Saat menjelang siang hari, ibu mertuanya datang seperti apa yang dikatakan oleh Apandi tadi malam. Dia datang ke rumah anaknya jika akan mengambil uang bulanan yang selalu Apandi sisihkan dari uang gajinya. Sebenarnya Amanda tidak masalah jika suaminya itu selalu memberi uang pada ibu mertuanya. Akan tetapi, terkadang Amanda merasa tidak adil karena dia hanya diberi uang 50 ribu untuk jatah hariannya.
Setiap kali berkunjung ke rumah anaknya, selalu saja ada yang dikomentari oleh Bu Sopiah, ibunya Apandi. Entah itu tentang kedua anaknya yang rewel, entah itu tentang rumahnya yang terlihat berantakan. Bahkan soal penampilan Amanda pun, dia tidak segan untuk berkomentar. Seperti hari ini, Bu Sopiah terlihat tidak suka melihat penampilan Amanda.
"Manda, kamu itu istri jaksa! Masa pakai bajunya hanya daster begini, lihat tuh istrinya Pak Mantri Amir! Meski sudah berumur tapi selalu modis, mengikuti trend masa kini," cela Bu Sopiah.
Amanda hanya tersenyum menanggapi omongan ibu mertuanya, sedikit pun dia tidak ingin menyanggahnya. "Iya, Bu!" sahut Amanda.
"Tetangga ibu juga ada yang masih muda seperti kamu, dia punya anak balita tapi selalu berpenampilan modis, ditambah dia juga punya penghasilan sendiri tidak seperti kamu yang hanya mengandalkan uang gaji suami. Coba kamu tuh belajar berjualan apa kek yang sekiranya menghasilkan uang. Jangan mengandalkan suami terus," cerocos Bu Sopiah seperti kereta api yang tidak mengenal rem saat sudah berjalan.
"Manda juga ingin kerja lagi seperti dulu, Bu! Tapi kata Mas Pandi, gak ada yang jagain anak." Amanda merasa pusing kalau ibu mertuanya sudah datang berkunjung ke rumahnya. Mulut lemesnya selalu tidak bisa di rem.
"Ya makanya kamu usaha sampingan yang sekiranya bisa sambil menjaga anak," sanggah Bu Sopiah.
"Iya, Bu! Nanti Manda bicarakan dengan Mas Pandi," ucap Amanda pasrah dengan apa yang dikatakan oleh mertuanya.
"Kalau kamu berpenampilan seperti ini terus, jangan salahkan anakku jika mendua!" ketus Bu Sopiah.
Degh!
Jantung Amanda mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya. Kenapa tiba-tiba mertuanya bicara seperti itu, apa mungkin suaminya memang sudah memiliki yang lain di hatinya.
"Ibu, kenapa bicara seperti itu? Apa Ibu tahu kalau Mas Pandi punya simpanan?" tanya Amanda kaget.
"Ya mana Ibu tahu! Ibu bilang kan seandainya," ralat Bu Sopiah.
Tak lama kemudian, datang Kia yang baru pulang bermain bersama anak tetangga rumahnya, dia terlihat senang saat melihat neneknya.
"Nenek, kapan datang?" tanya Kia lalu mencium punggung tangan neneknya.
"Ya ampun Kia, kenapa dekil sekali? Apa bunda kamu tidak bisa merawat anak dengan baik sampai kamu jadi kurus dekil seperti tidak terurus," cerocos Bu Sopiah seraya membolak-balikkan badan Kia.
Astaga Ibu! Apanya yang dekil? Kalau kurus memang iya karena Kia susah makan, batin Amanda.
Amanda lagi-lagi hanya bisa mengelak ucapan mertuanya itu di dalam hati, dia tidak pernah berani membantah apa yah dikatakan oleh ibu mertua ataupun suaminya.
"Oh, iya Ibu! Mas Pandi nitip uang, katanya untuk kuliah Dimas." Amanda langsung mengalihkan pembicaraan, karena biasanya kalau sudah mendapatkan uang, mertuanya pasti langsung pulang.
Saat dulu Amanda masih bekerja, mertuanya itu baik pada Amanda. Tidak pernah bicara menyinggung perasaannya, tapi semenjak berhenti kerja karena memiliki anak, mertuanya itu terkadang bicara tidak pernah dipikir dulu.
"Oh! Berapa yang dititipkan Pandi untuk Ibu," Bu Sopiah mulai menurunkan nada bicaranya saat mendengar kata uang.
