma memang dekat dengan kakaknya. Saat itu Zikri bekerja yang memang tempat kerjanya melewati sekolah Isma.
Setelah semua barang dibereskan, Isma kembali pulang dan berpamitan pada ibu kost.
"Ibu... Isma pulang dulu. Semua perlengkapan sudah Isma simpan dan bereskan. Insyaallah sekolah mulai Minggu depan, nanti Isma kembali ya Bu." Kata Isma pada ibu kost.
"Iya nak.."
Lalu pulanglah Isma dan kakaknya, Zikri.
Hari pertama sekolah... Isma diantar oleh Zikri naik sepeda motor. Mereka berangkat jam 05.30 pagi. Langit masih gelap, Isma sudah berangkat dengan seragam lengkapnya.
"Semangat...!!!! Hari pertama sekolah. Sekolah baru... Teman baru.. lingkungan baru..."
Satu persatu Isma berkenalan dengan teman sekelasnya. Hari ini dan lima hari ke depan adalah Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD).
Lelah rasanya, pulang sekolah langsung pulang ke kost-an. Barulah Isma merasa sedih. Biasa nya ia pulang kerumah sudah ada Nasi & lauknya yang biasa ibu siapkan dari pagi sebelum berangkat ke pasar. Di kost-an Isma harus mandiri. Kalau tidak masak sendiri, ya harus beli sendiri.
Ketika tiba malam hari, Isma pun merasa kangen dengan suasana rumahnya. Biasanya setelah shalat Maghrib ia berkumpul dan bercanda dengan keluarga nya.
Ketika pagi datang, biasa nya ada ibu yang membangunkan dan menyiapkan sarapannya. Tapi tidak kali ini.
Satu.. dua bulan terus Isma lalui. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak kost lagi. Dia memilih lelah asalkan pulang kerumahnya.
"Kalau kamu sanggup.. ya silahkan saja. Tapi kalau nanti bikin kamu kelelahan lebih baik kost aja." Kata ibu.
"Insyaallah Isma sanggup Bu... Isma mau coba. "
Dengan semangat Isma bangun pagi-pagi sekali. Jam 05.30 ia sudah berangkat sekolah. Jam 06.30 ia sudah berada disekolah. Karena masih masa orientasi, pulang sekolahpun agak sore. Jam 16.00 kadang ia baru keluar sekolah. Dihabiskan waktu dijalan kurang lebih satu jam. Sampai rumah sudah jam 17.00.
Mandi.. bersih-bersih... Sudah tiba waktu Maghrib lagi.
"Ngga cape is... " Tanya ibu
"Cape sih Bu... Tapi ga apa-apa yang penting pulang kesini...". Jawab Isma
"Oke baiklah... Sekarang istirahatlah....ya nak, besok harus bangun pagi-pagi lagi."
"Iya Bu.... Bangunkan Isma jam 03.00 ya Bu, nanti Isma mau belajar dulu. "
"Iya... " Jawab ibu
Keesokan harinya... Ibu mulai membangunkan Isma. Dan Isma pun langsung beranjak dari tempat tidurnya. Lalu ia ambil buku dan mulai membaca nya. Isma sering belajar diwaktu itu, katanya otak mudah menyerap apa yang dihalalkan pada waktu itu.
Selesai belajar, Isma kemudian pergi ke kamar mandi.
Lalu ia shalat subuh. Tentunya ia sudah memakai seragam sekolahnya.
Jam 05.00 segelas susu coklat dan sarapan sudah ada di meja.
"Isma.... Ayo sarapan dulu." Panggil ibu.
"Iya Bu... "
Setelah selesai sarapan. Isma langsung menggendong tasnya. Dan ibu membawa tas jinjingnya.
Lalu Isma dan ibu berangkat bersama. Mereka berangkat dengan bertiga berjalan kaki.
Ibu dan ayah Isma membuka warung dagangannya, dan Isma menuju mobil yang akan berangkat mengantarkannya ke sekolah.
