Bab 5 Berharap pujian suami

Sepulang dari Mall, Amanda membereskan rumahnya yang terlihat berantakan bekas Apandi makan kacang di ruang televisi. Dia juga merasa kaget karena seprai kamarnya terlihat berantakan. Merasa kesal karena rumahnya menjadi berantakan, membuat Amanda lupa dengan apa yang dikatakan Tania saat tadi di mall. Apalagi si bungsu rewel karena saat tadi turun dari mobil Tania, tidurnya terganggu.

Amanda pun langsung membereskan rumahnya seraya menggendong Azka yang tidak mau diturunkan dari gendongannya. Di saat dia sedang membereskan rumah, terdengar bunyi handphone yang dia simpan di dalam tas yang tadi dipakai ke mall.

Amanda langsung menggulir tombol hijau saat terlihat nama suaminya yang tertera di layar ponselnya.

"Hallo, Assalamu'alaikum." Amanda langsung mengucap salam duluan setelah panggilan telepon tersambung.

"Wa'alaikumsalam. Manda, Mas mungkin pulang telat karena ada kasus yang Mas urus," uap Apandi di seberang sana.

"Loh, Bukannya hari ini libur? Kenapa ke kantor?" tanya Amanda heran.

"Tadi ada tugas dadakan dari atasan, kan lumayan nanti bonusnya. Ya sudah, Mas mau lanjut kerja lagi. Assalamu'alaikum." Apandi langsung menutup teleponnya tanpa menunggu Amanda menjawab salamnya.

"Wa'alaikumsalam," lirih Amanda.

Amanda melanjutkan kembali pekerjaannya sampai terdengar suara adzan ashar barulah semua pekerjaannya beres.

Ibu dari dua orang anak itu, memilih untuk segera membersihkan dirinya. Biasanya saat suaminya bilang pulang telat, saat adzan magrib pasti sudah pulang. Selesai mandi, Amanda mematutkan diri di depan kaca besar yang sengaja dia pasang di kamarnya. Dilihatnya , model rambut baru yang dia pilih dengan model segi layer. Dia menepuk-nepuk pipinya yang terasa kenyal dan terlihat kinclong.

Benar kata orang duit bisa membeli segalanya. Wajahku yang terlihat kusam kini jadi kinclong. Semoga saja Mas Pandi jadi kembali lagi seperti dulu, batin Amanda.

Amanda terlihat gelisah karena sudah Magrib tapi suaminya belum pulang juga. Amanda pun memilih untuk menidurkan kedua anaknya lebih awal. Mengingat keduanya tidak tidur siang dengan benar, karena mereka hanya tertidur saat tadi di mobil.

Selepas Isya, terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumahnya. Dia yakin pasti itu suaminya yang baru datang. Amanda segera membuka pintu depan rumahnya untuk menyambut kedatangan suaminya sekaligus ingin memperlihatkan penampilan barunya.

"Manda, kenapa kamu tidak menutup pintu gerbang rumah? Kalau ada maling masuk bagaimana? Ceroboh sekali!" Bukannya memberi salam, Apandi langsung memarahi Amanda karena pintu gerbang tidak dia tutup bekas tadi Tania mengantarnya.

"Maaf, Mas! Aku kelupaan, tadi sepulang dari rumah Tania, Azka rewel karena tidurnya terganggu," terang Amanda.

"Alasan saja kamu! Apa kamu habis memasukkan lelaki ke rumah?" tuduh Apandi.

"Astagfirullah, Mas! Kalau ngomong suka asal, Meski uang belanja yang Mas kasih kurang, tapi aku tidak pernah berpikir untuk selingkuh. Karena setahuku jika seorang istri suka berselingkuh, hari tuanya akan sengsara dan aku tidak mau seperti itu."

"Halah kamu tuh pinter ngeles! Lalu dari mana kamu mendapatkan uang untuk pergi ke salon dan beli baju baru? Potong rambut modelnya kho begini? Ini lagi, beli baju yang gombrong gini. Kolot banget sih selera kamu! Memang kamu gak bisa pilih baju yang ketat, yang terlihat seksih" hina Apandi yang membuat hati Amanda seperti ditusuk ribuan jarum.

"Mas, kenapa bicaranya sangat keterlaluan? Aku sengaja mengambil uang tabunganku agar terlihat cantik di depanmu. Kenapa kamu malah menghinaku? Bukankah dari pertama kita kenal, aku tidak pernah memakai baju seksih seperti apa yang kamu katakan. Kenapa sekarang kamu mempermasalahkannya?" Amanda sangat kesal karena bukannya mendapatkan pujian dari suaminya, dia malah mendapatkan hinaan.

