Part 03. Keputusasaan.

"Mas ...." Airin terkejut saat kedua matanya melihat dengan jelas suaminya tengah bercumbu dengan seorang wanita.

Airin kembali membulatkan mata tidak percaya, karena melihat suaminya tidak bereaksi sedikit pun. Wanita itu bergerak, menarik pundak Julian, hingga dia berhasil membuat Julian menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke belakang.

"Siapa kau?" tanya Julian dengan mata sayu pun napas yang dia keluarkan mengeluarkan bau menyengat khas minuman beralkohol.

Airin menggelengkan kepalanya. Tangan kirinya bergerak menjepit hidung dan tangan kanannya langsung mengipas depan wajah.

"Sayang, apa kau mau membiarkanku berdiri di sini hingga larut malam?"

Airin membulatkan mata saat mendengar suara seorang wanita yang sangat dia kenali. Perempuan yang sudah rapi dengan dress terusan hingga paha itu bergerak menarik tubuh suaminya, untuk mencari tahu pemilik dari suara wanita itu.

"jadi, kau yang membuat suamiku pulang dalam keadaan seperti ini, Clara."

Airin menajamkan pandangannya saat melihat wanita berbadan mungil saat ini tengah tersenyum untuknya. Sementara Julian, laki-laki itu sudah menyingkir sedikit ke samping kanan, tapi dia masih berada di luar.

Clara Chelsea, dia wanita yang berprofesi sebagai model sekaligus kekasih dari Julian. Mereka berdua sudah menjalin kisah cinta sebelum Julian menikah.

Seperti yang dikatakan, Pernikahan Airin dan Julian ini terjadi karena kedua keluarga melakukan perjanjian bisnis.

Jika saja perjodohan itu tidak terjadi, maka bisa di pastikan Julian akan menikahi Clara. Namun, takdir mempermainkan kisah cinta Julian, yang harus terpaksa menikahi Airin.

"Hai, Airin, selamat malam. Bolehkah kami masuk?" Clara berlagak sopan, tapi Airin tahu maksud perkataan yang keluar dari mulutnya itu adalah merendahkannya.

"Kau memanggil wanita itu siapa?" tanya Julian yang saat ini dalam.pengaruh alkohol.

Begitulah sikap laki-laki itu jika kebanyakan minum. Dia tidak akan mengingat siapa yang begitu tidak terlalu penting dalam hidupnya.

"Dia, Airin, Sayang. Istrimu." Clara mengenalkan Airin kepada Julian, membuat laki-laki itu menganggukkan kepalanya.

"Apa yang kau maksud itu adalah si rongsokan?" cicit Julian dan Clara yang mendengar itu hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Sementara Airin yang dipanggil seperti itu hanya bisa diam. Kemeriahan yang tadinya meluap entah kenapa langsung padam.

Ternyata penampilannya ini tidak membawa pengaruh apapun, karena tetap saja dia mendapatkan panggilan rongsokan dari sang suaminya.

Satu hal yang harus kalian ketahui. Julian hanya memanggil nama istrinya saat mengucapkan ijab kabul dan setelah itu. Dia tidak pernah lagi memanggil nama itu.

"Airin, eh rongsokan. Maaf bukan aku yang mengatakan itu, tapi tadi kau dengar sendiri kan?" Clara mulai memanas-manasi Airin.

Airin yang mendengar kata-kata rongsokan yang keluar dari mulut, Clara tentu tidak terima.

Boleh saja Julian memanggilnya seperti itu, tapi jika ada orang lain yang ikut-ikutan tentu dia akan marah.

"Ka-"

"Hai, rongsokan. Minggir! Menjauh dari jalanku!" Julian menyela ucapan yang tadinya akan keluar dari mulut, Airin.

Laki-laki itu bergerak mendorong tubuh istrinya ke samping, hingga Airin tidak lagi berdiri di lawang pintu masuk.

