Wanita Sang CEO
Kanaya Anggari baru saja menerima kabar buruk tentang pembatalan beasiswa S2-nya di sebuah universitas ternama di Negara Amerika. Sikapnya masih santai saja karena murni kesalahan ada pada pihak universitas. Hal yang berikutnya terjadi adalah motor kesayangannya mogok di jalan saat matahari sedang bersinar sangat cerah.
Kanaya terpaksa mendorong motor matic keluaran luar negeri itu, ke bengkel terdekat. Rupanya motor itu mogok karena ada gangguan dengan arus listriknya. Sambil menunggu motornya diperbaiki, Kanaya mengipasi tubuhnya yang berkeringat. Meskipun memiliki mobil mewah dan sopir yang siap mengantarnya kemanapun, Kanaya lebih suka pergi kemana-mana mengendarai motornya itu.
Belum selesai sampai disitu, ketika Kanaya akhirnya tiba di apartemen kekasihnya, Aliando Borman Wijaya, dia tidak bisa masuk lantaran kunci kartu kamar pria itu hilang dari tasnya. Berbekal nomor telepon keamanan di gedung itu, akhirnya Kanaya bisa masuk dengan mudahnya ke apartemen Aliando.
Baru saja menutup pintu unit apartemen Aliando, dia melihat pakaian pria itu berserakan di lantai. Wanita berusia 25 tahun itu pun tersenyum lalu mengambil satu persatu pakaian milik Aliando. Saat dia mengambil kemeja, seonggok benda tipis jatuh ke lantai begitu saja.
Kanaya mengerutkan keningnya menatap benda itu. Bentuknya sama seperti yang sedang dipakainya saat ini, hanya berbeda ukuran. Kanaya pun menunduk lalu memungut benda berbentuk segitiga itu. Belum sempat otaknya mencerna, kenapa benda itu ada di apartemen Aliando, Kanaya mendengar suara seorang wanita.
"Jangan nakal, Al."
DEG!
Jantung Kanaya seketika berdetak cepat. Dia langsung menoleh ke arah sumber suara, kamar Aliando. Ada celah di pintu kamar pria itu yang cukup untuk Kanaya bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana.
Diatas ranjang besar milik Aliando, pria itu sedang bergerak maju mundur dengan konstan di atas tubuh seseorang. Sudah pasti seorang wanita yang berada di bawah Aliando. Kalau sampai seorang pria, hati Kanaya akan benar-benar hancur berkeping-keping.
"Apa kau tidak takut pacarmu akan datang kesini?" tanya wanita itu sambil terus mengeluarkan suara yang menjijikkan di telinga Kanaya. Nada suaranya saat menyebut kata 'pacarmu' terdengar seperti sedang mengejek.
"Kenapa suaranya sangat familiar ya?" batin Kanaya semakin penasaran.
Lihatlah tingkah nyelenehnya sekarang, bukannya membuka pintu kamar, Kanaya justru merekam aksi perselingkuhan kekasihnya dengan wanita lain. Sebuah bukti yang cukup untuk menunjukkan seperti apa wajah yang sesungguhnya dari wanita ular itu dan kekasihnya yang brengsek.
"Dia tidak akan bisa masuk. Aku sudah mengambil kartu apartemenku dari tasnya. Kita bisa bersenang-senang sampai pagi, Al," sahut Aliando masih memacu pinggangnya mengebor tubuh wanita itu.
"Al? Apa maksudnya Aliya?" batin Kanaya semakin kepo.
Aliya adalah sahabat baik Aliando sejak SMP. Mereka bertemu dengan Kanaya di bangku SMU dan Aliando saat itu mengejar cinta Kanaya. Selama bertahun-tahun mereka bersama, kemana-mana selalu bertiga. Sampai Aliando dan Aliya sama-sama diterima bekerja di perusahaan peninggalan almarhum papa Kanaya.
Berkat koneksi dari Kanaya, Aliando diangkat menjadi general manajer perusahaan Kanaya. Wanita itu benar-benar mencintai Aliando sampai membiarkan perusahaannya dikelola oleh kekasihnya itu. Aliya juga segera diangkat menjadi sekretaris Aliando.
Kanaya tidak pernah menyangka kalau hubungan persahabatan yang selalu digembar-gemborkan Aliando dan Aliya selama ini, palsu belaka. Di belakang Kanaya mereka menjalin cinta terlarang yang menjijikkan. Padahal baru saja Aliando dan Kanaya merencanakan pernikahan mereka bulan depan, tapi ternyata semuanya hanya tinggal rencana.
“Lebih cepat, Al,” desah Aliya mengapit kakinya di pinggang Aliando.
Kanaya menggenggam keras ponsel di tangannya. Menyaksikan Aliando dan Aliya bertelanjang bulat di atas tempat tidur dengan posisi saling menempel satu sama lain. Membuat wanita itu sangat marah sampai menangis tertahan. Tanpa sadar Kanaya mendorong pintu kamar terbuka lebar.
TAK!
Pintu kamar Aliando membentur dinding kamar dan menimbulkan suara keras. Dengan suara sekeras itu, seharusnya Aliando dan Aliya sadar kalau ada orang lain di apartemen itu. Tapi keduanya malah semakin asyik memacu tubuh masing-masing untuk mencapai kepuasan mereka.
