Sampai malam hari pun Azka tidak mau lepas dari gendongannya. Bahkan untuk buang air kecil pun, Amanda sembari menggendong si bungsu.
Sementara Apandi, bukannya membantu menenangkan anaknya yang rewel, dia malah asyik chatting dengan Citra selingkuhannya. Amanda hanya mengusap dada berkali-kali melihat suaminya tidak memiliki empati sedikit pun padanya. Dia hanya bisa meneteskan air mata saat si bungsu terus menerus menangis.
Saat mendengar suara tangis anaknya yang tidak berhenti, barulah Apandi menyimpan handphone-nya dan menghampiri Amanda yang sedang berada di kamar.
"Manda, kamu bisa gak sih ngurus anak? Dari tadi Mas pulang kerja, rewel terus! Mas pusing dengar dia nangis gak berhenti-henti. Diapain kek biar dia berhenti nangis," sewot Apandi.
"Aku juga pusing, Mas! Dari tadi siang Azka maunya digendong, diajak ke dapur gak mau, aku tinggal sama Kia juga gak mau," Amanda terus terisak seraya mengadu pada suaminya. "Mas, bisa panggil Pak Ustadz tidak? Takutnya Azka ketempelan soalnya tiap kali masuk dapur dia selalu ketakutan kaya melihat sesuatu."
"Ya sudah! kamu tunggu sebentar, aku ke Pa Ustadz Jalal dulu." tanpa menunggu persetujuan dari Amanda, Apandi langsung bergegas menuju rumah Ustadz yang ada di lingkungan rumahnya yang kebetulan dia bisa me-ruqyah dan mengobati orang yang terkena gangguan sihir.
Tak lama kemudian, Apandi sudah datang dengan Ustadz Jalal. Tanpa Amanda bilang pun, Pak Ustadz sudah tahu siapa yang mengganggu rumah Amanda.
"Assalamualaikum," ucap Pak Ustadz Jalal
"Wa'alaikumsalam," jawab Amanda dari dalam rumah dengan menggendong Azka yang masih menangis sedangkan Kia sudah tidur dari selepas Maghrib.
"Kenapa anak ganteng nangis terus? Jangan takut ya, nanti Pak Ustadz suruh dia pulang pada pemiliknya." Pak Ustadz Jalal terus mengelus rambut Azka seraya dia melapalkan do'a dan meniupkan ke pucuk kepala Azka. Atas Kehendak-NYA Azka langsung berhenti nangis dan tertidur dalam gendongan Amanda.
"Biarkan dia tidur! Kasihan anak ganteng ini kelelahan habis menangis," ucap Ustadz Jalal.
Apandi mengambil Azka dari gendongan Amanda dan membawanya ke kamar. Setelah kepergian suaminya, Amanda pun kemudian menceritakan apa yang dialaminya, dimulai dari Azka yang ingin digendong terus dan tidak mau diajak ke dapur, lalu dari selepas Maghrib dia terus saja menangis.
Mendengar apa yang dikatakan Amanda, Pak Ustadz pun meminta air putih untuk dibacakan do'a. Setelahnya dia menuju ke dapur dan mencipratkan air do'a ke setiap penjuru dapur dan ruangan yang ada di rumah Amanda.
"Insya Allah mereka sudah pergi, sekarang tinggal pertahanan dari rumah ini saja agar makhluk yang suka menggangu tidak kembali lagi ke sini. Neng Manda, usahakan membaca Al-Qur'an tiap hari agar rumah terasa hangat," Nasihat Pak Ustadz Jalal, "Sepertinya ada yang ingin menggoyahkan rumah tangga Neng Manda. Bapak sarankan, mulailah berbenah diri untuk mempertahankan apa yang sudah menjadi milik Neng Manda."
"Baik Pak Ustadz, terima kasih!" Amanda hanya menundukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh guru ngajinya itu. Dia sadar mungkin selama ini dia terlalu larut dalam mengurus rumah, suami dan dua anaknya sehingga dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Azka sudah main seperti hari- hari sebelumnya sehingga Amanda bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan tenang. Selama mengerjakan pekerjaan rumahnya, Amanda terus teringat dengan apa yang dikatakan oleh guru ngajinya, sehingga dia pun mulai membongkar isi lemari bajunya.Dilihatnya baju-baju yang dulu sering dia pakai saat sebelum memiliki anak yang kedua. Baju yang dia beli dengan uang gajinya sendiri.