"Dua juta, Bu! Nanti aku ambilkan dulu!" ucap Amanda seraya beranjak pergi masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa sedikit sekali, Manda? Uang segitu hanya cukup untuk bayar kuliah Dimas saja, lalu untuk ibunya mana?" tanya Bu Sopiah yang malah mengikuti Amanda ke kamarnya.
"Astagfirullah! Ibu bikin aku kaget saja! Ibu tunggu dulu sambil menjaga Kia, Azka sedang tidur, Bu! Takut terganggu kalau berisik," dalih Amanda saat melihat mertuanya itu akan mengikutinya masuk ke kamar.
Setelah mendapatkan uangnya, Bu Sopiah pun pamit pulang pada Amanda.
***
Sementara di lain tempat, Apandi diajak rekan kerjanya untuk membeli alat tulis untuk kebutuhan kantor sekalian mereka makan siang di sebuah Mall terbesar di kota itu.
Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, mereka pun memutuskan untuk makan siang di restoran Solaria yang tidak jauh dari toko buku tempat tadi mereka berbelanja.
Apandi dan temannya Roni sudah memesan makanan, sampai datang dua orang gadis cantik menghampirinya. Terlihat mereka memakai seragam kerja dengan rok span setengah paha dan baju slim fit yang memperlihatkan lekuk tubuh kedua gadis cantik itu.
"Udah lama, Mas?" tanya Siska pada Roni yang menjadi pacarnya, "oh, iya kenalin ini temanku Citra," lanjutnya.
Apandi pun bersalaman dengan Citra karena dengan Siska dia sudah mengenalnya.
"Apandi!"
"Citra!"
Cantik juga nih cewek, body-nya itu wow banget. Kalau aku jadiin simpanan, kira-kira dia mau gak ya? batin Apandi
Apandi terus menatap Citra, sepertinya dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang SPG produk kecantikan di Mall itu.
Obrolan mereka pun berlanjut begitu hangat sampai keduanya saling bertukar nomor handphone.
Setelah selesai acara makan siangnya, Apandi dan temannya kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Citra gimana, Mas? Cantik kan?" tanya Roni.
"Iya, dia cantik! Wajah dan badannya juga terawat!" jawab Apandi dengan tersenyum simpul.
***
Hari pun terus berlalu, kini Amanda sudah bersih dan rapi untuk menyambut kedatangan suaminya, dia sengaja membeli sayur dan lauk dari warung nasi karena tadi anaknya rewel sehingga tidak sempat untuk memasak.
Apandi pulang dengan muka kusut, sepertinya dia sedang ada masalah di kantornya. Dia hanya melihat ke arah Amanda sekilas saat tadi istrinya itu menyambut kepulangannya.
Saat dia di meja, kekesalannya memuncak karena Amanda lupa membeli kerupuk untuk teman makan suaminya, ditambah rasa masakannya berbeda dengan yang biasa dia makan.
"Manda kerupuknya mana? Ini lagi rasanya gak enak begini? Kamu tuh seharian hanya di rumah tidak sempat untuk memasak sampai harus beli ke warung nasi," sungut Apandi.
"Maaf, Mas! Tadi Azka rewel ingin di gendong terus, dia nangis kalau aku ajak ke dapur katanya takut," kilah Amanda yang masih menggendong anak bungsunya.
"Alasan saja kamu! Bilang saja kamu tidak ingin menyiapkan makanan untukku! Aku tuh heran sama kamu, rawat tubuh gak bisa, masak juga malas, kerjaan kamu apa selama aku kerja? Teman kerja Mas di kantor semuanya pintar merawat tubuh, tidak seperti kamu yang semakin hari semakin dekil. Pakai baju juga hanya yang itu-itu saja. Memangnya kamu tidak punya baju lain selain baju daster?" Apandi seperti emak-emak komplek yang bicaranya nyerocos lupa ngrem.
Selalu saja begitu, membandingkan aku dengan rekan kerjanya. Mereka bisa ke salon karena di beri uang untuk perawatan dari suaminya. Itu lagi, kenapa Azka takut saat aku ajak ke dapur? Mungkin besok aku harus minta tolong sama Pak Ustadz, batin Amanda.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sunarti
mertua aja perilakunya gak baik setelah Amanda gak kerja ternyata jelek hati hati nya apalagi dng perlakuan Apandi yg makin lama slalu buat keributan hanya karna mslh sepele keduanya sama busuknya
2023-09-16
1
Revina Darajati
punyaa suami cm mau cakep luarnyaa aja..kacau..digoda dikit Langsung tergoda
2023-02-25
1
DEWI PERTIWI
mertuaa bangkeeee
2023-02-18
1