“Aliando!” pekik Kanaya yang tidak tahan lagi melihat perbuatan Aliando.
Pria itu menoleh cepat ke arah asal suara lalu melepaskan penyatuannya dengan Aliya. Begitu pula dengan Aliya yang melotot kaget menatap Kanaya berdiri di hadapan mereka. Tubuh tambun Kanaya tampak bergerak naik turun dengan nafas tersengal. Aliando menarik selimut menutupi tubuh telanjangnya dan tubuh Aliya.
“Kanaya?!” pekik Aliando kaget.
“Kenapa? Nggak nyangka aku bisa masuk kesini. Kamu tega ya. Kalian bilang kalau hubungan diantara kalian hanya persahabatan. Sahabat macam apa yang main gila diatas ranjang?!” jerit Kanaya sambil melemparkan semua pakaian Aliando ke wajah pria itu.
“Naya, aku bisa jelasin,” rengek Aliya dengan wajah merona merah. Rambut wanita itu sangat berantakan dan lipstik di bibirnya sudah meleber di sekitar bibirnya. Kanaya bisa melihat di leher Aliya banyak tanda merah.
Kanaya berdecih sinis seraya menatap Aliya yang sibuk menutupi tubuhnya. Wanita ular yang pintar berpura-pura baik dihadapan Kanaya, nyatanya menusuk dari belakang. Kanaya mengusap pipinya yang basah lalu menyedot ingusnya yang nyaris keluar.
“Jelasin apa lagi? Semuanya sudah jelas. Aku nggak buta, Al. Kalian ini memang sama-sama tidak tahu malu. Pasangan selingkuh terhebat abad ini,” sindir Kanaya menahan amarahnya.
Nafasnya terasa sesak dan sakit sekali rasanya hati Kanaya melihat Aliando hanya diam tidak mengatakan apa-apa. Pria yang sangat dicintainya itu tega berselingkuh di belakangnya. Selama ini Aliando sangat baik dan terlihat mencintai Kanaya. Wanita itu benar-benar sudah tertipu mulut manis Aliando.
“Sudah, Al. Tidak perlu berpura-pura lagi. Toh, semuanya sudah aku dapatkan,” ucap Aliando tenang. Pria itu berdiri dari atas tempat tidur lalu mengambil celana pendeknya. Tanpa malu, Aliando memakai celananya di hadapan Kanaya.
Aliando duduk lagi di pinggir tempat tidur lalu meraih dagu Aliya dan menciumnya di hadapan Kanaya. Tidak lagi berpura-pura, Aliya membalas ciuman Aliando dengan penuh gairah. Kanaya hampir melempar ponselnya ke kepala Aliando.
“Kau tahu bedanya kamu dengan Aliya? Tubuhnya sangat indah seperti gitar Spanyol. Suaranya juga sangat merdu terutama saat kami bercinta. Penampilannya selalu mempesona, dengan atau tanpa pakaian apapun. Sedangkan kamu, gendut penuh lemak dan tidak menarik. Kamu lihat wajahmu itu? Penuh jerawat. Aku sudah pernah bilang ‘kan? Pakai skincare, minum obat diet, dan berhenti makan diatas jam enam sore. Kau itu jelek!” bentak Aliando kejam.
“Hahaha … mana mungkin dia sadar, sayang. Aku juga sudah menasehatinya. Tapi Kanaya bilang kalau Aliando mencintainya apa adanya,” sahut Aliya ikut mengejek Kanaya.
“Kalian!” bentak Kanaya marah.
“Jangan berisik! Kau sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang, Kanaya Anggari. Semua harta dan perusahaanmu sudah menjadi milikku. Kau sudah tidak berguna lagi,” ucap Aliando sambil tersenyum smirk.
“Apa?! Tidak mungkin! Bagaimana--.”
TRING! TRING! TRING!
Kanaya tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika ponselnya berdering nyaring. Itu telepon dari Paman Zhou, pengurus rumah keluarga Kanaya. Kanaya tidak mengangkat telepon itu dan menolak panggilannya. Tapi lagi-lagi Paman Zhou menelpon Kanaya lagi.
“Angkat aja. Itu pasti kabar baik … untukku. Hahahahaha …!” Aliando tertawa terbahak-bahak menertawai kebodohan Kanaya. Dia memeluk Aliya yang juga tertawa melihat wajah Kanaya yang pucat.
Melihat Aliando dan Aliya tertawa bahagia membuat Kanaya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak mungkin rasanya semua milik Kanaya bisa jatuh ke tangan Aliando. Kanaya tidak pernah merasa menandatangani pemindahan hak milik atas hartanya kepada Aliando.
“Ha--halo, Paman?” sapa Kanaya gugup setelah mengangkat telepon dari Paman Zhou.
[“Nona, rumah dan mobil Nona sudah disita oleh Tuan Aliando. Kami semua diusir keluar dari rumah Nona Kanaya. Nona ada dimana sekarang?”] tanya Paman Zhou terdengar sedih
“Apa?!” pekik Kanaya lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
վմղíα | HV💕
mampir thor
2023-03-16
0
Inru
Mampir thor
2022-07-23
0
selvi_19
Kanaya semangat, bayanganmu sudah mampir nih kak, salam manis
2022-03-04
0