"Dasar sampah," ujar Julian setelahnya dan dia langsung bergerak melingkarkan tangannya di pinggang ramping, Clara, pujaan hatinya sedari kuliah dulu.

Julian dengan rupa yang sudah berantakan menuntun Clara masuk ke dalam rumahnya. Sementara Airin, wanita itu hanya bisa diam saat melihat suaminya sendiri membawa wanita lain masuk ke dalam rumahnya dan itu bahkan Julian lakukan dengan terang-terangan.

Sebenarnya ini sudah sering terjadi. Jika Clara sudah berada di sini, berarti dia sebagai istri sah menyingkir.

Padahal yang seharusnya terjadi, bukan seperti ini. Dia tidak sepantasnya diam kan? Iya, kan? Airin seharusnya melawan saat wanita yang berstatus kekasih gelap sang suami bertingkah seperti itu, dia harus melawan bukan?

"Mas, berhenti!" Airin mengangkat suara dan ini kali pertama wanita itu berani. Entah ia mendapatkan keberanian dari mana, dia tidak tahu, tapi yang jelas ia sudah lelah diam.

Sementara Julian. Laki-laki itu menghentikan langkah tepat di anak tangga pertama. Dia bergerak memutar posisi berdirinya menghadap ke arah Airin dan Clara yang masih menempel di tubuhnya ikut menatap ke arah wanita yang malam ini kelihatan begitu sangat malang, menurutnya.

"Minta wanita itu pergi sekarang!" perintah Airin sembari tangan kanannya menunjuk ke arah pintu yang masih terbuka lebar.

Mimik wajah waita itu kelihatan sangat marah. Garis-garis wajahnya juga terlihat mengetat.

Sementara Julian, bukannya mengikuti perkataan Airin. Dia malah bergerak mengurai pelukannya di pinggang Clara.

Laki-laki itu berjalan mendekati Airin, "Kau punya hak apa hingga berani memerintah seperti itu?" Dengan penuh penekan dan tatapan mata yang tajam, Julian bertanya. Bahkan sekarang tangan kanannya sudah mencekal lengan otot Airin yang tidak terlalu apapun.

Airin meringis, air mata yang sedari tadi dia tahan mengalir keluar. Sungguh, dia sebenarnya tidak kuat berada di posisi seperti ini.

Jika dulu dia punya pilihan menolak, Airin akan memilih itu saja. Namun, sialnya lima tahun lalu dia tidak diizinkan untuk itu.

"Kau lupa statusmu di tempat ini?" tanya Julian dengan tatapan mata yang begitu sangat merendahkan Airin.

Airin masih diam. Dia lebih memilih meringis dari pada menjawab kata-kata yang keluar dari mulut suaminya itu.

Julian yang sudah jengah melihat wajah wanita itu langsung menghempas tubuh Airin, hingga jatuh terduduk di lantai.

"Biar pun kau merubah penampilanmu seperti itu, kau tidak akan bisa merubah pandanganku." Julian bergerak untuk menekuk lututnya.

Laki-laki itu bergerak menjepit sisi pipi Airin, "Kau rongsokan dan tetaplah berperilaku sebagai barang tak layak pakai!" Julian menghempas kepala Airin, membuat wanita yang tadinya terduduk itu, langsung berposisi sedikit tiduran.

Julian kembali berdiri dan berjalan mendekati Clara yang saat ini tengah menatap Airin degan pandangan sangat-sangat merendahkan.

"Maaf yah, malam ini aku mengambil posisimu dulu, rongsokan."

Setelah mengatakan itu, Clara dan Julian kembali menaiki anak tangga. Sementara Airin, wanita itu hanya bisa duduk meringkuk dengan punggung bersandar di dinding.

Sungguh, padahal dia mengira kalau Julian malam ini akan merubah sikapnya setelah melihat penampilan Airin yang sudah tidak lagi seperti ibu-ibu. Namun, ternyata tetap saja. Mau dia berdandan atau tidak, Julian ternyata memang sudah tidak menyukainya dari awal.

