Tidak kuliah karena kasihan orang tua

Hari demi hari,Isma setiap pagi slalu beraktifitas seperti itu. Hingga akhirnya ia sudah dikelas 3. Hari kelulusan pun tiba.

Pagi-pagi ia seperti biasa sekolah. Dia duduk di bangku nya sambil menunggu wali kelas datang membawa surat kelulusan.

Satu demi satu siswa di panggil.

"Nanti kita buka nya sama-sama ya...!".Kata pak guru

Setelah semua kebagian. Wali kelas mengomando membuka surat kelulusan.

"Bismillah dulu ya anak-anak.... Kita buka sama-sama."

"Bismillahirohmanirohim........" Ucap semua siswa sambil membuka kertas.

Semua menjerit... Berpelukan....

"Alhamdulillah....." Pak guru tersenyum

"Semua lulus ya anak-anak ku...?!"

Isma tak sabar, rasanya sudah ingin sampai dirumah memberikan hasil kelulusan itu.

"Ibu... Isma pulang...!!" Teriak Isma dari luar rumah

Lalu dikasih lah itu surat pada ibu.

"Alhamdulillah ya nak... kamu lulus."

"Iya Bu..." Jawab Isma sambil tersenyum bahagia.

"Oh iya Bu seminggu lagi perpisahan sekolah, ibu mau kan ke sekolah..?"

"Iya..." Jawab ibu sambil menganggukkan kepala.

"Oh..iya nak setelah lulus apa kamu mau kuliah..?" Tanya ibu

"Hampir semua teman Isma kuliah. Tapi Isma memilih cari kerja dulu aja ya Bu..?" Jawab isma

"Baiklah.." Jawab ibu

Padahal dalam hati nya Isma sangat ingin kuliah, hanya dia tak tega melihat ayah dan ibunya lelah banting tulang berdagang untuk membiayai kuliahnya.

Hari ini hari perpisahan sekolah. Masih pagi Isma sudah diantar ibu ke salon. Didandani lah Isma dengan baju kebaya nya. Isma terlihat pangling hari itu.

Bertemu lah Isma dengan teman-temannya. Hari itu hari terakhir di sekolahnya. Isma berfoto bersama dengan teman-temannya dengan guru-gurunya.

"Tidak terasa ya Bu... Isma sudah 3 tahun saja sekolah disini... Sekolah yang Isma impikan." Isma berkata pada ibunya.

"Iya nak.. Alhamdulillah kamu sudah mewujudkan mimpi kamu." Jawab ibu

Keesokan harinya Isma sudah bisa bersantai dirumah. Karena ia hanya tinggal tunggu ijazah keluar.

Tiba-tiba ada guru mengirim pesan bahwa ada satu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja melalui test ke sekolah. Test itu bisa dilakukan oleh siapa saja bagi yang berminat. Test nya akan dilakukan tujuh hari ke depan. Tanpa berpikir lama Isma langsung daftar dan ingin mengikuti test itu.

Seminggu kemudian Isma pergi kesekolah. Ia mulai mengisi formulir.

"Bismillah... Semoga ada rezeki disini." ucap Isma sambil mulai menulis.

Satu demi satu pertanyaan di formulir itu Isma jawab.

Lalu mulai lah Isma Test warna, matematika, bahasa Inggris, tinggi badan dan lain sebagainya.

Saat itu sudah menunjukan jam empat sore.

"Test hari ini selesai, kami akan seleksi terlebih dahulu. Nanti kami kabari lagi seminggu ke depan." Jelas sang panitia.

Kemudian semua membubarkan diri.

Hari itu Isma terlihat capek.

Sesampainya di rumah, Isma langsung merebahkan badannya di kasur kesayangannya.

"Cape ya Is... Gimana hasilnya...?" Tanya ibu.

"Belum keluar hasilnya Bu, katanya nanti dikabari tujuh hari ke depan. Doain Isma ya Bu.. mudah-mudahan ada rezeki Isma disana. "

"Iya.. aamiin. Ibu slalu doakan kalian anak-anak ibu." Jawab ibu.

Keesokan hari nya Isma slalu menunggu, berharap ada SMS masuk. Satu.. Dua.. tiga... Sampai tujuh hari tak kunjung ada kabar.

Sampai Isma pun mengira kalau dia mungkin tidak akan diterima diperusahaan itu.

Hingga hari ke delapan...