Amanda jadi teringat saat dia baru memiliki Kia, terkadang suaminya sering membantu mengerjakan pekerjaan rumah atau membantu menjaga Kia saat dia beres-beres rumah.
Namun, setelah anak keduanya lahir, Apandi terlihat mulai berubah. Dia seolah tidak peduli saat Amanda kerepotan dengan pekerjaannya, sedangkan anaknya rewel ingin digendong terus.
"Mungkin benar apa yang Mas Pandi bilang, aku terlihat semakin dekil karena tidak pernah perawatan. Wajahku terlihat kusam karena tidak mengenal skin care lagi. Padahal saat dulu aku masih kerja, teman-temanku bahkan iri melihat mukaku yang mulus dan bersih," gumam Amanda.
"Sebaiknya, aku meminta Tania untuk mengantarku ke salon agar ada yang menjaga Kia dan Azka. Sepertinya, aku harus mengambil uang tabunganku, karena kalau meminta ke Mas Pandi, pasti tidak akan dikasih. Apalagi kemarin ini dia sudah memberi uang pada Ibu." Lagi-lagi Amanda berbicara sendiri seraya memilah baju yang dia pakai besok pergi ke mall.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Amanda pun langsung menghubungi Tania lewat telepon.
"Hallo, Assalamu'alaikum!" ujar Amanda saat panggilan teleponnya sudah tersambung dan diangkat oleh Tania.
"Wa'alaikumsalam, Manda! Ada apa nih? Tumben nelpon," tanya Tania di seberang sana.
"Tan, besok kamu libur gak? Aku mau minta tolong buat nganter aku ke mall," ucap Amanda.
"Aku libur, tapi tumben gak ngajak suamimu?" tanya Tania.
"Aku mau bikin kejutan buat dia, makanya aku mau ngajak kamu," kilah Amanda.
"Ya sudah, nanti kamu bilang saja sama Mas Pandi kalau mau main rumahku."
"Siap! Nanti kamu mau jemput aku jam berapa?"
"Jam sembilan aja ya! 'Kan mall buka jam sepuluhan," saran Tania.
"Oke, besok aku tunggu ya! Tania teleponnya aku tutup, Assalamu'alaikum." Amanda langsung menutup teleponnya sepihak tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu.
Setelah menelpon Tania, Amanda pun menuju ke dapur karena sudah waktunya masak. Sampai datang tetangga rumah menawarkan barang jualannya.
"Teh Manda, mau beli kerupuk emping tidak?" tanya Linda dengan tentengan di kanan kirinya. Meskipun dia hanya berjualan keliling tapi make-up yang dipakainya tidak pernah luntur dari wajahnya.
"Boleh Si, Mas Pandi suka sekali dengan kerupuk dan emping. Aku beli dua bungkus ya!" Amanda langsung memilih emping yang akan dibelinya. Dia tidak pernah menawar pada pedagang keliling karena merasa kasihan jika harus ditawar sementara untung yang diambil mereka tidak seberapa.
"Teh Manda, padahal teteh itu cantik, kenapa gak pernah dandan. Aku saja yang hanya jualan keliling selalu dandan," ucap Susi yang memang sudah dekat dengan Amanda karena sedari kecil mereka selalu bermain bersama.
"Masa iya sih aku cantik! Kata Mas Pandi saja sekarang aku dekil," ucap Amanda sendu.
"Teteh itu cantik, hanya saja kurang dipoles. Lagian Teh Manda aneh, punya suami jaksa tapi penampilan biasa saja, gak glowing kaya istri-istri para pejabat," cibir Susi yang sebenarnya hanya ingin menggoda Amanda, tapi ternyata apa yang Susi katakan masuk ke dalam sanubarinya.
Apa mungkin karena aku tidak pernah dandan lagi, Mas Pandi jadi ilfil sama aku sampai dia seolah tidak lagi peduli padaku, batin Amanda.
...~Bersambung~...
...Dukung Author ya Kawan! Dengan Klik like, comment, vote, rate, gift, dan favorite....
...Terima Kasih!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sunarti
mulailah berbenah diri Manda tampil lagi yg syantik buat Apandi menoleh mu lagi
2023-09-16
1
Windarti08
maaf Thor, jadi nama tetangga Amanda itu Linda apa Susi?
2023-08-02
1
Sri Wahyuni
kalo mau istrimu cantik kyk model ya haruz dimodalin donk pak pandi jaksa yg trhormat, masak cm ngasih nafkah cm 50rb
2023-02-21
1