Dua

"Haik... Alhamdulillah" Ucapku mengucap syukur. Sepiring nasi dengan lauk kecap sudah mendarat manis di perutku.

Perut terasa kenyang saat sudah makan seperti ini. Bersyukur nya lagi mbak Reni kalau ngambek gak terlalu lama jadi aku bisa ngutang dan beli makanan. Tepatnya sih beli nasi sama kecap doang. Kalau aku beli nasi sama lauk kemahalan ntar uang hasil ngutang nya langsung habis lagi.Lumayan kan buat makan esok hari lagi kalau hari ini aku gak dapat pekerjaan tambahan lagi.

Meskipun ini masih awal bulan nyatanya aku sudah tidak memegang uang sama sekali.Selain mengambil untuk bayar kosan. Semua uang dari gajiku sudah aku kirim ke kampung untuk menyicil bayar hutang pengobatan bapak dulu di kampung. Miris memang, bapak yang tidak terselamatkan tapi hutang keluargaku jadi bertumpuk. Jadi aku anak tertua yang harus bertanggungjawab.

Ya kali aku harus berkeliaran dijalan karena gak punya tempat tinggal. Kalau masalah makanku itu akan ku fikir belakangan. Biasanya aku akan mencari pekerjaan tambahan diluar dari jadwal pekerjaanku menjaga toko serba ada.

Kalau beruntung aku akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang lumayan. Tapi kalau lagi gak beruntung kayak gini terpaksa aku harus ngutang. Itupun kalau ada yang dihutangi kalau nggak ya terpaksa harus berpuasa.

Setelah selesai sarapan bergegas aku mengambil tas ku hendak berangkat kerja. Ternyata masih untung aku tadi dibangunin sama si Gendis resek. Coba aja kalau gak. Pasti aku bakal telat berangkat kerja.

"Sudah mau berangkat Bee... " Tanya mbak Reni.

Aku yang sedang mengunci pintu tak hanya mengangguk.

"Sudah sarapan kamu " Tanyanya lagi. Kali ini aku menghadap kearahnya.

"Sudah mbak"

"Pasti cuma sama nasi sama kecap doang" Tebaknya. Aku hanya tersenyum.

"Dari pada gak sama sekali mbak. Disyukuri saja" Jawabku.

"Mbak kan udah kasih kamu uang kenapa gak dibeliin lauk sekalian. Kalau makan nasi sama kecap doang mana ada gizinya. Kamu kan butuh tenaga banyak buat cari uang banyak" Ucap mbak Reni.

Mbak Reni ini orang yang paling baik sedunia. Dia yang paling tau kisah hidupku. Sebabnya keluargaku punya banyak hutang. Mbak Reni pula yang selalu kasih aku pinjaman kalau aku lagi butuh. Sebenarnya dia ngasih, tapi aku gak mau. Tetap saja saat aku punya uang aku pasti kembalikan. Saat dia menolak maka aku akan bilang tak akan minta bantuannya lagi.Maka setelahnya mbak Reni hanya pasrah.

"Mubadzir mbak, yang penting perut aku kenyang.Lumayan kan masih bisa dibuat makan sampai besok.Dah ayo berangkat ntar kesiangan lo kuliahnya"Jawabku cuek lalu merangkul perempuan itu keluar kos-kosan. Sebelum perempuan yang ku rangkul ini makin berceloteh.

Kalau aku bekerja maka mbak Reni adalah anak kuliahan. Sebenarnya usia kami sama hanya beda bulan saja tapi mbak Reni lebih beruntung. Dia anak orang kaya jadi bisa melanjutkan kuliahnya sedangkan aku harus banting tulang cari nafkah.

Ah.. sungguh aku tidak mengeluh dengan takdir yang Tuhan berikan kepadaku. Aku yakin akan ada jalan kebahagiaan setelah ini.

Sesampainya diluar kami jalan terpisah. Aku berjalan ke kanan sedang mbak Reni ke kiri. Inilah saat yang kutunggu-tunggu.

Coba tebak apa hayo....???

Tentu saja ketemu sama idolaku mas Abhi. Lewat depan rumahnya sambil godain duda keren.

"Mas Abhi.... " Teriakku saat telah sampai didepan rumahnya. Gak perduli ada atau tidak orangnya. Yang jelas pasti ada satu orang didepan rumah yang menungguku sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang. Siapa lagi kalau bukan Gendis.

Ceh... emang gue pikirin.

Kan aku cuma manggil nama mas Abhi doang.

"Papa ada gak anak cantik" Tanyaku sambil melongok didepan gerbang. Bukannya menjawab Gendis malah memancarkan aura permusuhannya.

