Pretend Marriage (Pura-pura Menikah)

Pretend Marriage (Pura-pura Menikah)

Putus Terencana

"Apa maksud kalian, Jo, Tasya?" tanya Bia yang terlihat gamang. Matanya terus menerus melihat ke arah tangan Jonathan dan Tasya yang saling bertautan.

"Bia, apakah kau tidak bisa melihat dengan jelas? Kami saling berpegangan tangan, bukankah itu sudah jelas?" cibir Jonathan, pacar Haninbia.

"Kami pacaran, Bi. Maafkan aku!" ucap Tasya dengan kepala tertunduk.

"Kalian jahat! Kenapa kalian tega melakukan ini semua padaku? Kalian tahu, kan? Hanya kalian yang kumiliki. Tapi, kalian...." Bia tak meneruskan kalimatnya. Matanya masih terpaku pada tangan yang sedari tadi tak terlepas sedikitpun.

"Seharusnya kau sadar diri, Bia! Aku sudah muak berpacaran denganmu. Setiap hari selalu saja ada orang yang menghinamu, mengatai kalau Ibumu hobi berselingkuh! Aku malu, wajah setampan diriku tidak cocok jika harus bersama dengan wanita berwajah tembok sepertimu!" hardik Jonathan dengan senyuman miring. Merasa puas telah mengatai mantan kekasihnya itu.

"Jadi, mulai sekarang kita putus, Bia. Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dan satu lagi, jangan ganggu Tasya. Aku yang telah memilihnya. Jadi, jangan salahkan dia karena mampu membuatku jatuh hati!" imbuhnya seraya memberikan kecaman pada Bia.

"Kau jahat, Jo, Tasya! Aku membenci kalian!" pekik Bia kemudian berlari meninggalkan Jonathan dan Tasya yang masih termangu diam di tempat mereka.

Bia berlari ke sebuah tempat yang lumayan ramai dikunjungi orang-orang. Sambil berlari dia mengusap kasar air mata yang mulai terjatuh dari pipinya.

Dia kembali teringat pada saat Jonathan mengajaknya bertemu tadi. Mengatakan ingin bertemu di cafe tempat biasa mereka kencan.

Bia benar-benar datang. Namun, Bia sudah menunggu sedari siang hari hingga petang, tapi orang yang ditunggu tak kunjung datang.

Kendati demikian, dia tetap bersedia menunggu dengan sabar. Hingga akhirnya buah dari kesabarannya pun matang. Orang yang ditunggu olehnya datang. Namun, manik mata Bisa langsung terpusat pada tangan yang saling menggenggam.

Saat dia masih terhanyut dalam pikirannya sendiri, Tasya datang dan mengagetkan Bia. Membuat wanita itu hampir terjatuh dari duduknya yang tidak memiliki sandaran.

"Aktingmu bagus juga, Bi!" puji Tasnya sambil menyenggol bahu Bia.

"Kau juga bagus. Aku salut padamu," balasnya sambil menaikan sebelah alisnya.

"Kau sedang mengucilkanku, atau memang benar-benar memujiku, hah?"

"Tentu saja aku sedang memuji bakat aktingmu. Diantara kita, kan memang dirimu yang paling banyak mengeluarkan tenaga," seloroh Bia sambil tertawa.

"Tidak perlu berterima kasih padaku. Yang terpenting sekarang kau dan pria cacingan itu sudah putus. Aku merasa sangat lega." Tasya menarik nafasnya sendiri dan menghembuskannya kuat-kuat.

"Meskipun aku tidak ingin mengatakannya. Tapi, aku memang tetap harus berterima kasih padamu karena telah menjauhkan aku dari pria bajingan seperti dia."

"Tapi, kalian dari mana tadi? Aku sudah menunggu berjam-jam, tidak juga melihat batang hidung kalian," protes Bia kesal.

"Mantan pacarmu mengajakku berkeliling terlebih dahulu. Kalau aku menolaknya, bukankah itu terlalu mencurigakan?" jawab Tasya santai.

"Cih, kukira kau sudah benar-benar jatuh hati padanya!" dengus Bia.

"Mana mungkin! Di hatiku hanya muat satu orang. Yang pastinya untuk Gavin!" cetusnya menyangkal.

Tebakan kalian memang benar, putusnya hubungan Bia dan Jonathan memang buah dari rencana Bia dan Tasya.

Bia dan Jonathan sudah menjalin kasih selama tiga tahun. Namun, lamanya hubungan tak dapat membuktikan kalau kita dapat mengerti bagaimana sikap pasangan kita yang sesungguhnya.

Juga tidak menjamin hubungan itu akan bertahan lama dan akan sampai ke jenjang yang diinginkan.

Contohnya sudah ada. Yang menjalin kasih dengan Jonathan adalah Bia. Tapi, yang paling mengerti dengan sikap playboy Jonathan adalah Tasya.

Tasya kerap digoda oleh Jo untuk menjalin hubungan di belakang Bia.

Tasya yang merasa jijik dengan semua sikap Jo, memberitahukan semuanya pada Bia, sahabatnya. Dia tidak mau sahabatnya jatuh pada lubang yang salah.

Awalnya Bia juga enggan untuk percaya. Namun Tasya terus mendesaknya hingga membuat wanita itu percaya.

Dan akhirnya rencana mereka pun berhasil dan berjalan sempurna.

"Ya sudah, ayo sekarang kita pulang!" ajak Tasya karena hari pun sudah mulai gelap.

"Tidak. Kau harus menemaniku dulu."

