Kembali seperti semula

Tiga Minggu kemudian...

Sudah tiga minggu Ilham tidak bertemu Aira kembali.

Dring...

Suara handphone Ilham berdering.

Ilham mendapati telpon dari ayahnya, untuk pulang ke Indonesia demi menjalankan semua bisnis di sana.

"Baik ayah, aku akan pulang dalam waktu dekat ini." Ilham berencana untuk membantu mengembangkan bisnis ayah nya, akan tetapi dia ingin melihat aira untuk terakhir kalinya.

Keesokan harinya Ilham berjalan menuju kampus dan memasuki kelas terakhir nya tepat sekali di kelas Aira dia mengajar, akan tetapi Ilham tak melihat Aira dalam 3 kali pertemuan kemarin. " Untuk kalian semua, saya akhiri pertemuan terakhir kita sampai di sini, karna saya akan pergi ke luar negri untuk melanjutkan suatu bisnis."

Semua siswa dan siswi merasa sangat bersedih dan kehilangan. " Apakah Mr Cheng akan kembali lagi di sini?" Aisyah bertanya dan menangis di ikuti oleh teman-teman nya yang ikut menangis juga.

"Saya tidak tau kapan saya akan kembali lagi di Taipei, tapi saya sangat berharap, kalian harus lebih giat lagi belajar." Suasana ruangan tersebut penuh dengan kesedihan dan rasa kehilangan.

Saat jam pelajaran selesai, Ilham kembali mengendarai mobil nya dan pergi ke tempat Aira bekerja paruh waktu nya, tetapi Ilham tidak melihat Aira, kemudian melanjutkan pencarian nya di salah satu restoran Jepang, namun, masih tidak ada juga. Ilham memutuskan untuk pergi ke masjid seperti biasa nya untuk beribadah.

Aira kemana sih, aku sudah mencari nya kemana mana tetapi tidak ku dapatkan.

Ilham kembali mengemas pakaiannya dan pergi menuju bandara, ya, sangat cepat Ilham akan pergi, tanpa berpamitan dengan Aira orang yang selama ini dia tunggu, namun, berpisah kembali.

Aira pov

Sudah tiga Minggu ini badan ku kurang enak, aku menghabiskan waktu ku di puncak Taipei milik keluarga ku, sangat tenang rasa nya berada di sini untuk menjalani hidup seperti biasanya dan melupakan Ilham.

Aku pun mulai beranjak pulang ke tempat ku seperti biasanya, untuk bertemu sahabat ku Aisyah, seperti nya dia sangat merindukan ku.

Lima jam perjalanan berlalu...

Tok tok tok...

"Assalamualaikum Aisyah". Aisyah membuka pintu dengan wajah sedih nya.

"Loh kenapa kamu menangis begini sih."

"Aku sedih sekali Aira!"

"Sedih kenapa?" Menghapus air mata.

"Kamu ga tau kan, dosen tampan Mr Cheng sudah resain dari kampus dan pergi keluar negeri untuk mengembangkan bisnis nya."

Tangis di wajah Aisyah membuat Aira merasa tidak nyaman dan menegangkan sahabat nya itu. Aira kembali ke kamar nya dan merasa sedih karna tak bisa bertemu Mr Cheng untuk terakhir kali nya, tangis di wajah nya pun berjatuhan tanpa ia sadari.

Lagi-agi aku harus menerima kenyataan, yah seperti nya aku akan sulit jatuh cinta seperti biasanya, di tambah lagi Ilham sepertinya cinta pertama ku.

Di dalam pesawat Ilham tak pernah berhenti memikirkan keadaan Aira yang entah pergi kemana.

Lagi-lagi aku harus kehilangan Aira dengan cara seperti ini, sudah delapan tahun aku meninggal kan dia, dan sekarang aku meninggalkan dia kembali seperti ini.

Ilham tentu bingung, sementara dia tak menyimpan nomor telpon Aira, di Taipei lah awal pertemuan mereka setelah delapan tahun silam, namun harus berpisah kembali.

