Syahadat Di Bumi Taipei
Kota Taipei
Terasa dingin cuaca pagi dengan kicauan suara burung-burung dan marak nya penduduk di kota tersebut, terlihat jelas dari kejauhan sebuah gedung tinggi apartemen yang berada di pusat kota membuat ku merasa nyaman dengan satu gelas kopi hangat di tangan ku sambil menikmati indahnya suasana. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 aku pun bergegas pergi ke kampus ternama di salah satu kota tersebut untuk menghadapi ujian S2 ku yang hampir selesai sebentar lagi.
"Hay bro."
Terdengar sapaan dari salah satu sahabat ku di kampus, Andrian seorang pelajar asal Indonesia.
"Kemana kita akan pergi setelah jam kuliah selesai?"
Seperti biasanya aku selalu mengajak nya untuk pergi mendengarkan ceramah dari guru kami di sebuah masjid kota Taiwan tersebut untuk mempelajari banyak tentang ilmu agama.
Muhammad Ilham Abdullah
Ilham seorang muslim yang berasal dari keluarga non muslim. Masyarakat sekitar memanggil nya dengan nama Cheng, tetapi di Indonesia orang memanggil nya dengan nama Ilham, orang tua Ilham tinggal di Indonesia karena menjalankan bisnis di sana.
Orang tua Ilham bukanlah muslim, ibu nya keturunan china dan ayah nya keturunan Korea. Yah walaupun berbeda agama namun mereka tetap akur dan menjalankan kehidupan seperti biasanya. Sejak SMA di Indonesia, tentu Ilham sudah menjadi seorang mu'alaf sejak lama, dan melanjutkan studi di Taiwan serta mempelajari banyak hal tentang agama Islam di Taiwan, dengan salah satu guru yang berasal dari Timur tengah dan menetap di sana, Ilham dan sahabat nya Andrian pun tiba di masjid tempat mereka biasanya belajar banyak tentang agama.
" Ilham, tuh lihat lah, para wanita itu selalu melirik mu dan membuat ku merasa iri pada mu." Sambil tertawa Andrian menjahili Ilham.
Sambil beranjak pergi Ilham berkata. "Bodoh amat."
Ilham tak pernah tertarik pada wanita dan itulah yang membuat Andrian selalu meledeknya.
Indonesia
Kring...
Suara alaram ku berdering, rasanya aku malas untuk melanjutkan aktivitas ku terlebih lagi orang tua ku pasti akan mengomeli ku setiap pagi karna ingin menjodohkan ku dengan anak teman nya yang bernama Dimas itu tentu saya aku tidak mau, tapi ya sudah lah.
Saat ini, aku sedang sibuk dan berusaha untuk menghindari perjodohan tersebut karena aku hanya ingin fokus dengan study ku saat ini, jika aku berhasil lolos seleksi beasiswa ku ke luar negeri, orang tua ku tidak akan menjodohkan ku dengan Dimas, dan tentu saja ini pilihan yang sangat sulit, sedangkan aku hanya ingin stay di Indonesia saja.
"Aira bagaimana keputusan mu tentang perjodohan itu?" Aira bingung harus menjawab.
Ibu bertanya dan aku berusaha meyakinkan ibu bahwa aku harus mendapatkan beasiswa itu. Setelah selesai makan, aku seperti biasanya terburu buru berlari mengejar bus untuk pergi ke kampus, yah, aku memang selalu mengendarai angkutan umum, karna tidak suka memakai fasilitas yang di berikan oleh kedua orang tua ku, sangat sederhana sekali bukan.
Setiba nya di kampus Aira pun mulai mengikuti seleksi beasiswa. Aira adalah seorang mahasiswi di universitas ternama di Indonesia, demi menolak perjodohan tersebut, Aira rela ikut beasiswa ke luar negri walaupun org tua nya bisa saja langsung mengirim dirinya ke luar negri tapi itu lah Aira, dia selalu berusaha dengan kemampuan dirinya sendiri.
Aira berada di jurusan komunikasi tentu saja Aira memiliki public speaking yang baik dan sering berbicara di depan orang banyak. Apalagi dengan kemampuan nya menguasai berbagai macam bahasa asing.