Emang sengaja aku manas-manasin si kecil. Mau balas dendam soal tadi pagi sih. Jahat gak sih aku? Biarin salah sendiri cari masalah sama Binar. Ini aja bekas gigitannya masih ada.

"Ga ada" Jawabnya jutek.

Asli ngegemesin banget nih anak. Kalau dia gak galak pasti udah aku ciumin.

"Bunda gak dibukain gerbang nih" Godaku lagi. Padahal aslinya aku udah hampir telat. Tapi gak afdhol aja kalau gak bikin masalah sama Gendis.

"Kata papa gak boleh bukain pintu sembarangan. Takut penjahat yang datang"

Ingin ku tertawa mendengarnya. Bocah sekecil Gendis bisa menjawab dengan benar. Pintar juga rupanya anak ini. Pantas saja banyak banget ide buat ngerjain aku.

"Tapi ini yang datang kan calon bunda nya Gendis" Aku masih kekeh ngerjain nih anak. Pengen lihat sekali saja Gendis nangis. Tapi kok pertahanan nih anak kuat banget yah.

"Mama nya Gendis gak jelek kayak kamu"

Aku makin terkekeh.

Ya jelas beda lah. Kalian orang berada sedangkan aku orang miskin. Aku gak marah sama sekali dengan ucapan Gendis. Pasalnya aku yang sengaja godain dia.

Tiba-tiba dari dalam rumah seorang wanita paruh baya datang dengan tergopoh-gopoh.

"Haduh non Binar ini kebiasaan gangguin non Gendis. Kalau udah gini nanti simbok yang repot. Hus... sana non Binar berangkat sana? " Usir mbok Sumi pengasuh serta Asisten rumah tangga dirumah ini.

Aku cukup mengenal mbok Sumi karena sebelumnya mbok Sumi bekerja dirumah pemilik Kosan ku. Mbok Sumi juga pasti tau sifat usil ku ini.

"Siap mbok Sumi, nitip Gendis ya mbok. Assalamu'alaikum anaknya bunda" Masih saja aku menjahili Gendis.

Lihatlah Gendis semakin manyun sedangkan mbok Sumi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuanku.

Rasanya puas banget setelah mengganggu Gendis. Meskipun menyebalkan Gendis seperti obat yang membuat semangat ku bertambah.

Kini aku bisa berangkat bekerja dengan bahagia. Kalau biasanya orang yang menyukai pria yang mempunyai anak akan sok-sokan baik didepan anaknya maka berbeda dengan aku. Aku seakan selalu menantang Gendis berperang. Masa aku yang selalu dikerjain selalu diam saja. Asal gak pakai kekerasan aja.

"Gendis sayang... bunda berangkat kerja dulu ya" Teriakku sebagai jurus terakhir sebelum tubuh ku benar-benar meninggalkan rumah Gendis.

Jujur aku tak pernah berharap bahwa mas Abhi akan menyukai ku. Awalnya aku memang ngefens sama mas Abhi karena ketampanannya. Anggap aja mas Abhi adalah artis dan aku adalah idolanya. Sama dengan perempuan lain di kosan yang mengidolakan mas Abhi. Tapi gak tau kenapa Gendis hanya musuhan sama aku.

Baru beberapa langkah tubuh belakangku menabrak sesuatu. Maklum ya saat ini aku sedang berjalan mundur.

Segera aku membalikkan badan dan menatap sosok yang sedang menatapku dengan tajam.

Ceh... tatapannya itu lho galak-galak tapi bikin meleleh.

"Jangan pernah kamu ganggu putriku lagi" Ucapnya datar dan aku hanya bisa menelan ludah.

*

*

*

Terpopuler

Comments

Lisa Aulia

Lisa Aulia

ternyata hidup bee kasihan ya....tp itu mas Abhi kok jutek gitu sih....pantas sih bee sadar diri...

2023-01-31

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

lama² juga bakalan gak mau kehilangan Bee

2022-12-28

0

Mujiningsih

Mujiningsih

jangan galak² mas abhi nanti bucin endingnya😆😆

2022-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Duapuluh
21 Duapuluh Satu
22 Duapuluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan.
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh Satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 Sembilan Puluh Lima
96 Sembilan Puluh Enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan Puluh Delapan.
99 Sembilan Puluh Sembilan
100 Seratus
101 Pengumuman
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Duapuluh
21
Duapuluh Satu
22
Duapuluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan.
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh Satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
Sembilan Puluh Lima
96
Sembilan Puluh Enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan Puluh Delapan.
99
Sembilan Puluh Sembilan
100
Seratus
101
Pengumuman
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!