Mendengar apa yang dikatakan istrinya, Apandi jadi tidak bisa menjawabnya. Memang benar apa yang istrinya katakan. Sedari awal mereka bertemu, Amanda memang tidak pernah memakai baju yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dia selalu memakai baju yang terlihat sopan meskipun belum sesuai dengan syariat agama yang dianutnya.

"Sudahlah, Mas capek mau mandi. Suami datang bukannya disediakan apa kek, malah diajak berantem," sungut Apandi langsung berlalu pergi ke kamar mandi. Dari sebelum pulang ke rumah dia memang sudah merasa kesal karena acara kuda-kudaan terganggu. Saat tadi atasannya menelpon untuk membereskan kasus yang tidak kelar-kelar. Sehingga dia terpaksa pergi ke kantor padahal dia main baru setengah jalan.

Sementara Amanda hanya menghela napas dalam, dia masih berharap suami yang dicintainya akan kembali seperti dulu lagi.

Setelah Apandi selesai mandi dan makan, dia pun pergi ke teras rumahnya untuk menghisap sebatang benda bernikotin seraya memainkan handphone.

Amanda datang dengan nampan di tangannya. Sudah menjadi kebiasaan Apandi dia merokok di teras rumah ditemani dengan secangkir kopi dan cemilan. Setelah menyimpan apa yang dibawanya, Amanda pun duduk di kursi teras di seberang kursi yang diduduki oleh suaminya.

"Mas, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Amanda hati-hati karena dia tidak ingin bertengkar lagi dengan suaminya.

"Mau tanya apa?" Matanya masih terfokus pada benda pipih canggih miliknya.

"Aku mau tanya, Mas pergi dengan siapa saat ke kondangan temannya Tania?" tanya Amanda.

"Tidak dengan siapa-siapa! Mas hanya bertemu dengan gadis itu di sana dan kita hanya mengobrol. Tiba-tiba saja Tania datang dan menanyakan kenapa tidak datang denganmu? Mas bilang, kamu sibuk dengan anak-anak. Dia juga tanya siapa gadis yang bersama Mas? Mas jawab saja kalau itu adik Mas." Apandi memaparkan kejadian yang tidak sepenuhnya bohong.

"Lagian temanmu itu kepo dengan urusan orang. Dia terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga kita sampai mengatakan hal yang akan membuat kita bertengkar. Mulai sekarang, jangan terlalu dekat dengan sahabatmu itu! Dia hanya akan membawa pengaruh buruk pada rumah tangga kita. Memangnya kamu ingin, anak-anak menderita karena perceraian orang tuanya?" berondong Apandi mencoba mencari cara agar istrinya tidak mencurigainya lagi.

"Selama ini, Tania tidak pernah menjelekkan atau menyuruhku untuk membantah Mas. Dia sering membantuku," bela Amanda.

"Itu karena kamu mudah percaya pada orang. Kamu tuh terlalu naif Manda! Selalu menganggap semua orang itu baik. Padahal banyak yang ingin menghancurkan kamu dengan cara halus, seperti Tania mengatakan hal yang membuat kamu curiga pada suamimu sendiri." Apandi menghisap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Sementara Amanda dibuat bingung dengan apa yang dikatakan suaminya. Di satu sisi, dia percaya sahabatnya tidak mungkin menghianati dirinya, karena selama dia mengenal Tania, dia selalu membantunya dan menjadi tempat untuk mencurahkan segala keluh kesahnya. Tapi di sisi lain, apa yang dikatakan suaminya itu ada benarnya. Kita tidak boleh terlalu percaya pada orang lain, karena tidak ada yang tahu isi hati manusia selain orang itu sendiri.

Mungkin, aku harus jaga jarak dengan Tania. Aku tidak ingin pernikahanku hancur karena rongrongan dari luar, batin Amanda.

...~Bersambung~...

...Dukung Author ya kawan! Dengan klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....

...Terima kasih!...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KAN LO YG NGAJAKIN BRANTEM, SUAMI BANGSAT😡😡😡😡😡

2024-01-01

1

Sunarti

Sunarti

slalu aja lelaki klo di mintai penjelasan akan memutar balikkan fakta takut ketauan bohong dan perselingkuhan nya

2023-09-16

1

Marsiyah

Marsiyah

manda kuper apa terlalu polos ?