Kring... Suara hp Isma berbunyi tanda ada SMS masuk. Lalu Isma buka.

"Saudari Isma Febriyanti diharapakan hadir besok di perusahaan kami pukul 08.00 untuk melaksanakan interview, karena saudari Isma Febriyanti dinyatakan lulus Test."

Begitu kira-kira isi SMS nya.

"Ibu.... Ibu... Isma lulus Test....!!" Isma berteriak.

"Alhamdulillah ya nak.. Allah selalu memudahkan langkah kamu." Jawab ibu sambil memeluk Isma.

Keesokan harinya Isma sudah rapi dengan seragam hitam putih dan sepatunya.

Lalu ia berangkat untuk interview.

"Saudari Isma... Silahkan masuk..!"

Lalu Isma memasuki ruangan.

"Assalamualaikum... Bu.."

"Waalikumsalam... Silahkan duduk saudari Isma. "

Disana ia berbincang-bincang segala sesuatu. Satu demi satu pertanyaan Isma jawab. Hingga ada satu pertanyaan yang membuat Isma agak berpikir.

"Apakah saudari Isma bersedia tinggal di mess jika bekerja nanti...?"

"Apa wajib tinggal di mess ya Bu..?" Isma berbalik bertanya.

"Iya... Disini karyawati wajib tinggal di mess jika belum menikah." Jawab ibu itu.

"Baiklah.. saya bersedia Bu.." jawab Isma dengan tegas.

Isma berpikir ia harus belajar mandiri.. belajar membiayai hidupnya sendiri.

"Baik.. kalau bersedia.. mulai hari Senin saudari Isma sudah mulai masuk kerja."

"Oh .. iya.. baik.. terima kasih banyak ya Bu..!!" Jawab Isma.

Lalu Isma pergi keluar ruangan.

Dengan wajah gembira Isma pulang kerumah. Waktu itu Isma pulang masih siang. Isma langsung pergi ke pasar tempat ibunya berjualan.

"Bu.. Isma sudah mulai kerja nanti Senin."

"Beneran ini Is... Alhamdulillah ya...." Jawab ibu.

"Tapi Bu... Isma disana harus tinggal di mess. Ibu mengizinkan kan..?" Tanya Isma.

"Ibu akan izinkan Isma... Selama itu hal positif." Jelas sang ibu

"Terima kasih ya Bu..."

Hari ke hari Isma sudah mulai menyiapkan segala keperluannya nanti disana. Rasanya ia sudah tak sabar untuk mencari uang sendiri.

Ia sudah tumpuk-tumpukan pakaian yang akan ia bawa. Sampai di hari Minggu.... Hari terakhir ia berada dirumah.

"Ayo kita berangkat Bu..."

"Semuanya sudah siap Is....?"

"Sudah Bu.." jawab Isma.

"Gak ada yang ketinggalan Is..??" Tanya ibu

"Insyaallah ga ada Bu.." Jawab Isma

Lalu Isma dan ibu pergi meninggalkan rumah. Isma berpamitan pada ayahnya.

"Pak.. Isma berangkat dulu ya.. doain Isma semoga jadi orang sukses." Kata isma sambil mencium tangan ayahnya.

Perjalanan dari rumah ke tempat kerja lumayan lama. Menghabiskan waktu empat sampai lima jam.

Sesampai di mess, Isma langsung menemui ibu mess.

Isma berkenalan, lalu ibu mess menunjukan kamar Isma.

"Ini nak Isma kamarnya.. ini kamar 1. Semuanya ada 20 kamar. Dan satu kamar terdiri dari 9 orang." Jelas ibu mess.

"Oh iya Bu... Terima kasih banyak."

Isma dan ibunya masuk ke kamar. Disana sudah ada 8 orang. Rata-rata seumuran dengan Isma.

"Ibu titip anak ibu ya nak... Isma mulai besok bekerja disini. Dan akan tinggal bersama kalian." Kata ibu Isma pada teman Isma dikamar itu.

"Iya Bu... Semoga Isma betah tinggal dengan kami." Jawab mereka.

Lalu ibu Isma pun menitipkan Isma pada ibu mess.

"Ibu.. saya titip anak saya disini. Kalau ia bersalah tegur saja. Kalau ada apa-apa beritahu saya ya Bu."

"Baik Bu.. " Jawab ibu mess

"Isma.. ibu pulang dulu ya... Baik-baik disini. Jangan lupa shalat lima waktu. Dan jangan telat makan." Pesan ibu pada Isma.

