Bab 3 Mulai berbenah diri

Sampai malam hari pun Azka tidak mau lepas dari gendongannya. Bahkan untuk buang air kecil pun, Amanda sembari menggendong si bungsu.

Sementara Apandi, bukannya membantu menenangkan anaknya yang rewel, dia malah asyik chatting dengan Citra selingkuhannya. Amanda hanya mengusap dada berkali-kali melihat suaminya tidak memiliki empati sedikit pun padanya. Dia hanya bisa meneteskan air mata saat si bungsu terus menerus menangis.

Saat mendengar suara tangis anaknya yang tidak berhenti, barulah Apandi menyimpan handphone-nya dan menghampiri Amanda yang sedang berada di kamar.

"Manda, kamu bisa gak sih ngurus anak? Dari tadi Mas pulang kerja, rewel terus! Mas pusing dengar dia nangis gak berhenti-henti. Diapain kek biar dia berhenti nangis," sewot Apandi.

"Aku juga pusing, Mas! Dari tadi siang Azka maunya digendong, diajak ke dapur gak mau, aku tinggal sama Kia juga gak mau," Amanda terus terisak seraya mengadu pada suaminya. "Mas, bisa panggil Pak Ustadz tidak? Takutnya Azka ketempelan soalnya tiap kali masuk dapur dia selalu ketakutan kaya melihat sesuatu."

"Ya sudah! kamu tunggu sebentar, aku ke Pa Ustadz Jalal dulu." tanpa menunggu persetujuan dari Amanda, Apandi langsung bergegas menuju rumah Ustadz yang ada di lingkungan rumahnya yang kebetulan dia bisa me-ruqyah dan mengobati orang yang terkena gangguan sihir.

Tak lama kemudian, Apandi sudah datang dengan Ustadz Jalal. Tanpa Amanda bilang pun, Pak Ustadz sudah tahu siapa yang mengganggu rumah Amanda.

"Assalamualaikum," ucap Pak Ustadz Jalal

"Wa'alaikumsalam," jawab Amanda dari dalam rumah dengan menggendong Azka yang masih menangis sedangkan Kia sudah tidur dari selepas Maghrib.

"Kenapa anak ganteng nangis terus? Jangan takut ya, nanti Pak Ustadz suruh dia pulang pada pemiliknya." Pak Ustadz Jalal terus mengelus rambut Azka seraya dia melapalkan do'a dan meniupkan ke pucuk kepala Azka. Atas Kehendak-NYA Azka langsung berhenti nangis dan tertidur dalam gendongan Amanda.

"Biarkan dia tidur! Kasihan anak ganteng ini kelelahan habis menangis," ucap Ustadz Jalal.

Apandi mengambil Azka dari gendongan Amanda dan membawanya ke kamar. Setelah kepergian suaminya, Amanda pun kemudian menceritakan apa yang dialaminya, dimulai dari Azka yang ingin digendong terus dan tidak mau diajak ke dapur, lalu dari selepas Maghrib dia terus saja menangis.

Mendengar apa yang dikatakan Amanda, Pak Ustadz pun meminta air putih untuk dibacakan do'a. Setelahnya dia menuju ke dapur dan mencipratkan air do'a ke setiap penjuru dapur dan ruangan yang ada di rumah Amanda.

"Insya Allah mereka sudah pergi, sekarang tinggal pertahanan dari rumah ini saja agar makhluk yang suka menggangu tidak kembali lagi ke sini. Neng Manda, usahakan membaca Al-Qur'an tiap hari agar rumah terasa hangat," Nasihat Pak Ustadz Jalal, "Sepertinya ada yang ingin menggoyahkan rumah tangga Neng Manda. Bapak sarankan, mulailah berbenah diri untuk mempertahankan apa yang sudah menjadi milik Neng Manda."

"Baik Pak Ustadz, terima kasih!" Amanda hanya menundukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh guru ngajinya itu. Dia sadar mungkin selama ini dia terlalu larut dalam mengurus rumah, suami dan dua anaknya sehingga dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri.

Keesokan harinya, Azka sudah main seperti hari- hari sebelumnya sehingga Amanda bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan tenang. Selama mengerjakan pekerjaan rumahnya, Amanda terus teringat dengan apa yang dikatakan oleh guru ngajinya, sehingga dia pun mulai membongkar isi lemari bajunya.Dilihatnya baju-baju yang dulu sering dia pakai saat sebelum memiliki anak yang kedua. Baju yang dia beli dengan uang gajinya sendiri.

Amanda jadi teringat saat dia baru memiliki Kia, terkadang suaminya sering membantu mengerjakan pekerjaan rumah atau membantu menjaga Kia saat dia beres-beres rumah.

Namun, setelah anak keduanya lahir, Apandi terlihat mulai berubah. Dia seolah tidak peduli saat Amanda kerepotan dengan pekerjaannya, sedangkan anaknya rewel ingin digendong terus.