"Ke mana?" tanya Tasya jengah.

"Ke sana!" Bia menunjuk ke arah sebuah Club yang paling tersohor di daerah situ dan berada di perempatan jalan. Dekat dengan mereka saat ini.

"Tidak. Aku tidak mau! Kita harus pulang sekarang!" tolak Tasya tegas.

"Tasya, sekali ini saja. Ayolah...." rengek Bia sambil mengayunkan lengan Tasya seperti anak kecil.

Tasya menelan saliva-nya sambil membagi pandangan antara Club besar yang bernama Rex Club dengan Bia, sahabatnya.

Tasya sendiri tentu mengerti kenapa Bia mengajaknya untuk masuk ke Club itu.

Mereka tidak bisa menampik, meskipun ada benih kebencian yang tumbuh. Namun cinta yang sudah lama berkembang tidak akan bisa dibunuh begitu saja.

"Ya, ya, ya. Kau memang paling pintar jika soal merayu. Ayo kita masuk kesana sekarang!" jawaban Tasya membuat hati Bia terpuaskan.

Tangan Bia langsung menggeret Tasya sampai wanita itu tergopoh-gopoh karena susah untuk menyamakan langkah mereka.

Namun saat sudah berada di depan sebuah gedung tinggi yang bernamakan Rex Club, Tasya kembali menghentikan langkah Bia dengan menarik lengan sahabatnya itu.

"Bi, apakah kau yakin akan masuk ke dalam sana?" tanya Tasya sambil melihat ke arah gedung tinggi itu dengan tatapan ngeri.

"Sangat yakin! Sudahlah, ayo kita masuk sekarang!" Bia kembali menarik tangan Tasya, namun Tasya tak bergerak sedikitpun.

"Bi, lebih baik kita pulang sekarang! Kalau kau mau menenangkan pikiranmu, lebih baik kita makan mie ayam, biar aku yang traktir. Jangan di sini."

"Tasya, kumohon ... mengertilah. Sekarang aku hanya butuh sesuatu untuk menenangkan pikiranku saja. Aku memang senang bisa terlepas dari hubungan itu. Namun, aku tidak bisa menampik dan mengatakan kalau aku sudah tidak lagi mencintainya. Masih ada kesedihan di sini, Sya!" Bia menunjuk dadanya sendiri.

"Maafkan aku, Bi! Aku bukan tidak mau mengerti perasaanmu. Tapi, aku hanya takut jika nanti terjadi sesuatu hal yang akan membahayakan kita. Kamu sendiri juga pasti tahu kan tempat seperti apa Rex Club ini?" papar Tasya mengungkapkan kecemasannya.

"Ayolah, Tasya. Aku janji, hanya akan minum tiga teguk saja. Setelah itu kita akan langsung pulang." Bia kembali merayu Tasya dengan mengedipkan sebelah matanya, bergaya sok imut.

Tasya mendengus pasrah. Bia memang sangat keras kepala. Jadi, mana mungkin dia akan mendengar nasihat orang lain begitu saja. "Hanya tiga teguk ya? Kalau kamu tidak menepati janjimu, aku akan menghubungi Tante Wila, biar dia yang menjemput di sini!" ancam Tasya. Tasya sangat tahu, Bia sangat menyayangi Wila, Tantenya itu. Bia tidak akan pernah mengecewakan Wila sedikitpun.

Bia cepat-cepat mengangguk. Buru-buru menyeret Tasya masuk ke dalam Rex Club.

Setelah tiba di dalam, mereka sama-sama tercengang dengan suasana yang baru pertama kali mereka rasakan itu.

Suara dentuman musik yang memekakkan telinga saja, sudah mampu membuat suasana hati orang-orang menjadi bahagia. Suasana lampu temaram membuat para pengunjung betah berlama-lama berada di sana.

Meski masih merasa asing dengan tempat itu, Bia dan Tasya langsung berusaha untuk kembali menguasai diri mereka agar tidak terlihat terlalu mencolok.

Mereka duduk di meja bartender. Tidak seperti orang lain yang mulai memesan, mereka malah duduk diam sambil memperhatikan orang-orang di samping mereka yang sedang menenggak minuman beralkohol.

"Hey, aku mau yang seperti itu! Berikan aku tiga gelas!" titahnya sambil menunjuk ke gelas milik orang di sampingnya yang terlihat menggoda.

"Tapi, Nona. Itu sa-"

"Tidak perlu banyak bicara, sajikan saja!"

Sang bartender langsung melakukan apa yang diminta oleh Bia. Keinginannya untuk menjelaskan kalau yang sedang dipesan Bia bukanlah alkohol biasa pun ia urungkan.

TAK...

Sang bartender meletakan segelas minuman yang dipesan Bia.

Bia mengambil gelas minuman itu dan mengamatinya. Walaupun ada terbesit keraguan tapi dia tetap saja menenggaknya hingga habis.

Dukung karya ini dengan berikan like, komentar, gift dan vote sebanyak-banyaknya.

Jangan lupa untuk berikan rate 5 juga, ya! ❤️❤️❤️

Terima kasih yang sudah berkenan mampir dan memberikan dukungan di sini.❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Kurnaesih

Kurnaesih

lanjut Thor..baru kelar baca kakanya Bara 💪💪🥰

2024-07-03

0

Arik Purwaningsih

Arik Purwaningsih

hadir

2023-08-17

0

sherly

sherly

jooo kamu tertipuuuu hahahahha rasain

2023-05-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!