Bab 4 Ke Salon

Seperti yang sudah dijanjikan oleh Tania Wijaya, sahabat baik Amanda dari semasa mereka duduk di bangku SMU. Hari Sabtu ini dia akan mengantar Amanda ke salon yang ada di mall terbesar di kotanya. Dia sengaja membawa mobil, agar bisa membawa Amanda dan kedua anaknya untuk sekalian jalan-jalan, karena Tania tahu semenjak Amanda mempunyai dua anak, sahabatnya itu jarang sekali yang namanya jalan-jalan. Kesehariannya hanya di rumah mengurus dua anak balitanya yang aktif. Terkadang Tania menyayangkan dengan pilihan Amanda yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya karena dia tahu Amanda termasuk salah satu karyawan berprestasi di kantornya.

Sementara itu, Amanda sudah bersiap dengan kedua anaknya. Dia sudah berdandan cantik menurutnya dengan memakai celana jeans dan baju tunik agar mudah bergerak saat tiba-tiba kedua anaknya ingin berlari ke sana ke mari. Amanda juga sudah meminta ijin pada suaminya untuk main ke rumah Tania yang berada di perumahan kawasan elit di kotanya.

"Mas, aku minta ijin mau main ke rumah Tania! Nanti dia yang akan jemput ke sini," ucap Amanda saat sarapan pagi.

"Oh! Ya sudah tapi pulangnya jangan terlalu malam, soalnya Mas juga ada acara dengan teman hari ini. Apa Tania akan menjemput ke sini?" tanya Apandi.

"Iya, Mas! Mungkin sebentar lagi dia datang," Amanda langsung membereskan piring kotor bekas mereka makan saat keduanya sudah seperti sarapan pagi.

Sementara Apandi langsung mengambil benda pipih pintarnya di dalam kantong celana yang dia pakai. Dia segera mengetikan sesuatu dan mengirimnya pada seseorang melalui aplikasi berlogo gagang telepon berwarna hijau. Tercetak senyum miring di bibirnya seperti dia sedang merencanakan sesuatu.

Tak berselang lama, Tania datang dengan disambut oleh kedua anak Amanda. Mereka begitu senang saat melihat kedatangan Tania, karena tahu berarti akan diajak jalan-jalan oleh sahabat bundanya itu yang sudah mereka anggap tantenya sendiri.

"Tante!!!" teriak Kia saat melihat turun dari mobil. Dia langsung berlari dan menghambur ke pelukan Tania. Begitupun dengan Azka yang suka ikut-ikutan dengan apa yang kakaknya lakukan.

"Hallo cantik!" sapa Tania pada Kia, "Hallo ganteng!" Tania langsung memeluk kedua anak sahabatnya yang sudah seperti anaknya sendiri.

Amanda ke luar dari rumah dan langsung menyambut kedatangan sahabatnya itu dengan cipika-cipiki yang sudah menjadi kebiasaan mereka. Setelah berpamitan pada Apandi, Amanda pun langsung berangkat menuju ke mall sesuai rencana.

"Manda, tumben suami kamu gak banyak pertanyaan? Biasanya kalau kamu, aku ajak jalan pasti udah seperti detektif saja. Nanya terus, mau ke mana, dengan siapa, lama tidak?" Tania mempraktekkan bagaimana biasanya Apandi over protektif pada sahabatnya itu.

"Mungkin karena dia sudah tahu kalau aku mau main ke rumahmu. Lagian sekarang kan aku bawa anak, mana mungkin dia curiga aku bakal ngapa-ngapain," dalih Amanda.

"Syukur deh kalau gitu, asal jangan karena dia sudah bosan saja sama kamu." Ceplos Tania yang sukses membuat Amanda menundukkan kepalanya.

"Mungkin, apa yang kamu katakan itu benar! Semakin ke sini, Mas Pandi semakin beda sama aku, makanya aku ingin perawat ke salon sama potong rambut biar jadi fresh gitu." Curhat Amanda. Entahlah, terkadang dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya dari Tania. Setiap dia sedih ataupun sedang ada masalah, Tania yang selalu menampung keluh kesahnya.

"Ide bagus itu! Kita make over kamu biar Mas Pandi tidak mencari kucing liar di luaran sana padahal di rumah sudah ada kucing Angora, yang tinggal poles dikit sudah memiliki nilai jual yang tinggi, hahaha ...." Tania tertawa dengan apa yang dikatakannya. Dia tidak ingin melihat sahabatnya itu bersedih makanya dia membuat candaan meskipun terdengar garing.

"Dasar kamu, Tania! Aku disamakan dengan kucing." Amanda mencebikkan bibir mendengar gurauan sahabatnya.

Mobil yang Amanda tumpangi sudah memasuki parkiran mall. Dengan sumringah Kia dan Azka keluar dari mobil dan dengan tidak sabaran, Kia berlari ingin cepat-cepat masuk ke dalam mall. Pikirnya, dia diajak ke sini karena akan diajak main di pusat permainan anak-anak. Saking semangatnya dia berlari sampai tidak sadar menabrak tubuh tegap seorang pria dewasa yang bernama Gilang Ramadhan seorang CEO dari perusahaan textile terbesar di negeri ini, GREEN Textile yang baru keluar dari mobil.

