Petaka Karena Perjodohan

Petaka Karena Perjodohan

Part 1: Tiga Puluh Hari.

Jakarta pusat, 27 September.

Siang hari ini cuaca pusat kota Jakarta sangat terik-teriknya. Khususnya di sebuah kompleks perumahan melati.

Terlihat kawasan perumahan itu begitu terik, tidak ada satu pun bayang-bayang pohon mangga yang memberikan keteduhan di pinggir jalan kompleks.

Namun, biar begitu seorang wanita dengan setelan baju kebesaran dan sebuah hijab, terlihat berjalan dengan tangan menenteng sebuah tas belanjaan.

Wanita cantik berkulit putih, tinggi, kepala yang tertutup hijab itu mempercepat laju jalannya. Kantong plastik hitam yang dibawa sampai-sampai berayun karena saking cepatnya wanita itu berjalan.

"Nyonya Airin!" Wanita itu berhenti tepat di depan rumah seseorang yang tadi dia dengar memanggil namanya.

Iya, nama wanita itu adalah Airin Pranata dan ibu-ibu kompleks di sini memanggil wanita itu dengan nama Airin.

Airin tersenyum saat ibu-ibu bertubuh berisi, menggunakan daster, berhijab, dan membawa sapu berjalan mendekat ke arahnya.

"Eh, Bu Fatma. Ada apa?" tanya Airin dengan nada bingungnya, tapi biar begitu dia tetap menyunggingkan senyum untuk wanita yang ada di depannya dan terlihat berumur jauh lebih tua darinya.

Bu Fatma yang mendengar itu hanya tersenyum. Dia bergerak membuka gerbang rumah tempatnya bekerja.

Iya, di rumah itu, Bu Fatma hanyalah seorang ART dan Airin sangat akrab dengan para ART di kompleks ini.

"Habis ke toko bu Santi yah, Nyah?" tanya Bu Fatma dengan cengegesan.

Airin yang mendengar itu melihat kantung keresek warna hitamnya dan setelah itu, dia kembali menatap Bu Fatma dengan masih menyunggingkan senyum yang sangat ramah.

"Iya, Bu. Suami saya minta dibikinin makanan, karena katanya ada temen bisnisnya yang mau berkunjung," jawab Airin dan Bu Fatma yang mendengar itu langsung menoleh ke arah kanan, untuk melihat ke blok perumahan Airin yang hanya berjarak dua blok dari bangunan tempat ia bekerja, "Ada apa, Bu?" tanya Airin bingung.

Bu Fatma yang mendengar itu langsung meringis. Dia tanpa sadar bergerak menggaruk kepalanya yang tertutup oleh hijab.

Melihat gelagat Bu Fatma yang seperti itu, Airin mengernyitkan kening bingung. Padahal tadi katanya dia buru-buru, tapi saat melihat ekspresi Bu Fatma keinginan untuk cepat sampai ke rumah menghilang dan digantikan oleh rasa penasaran.

"Tadi saya lihat ada mobil masuk ke rumah, Nyonya. Mungkin itu tamu yang Nyonya katakan tadi."

Seketika Airin langsung menoleh ke arah kompleks perumahannya dengan raut wajah panik.

Padahal pagi tadi, sebelum suaminya berangkat ke kantor. Laki-laki itu mengatakan akan mengajak teman bisnisnya berkunjung malam nanti, tapi mendengar penuturan Bu Fatma tadi. Sepertinya acara itu di majukan.

Dengan gerakan cepat, Airin menoleh untuk melihat wajah Bu Fatma yang juga sedang kepanikan, "Kalau gitu, aku pulang dulu, Bu Fatma. Terima kasih yah, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Bu Fatma hanya bisa menatap punggung gadis muda itu dengan tatapan penuh kasihan, "Semoga nyonya baik-baik saja."

***

Airin membuka gerbang rumahnya dengan perlahan, kemudian dia langsung masuk ke dalam halaman rumah.

Airin kembali mengunci gerbang rumahnya. Wanita itu terlihat memutar tubuhnya dan kedua matanya langsung menangkap dua mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

"Duh mampus, pasti, Mas Julian bakalan marah."

Airin berjalan cepat menuju pintu masuk rumahnya. Raut panik begitu terpahat nyata di paras cantik wajahnya. Wanita itu bergerak menggenggam gagang pintu.

Airin mendorong pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara yang akan mengganggu indera pendengaran suami serta tamu yang dia yakini pasti sedang berbicara di ruang keluarga,

Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu, karena dia bisa mendengar samar-samar suara suaminya.

"Benarkah kau tertarik dengan rongsokan itu?"

Airin seketika menghentikan gerakannya membuka pintu. Jantungnya berdegup kencang saat gendang telinganya mendengar suara suaminya yang begitu jelas membahas rongsokan yang di mana, itu adalah dia.

Iya, suaminya Julian memanggil dirinya dengan sebutan rongsokan. Entah itu panggilan sayang atau apa dia tidak tahu, tapi yang jelas Airin tidak merah dipanggil seperti itu. Malahan panggilan itu terkesan romantis di telinganya.

