"Siaga satu-siaga satu mas duda menuju kemari" Ucap mbak yuni sambil ngos-ngosan.Pada gercap banget kalo berita tentang mas duda.
Sejenak aku berpandangan dengan mbak Maya lalu saling melempar senyum. Sementara mas Johan makin cemberut ketika nama mas duda masuk di telinganya. Segera dia mencari cara menjauhkan istrinya dari duda itu.
"Bubar-bubar kembali ke tempat masing-masing. Pelanggan sudah mulai datang.Dilarang bergosip ria dan godain pelanggan cowok. Ayo ma kita harus segera pergi ke suplayer. Seperti nya barang-barang sudah mulai banyak yang habis. Keburu nanti kita gak kebagian. Apalagi minyak goreng. Gak tau apa kalau sekarang minyak goreng lagi langka. Makanya kita harus gercap" Ucap mas Johan panjang lebar.
Aku, mbak yuni dan mbak Maya hanya melongo mendengarnya. Laki-laki kalau jealous ada aja ulahnya, segala minyak langka disebutin ya. Luar biasa update banget nih bapak-bapak.
Ups.. aku lupa kalau bapak-bapak satu ini kerjaannya emang itu.
"Masih kepagian la pa. Masih jam berapa ini? Entar deh agak siangan dikit. Mama mau melayani pelanggan spesial dulu. Mumpung ada kesempatan. Nanti anaknya ngeces lo kalau gak dirurutin" Ucap mbak Maya.Ya mbak Maya memang saat ini sedang hamil besar.
"Gak ada-gak ada pokoknya mama ikut papa sekarang.Biarin deh anak kita ngeces dari pada mama ketemu sama duda itu.Kamu aja Bee yang layanin duda yang gak ganteng-ganteng amat itu. Kalau perlu nikahin dia sekarang juga gak papa. Biar mbak mu yang satu ini gak kecentilan lagi. Udah punya suami ganteng masih aja ngelirik cowok lain.Duda lagi" Ucap mas Johan sambil menggiring mbak Maya keluar toko.Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan mas Johan dan mbak Maya.
Ada-ada saja mereka itu.Lagian mana mau mas Abhi sama aku yang kere ini. Levelnya beda jauh lah.
Sementara mbak Maya yang ditarik seakan tidak berdaya. Mau berontak seperti apapun suaminya gak akan izinin mbak Maya ngelihat apalagi ketemu sama mas Abhi. Lihat saja saat berpapasan dengan mas Abi. Secepat kilat mas Johan menutup mata mbak Maya. Lelaki itu seakan tak rela istrinya memandang orang lain selain dirinya.
"Mas... ini beneran anaknya ngeces lo" Rengek mbak Maya tapi tetap saja pria itu tidak perduli.
Dasar mas Johan baperan. Padahal mbak Maya juga gak akan segitunya kali. Gak apa-apa deh. Itu artinya.....
Saingan ngilang satu.
Kini saatnya aku yang berhadapan dengan mas Abhi dan juga.....
"Gendis" Ucapku dalam hati.
Aku fikir mas Abhi kesini sendirian gak taunya sama buntutnya yang resek itu.Semoga aja Gendis gak bikin darah tinggi ku kumat lagi. Mending mas Abhi aja yang bikin aku diabetes.Gila ya baru jam berapa ini dan aku udah bolak-balik ketemu Gendis. Jodoh banget aku sama anak itu.
Meninggalkan rasa sebalku pada Gendis. Akan ku layani mas Abhi dengan sangat spesial.
Gak usah parno ya say... Melayani yang kumaksud adalah dalam artian tugasku sebagai penjaga toko.
"Selamat datang mas Abhi, selamat datang di toko kami. Calon bundanya Gendis siap melayani anda" Ucapku kePDan sambil tersenyum lebar selebar-lebarnya.
"Saya mau beli sandal untuk anak saya" Ucapnya tanpa basa-basi dan tanpa menggubris perkataan ku yang tadi. Sepertinya pria itu sudah kebal dengan wanita macam aku ini.
Ck.. mas.. basa-basi atau bohong dikit lah. Bilang kek "Saya mau beli sandal buat putri kita bunda"
Hahahaha
Makin ngaco dan makin halu aja aku ini.