"Aduh!" ringis Kia saat dia terjengkang setelah menabrak seseorang.

Amanda langsung berlari menyusul Kia seraya menggendong Azka. Begitupun dengan pria itu yang langsung berjongkok saat tahu ada seorang gadis kecil terjatuh karena menabraknya.

"Kamu tidak apa-apa, Dek," tanya Gilang

"Kia, kamu tidak apa-apa, Sayang?" Panik Amanda secara bersamaan dengan Gilang.

Kia melihat bergantian pada pria yang ditabraknya dan juga bundanya yang berjongkok bersebelahan mengkhawatirkan dirinya.

"Kia gak papa, Bun! Kia 'kan anak hebat!" Cengir Kia.

"Syukurlah kalau tidak apa-apa, kalau begitu saya permisi," pamit Gilang seraya berdiri dan kemudian pergi terlebih dahulu karena memang dia sedang ada urusan.

Selepas kepergian Gilang, Amanda langsung membantu putrinya berdiri bersamaan dengan Tania yang baru datang karena turun belakangan.

"Ayo Kia sama Tante, Bundanya 'kan repot gendong dedek," ajak Tania.

Setelah membersihkan sisa debu yang menempel karena terjatuh tadi, mereka langsung menuju ke salon langganan Tania dan Amanda dulu saat dia masih kerja.

Sesampainya di salon kecantikan, Amanda meminta untuk creambath dan potong rambut ditambah facial wajah. Sepertinya bukan waktu yang sebentar untuk melakukan perawatan itu sehingga Tania memutuskan untuk membawa Kia dan Azka ke pusat permainan agar mereka merasa tidak jenuh saat menunggu bundanya di salon.

Satu jam sudah berlalu tapi Amanda belum juga selesai, Anak-anak mulai merengek kebosanan. Tania pun membawa keduanya ke restosan cepat saji kesukaan kedua anak sahabatnya. Namun saat Tania baru saja mendudukkan bokongnya, tanpa sengaja dia melihat suami sahabatnya bersama dengan seorang gadis cantik,

"Apandi," gumam Tania, dia teringat dengan gadis yang bersama Apandi adalah gadis yang sama saat mereka tidak sengaja bertemu di acara pernikahan teman kantornya.

"Kenapa, Tan?" tanya Kia yang mendengar nama ayahnya disebut.

"Tidak sayang, ayo makan!" Tania pun menyuapi Azka karena Kia sudah bisa makan sendiri.

Tak berapa lama kemudian, Amanda datang dengan model rambut yang baru, wajahnya terlihat bersinar setelah facial dan sekalian make up di salon itu.

"Maaf ya lama!" ucap Amanda setelah dia duduk depan Tania.

"Iya, gak papa! Kamu jadi kembali kinclong lagi, Manda. Sudah tidak seperti upik abu lagi," canda Tania.

"Bisa saja kamu!" Amanda tersipu mendapat pujian dari sahabatnya.

"Oh, iya Manda, Pandi punya adik perempuan gak sih?" tanya Tania.

"Adik Mas Pandi hanya Dimas saja, memangnya kenapa?" tanya Amanda.

"Waktu minggu kemarin, aku bertemu dengan suamimu saat kondangan ke teman kantorku. Dia bersama seorang gadis mungkin, aku gak tahu dia gadis atau janda, yang jelas lebih muda dari kita. Saat aku tanya Mas Pandi dengan siapa, jawabnya cewek itu adiknya. Aku sih percaya aja karena tidak tahu tentang keluarga suamimu. Hanya saja, tadi aku melihatnya lagi. Cewek itu bergelayut manja di tangan suamimu, makanya aku tanya apa benar dia adik suamimu atau bukan." Tania bercerita dengan tangan yang terus menyuapi Azka.

Amanda langsung termenung di tempatnya saat mendengar apa yang sahabatnya itu katakan. Dia terus bertanya siapa cewek itu karena setahunya Apandi tidak punya adik perempuan.

Siapa cewek yang dimaksud oleh Tania? Karena adik Mas Pandi hanya Dimas. Apa mungkin ini maksud perkataan ibu waktu itu, Mas Pandi berselingkuh di belakangku.

...~Bersambung~...

Jangan lupa tinggalkan jejak kawan! Like, comment, vote, rate, gift, dan favorite dari pembaca semua sangat berarti untuk Author.