"Iya.. Bu.." Jawab Isma

Lalu ibu Isma membalikan badannya dan kembali pulang ke rumah.

Episodes
1 Isma
2 Isma anak SMK
3 Tidak kuliah karena kasihan orang tua
4 memilih bekerja
5 ibu jatuh sakit
6 Surat peringatan untuk Isma
7 Tunangan mendadak
8 sosok bayangan hitam
9 Persiapan pernikahan & Ibu jatuh sakit lagi
10 Pernikahan Isma
11 kista dirahim Isma
12 stroke
13 Surga tempat ibu kembali
14 Ibu meninggal ketika Isma mengandung
15 Ruang Operasi
16 Zikri kakak yang penyabar
17 Zikri kecelakaan
18 Pengunduran diri Zikri
19 Pelatihan security
20 Pelatihan security ke 2
21 Zikri lulus pelatihan
22 Zikri ditugaskan diluar kota
23 Zikri diperantauan
24 Tidur di Mushola
25 Kontrakan sederhana Zikri
26 Sakit Kepala Zikri
27 Bekerja dengan Pak Abi
28 Malam ke Tiga Zikri
29 Pindah tugas
30 Hari pertama kerja di tempat baru
31 Supervisor yang jutek
32 Rezeki dari Pak tua
33 Menahan lapar karena gak ada uang
34 Tugas malam
35 Pulang
36 Zikri kembali kerja
37 Pak Komandan
38 Tempat kerja baru Zikri
39 Hari pertama di tempat baru
40 Iri pada Zikri
41 Zikri tetap bersabar
42 Sikapnya membuat naik darah
43 Tidak masuk lagi tanpa keterangan
44 Arul ikut ke perantauan
45 Arul melakukan interview
46 Arul memilih pekerjaan lain
47 Melamar kerja
48 Menunggu panggilan
49 Interview Pertama
50 Masa Training
51 Peserta training
52 Training hari kedua
53 Baju semata wayang
54 Gaji pertama Arul
55 Perjalanan pulang
56 Kembali beraktivitas
57 Menunggu gajian
58 Belum gajian
59 Masih menunggu gajian
60 Siomay penolong perut Zikri
61 Sate pemberian Zikri
62 Perdana masuk shift malam
63 Pulang kerja
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Isma
2
Isma anak SMK
3
Tidak kuliah karena kasihan orang tua
4
memilih bekerja
5
ibu jatuh sakit
6
Surat peringatan untuk Isma
7
Tunangan mendadak
8
sosok bayangan hitam
9
Persiapan pernikahan & Ibu jatuh sakit lagi
10
Pernikahan Isma
11
kista dirahim Isma
12
stroke
13
Surga tempat ibu kembali
14
Ibu meninggal ketika Isma mengandung
15
Ruang Operasi
16
Zikri kakak yang penyabar
17
Zikri kecelakaan
18
Pengunduran diri Zikri
19
Pelatihan security
20
Pelatihan security ke 2
21
Zikri lulus pelatihan
22
Zikri ditugaskan diluar kota
23
Zikri diperantauan
24
Tidur di Mushola
25
Kontrakan sederhana Zikri
26
Sakit Kepala Zikri
27
Bekerja dengan Pak Abi
28
Malam ke Tiga Zikri
29
Pindah tugas
30
Hari pertama kerja di tempat baru
31
Supervisor yang jutek
32
Rezeki dari Pak tua
33
Menahan lapar karena gak ada uang
34
Tugas malam
35
Pulang
36
Zikri kembali kerja
37
Pak Komandan
38
Tempat kerja baru Zikri
39
Hari pertama di tempat baru
40
Iri pada Zikri
41
Zikri tetap bersabar
42
Sikapnya membuat naik darah
43
Tidak masuk lagi tanpa keterangan
44
Arul ikut ke perantauan
45
Arul melakukan interview
46
Arul memilih pekerjaan lain
47
Melamar kerja
48
Menunggu panggilan
49
Interview Pertama
50
Masa Training
51
Peserta training
52
Training hari kedua
53
Baju semata wayang
54
Gaji pertama Arul
55
Perjalanan pulang
56
Kembali beraktivitas
57
Menunggu gajian
58
Belum gajian
59
Masih menunggu gajian
60
Siomay penolong perut Zikri
61
Sate pemberian Zikri
62
Perdana masuk shift malam
63
Pulang kerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!