Nguber Duda
"Kebakaran... kebakaran... "Teriak gadis kecil dibalik pintu kosan ku.
Aku yang saat itu masih tidur terlelap langsung saja melompat dari kasur ku. Refleks aku berlari keluar dari kamar kos ku untuk menyelamatkan diri. Tidak perduli jika saat ini aku hanya memakai tanktop dan dalaman celana pendek saja. Ya kale..mau menyelamatkan diri pakai ganti baju dulu. Keburu gosong aku didalam. Salah siapa coba gak ada yang bilang dulu kalau nanti terjadi kebakaran.Jadinya kan aku bisa mempersiapkan diri.
Ck.. dasar akunya otak sableng ini. Mana ada kebakaran bilang-bilang.
Biasanya kalau diluar pakaian ku sih sopan hanya saja...
Harap maklum karena kipas angin yang ada di kamarku sedang rusak.Makanya outfit itu yang kupilih. Walaupun gak rusak, sebenarnya aku lebih nyaman makai pakaian itu sih. Lebih semriwing saat tidur he..he...he..he...
Ok, kembali ke saat aku yang berlari keluar menyelamatkan diri.
Rasa marahku seakan naik ke ubun-ubun saat ku lihat sosok gadis kecil yang tertawa nyengir kearahku tanpa rasa dosa.
Ya salam...
Ini sudah dua minggu sejak kejadian aku yang membacakan sebuah puisi untuk seorang laki-laki .Tepatnya tetangga baru yang tinggal diujung komplek.Salah sendiri kenapa dia ganteng banget. Mukanya itu loh mirip banget sama salah satu member BTS Jeon Jungkook.
Ah....
Rasanya pengen teriak-teriakin tuh laki. Asli ngefens banget.
Adek mah siap dikawinin kapan saja mas. Kalau calon suaminya guantengnya macam dia.
Ck ck ck ampuni anakmu yang sedang kumat ini ya mak.Belum berbakti aja udah minta kawin. He...
Sayangnya sejak kejadian itu duniaku jadi jungkir balik. Sebuah fakta baru ke ketahui setelahnya. Kirain dia itu perjaka ting-ting eh.. gak taunya kabar burung yang beredar laki-laki itu seorang duda. Mana punya buntut lagi. Dan buntutnya itu...
Beh... super duper nyebelin.
Pokoknya sejak kejadian itu seorang anak perempuan yang di akui sebagai putri tunggal dari mas Abhi itu dendam terhadapku.Dendam kusumat kayaknya. Sampai-sampai dia gak membiarkan aku tenang saat berada disekitarku.Kayaknya tu anak masuk daftar hitam disekitarku. Kelar sudah hidupku kalau ada dia.
Ku usap wajahku dengan frustasi.
Ya kale Gendis. Aku tuh cuma iseng godain bapak kamu doang. Lagian mana mau bapak kamu sama aku yang kucel dan gak glowing ini. Ngefens sama orang ganteng mah biasa tapi aku juga sadar diri kale.Tenang saja bapakmu gak akan mau sama aku. Tapi tetap saja gadis kecil itu mengacaukan hidupku.
Aku yang lebih tua dari gadis yang ada dihadapanku ini. Masih saja bisa dibodohi. Padahal bukan hanya sekali ini dia mengerjai ku tapi sudah sering kali.
Ingin aku memakinya tapi gak mungkin juga.Masa iya aku harus maki-maki anak-anak. Apa kata dunia nanti.Apalagi kalau sampai bapak nya tau. Bisa langsung dicoret aku dari daftar calon istri idaman.
Gagal temen dadi bojone wong ganteng. (Beneran gagal jadi istrinya orang ganteng)
"Anak manis bisa tidak bercanda nya gak keterlaluan kayak gini? " Ucapku sok-sok an manis. Padahal aslinya enggak banget. Ingin rasanya kutelan hidup-hidup gadis kecil dihadapanku ini.
Si empunya malah cengengesan.
Sabar... sabar...
Sepertinya ini ujian terberat yang Tuhan berikan kepada ku.Selain aku yang kismin dan sering ngutang. Ternyata menghadapi Gendis adalah yang paling sulit.
Kenapa sih pagi-pagi gini nih anak bisa lepas dan keluyuran disini? Kenapa juga aku yang paling dia musuhi, padahal nih ya? Semua perempuan disini juga suka sama bapaknya. Kenapa yang selalu dikerjain cuma aku doang?Masa gara-gara puisi doang sih.
Nasib-nasib...