"Iya, istrimu itu cantik dan terlihat cukup pandai."

Airin mengenyitkan kening saat dia mendengar suara seorang laki-laki yang begitu sangat asing baginya.

Namun, lipatan di keningnya menghilang karena setelah suara asing itu. Airin mendengar suara kekehan yang terkesan merendahkan dari suaminya.

"Kau mau memiliki rongsokan itu?"

Airin mulai merasa sesak matanya tiba-tiba saja berkaca-kaca pun kepalanya menggeleng seolah tidak percaya dengan penuturan yang keluar dari dalam mulut suaminya.

"Tentu saja, tapi sialnya dia sudah menjadi istrimu. Mungkin jika ada yang mirip dengan istrimu, aku akan langsung menik-"

"Ambillah."

Airin menutup mulutnya dengan tangan kanan yang sedari tadi membawa katung keresek warna hitam, "tidak, ini bohong kan? Mas Julian tidak mungkin berkata seperti itu."

Airin menggelengkan kepalanya untuk menangkas semua perkataan yang keluar dari dalam mulut suaminya tadi.

"Tiga puluh hari."

Airin membulatkan mata saat dia kembali mendengar suaminya mengeluarkan suara.

"Buat rongsokan itu jatuh cinta padamu dalam waktu tiga puluh hari. Jika kau bisa melakukannya, maka kau bisa ambil rongsokan itu."

Airin memejamkan mata dan itu membuat air-air hangat mengalir keluar.

***

"Tiga puluh hari. Buatlah rongsokan itu jatuh cinta padamu dalam waktu itu."

Airin semakin terisak, mengingat perkataan suaminya siang tadi, membuat wanita itu serasa dihujam puluhan belati tak kasat mata.

Sungguh, dia tidak menyangka kalau Julian akan tega melakukan itu kepadanya. Apakah segitu tidak berharga dan menariknya, Airin, hingga laki-laki itu rela menyerahkan istrinya sendiri ke seseorang, layaknya sebuah rongsokan?

Saat ini Airin tengah berada di kamarnya. Wanita itu masih setia dengan baju kebesaran yang dia pakai siang tadi. Hijabnya pun masih melingkar di kepalanya.

"Apakah aku seburuk itu di matamu, Mas?" tanya Airin kepada pantulan wajahnya yang ada di cermin.

Wanita itu cantik, sangat cantik. Namun, dia tidak bisa merias dirinya, hingga diusianya yang terbilang masih cukup muda, dia seperti layaknya ibu-ibu.

"Jika karena aku berpenampilan seperti ini membuatmu, tidak suka." Airin bergerak melepas peniti yang terpasang di hijabnya, membuat kain itu terbuka, "aku akan menjadi diriku yang dulu lagi, untukmu, Mas," imbuh Airin sembari menarik lepas hijabnya, hingga surai hitam rambutnya tergerai.

...T.B.C...

...Ini karya pertamaku yang mengangkut cerita rumah tangga tersakiti. Semoga suka dan terima kasih bagi yang berkenan baca....

Terpopuler

Comments

Meri Andani

Meri Andani

kyaknya oke ni novel tpi kta gk tau lanjut aja dlu

2022-10-15

0

Siti Saadah Khodijah

Siti Saadah Khodijah

mampir..semoga ceritanya bukan tentang wanita yang tersakiti namun masih aja dengan bodohnya bertahan