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

makanya dng senang hati Apandi membolehkan Manda pergi sama Tania ternyata sdh punya janji dng seorang gadis

2023-09-16

1

Marsiyah

Marsiyah

laki laki emang egois

2022-12-31

0

Alitha Fransisca

Alitha Fransisca

Semoga sukses Thatya

2022-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mungkin bosan
2 Bab 2 Ocehan Mertua
3 Bab 3 Mulai berbenah diri
4 Bab 4 Ke Salon
5 Bab 5 Berharap pujian suami
6 Bab 6 Mulai Curiga
7 Bab 7 Terbongkar
8 Bab 8 Semakin menjadi
9 Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10 Bab 10 Pilih aku atau dia?
11 Bab 11 Cerai
12 Bab 12 Awal yang baik
13 Bab 13 Konveksi rumahan
14 Bab 14 Join
15 Bab 15 Banyak Duit
16 Bab 16 Reuni
17 Bab 17 prospek
18 Bab 18 Kerjasama
19 Bab 19 Harta Gono Gini
20 Bab 20 Gosip
21 Bab 21 Bertemu Mantan
22 Bab 22 Saat hujan
23 Bab 23 Takdir
24 Bab 24 Duda
25 Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26 Bab 26 Anak
27 Bab 27 Kesiangan
28 Bab 28 Rujuk?
29 Bab 29 Rencana pindahan
30 Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31 Bab 31 Pindah
32 Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33 Bab 33 Meminta restu
34 Bab 34 Resmi
35 Bab 35 Figur Seorang Ayah
36 Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37 Bab 37 Percayalah padaku!
38 Bab 38 Pemilik
39 Bab 39 Makan Siang
40 Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41 Bab 41 Terpuruk
42 Bab 42 Maafkan Ayah
43 Bab 43 Shopping
44 Bab 44 Menikah
45 Bab 45 Tobat
46 Bab 46 Buka Puasa
47 Bab 47 Pamit
48 Bab 48 Tendangan Citra
49 Bab 49 Hukuman orang jahat
50 Bab 50 Ibu Kena Stroke
51 Bab 51 Hasutan Melani
52 Bab 52 Pencuri
53 Bab 53 Kematian Citra
54 Bab 54 Berbeda
55 Bab 55 Langit Putraku!
56 Bab 56 Sebar Benih
57 Bab 57 Permintaan Langit.
58 Bab 58 Periksa Kandungan
59 Bab 59 Terlihat Sempurna
60 Bab 60 Kedatangan Melissa
61 Bab 61 Mencari Bukti
62 Bab 62 Rama Ngidam
63 Bab 63 Pelukan Langit
64 Bab 64 Pesta Kemenangan
65 Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66 Bab 66 Melisa Insyaf
67 Bab 67 Akibat Kesalahan
68 Bab 68 Welcome Baby Boy
69 Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70 Bab 70 Memaafkan (End)
71 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72 Promo Janda Sebelum Menikah
73 Promo Simpanan Abang Angkat
74 Promo Mainan CEO Arogant
75 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Mungkin bosan
2
Bab 2 Ocehan Mertua
3
Bab 3 Mulai berbenah diri
4
Bab 4 Ke Salon
5
Bab 5 Berharap pujian suami
6
Bab 6 Mulai Curiga
7
Bab 7 Terbongkar
8
Bab 8 Semakin menjadi
9
Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10
Bab 10 Pilih aku atau dia?
11
Bab 11 Cerai
12
Bab 12 Awal yang baik
13
Bab 13 Konveksi rumahan
14
Bab 14 Join
15
Bab 15 Banyak Duit
16
Bab 16 Reuni
17
Bab 17 prospek
18
Bab 18 Kerjasama
19
Bab 19 Harta Gono Gini
20
Bab 20 Gosip
21
Bab 21 Bertemu Mantan
22
Bab 22 Saat hujan
23
Bab 23 Takdir
24
Bab 24 Duda
25
Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26
Bab 26 Anak
27
Bab 27 Kesiangan
28
Bab 28 Rujuk?
29
Bab 29 Rencana pindahan
30
Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31
Bab 31 Pindah
32
Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33
Bab 33 Meminta restu
34
Bab 34 Resmi
35
Bab 35 Figur Seorang Ayah
36
Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37
Bab 37 Percayalah padaku!
38
Bab 38 Pemilik
39
Bab 39 Makan Siang
40
Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41
Bab 41 Terpuruk
42
Bab 42 Maafkan Ayah
43
Bab 43 Shopping
44
Bab 44 Menikah
45
Bab 45 Tobat
46
Bab 46 Buka Puasa
47
Bab 47 Pamit
48
Bab 48 Tendangan Citra
49
Bab 49 Hukuman orang jahat
50
Bab 50 Ibu Kena Stroke
51
Bab 51 Hasutan Melani
52
Bab 52 Pencuri
53
Bab 53 Kematian Citra
54
Bab 54 Berbeda
55
Bab 55 Langit Putraku!
56
Bab 56 Sebar Benih
57
Bab 57 Permintaan Langit.
58
Bab 58 Periksa Kandungan
59
Bab 59 Terlihat Sempurna
60
Bab 60 Kedatangan Melissa
61
Bab 61 Mencari Bukti
62
Bab 62 Rama Ngidam
63
Bab 63 Pelukan Langit
64
Bab 64 Pesta Kemenangan
65
Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66
Bab 66 Melisa Insyaf
67
Bab 67 Akibat Kesalahan
68
Bab 68 Welcome Baby Boy
69
Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70
Bab 70 Memaafkan (End)
71
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72
Promo Janda Sebelum Menikah
73
Promo Simpanan Abang Angkat
74
Promo Mainan CEO Arogant
75
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!