Tapi...
Asli aku nahan ketawa banget mendengar mas Abhi bilang mau beli sandal. Jadi ingat insiden lempar sandal tadi. Salah sendiri punya sandal satu dilempar-lemparin. Apa aku keterlaluan ya nyimpen sandal milik orang. Apalagi yang punya anak kecil lagi.
Kalau difikir-fikir yang otaknya miring itu otak aku apa Gendis ya. Tapi...Gendis kan masih anak-anak, masa iya aku jabanin.Berarti yang otaknya miring aku dong. Habisnya kalau gak aku jabanin kesel banget sih. Biar aja deh orang mau bilang apa?Anggap aja kita berdua yang sama-sama gak jelas hahaha
"Jadi ada apa tidak? Kalau bisa sandalnya yang sama kayak ini" Sela mas Abhi saat aku tak kunjung menjawab. Dikeluarkan sandal yang tinggal sebelah untuk ditunjukkan padaku.
Nah.. lo..sandal yang sebelah kan memang ada di aku. Jadi ceritanya ini sandal kesayangan toh. Kalau kesayangan kenapa dilempar-lempar tadi. Apa aku manfaatin keadaan aja ya??Itung-itung sambil menyelam minum air.
"Kayak pernah lihat ya? Tapi ngomong-ngomong yang sebelah kemana ya? " Ucapku pura-pura gak tau.Sekalian buat ngetes dan menentukan langkahku selanjutnya.
Gendis jelas manyun. Orang dia tau sandal yang sebelah ada di aku. Sedangkan aku pura-pura gak tau dan cuek.
"Di bawa lari kucing papa. Kucingnya nakal biar aja nanti kalau ketemu Gendis gigit"Jawabnya tanpa rasa bersalah.
Hah... enak aja aku dikatain kucing mau gigit aku pula. Nih anak lama-lama kayak Vampire aja, suka menggigit.
Pun sama dengan mas Abhi yang nampak kaget. Namun hanya sebentar karena sedetik kemudian mas Abhi kembali berwajah datar.
Ngomong-ngomong aku belum pernah lihat mas Abhi tersenyum lo. Muka datar aja .Tapi muka datar aja ganteng banget gimana kalau tersenyum. Duh.. mas... senyum dikit napa biar aku tambah klepek-klepek.
"Papa ayo cepat ambilin sandal punya nya Gendis" Tambah Gendis lagi.
Aku jelas tau maksud Gendis tapi aku sengaja diam saja.Enak aja.. gak semudah itu kamu mengambilnya dari ku sayang.
"Mau ambil dimana sayang. Ini udah mau papa beliin kan. Gendis boleh minta betapapun dan model apapun yang Gendis suka"
So sweet banget kan?
Sama anak aja kayak gitu. Gimana nanti kalau jadi suami aku pasti perhatian banget.
"Gendis gak mau beli baru papa, Gendis mau nya sandal punya Gendis yang sekarang" Rengek Gendis.
Jadi kasihan juga. Mungkin ada satu hal yang membuat Gendis itu sayang dengan sandalnya. Apa aku kasih aja ya. Tapi kalau langsung dikasih gak asyik dong. Bisa hilang kesempatan ku untuk dekat dengan mas duda.
"Sepertinya aku pernah melihat sandal sebelahnya lo. Mas Abhi mau aku bantu nyari? "
"Terserah yang penting Gendis gak rewel lagi"
Yes... tahap pertama telah selesai tinggal tahap berikutnya.
"Tapi ada syaratnya lo mas. Sorry mas gak ada yang gratis di dunia ini"
"Kamu mau yang berapa? " Tanyanya lagi.
Sudah aku bilang semua ini bukan hanya karena yang mas. Akupun tersenyum kearah mas Abhi.
"Aku maunya....... "
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Lisa Aulia
"aku mau nya kamu mas.."...😅😅😅😅
2023-01-31
0
Rafly Sujianto
bener² g mau buang kesempatan ya binar😄
2022-03-07
1
Rasti Yulia
mas Abhi jadi suamiku 😄😄😄
2022-03-05
1