2022-07-25

1

tea aza

tea aza

siip...👍👍👍

2022-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Tiga Puluh Hari.
2 Part 02. Nasib Menikah Tanpa Cinta.
3 Part 03. Keputusasaan.
4 Part 04. Membulatkan Tekad
5 Part 05. Raka Satriawan
6 Part 06. Panggilan Untuk Pulang.
7 Part 07. Perubahan Sikap Julian
8 Part 08. Raka Lagi.
9 Part 09. Untuk Ketiga Kalinya
10 Part 10. Menemani Si Dia.
11 Part 11. Keberanian
12 Part 12. Di Sana Kesal Di Sini Bahagia
13 Part 13. Siapa Kau?
14 Part 14. Kemarahan Julian
15 Part 15. Clara dan Pria Asing
16 Part 16. Pertemuan
17 Part 17. Dinner
18 Part 18. Ternyata Tidak Berdua
19 Part 19. Ditinggalkan Hanya Karena Dia
20 Part 20. Izin Quality Time with Raka
21 Part 21. Hubungan Apa Ini?
22 Part 22. Antar Aku Pergi
23 Part 23. Cocok dan Pas
24 Part 24. Komplikasi Antara Hati dan Pikiran.
25 Part 25. Maaf Untuk Apa?
26 Part 26. Tidak Pulang
27 Part 27. Sama Cantiknya
28 Pengumuman Giveaway
29 Part 28. Pertemuan Tidak Terduga.
30 Part 29. Mengunjungi Calon Katanya.
31 Part 30. Tokek dan Bapak
32 Part 31. Fobia Tokek.
33 Part 32. Kolase Keluarga Airin
34 Part 33. Hanya Ingin Pulang.
35 Part 34. Jangan Tinggalkan Aku.
36 Part 35. Aneh 1
37 Part 36. Aneh 2
38 Part 37. Jatuh
39 Part 38. Belanja Bulanan
40 Part 39. Ditinggal Lagi
41 Part 40. Aku Adalah Raka.
42 Part 41. Di Penghujung Hari Kala Itu
43 Part 42. Perubahan Yang Sebenarnya
44 Part 43. Maaf, Tidak, dan Terima Kasih
45 Part 44. Keras Kepala
46 Part 45. Sadar.
47 Part 46. Kenapa Bisa Sedekat Itu?
48 Part 47. Kehebohan Haidar dan Keluarga
49 Part 48. Apakah Kau Mencintainya
50 Part 49. Kenapa Kau Menyetujuinya
51 Part 50. Perasaan Yang Entah
52 Part 51. Satu-satunya Jalan.
53 Part 52. Bahagia, Tapi Entah
54 Part 53. Segila-gilanya Dari Orang Gila
55 Part 54. Mulai Merasakan Perubahan
56 Part 55. Clara?
57 Part 56. Kecewa
58 Part 57. Apa Segitu Sulitnya?
59 Pengumuman pemenang giveaway
60 Part 58. Maaf Untuk Segelanya
61 Part 59. Kenapa Baru Sekarang?
62 Part 60. Perasaan Yang Entah.
63 Part 61. Persiapan Untuk Mengungkapkan Cinta.
64 Part 62. Terlambat.
65 Part 63. Permohonan
66 Part 64. Plot Twist
67 Pengumuman!
68 Realis Season dua
69 PROMOSI NOVEL: MENGUBAH TAKDIR TOKOH ANTAGONIS
70 Promosi: Is There True Love
71 Promosi: Kamu Adalah Takdirku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1: Tiga Puluh Hari.
2
Part 02. Nasib Menikah Tanpa Cinta.
3
Part 03. Keputusasaan.
4
Part 04. Membulatkan Tekad
5
Part 05. Raka Satriawan
6
Part 06. Panggilan Untuk Pulang.
7
Part 07. Perubahan Sikap Julian
8
Part 08. Raka Lagi.
9
Part 09. Untuk Ketiga Kalinya
10
Part 10. Menemani Si Dia.
11
Part 11. Keberanian
12
Part 12. Di Sana Kesal Di Sini Bahagia
13
Part 13. Siapa Kau?
14
Part 14. Kemarahan Julian
15
Part 15. Clara dan Pria Asing
16
Part 16. Pertemuan
17
Part 17. Dinner
18
Part 18. Ternyata Tidak Berdua
19
Part 19. Ditinggalkan Hanya Karena Dia
20
Part 20. Izin Quality Time with Raka
21
Part 21. Hubungan Apa Ini?
22
Part 22. Antar Aku Pergi
23
Part 23. Cocok dan Pas
24
Part 24. Komplikasi Antara Hati dan Pikiran.
25
Part 25. Maaf Untuk Apa?
26
Part 26. Tidak Pulang
27
Part 27. Sama Cantiknya
28
Pengumuman Giveaway
29
Part 28. Pertemuan Tidak Terduga.
30
Part 29. Mengunjungi Calon Katanya.
31
Part 30. Tokek dan Bapak
32
Part 31. Fobia Tokek.
33
Part 32. Kolase Keluarga Airin
34
Part 33. Hanya Ingin Pulang.
35
Part 34. Jangan Tinggalkan Aku.
36
Part 35. Aneh 1
37
Part 36. Aneh 2
38
Part 37. Jatuh
39
Part 38. Belanja Bulanan
40
Part 39. Ditinggal Lagi
41
Part 40. Aku Adalah Raka.
42
Part 41. Di Penghujung Hari Kala Itu
43
Part 42. Perubahan Yang Sebenarnya
44
Part 43. Maaf, Tidak, dan Terima Kasih
45
Part 44. Keras Kepala
46
Part 45. Sadar.
47
Part 46. Kenapa Bisa Sedekat Itu?
48
Part 47. Kehebohan Haidar dan Keluarga
49
Part 48. Apakah Kau Mencintainya
50
Part 49. Kenapa Kau Menyetujuinya
51
Part 50. Perasaan Yang Entah
52
Part 51. Satu-satunya Jalan.
53
Part 52. Bahagia, Tapi Entah
54
Part 53. Segila-gilanya Dari Orang Gila
55
Part 54. Mulai Merasakan Perubahan
56
Part 55. Clara?
57
Part 56. Kecewa
58
Part 57. Apa Segitu Sulitnya?
59
Pengumuman pemenang giveaway
60
Part 58. Maaf Untuk Segelanya
61
Part 59. Kenapa Baru Sekarang?
62
Part 60. Perasaan Yang Entah.
63
Part 61. Persiapan Untuk Mengungkapkan Cinta.
64
Part 62. Terlambat.
65
Part 63. Permohonan
66
Part 64. Plot Twist
67
Pengumuman!
68
Realis Season dua
69
PROMOSI NOVEL: MENGUBAH TAKDIR TOKOH ANTAGONIS
70
Promosi: Is There True Love
71
Promosi: Kamu Adalah Takdirku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!