"Mungkin benar apa yang Mas Pandi bilang, aku terlihat semakin dekil karena tidak pernah perawatan. Wajahku terlihat kusam karena tidak mengenal skin care lagi. Padahal saat dulu aku masih kerja, teman-temanku bahkan iri melihat mukaku yang mulus dan bersih," gumam Amanda.

"Sebaiknya, aku meminta Tania untuk mengantarku ke salon agar ada yang menjaga Kia dan Azka. Sepertinya, aku harus mengambil uang tabunganku, karena kalau meminta ke Mas Pandi, pasti tidak akan dikasih. Apalagi kemarin ini dia sudah memberi uang pada Ibu." Lagi-lagi Amanda berbicara sendiri seraya memilah baju yang dia pakai besok pergi ke mall.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Amanda pun langsung menghubungi Tania lewat telepon.

"Hallo, Assalamu'alaikum!" ujar Amanda saat panggilan teleponnya sudah tersambung dan diangkat oleh Tania.

"Wa'alaikumsalam, Manda! Ada apa nih? Tumben nelpon," tanya Tania di seberang sana.

"Tan, besok kamu libur gak? Aku mau minta tolong buat nganter aku ke mall," ucap Amanda.

"Aku libur, tapi tumben gak ngajak suamimu?" tanya Tania.

"Aku mau bikin kejutan buat dia, makanya aku mau ngajak kamu," kilah Amanda.

"Ya sudah, nanti kamu bilang saja sama Mas Pandi kalau mau main rumahku."

"Siap! Nanti kamu mau jemput aku jam berapa?"

"Jam sembilan aja ya! 'Kan mall buka jam sepuluhan," saran Tania.

"Oke, besok aku tunggu ya! Tania teleponnya aku tutup, Assalamu'alaikum." Amanda langsung menutup teleponnya sepihak tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu.

Setelah menelpon Tania, Amanda pun menuju ke dapur karena sudah waktunya masak. Sampai datang tetangga rumah menawarkan barang jualannya.

"Teh Manda, mau beli kerupuk emping tidak?" tanya Linda dengan tentengan di kanan kirinya. Meskipun dia hanya berjualan keliling tapi make-up yang dipakainya tidak pernah luntur dari wajahnya.

"Boleh Si, Mas Pandi suka sekali dengan kerupuk dan emping. Aku beli dua bungkus ya!" Amanda langsung memilih emping yang akan dibelinya. Dia tidak pernah menawar pada pedagang keliling karena merasa kasihan jika harus ditawar sementara untung yang diambil mereka tidak seberapa.

"Teh Manda, padahal teteh itu cantik, kenapa gak pernah dandan. Aku saja yang hanya jualan keliling selalu dandan," ucap Susi yang memang sudah dekat dengan Amanda karena sedari kecil mereka selalu bermain bersama.

"Masa iya sih aku cantik! Kata Mas Pandi saja sekarang aku dekil," ucap Amanda sendu.

"Teteh itu cantik, hanya saja kurang dipoles. Lagian Teh Manda aneh, punya suami jaksa tapi penampilan biasa saja, gak glowing kaya istri-istri para pejabat," cibir Susi yang sebenarnya hanya ingin menggoda Amanda, tapi ternyata apa yang Susi katakan masuk ke dalam sanubarinya.

Apa mungkin karena aku tidak pernah dandan lagi, Mas Pandi jadi ilfil sama aku sampai dia seolah tidak lagi peduli padaku, batin Amanda.

...~Bersambung~...

...Dukung Author ya Kawan! Dengan Klik like, comment, vote, rate, gift, dan favorite....

...Terima Kasih!...

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

mulailah berbenah diri Manda tampil lagi yg syantik buat Apandi menoleh mu lagi

2023-09-16

1

Windarti08

Windarti08

maaf Thor, jadi nama tetangga Amanda itu Linda apa Susi?

2023-08-02

1

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

kalo mau istrimu cantik kyk model ya haruz dimodalin donk pak pandi jaksa yg trhormat, masak cm ngasih nafkah cm 50rb