"Isma berangkat dulu ya... Pa.. Bu..."
"Iya.. hati-hati ya nak.."
"Assalamualaikum...."
"Waalaikumsalam..." Jawab ayah dan ibu
Begitulah kegiatan sehari-hari Isma. Walaupun lelah, ia tetap semangat dan sabar menjalaninya demi keinginannya bersekolah di sekolah favoritnya.
Hari Sabtu tiba, biasanya kak Zikri pulang dari tempat kerjanya seminggu sekali.
Pulang sekolah, Isma berjalan menuju gerbang sekolah. Dan ia melihat kakaknya sudah menunggunya di gerbang dengan sepeda motor tua nya.
Isma riang melihat kakaknya.
" Mana kak... ?" Tanya Isma sambil menengadahkan kedua tangannya.
"Tenang... Ada... Sudah kakak belikan kok."
Iya.. setiap kakaknya pulang, kakaknya selalu membelikannya tabloid favorit Isma yang terbit setiap hari Jumat.
"Hore... Makasih ya kak..."
"Iya.. sama-sama. Ayo sekarang kita pulang." Ajak sang kakak
"Let's go.... Kak... "
Tiba dirumah ibu Isma terlihat bahagia.
"Kok kalian bisa pulang bareng..?" Tanya ibu.
"Iya.. Bu tadi ternyata kakak sudah nunggu Isma di gerbang sekolah. Katanya sekalian aja.. " jawab Isma
"Nanti Senin Isma juga mau berangkat sekolah bareng kakak ya Bu..." Sambung Isma
"Iya.. boleh...kalau kakak mu tidak keberatan." Jawab ibu.
"Lihat ini Bu... Kakak beliin lagi aku tabloid ini..". Isma menunjukan tabloid pada kakaknya.
"Doain aja... Biar kakak sehat.. banyak rezekinya." Jawab sang kakak
"Iya..kak... Aamiin. Nanti beliin lagi ya.. hehe..." Sambung Isma
Senin pagi...
Isma berangkat sekolah diantar kak Zikri. Kebetulan satu arah ketempat kerjanya.
Lalu ia mengantarkan adiknya itu ke sekolah.
Setelah sampai disekolah, selang 10 menit ia mendapati kabar kalau kakaknya jatuh dari motor. Kaget Isma saat itu. Lalu ia telpon kakaknya. Tapi Alhamdulillah kak Zikri tak apa-apa, tidak ada luka serius, hanya luka memar sedikit saja. Dan ka Zikri pun tetap melanjutkan perjalanan dan kembali bekerja.
"Alhamdulillah kak kalo kakak ga apa-apa. Sekarang kakak dimana..?" Tanya Isma ditelpon.
"Kakak.. sudah ditempat kerja ini.. ga apa-apa cuma lecet sedikit.."jawab Zikri
"Oh iya... Hati-hati ya kak."
"Iya..."
"Assalamualaikum...."
"Waalaikumsalam...".
Lalu Isma menutup telpon nya.
Hari demi hari,Isma setiap pagi slalu beraktifitas seperti itu. Hingga akhirnya ia sudah dikelas 3. Hari kelulusan pun tiba.
Pagi-pagi ia seperti biasa sekolah. Dia duduk di bangku nya sambil menunggu wali kelas datang membawa surat kelulusan.
Satu demi satu siswa di panggil.
"Nanti kita buka nya sama-sama ya...!".Kata pak guru
Setelah semua kebagian. Wali kelas mengomando membuka surat kelulusan.
"Bismillah dulu ya anak-anak.... Kita buka sama-sama."
"Bismillahirohmanirohim........" Ucap semua siswa sambil membuka kertas.
Semua menjerit... Berpelukan....
"Alhamdulillah....." Pak guru tersenyum
"Semua lulus ya anak-anak ku...?!"
Isma tak sabar, rasanya sudah ingin sampai dirumah memberikan hasil kelulusan itu.
"Ibu... Isma pulang...!!" Teriak Isma dari luar rumah
Lalu dikasih lah itu surat pada ibu.