Akan kah Aira kembali ke Indonesia setelah kuliah nya selesai?...

Seperti nya Aira bukanlah di takdir kan untukku, aku tak pernah jatuh cinta kepada siapapun selain Aira setelah delapan tahun lalu hingga sekarang.

Aira pov

Aira semakin giat belajar mengenai studi nya, dan ingin cepat cepat bertemu ibu dan ayah. Aira sangat merindukan mereka, dan belajar dengan giat setiap hari nya.

Tentu saja hari demi hari Aira telah mulai melupakan cinta pertama nya yang tak terungkap itu, karna mengetahui bahwa Ilham sudah memiliki keluarga, dan itu membuat Aira merasa sedih.

"Aisyah menurut kamu, Mr Cheng itu sudah menikah atau belum sih?"

"Hahaha kamu kok tiba-tiba nanya Cheng sih, setahu aku dia belum menikah, jangan kan menikah, mendekatinya saja sulit."

"Tapi waktu itu aku melihat dia membawa anak yang memanggil Mr Cheng dengan panggilan papa." Aisyah tetap saja tidak percaya, karna dia tahu betul bahwa orang sebaik Mr Cheng tidak lah pernah dekat dengan wanita manapun, tapi aku tetap yakin bahwa Mr Cheng alias Ilham itu telah berkeluarga.

Dasar Mr Cheng playboy, sudah punya istri dan anak pun masih saja mendekati ku.

Tiga tahun kemudian...

Aira telah lulus di universitas ternama Taipei tersebut dengan cumlaude nya, tentu saja itu hal yang begitu mudah bagi anak multitalenta seperti Aira, kemudian Aira memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.

Indonesia

Suasana pagi yang sangat menyenangkan dengan balutan embun embun di pagi buta, membawa ku keluar dari balkon kamar ku dan menghirup udara segar di sana.

"Aira!" Suara ibu memanggil.

"Iya Bu ada apa?." Aku segera menghampiri ibuku.

"Aira sudah sangat dewasa sekarang ya kan yah." Ucap ibu kepada ayah. Ayah hanya tersenyum melihat ku, mengetahui putri semata wayang nya ini telah tumbuh semakin dewasa. Kemudian ibu bertanya. "Apa Aira benar benar tidak mau berjodoh dengan Dimas anak pak Handoyo itu?"

"Ibu sayang, Aira mau kerja dulu, masalah jodoh itu bisa belakangan."

"Gimana jika Aira bekerja di perusahaan ayah saja?" Tanya ayah kepada Aira. "Tidak ayah, Aira ingin mencari pekerjaan sendiri."

Melihat wajah ibu terlihat sedih, aku pun merasa bersalah, begitu pun ayah, aku memang keras kepala, selalu saja menolak permintaan mereka.

Aira kembali ke kamar sambil memandang kota Jakarta dari kejauhan.

Ilham di mana ya sekarang? apakah dia berada di Indonesia sekarang atau di negara luar ya**?.

" Aduh kenapa aku tiba-tiba mikirin dia sih." Sambil memukul kepala sendiri.

Dring...

Suara handphone ku berbunyi dari sahabat ku Fatimah, tentu saja aku sangat merindukan Fatimah. "Aira apa kabar? aku kangen banget sama kamu, kok kamu sudah tiba di Indonesia ga ngabarin aku sih."

"Iya maaf Fatimah, aku kecapekan kemarin sampai lupa memberi kabar untuk sahabat ku ini."

"Yaudah aku tunggu kamu di tempat biasa ya, di resto Jepang." Kemudian tersenyum menjawab. "Baiklah otw nih."

Di restauran Jepang...

"Aira..." Teriak sahabat ku yang sudah 3 tahun tak bertemu itu. "Aku kangen banget sama kamu." Sambil berpelukan.