Namun, biar begitu Airin tidak menyerah. Entah kenapa disaat-saat seperti ini, dia mengingat obrolan suaminya tiga hari yang lalu.

Airin menghapus air matanya dengan gerakan kasar, "Baiklah, kalau hal itu yang kau inginkan, Mas." Airin mencoba meredam tangisnya.

Wanita itu menarik napas, "Aku akan mengikuti apa yang, Mas inginkan. Termasuk permainan itu." Ujar Airin dan wanita itu bertekad untuk mengubah semua ini. Dia sudah lelah menjalani hidup seperti ini dan kita lihat apa yang akan terjadi setelah malam ini.

...T.B.C...

...Nah, nah, apa nih?...

Terpopuler

Comments

Susi Andriani

Susi Andriani

ia airin jadi istri jangan lemah tunjukan taringmu

2022-04-20

3

Sinar_Tiata

Sinar_Tiata

waktunya pembalasan

2022-03-07

1

Sky Blue

Sky Blue

D tunggu kax untuk chap slanjutnya🥰🥰🥰🥰

2022-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Tiga Puluh Hari.
2 Part 02. Nasib Menikah Tanpa Cinta.
3 Part 03. Keputusasaan.
4 Part 04. Membulatkan Tekad
5 Part 05. Raka Satriawan
6 Part 06. Panggilan Untuk Pulang.
7 Part 07. Perubahan Sikap Julian
8 Part 08. Raka Lagi.
9 Part 09. Untuk Ketiga Kalinya
10 Part 10. Menemani Si Dia.
11 Part 11. Keberanian
12 Part 12. Di Sana Kesal Di Sini Bahagia
13 Part 13. Siapa Kau?
14 Part 14. Kemarahan Julian
15 Part 15. Clara dan Pria Asing
16 Part 16. Pertemuan
17 Part 17. Dinner
18 Part 18. Ternyata Tidak Berdua
19 Part 19. Ditinggalkan Hanya Karena Dia
20 Part 20. Izin Quality Time with Raka
21 Part 21. Hubungan Apa Ini?
22 Part 22. Antar Aku Pergi
23 Part 23. Cocok dan Pas
24 Part 24. Komplikasi Antara Hati dan Pikiran.
25 Part 25. Maaf Untuk Apa?
26 Part 26. Tidak Pulang
27 Part 27. Sama Cantiknya
28 Pengumuman Giveaway
29 Part 28. Pertemuan Tidak Terduga.
30 Part 29. Mengunjungi Calon Katanya.
31 Part 30. Tokek dan Bapak
32 Part 31. Fobia Tokek.
33 Part 32. Kolase Keluarga Airin
34 Part 33. Hanya Ingin Pulang.
35 Part 34. Jangan Tinggalkan Aku.
36 Part 35. Aneh 1
37 Part 36. Aneh 2
38 Part 37. Jatuh
39 Part 38. Belanja Bulanan
40 Part 39. Ditinggal Lagi
41 Part 40. Aku Adalah Raka.
42 Part 41. Di Penghujung Hari Kala Itu
43 Part 42. Perubahan Yang Sebenarnya
44 Part 43. Maaf, Tidak, dan Terima Kasih
45 Part 44. Keras Kepala
46 Part 45. Sadar.
47 Part 46. Kenapa Bisa Sedekat Itu?
48 Part 47. Kehebohan Haidar dan Keluarga
49 Part 48. Apakah Kau Mencintainya
50 Part 49. Kenapa Kau Menyetujuinya
51 Part 50. Perasaan Yang Entah
52 Part 51. Satu-satunya Jalan.
53 Part 52. Bahagia, Tapi Entah
54 Part 53. Segila-gilanya Dari Orang Gila
55 Part 54. Mulai Merasakan Perubahan
56 Part 55. Clara?
57 Part 56. Kecewa
58 Part 57. Apa Segitu Sulitnya?
59 Pengumuman pemenang giveaway