2023-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mungkin bosan
2 Bab 2 Ocehan Mertua
3 Bab 3 Mulai berbenah diri
4 Bab 4 Ke Salon
5 Bab 5 Berharap pujian suami
6 Bab 6 Mulai Curiga
7 Bab 7 Terbongkar
8 Bab 8 Semakin menjadi
9 Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10 Bab 10 Pilih aku atau dia?
11 Bab 11 Cerai
12 Bab 12 Awal yang baik
13 Bab 13 Konveksi rumahan
14 Bab 14 Join
15 Bab 15 Banyak Duit
16 Bab 16 Reuni
17 Bab 17 prospek
18 Bab 18 Kerjasama
19 Bab 19 Harta Gono Gini
20 Bab 20 Gosip
21 Bab 21 Bertemu Mantan
22 Bab 22 Saat hujan
23 Bab 23 Takdir
24 Bab 24 Duda
25 Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26 Bab 26 Anak
27 Bab 27 Kesiangan
28 Bab 28 Rujuk?
29 Bab 29 Rencana pindahan
30 Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31 Bab 31 Pindah
32 Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33 Bab 33 Meminta restu
34 Bab 34 Resmi
35 Bab 35 Figur Seorang Ayah
36 Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37 Bab 37 Percayalah padaku!
38 Bab 38 Pemilik
39 Bab 39 Makan Siang
40 Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41 Bab 41 Terpuruk
42 Bab 42 Maafkan Ayah
43 Bab 43 Shopping
44 Bab 44 Menikah
45 Bab 45 Tobat
46 Bab 46 Buka Puasa
47 Bab 47 Pamit
48 Bab 48 Tendangan Citra
49 Bab 49 Hukuman orang jahat
50 Bab 50 Ibu Kena Stroke
51 Bab 51 Hasutan Melani
52 Bab 52 Pencuri
53 Bab 53 Kematian Citra
54 Bab 54 Berbeda
55 Bab 55 Langit Putraku!
56 Bab 56 Sebar Benih
57 Bab 57 Permintaan Langit.
58 Bab 58 Periksa Kandungan
59 Bab 59 Terlihat Sempurna
60 Bab 60 Kedatangan Melissa
61 Bab 61 Mencari Bukti
62 Bab 62 Rama Ngidam
63 Bab 63 Pelukan Langit
64 Bab 64 Pesta Kemenangan
65 Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66 Bab 66 Melisa Insyaf
67 Bab 67 Akibat Kesalahan
68 Bab 68 Welcome Baby Boy
69 Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70 Bab 70 Memaafkan (End)
71 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72 Promo Janda Sebelum Menikah
73 Promo Simpanan Abang Angkat
74 Promo Mainan CEO Arogant
75 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Mungkin bosan
2
Bab 2 Ocehan Mertua
3
Bab 3 Mulai berbenah diri
4
Bab 4 Ke Salon
5
Bab 5 Berharap pujian suami
6
Bab 6 Mulai Curiga
7
Bab 7 Terbongkar
8
Bab 8 Semakin menjadi
9
Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10
Bab 10 Pilih aku atau dia?
11
Bab 11 Cerai
12
Bab 12 Awal yang baik
13
Bab 13 Konveksi rumahan
14
Bab 14 Join
15
Bab 15 Banyak Duit
16
Bab 16 Reuni
17
Bab 17 prospek
18
Bab 18 Kerjasama
19
Bab 19 Harta Gono Gini
20
Bab 20 Gosip
21
Bab 21 Bertemu Mantan
22
Bab 22 Saat hujan
23
Bab 23 Takdir
24
Bab 24 Duda
25
Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26
Bab 26 Anak
27
Bab 27 Kesiangan
28
Bab 28 Rujuk?
29
Bab 29 Rencana pindahan
30
Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31
Bab 31 Pindah
32
Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33
Bab 33 Meminta restu
34
Bab 34 Resmi
35
Bab 35 Figur Seorang Ayah
36
Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37
Bab 37 Percayalah padaku!
38
Bab 38 Pemilik
39
Bab 39 Makan Siang
40
Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41
Bab 41 Terpuruk
42
Bab 42 Maafkan Ayah
43
Bab 43 Shopping
44
Bab 44 Menikah
45
Bab 45 Tobat
46
Bab 46 Buka Puasa
47
Bab 47 Pamit
48
Bab 48 Tendangan Citra
49
Bab 49 Hukuman orang jahat
50
Bab 50 Ibu Kena Stroke
51
Bab 51 Hasutan Melani
52
Bab 52 Pencuri
53
Bab 53 Kematian Citra
54
Bab 54 Berbeda
55
Bab 55 Langit Putraku!
56
Bab 56 Sebar Benih
57
Bab 57 Permintaan Langit.
58
Bab 58 Periksa Kandungan
59
Bab 59 Terlihat Sempurna
60
Bab 60 Kedatangan Melissa
61
Bab 61 Mencari Bukti
62
Bab 62 Rama Ngidam
63
Bab 63 Pelukan Langit
64
Bab 64 Pesta Kemenangan
65
Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66
Bab 66 Melisa Insyaf
67
Bab 67 Akibat Kesalahan
68
Bab 68 Welcome Baby Boy
69
Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70
Bab 70 Memaafkan (End)
71
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72
Promo Janda Sebelum Menikah
73
Promo Simpanan Abang Angkat
74
Promo Mainan CEO Arogant
75
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!