"Iya aku juga kangen sama kamu"

"Gimana studi kamu di sana? baik baik saja kan?" Aira menjawab, "iya dong, kamu kan tau seperti apa Aira." Seperti biasa nya nada sombong Aira meyakinkan sahabat nya itu.

"Aku lulus dengan hasil terbaik, tapi aku bingung sekarang, orang tua ku selalu saja menjodohkan aku dengan Dimas."

"Aku sedang berusaha mencari pekerjaan nih, biar ga di jodohkan dengan Dimas, bantu dong fat."

"Oh iya ini aku punya kartu nomor telepon teman ku, kamu tinggal telpon aja karna perusahaan dia sedang membutuhkan pekerja baru."

"Makasih ya fat." Aira tersenyum bahagia.

Setelah berbicara dengan Fatimah aku pun kembali pulang kerumah, sambil memandangi kartu nomor telpon yang di berikan sahabat ku tadi, lalu aku memutuskan untuk menelpon ke nomor tersebut.

"Halo assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

" Maaf sebelumnya pak, saya mendapatkan nomor telpon ini dari teman saya, dan saya ingin melamar kerja di perusahaan bapak."

"Iya kami membutuhkan pekerja baru, dengan lulusan komunikasi dan harus bisa publik speaking."

"Oh kebetulan itu bidang saya pak"

"Baiklah kamu bisa kirim CV kamu di email kami dan tunggu panggilan selanjutnya."

"Terimakasih pak." Aira melompat-lompat di atas kasur. Kemudian mengirim CV di kartu telpon yang terdapat email perusahaan tadi.

Perusahaan besar di Jakarta milik tuan Lee... yap perusahan terkenal.

Beberapa hari kemudian Aira mendapat panggilan untuk interview ke perusahaan tersebut dan menyiapkan semua persyaratan.

Sesampai nya di sana Aira telah di interview oleh tuan Lee pemilik perusahan tersebut, kemudian di monitor layar nama nya terpampang dengan tulisan "Diterima"

Yes... senang sekali, karna bisa menunda perjodohan ku dengan Dimas.

"Ayah, ayah!" Teriak ku menghampiri ayah dan ibu. " Ada apa sayang?"

"Ibu aku di terima di perusahaan Mr Lee."

"Oh iya? itukan perusahaan milik teman ayah dan ibu."

"Benarkah?" Aira merasa penasaran.

"Iya Lee itu adalah sahabat ayah dan istrinya nyonya Yu adalah teman ibumu."

"Lee dan Yu itu mengurus perusahaan mereka sendiri setahu ayah." Sambil minum kopi. " Tapi ayah kemarin ibu pergi ke rumah Yu dan di situ ibu melihat ada seorang laki-laki tampan, ibu rasa itu anak mereka"

"Bisa jadi kan bu, mereka punya anak yang seperti nya tinggal di luar negri." Setelah mendengar cerita dari ayah dan ibu, aku jadi merasa ingin cepat cepat bekerja di sana, aku pun kembali ke kamar untuk tidur.

Di kamar Ilham...

Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi, selepas sholat tahajud, ilham baru saja menerima laporan penerimaan karyawan baru yang di berikan oleh tuan Lee ayah Ilham tersebut kemaren malam.

Satu persatu lembaran di periksa oleh Ilham, ketika di bagian lembaran terakhir, bertapa terkejut nya Ilham melihat data diri dari Humaira Az-Zahra dengan pas foto biru putih yang terpampang di lembaran tersebut, Ilham tak kuasa menahan senyum nya saat melihat orang yang dia tunggu tunggu kembali bertemu dengan nya, setelah penantian dan doa yang dia panjatkan kepada Allah SWT.

Terpopuler

Comments

🌹S RosEMarY 🌹🕌

🌹S RosEMarY 🌹🕌

jodoh tak akan kemana , terkadang hanya dipisahkan oleh jarak Dan waktu 😉😉

2021-03-04

0

Sept September

Sept September

jempollll ya Kakak 😀

2020-08-01

0

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Aku lanjuuuttt lagi kakak 👍👍

2020-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!