2023-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mungkin bosan
2 Bab 2 Ocehan Mertua
3 Bab 3 Mulai berbenah diri
4 Bab 4 Ke Salon
5 Bab 5 Berharap pujian suami
6 Bab 6 Mulai Curiga
7 Bab 7 Terbongkar
8 Bab 8 Semakin menjadi
9 Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10 Bab 10 Pilih aku atau dia?
11 Bab 11 Cerai
12 Bab 12 Awal yang baik
13 Bab 13 Konveksi rumahan
14 Bab 14 Join
15 Bab 15 Banyak Duit
16 Bab 16 Reuni
17 Bab 17 prospek
18 Bab 18 Kerjasama
19 Bab 19 Harta Gono Gini
20 Bab 20 Gosip
21 Bab 21 Bertemu Mantan
22 Bab 22 Saat hujan
23 Bab 23 Takdir
24 Bab 24 Duda
25 Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26 Bab 26 Anak
27 Bab 27 Kesiangan
28 Bab 28 Rujuk?
29 Bab 29 Rencana pindahan
30 Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31 Bab 31 Pindah
32 Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33 Bab 33 Meminta restu
34 Bab 34 Resmi
35 Bab 35 Figur Seorang Ayah
36 Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37 Bab 37 Percayalah padaku!
38 Bab 38 Pemilik
39 Bab 39 Makan Siang
40 Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41 Bab 41 Terpuruk
42 Bab 42 Maafkan Ayah
43 Bab 43 Shopping
44 Bab 44 Menikah
45 Bab 45 Tobat
46 Bab 46 Buka Puasa
47 Bab 47 Pamit
48 Bab 48 Tendangan Citra
49 Bab 49 Hukuman orang jahat
50 Bab 50 Ibu Kena Stroke
51 Bab 51 Hasutan Melani
52 Bab 52 Pencuri
53 Bab 53 Kematian Citra
54 Bab 54 Berbeda
55 Bab 55 Langit Putraku!
56 Bab 56 Sebar Benih
57 Bab 57 Permintaan Langit.
58 Bab 58 Periksa Kandungan
59 Bab 59 Terlihat Sempurna
60 Bab 60 Kedatangan Melissa
61 Bab 61 Mencari Bukti
62 Bab 62 Rama Ngidam
63 Bab 63 Pelukan Langit
64 Bab 64 Pesta Kemenangan
65 Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66 Bab 66 Melisa Insyaf
67 Bab 67 Akibat Kesalahan
68 Bab 68 Welcome Baby Boy
69 Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70 Bab 70 Memaafkan (End)
71 Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72 Promo Janda Sebelum Menikah
73 Promo Simpanan Abang Angkat
74 Promo Mainan CEO Arogant
75 Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Mungkin bosan
2
Bab 2 Ocehan Mertua
3
Bab 3 Mulai berbenah diri
4
Bab 4 Ke Salon
5
Bab 5 Berharap pujian suami
6
Bab 6 Mulai Curiga
7
Bab 7 Terbongkar
8
Bab 8 Semakin menjadi
9
Bab 9 Sebaiknya Melepaskan
10
Bab 10 Pilih aku atau dia?
11
Bab 11 Cerai
12
Bab 12 Awal yang baik
13
Bab 13 Konveksi rumahan
14
Bab 14 Join
15
Bab 15 Banyak Duit
16
Bab 16 Reuni
17
Bab 17 prospek
18
Bab 18 Kerjasama
19
Bab 19 Harta Gono Gini
20
Bab 20 Gosip
21
Bab 21 Bertemu Mantan
22
Bab 22 Saat hujan
23
Bab 23 Takdir
24
Bab 24 Duda
25
Bab 25 Bertemu Mantan Istri
26
Bab 26 Anak
27
Bab 27 Kesiangan
28
Bab 28 Rujuk?
29
Bab 29 Rencana pindahan
30
Bab 30 Bertemu Rival Cinta
31
Bab 31 Pindah
32
Bab 32 Pernikahan plus Lamaran
33
Bab 33 Meminta restu
34
Bab 34 Resmi
35
Bab 35 Figur Seorang Ayah
36
Bab 36 Bertemu Calon Mertua
37
Bab 37 Percayalah padaku!
38
Bab 38 Pemilik
39
Bab 39 Makan Siang
40
Bab 40 Pengkhianat dikhianati
41
Bab 41 Terpuruk
42
Bab 42 Maafkan Ayah
43
Bab 43 Shopping
44
Bab 44 Menikah
45
Bab 45 Tobat
46
Bab 46 Buka Puasa
47
Bab 47 Pamit
48
Bab 48 Tendangan Citra
49
Bab 49 Hukuman orang jahat
50
Bab 50 Ibu Kena Stroke
51
Bab 51 Hasutan Melani
52
Bab 52 Pencuri
53
Bab 53 Kematian Citra
54
Bab 54 Berbeda
55
Bab 55 Langit Putraku!
56
Bab 56 Sebar Benih
57
Bab 57 Permintaan Langit.
58
Bab 58 Periksa Kandungan
59
Bab 59 Terlihat Sempurna
60
Bab 60 Kedatangan Melissa
61
Bab 61 Mencari Bukti
62
Bab 62 Rama Ngidam
63
Bab 63 Pelukan Langit
64
Bab 64 Pesta Kemenangan
65
Bab 65 Ikhlas Memaafkan
66
Bab 66 Melisa Insyaf
67
Bab 67 Akibat Kesalahan
68
Bab 68 Welcome Baby Boy
69
Bab 69 Pesan Terakhir Apandi
70
Bab 70 Memaafkan (End)
71
Promo Novel Pernikahan Tanpa Hati
72
Promo Janda Sebelum Menikah
73
Promo Simpanan Abang Angkat
74
Promo Mainan CEO Arogant
75
Promo Novel Maaf, Jika Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!