"Alhamdulillah ya nak... kamu lulus."
"Iya Bu..." Jawab Isma sambil tersenyum bahagia.
"Oh iya Bu seminggu lagi perpisahan sekolah, ibu mau kan ke sekolah..?"
"Iya..." Jawab ibu sambil menganggukkan kepala.
"Oh..iya nak setelah lulus apa kamu mau kuliah..?" Tanya ibu
"Hampir semua teman Isma kuliah. Tapi Isma memilih cari kerja dulu aja ya Bu..?" Jawab isma
"Baiklah.." Jawab ibu
Padahal dalam hati nya Isma sangat ingin kuliah, hanya dia tak tega melihat ayah dan ibunya lelah banting tulang berdagang untuk membiayai kuliahnya.
Hari ini hari perpisahan sekolah. Masih pagi Isma sudah diantar ibu ke salon. Didandani lah Isma dengan baju kebaya nya. Isma terlihat pangling hari itu.
Bertemu lah Isma dengan teman-temannya. Hari itu hari terakhir di sekolahnya. Isma berfoto bersama dengan teman-temannya dengan guru-gurunya.
"Tidak terasa ya Bu... Isma sudah 3 tahun saja sekolah disini... Sekolah yang Isma impikan." Isma berkata pada ibunya.
"Iya nak.. Alhamdulillah kamu sudah mewujudkan mimpi kamu." Jawab ibu
Keesokan harinya Isma sudah bisa bersantai dirumah. Karena ia hanya tinggal tunggu ijazah keluar.
Tiba-tiba ada guru mengirim pesan bahwa ada satu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja melalui test ke sekolah. Test itu bisa dilakukan oleh siapa saja bagi yang berminat. Test nya akan dilakukan tujuh hari ke depan. Tanpa berpikir lama Isma langsung daftar dan ingin mengikuti test itu.
Seminggu kemudian Isma pergi kesekolah. Ia mulai mengisi formulir.
"Bismillah... Semoga ada rezeki disini." ucap Isma sambil mulai menulis.
Satu demi satu pertanyaan di formulir itu Isma jawab.
Lalu mulai lah Isma Test warna, matematika, bahasa Inggris, tinggi badan dan lain sebagainya.
Saat itu sudah menunjukan jam empat sore.
"Test hari ini selesai, kami akan seleksi terlebih dahulu. Nanti kami kabari lagi seminggu ke depan." Jelas sang panitia.
Kemudian semua membubarkan diri.
Hari itu Isma terlihat capek.
Sesampainya di rumah, Isma langsung merebahkan badannya di kasur kesayangannya.
"Cape ya Is... Gimana hasilnya...?" Tanya ibu.
"Belum keluar hasilnya Bu, katanya nanti dikabari tujuh hari ke depan. Doain Isma ya Bu.. mudah-mudahan ada rezeki Isma disana. "
"Iya.. aamiin. Ibu slalu doakan kalian anak-anak ibu." Jawab ibu.
Keesokan hari nya Isma slalu menunggu, berharap ada SMS masuk. Satu.. Dua.. tiga... Sampai tujuh hari tak kunjung ada kabar.
Sampai Isma pun mengira kalau dia mungkin tidak akan diterima diperusahaan itu.
Hingga hari ke delapan...
Kring... Suara hp Isma berbunyi tanda ada SMS masuk. Lalu Isma buka.
"Saudari Isma Febriyanti diharapakan hadir besok di perusahaan kami pukul 08.00 untuk melaksanakan interview, karena saudari Isma Febriyanti dinyatakan lulus Test."
Begitu kira-kira isi SMS nya.
"Ibu.... Ibu... Isma lulus Test....!!" Isma berteriak.
"Alhamdulillah ya nak.. Allah selalu memudahkan langkah kamu." Jawab ibu sambil memeluk Isma.
Keesokan harinya Isma sudah rapi dengan seragam hitam putih dan sepatunya.