Hasil tes pun keluar, jantung Aira berdebar kencang saat ingin melihatnya dan rasa nya tak percaya Aira pun lulus di negara Taipei padahal Aira berharap akan lulus di Amerika tapi tetap saja Aira bahagia, karna perjodohan itu bakalan batal.
"Selamat ya Aira." Sambil menjabat tangan.
Ucapan selamat dari teman ku bernama Fatimah.
"Terima kasih Fatimah," ucapku sambil memeluk sahabatku.
Dari kejauhan Dimas orang yang akan di jodohkan dengan ku pun merasa kesal karna mengetahui bahwa perjodohan kami akan tertunda.
Aira berlari pulang menuju rumah, dan memberitahu kan kepada orang tua nya bahwa dia telah berhasil.
Seminggu telah berlalu, ibu membantu Aira menyiapkan seluruh keperluan untuk berangkat ke luar negri besok.
Kota Taipei
Aira tak menyangka telah sampai ke salah satu negara yang sangat ramah lingkungan tersebut, di bantu oleh para membimbing untuk menghantar Aira menuju rumahnya.
"Xie xie sir." Aira mengucapan terima kasih dalam bahasa mandarin.
***
Keesokan harinya Aira tiba di kampus ternama di kota tersebut. Masyarakat yang sangat antusias dan selalu berpartisipasi membuat Aira merasa tentram, tanpa di sadari, waktu telah menunjukkan pukul delapan lewat, Aira terburu-buru, dan berlari sambil membawa lembaran biodata untuk persyaratan masuk ke kampus dan tiba-tiba,
bruk...
Aira menabrak seorang mahasiswi dan meminta maaf lalu cepat-cepat mengambil berkas-berkas ku yg berceceran.
Ilham memperhatikan Aira yg sedang terburu-buru dari kejauhan, dan mendapatkan salah satu biodata yg sempat di jatuhkan Aira, Ilham pun memandangi foto yang terpampang di lembaran tersebut dan seperti nya dia mengingat sesuatu, bahwa dia pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya di indonesia.
Sepertinya aku pernah melihat wanita ini di Indonesia beberapa tahun lalu, ya ini pasti dia.
Ekspresi dingin Ilham yang cuek pun seketika berubah mejadi senyum lebar, yang tampak manis dengan busana nya yang selalu tertata rapi, membuat nya indah sekali di pandang, tentu saja wanita itu yang telah lama dia cari.
Ilham pun bergegas memasuki ruangan tepat di mana Aira berada kemudian menitipkan lembaran milik Aira yang tadi di jatuh kan nya ke salah satu mahasiswa di sana.
" Aira ini lembaran biodata kamu yang hilang." Sambil menyerahkan lembaran biodata tersebut. Aira pun merasa lega karna hampir saja frustasi karna hilang nya biodata tersebut.
" Terima kasih." Aira berkata sambil tersenyum manis.
Aira menyerahkan biodata, dan memenuhi panggilan untuk melanjutkan kontrak studi kedepannya nya. Setelah selesai, Aira bersama teman nya Anisa berjalan keluar ruangan dan makan di suatu kantin.
" Anisa lo tau gak sih?, tadi aku hampir gugup sekali menjawab pertanyaan Mr Cheng."
Sambil merangkul, " tapi menurut ku bahasa dan cara penyampaian komunikasi kamu cukup baik Aira."
Anisa meyakin kan ku dan membuat ku merasa tenang, tanpa ku sadari Mr Cheng senior interview ku tadi, sedang makan di depan meja ku, dengan gaya tampan nya yang membuat teman ku Anisa begitu menyukainya. Aku tak terlalu peduli dengan pujian Anisa tentang ketampanan Mr Cheng. Yang terpenting seluruh urusan ku hari ini telah selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🌹S RosEMarY 🌹🕌
Alhamdulillah...
mampir Thor , Salam kenal , menarik ceritanya ... siippp lanjut 👍🏻👍🏻
2021-02-24
0
Jesica AN
Good job, sista. Fighting😇✊
2021-01-18
0
chonurv
pinter banget Aira. Ilham akan tertarkimk pada lawan jenisnya bila waktunya tiba
2020-09-16
0