60 Part 58. Maaf Untuk Segelanya
61 Part 59. Kenapa Baru Sekarang?
62 Part 60. Perasaan Yang Entah.
63 Part 61. Persiapan Untuk Mengungkapkan Cinta.
64 Part 62. Terlambat.
65 Part 63. Permohonan
66 Part 64. Plot Twist
67 Pengumuman!
68 Realis Season dua
69 PROMOSI NOVEL: MENGUBAH TAKDIR TOKOH ANTAGONIS
70 Promosi: Is There True Love
71 Promosi: Kamu Adalah Takdirku
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1: Tiga Puluh Hari.
2
Part 02. Nasib Menikah Tanpa Cinta.
3
Part 03. Keputusasaan.
4
Part 04. Membulatkan Tekad
5
Part 05. Raka Satriawan
6
Part 06. Panggilan Untuk Pulang.
7
Part 07. Perubahan Sikap Julian
8
Part 08. Raka Lagi.
9
Part 09. Untuk Ketiga Kalinya
10
Part 10. Menemani Si Dia.
11
Part 11. Keberanian
12
Part 12. Di Sana Kesal Di Sini Bahagia
13
Part 13. Siapa Kau?
14
Part 14. Kemarahan Julian
15
Part 15. Clara dan Pria Asing
16
Part 16. Pertemuan
17
Part 17. Dinner
18
Part 18. Ternyata Tidak Berdua
19
Part 19. Ditinggalkan Hanya Karena Dia
20
Part 20. Izin Quality Time with Raka
21
Part 21. Hubungan Apa Ini?
22
Part 22. Antar Aku Pergi
23
Part 23. Cocok dan Pas
24
Part 24. Komplikasi Antara Hati dan Pikiran.
25
Part 25. Maaf Untuk Apa?
26
Part 26. Tidak Pulang
27
Part 27. Sama Cantiknya
28
Pengumuman Giveaway
29
Part 28. Pertemuan Tidak Terduga.
30
Part 29. Mengunjungi Calon Katanya.
31
Part 30. Tokek dan Bapak
32
Part 31. Fobia Tokek.
33
Part 32. Kolase Keluarga Airin
34
Part 33. Hanya Ingin Pulang.
35
Part 34. Jangan Tinggalkan Aku.
36
Part 35. Aneh 1
37
Part 36. Aneh 2
38
Part 37. Jatuh
39
Part 38. Belanja Bulanan
40
Part 39. Ditinggal Lagi
41
Part 40. Aku Adalah Raka.
42
Part 41. Di Penghujung Hari Kala Itu
43
Part 42. Perubahan Yang Sebenarnya
44
Part 43. Maaf, Tidak, dan Terima Kasih
45
Part 44. Keras Kepala
46
Part 45. Sadar.
47
Part 46. Kenapa Bisa Sedekat Itu?
48
Part 47. Kehebohan Haidar dan Keluarga
49
Part 48. Apakah Kau Mencintainya
50
Part 49. Kenapa Kau Menyetujuinya
51
Part 50. Perasaan Yang Entah
52
Part 51. Satu-satunya Jalan.
53
Part 52. Bahagia, Tapi Entah
54
Part 53. Segila-gilanya Dari Orang Gila
55
Part 54. Mulai Merasakan Perubahan
56
Part 55. Clara?
57
Part 56. Kecewa
58
Part 57. Apa Segitu Sulitnya?
59
Pengumuman pemenang giveaway
60
Part 58. Maaf Untuk Segelanya
61
Part 59. Kenapa Baru Sekarang?
62
Part 60. Perasaan Yang Entah.
63
Part 61. Persiapan Untuk Mengungkapkan Cinta.
64
Part 62. Terlambat.
65
Part 63. Permohonan
66
Part 64. Plot Twist
67
Pengumuman!
68
Realis Season dua
69
PROMOSI NOVEL: MENGUBAH TAKDIR TOKOH ANTAGONIS
70
Promosi: Is There True Love
71
Promosi: Kamu Adalah Takdirku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!