"Gendis sayang.. kangen banget ya sama mama. Sini-sini biar mama gendong" Akhirnya jurus terakhir aku ucapkan. Biasanya setelah itu Gendis pasti langsung pergi.
Benar saja Gendis yang mendengar aku menyebutkan diriku sebagai mamanya langsung manyun. Gadis kecil menatapku dengan tajam. Serem banget sih...
Tatapan nya itu lho tajam dan terpercaya. Emang berita apa. Aih.. aih.. makin gesrek aku kalau ngadepin anak kecil ini.
Tapi masa iya aku harus takut sama anak kecil.
"Ayo sayang, kalau mau ayo ikut masuk kekamar Mama"Ucapku sambil mungulurkan tanganku untuk pura-pura mengajaknya masuk.Padahal sebenarnya malas. Sengaja juga aku tadi tekankan kata mama biar nih anak tambah panas.
Salah gak sih aku. Pasalnya pasti nih anak ingat mama nya. Tapi mau gimana lagi dong. Kalau aku diam aja makin ngelunjak dia. Masa sama calon ibu tiri kayak gitu sih. Eh......
Bukannya masuk Gendis malah menarik tanganku lalu menggigit nya.
"Au..." Teriakku kesakitan
Setelah puas menggigit ku Gendis segera berlari sambil memeletkan lidahnya.
"Nih.. bocah.. " Pekik ku dalam hati.
Masih dengan ekspresi terkejut meringis kesakitan sambil mengibaskan tanganku yang sakit, aku menatapnya dengan sebal pula.
Benar-benar gak ada akhlak nih anak. Lihat saja nanti kalau aku sudah jadi ibu tirimu.
Ish.. ish.. ish.. apa iya aku bisa jadi ibu tiri kejam kayak yang di TV-tv itu.
Baru juga aku membayangkan jadi ibu tiri kejam kudengar suara cekikikan disekitarku.
Ku tepuk jidatku dengan keras. Lupa saat ini aku dimana.Diluar kamar coy...
Jelas aja mereka melihat. Apalagi punya tetangga kos yang seneng banget kalau temennya kena musibah.
Apalagi pas pagi-pagi udah bikin kehebohan aja.Ya hiburan tersendiri lah buat mereka.
"Ngapain pada ngetawain. Denger ya kalian semua. Sampai aku denger kalian ngetawain aku lagi. Aku anggap hutang aku lunas ya sama kalian" Ucapku lantang.
Agak alay sih tapi inilah aku. Gadis bar-bar gak ada akhlak. Untungnya mereka tau kalau aku hoby bercanda jadi mereka tak akan makan hati dengan ucapanku.
Benar saja bukannya mereka kembali ke kamar malah makin kencang suara tawa mereka.
"Gimana mau berjodoh kamu Bee sama bapaknya kalau sama anaknya saja sering berantem mulu" Teriak mbak Mita penghuni sebelah kamarku.
Iya juga ya. Habisnya Gendis gak ada manis-manisnya sih sama aku.
"Biarin kali mbak, yang mau aku kawinin kan bapak nya bukan anaknya" Jawabku asal.
"Ya sama aja kali Bee.. mereka itu satu paket. Mendingan kamu mundur alon-alon deh dari sekarang. Mas Abhi nya untuk aku aja" Tambah mbak Reni
"Ya mana mau mas Abhi sama mbak Reni. Orang tidurnya mbak Reni aja ngorok. Bisa-bisa mulut mbak Reni disumpal kaos kaki sama Gendis"
Otomatis mbak Reni jadi manyun. Sementara penghuni lain tertawa karena ucapanku.
"Awas kamu Bee kalau ngutang sama aku" Ancam mbak Reni. Ih.. jadi ngeri kalau mbak Reni ngambek pasalnya dia yang selalu berkontribusi besar dalam memberiku pinjaman.
"Jangan gitu lah mbak, kan tadi cuma bercanda. Nanti aku kelaparan kalau mbak Reni ngambek kayak gini" Ucapku merajuk.
Mbak Reni masih manyun. Beneran gawat ini.
"Salah sendiri bikin gara-gara sama aku" Ucap mbak Reni sewot sambil kembali berjalan menuju kamarnya. Segera aku berlari mengikutinya. Jangan sampai ladang uangku meninggalkan ku.
"Mbak Reni.... tunggu aku"
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Lisa Aulia
baru mampir Thor...kek nya seru...
2023-01-31
1
Maulana ya_Rohman
mampir lagi thor. . .
2022-12-28
0
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
ah sukak skliii 😌
2022-12-14
0