Lalu ia berangkat untuk interview.
"Saudari Isma... Silahkan masuk..!"
Lalu Isma memasuki ruangan.
"Assalamualaikum... Bu.."
"Waalikumsalam... Silahkan duduk saudari Isma. "
Disana ia berbincang-bincang segala sesuatu. Satu demi satu pertanyaan Isma jawab. Hingga ada satu pertanyaan yang membuat Isma agak berpikir.
"Apakah saudari Isma bersedia tinggal di mess jika bekerja nanti...?"
"Apa wajib tinggal di mess ya Bu..?" Isma berbalik bertanya.
"Iya... Disini karyawati wajib tinggal di mess jika belum menikah." Jawab ibu itu.
"Baiklah.. saya bersedia Bu.." jawab Isma dengan tegas.
Isma berpikir ia harus belajar mandiri.. belajar membiayai hidupnya sendiri.
"Baik.. kalau bersedia.. mulai hari Senin saudari Isma sudah mulai masuk kerja."
"Oh .. iya.. baik.. terima kasih banyak ya Bu..!!" Jawab Isma.
Lalu Isma pergi keluar ruangan.
Dengan wajah gembira Isma pulang kerumah. Waktu itu Isma pulang masih siang. Isma langsung pergi ke pasar tempat ibunya berjualan.
"Bu.. Isma sudah mulai kerja nanti Senin."
"Beneran ini Is... Alhamdulillah ya...." Jawab ibu.
"Tapi Bu... Isma disana harus tinggal di mess. Ibu mengizinkan kan..?" Tanya Isma.
"Ibu akan izinkan Isma... Selama itu hal positif." Jelas sang ibu
"Terima kasih ya Bu..."
Hari ke hari Isma sudah mulai menyiapkan segala keperluannya nanti disana. Rasanya ia sudah tak sabar untuk mencari uang sendiri.
Ia sudah tumpuk-tumpukan pakaian yang akan ia bawa. Sampai di hari Minggu.... Hari terakhir ia berada dirumah.
"Ayo kita berangkat Bu..."
"Semuanya sudah siap Is....?"
"Sudah Bu.." jawab Isma.
"Gak ada yang ketinggalan Is..??" Tanya ibu
"Insyaallah ga ada Bu.." Jawab Isma
Lalu Isma dan ibu pergi meninggalkan rumah. Isma berpamitan pada ayahnya.
"Pak.. Isma berangkat dulu ya.. doain Isma semoga jadi orang sukses." Kata isma sambil mencium tangan ayahnya.
Perjalanan dari rumah ke tempat kerja lumayan lama. Menghabiskan waktu empat sampai lima jam.
Sesampai di mess, Isma langsung menemui ibu mess.
Isma berkenalan, lalu ibu mess menunjukan kamar Isma.
"Ini nak Isma kamarnya.. ini kamar 1. Semuanya ada 20 kamar. Dan satu kamar terdiri dari 9 orang." Jelas ibu mess.
"Oh iya Bu... Terima kasih banyak."
Isma dan ibunya masuk ke kamar. Disana sudah ada 8 orang. Rata-rata seumuran dengan Isma.
"Ibu titip anak ibu ya nak... Isma mulai besok bekerja disini. Dan akan tinggal bersama kalian." Kata ibu Isma pada teman Isma dikamar itu.
"Iya Bu... Semoga Isma betah tinggal dengan kami." Jawab mereka.
Lalu ibu Isma pun menitipkan Isma pada ibu mess.
"Ibu.. saya titip anak saya disini. Kalau ia bersalah tegur saja. Kalau ada apa-apa beritahu saya ya Bu."
"Baik Bu.. " Jawab ibu mess
"Isma.. ibu pulang dulu ya... Baik-baik disini. Jangan lupa shalat lima waktu. Dan jangan telat makan." Pesan ibu pada Isma.
"Iya.. Bu.." Jawab Isma
Lalu ibu Isma membalikan badannya dan kembali pulang ke rumah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!